Anda di halaman 1dari 6

NIAT MEMANDIKAN JENAZAH

Berikut adalah niat memandikan jenazah laki-laki;

‫ت ايلتغيسول اووداءء وعين هوذاايلوميي ت‬


َ‫ت تلت تووعاَولى‬ ‫نووويي ت‬

Nawaitul ghusla ada-an ‘an hadzal mayyiti lillahi ta’ala

“Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah (laki-laki) ini karena
Allah Ta’ala”

Berikut adalah niat memandikan jenazah perempuan;

َ‫ت ايلتغيسول اووداءء وعين هتذته ايلومييتوتة تلت تووعاَولى‬


‫نووويي ت‬

Nawaitul ghusla ada-an ‘an hadzihil mayyitati lillahi ta’ala

“Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah (perempuan) ini karena
Allah Ta’ala”

TATA CARA MEMANDIKAN JENAZAH

1. Mayit ditempatkan di tempat yang sepi di atas tempat yang tinggi seperti papan kayu atau lainnya dan
ditutup auratnya dengan kain. Pada masa sekarang ini di Indonesia sudah ada alat semacan keranda
untuk memandikan jenazah yang dibuat dari bahan uluminium atau stenlis.

2. Orang yang memandikan memposisikan jenazah duduk sedikit miring ke belakang dengan ditopang
tangan kanannya, sementara tangan kirinya mengurut bagian perut jenazah dengan menggerakkan agar
apa yang ada di punggung keluar. Lalu yang memandikan membungkus tangan dengan kain atau sarung
tangan dan membasuh lubang depan dan belakang si mayit. Kemudian membersihkan mulut dan
hidungnya lalu mewudlukannya meminta wudlunya orang hidup.

3. Membasuh kepala dan muka si menggunakan sabun atau lainnya dan menyisir rambutnya jika
memiliki rambut. Bila ada rambut yang tercabut maka kembali lagi ke asalnya untuk ikut dikuburkan.
4. Membasuh seluruh sisi kanan tubuh dari yang dekat dengan wajah, kemudian beralih membasuh sisi
kiri badan juga dari yang dekat dengan wajah. Kemudian membasuh bagian sisi kanan dari yang dekat
dengan tengkuk, lalu beralih membasuh bagian sisi kiri juga dari yang dekat dengan tengkuk. Dengan
cara itu semua orang yang memandikan meratakan udara ke seluruh tubuh si mayit. Ini baru dihitung
satu kali basuhan. Disunahkan mengulangi dua kali lagi disetujui basuhan ini jadi sempurna tiga kali
basuhan. Disunahkan pula mencampur sedikit kapur barus di akhir basuhan jika si mayit bukan orang
yang sedang ihram.

DOA MENGKAFANI JENAZAH

Do’a mengkafani mayat

‫م اللَلهتلم ايجوعيل هوذالتوباَوسهت وعتن ايلوكترييتم وواتلن وكوفاَنتهت فتيي وعيرتسته ووايجوعتل ايلوجنلةو وميثوواهت‬.‫وووعلَوىَ تملَلتة ورتسيوتل لت ص‬

Wa’ala millati rasuulillahi shallallahu ‘alaihi wasallam, allahummaj’al haza


libasahu ‘anil karim wainnakafanuhu fi’arsihi waj’aliljannata maswahu

Tata Cara Mengkafani Jenazah – Laki-laki

Bentangkan 3 lembar kain kafan yg sudah dipotong sesuai ukuran sang mayit, kemudian disusun, untuk
kain yg paling lebar maka letakan paling bawah. Namun jika kain itu sama lebarnya, maka geser kain yg
ditengah ke kanan sedikit & yg paling atas ke kiri sedikit, atau bisa sebaliknya.

Berilah kain kafan wangi-wangian

Siapkan 3 – 5 utas tali, letakkan tepat di bawan kain yg paling bawah.

Persiapkan kafan yg sudah diberikan wangi-wangian untuk nantinya diletakkan di bagian anggota badan
tertentu, antara lain sebagaimana berikut:

Bagian Manfad (lubang terus), antara lain:

Kedua mata

Hidung

Mulut

Kedua telinga

kemaluan

bagian anggota sujud, antara lain:

dahi
kedua telapak tangan

kedua lutut

jari-jari kedua kaki

bagian persendian & anggota yg tersembunyi, antara lain:

belakangnya kedua lutut

ketiak

belakangnya kedua telinga

setelah siap kain kafan, maka angkat dengan hati-hati jenazahnya kemudian baringkan di atas kain
sebagaimana sudah disebutkan di atas. Tutup bagian anggota badan tertentu, kemudian selimutkan kain
kafan selembar demi selembar dimulai dari kain yang teratas hingga yang paling bawah, lalu ikatlah
dengan tali-tali yang sudah disiapkan di bawahnya.

Tata Cara Mengkafani Jenazah – Perempuan

bentangkan 2 lembar kain kafan yg sudah dipotong sesuai ukuran sang mayit, kemudian letakkan kain
sarung tepat pada badan antara pusar & kedua lututnya

persiapkan baju kurung & kerudung di tempatnya

sediakan 3 – 5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan

sediakan kapas yg sudah diberikan wangi-wangian, yg nantinya diletakkan pada anggota badan tertentu

setelah siap kain kafan, lalu angkat dan baringkan jenazah di atasa kain kafan.

Letakkan kapas yg sudah diberi wangi-wangian tadi ke tempat anggota tubuh seperti halnya pada
jenazah laki-laki

Selimutkan kain sarung pada badan mayit, antara pusar & kedua lutut, pasangkan baju kurung berikut
kain penutup kepala (kerudung). Untuk yg rambutnya panjang itu bisa dikepang menjadi 2/3, dan
diletakkan di atas baju kurung tadi tepatnya di bagian dada

Terakhir selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yg atas sampai paling bawah,
kemudian ikat dengan beberapa utas tali yg tadi telah disediakan.

Anjuran Dalam Mengkafani Jenazah

Mengunakan kain putih yang terbuat dari kain katun (qotnu)

Melulut kain kafan dengan wangi-wangian


Memberi kapas di bagin tertentu

Menggunakan kain kafan dengan hitungan ganjil, tiga lembar lebih utama dari dua atau empat lembar,
akan tetapi penambahan hitungan kain kafan lebih dari satu lembar lebih baik meskipun satu termasuk
hitungan ganjil sebagai penghormatan pada si mayit, jadi dua lembar lebih utama dari satu lembar.

Menggunakan kain yang bagus tapi tidak mahal, yang di maksud di sini adalah kain yang berwarna putih,
bersih, suci dan tebal.

Larangan-Larangan Dalam Mengkafani Jenazah

Menggunakan kain kafan yang mahal.

Menulisi ayat Al-quran atau Asma’ul A’dhom

Menggunakan kain kafan yang tipis (tembus pandang)

Berlebih-lebihan dalam mengkafani (israf)

TATA CARA MENSHOLATKAN JENAZAH

Melakukan takbiratul ihram (takbir pertama).

‫ )أوتعيووتذ تباَلت تمون اللشيي و‬dan


Tanpa perlu membaca istiftah langsung berta’aawudz (‫طاَتن اللرتجييتم‬
membaca basmalah.Diikuti dengan bacaan Al-Fatihah.

Melakukan takbir kedua dan diikuti dengan ucapan shalawat kepada Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam semisal shalawat yang dibaca pada tasyahud akhir dalam shalat
fardhu.

Melakukan takbir ketiga dan mendoakan si mayit dengan doa-doa yang terdapat dalam
hadits-hadits yang shahih.(*)

Selepas berdoa kemudian melakukan takbir terakhir (takbir keempat), berhenti sejenak,
lalu salam ke arah kanan dengan satu kali salam.

(*) Di antara bentuk doa-doa tersebut adalah:

‫ب وايلوخ و‬
َ‫طاَوياَ وكوماَ يتنولقى‬ ‫ُ وونوقيته تمون الذذتنو ت‬،‫ج ووايلبوورتد‬
‫ُ ووايغتسيلَهت تباَيلوماَتء ووالثليلَ ت‬،‫ُ وووويسيع وميدوخلَوته‬،‫ُ ووأويكتريم نتتزلوته‬،‫ف وعينته‬
‫واللَلهتلم ايغفتير لوهت ووايروحيمهت وووعاَفتته ووايع ت‬
,‫ب اللناَر‬ ‫ب ايلقويبتر ووتمين وعوذا ت‬
‫ُ ووأوتعيذهت تمين وعوذا ت‬،‫ُ ووأويدتخيلَهت ايلوجنلوة‬،‫ُ وووزيوءجاَ وخييءرا تمين وزيوتجته‬،‫ُ ووأويبتديلهت وداءرا وخييءرا تمين وداترته‬،‫س‬ ‫ض تمون اللدنو ت‬‫ب ايلويبيو ت‬ ‫الثليو ت‬
‫ُ ونويوير لوهت تفيته‬،‫ووايفوسيح لوهت تفي قويبترته‬
“Ya Allah, ampuni dan rahmatilah dia. Selamatkanlah dan maafkanlah dia. Berilah kehormatan untuknya,
luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari
kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah baginya rumah yang
lebih baik dari rumahnya, isteri yang lebih baik dari isterinya. Masukkanlah dia ke dalam surga,
lindungilah dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di
dalamnya.” (HR. Muslim)

Jika yang dishalatkan itu mayit perempuan, orang yang shalat mengucapkan,

َ‫اللَوهتلم ايغفتير لووها‬

Yaitu dengan mengubah semua dhamir-nya menjadi dhamir muannats (kata ganti jenis
perempuan).

Adapun bila yang dishalatkan itu anak kecil, doa yang dibaca yaitu,

َ‫طاَ ووأويجءرا ووشتفيءعاَ تموجاَءبا‬


‫اللَوهتلم ايجوعيلَهت لتووالتودييته فوور ء‬

“Ya Allah, jadikanlah dia sebagai simpanan, pahala, dan sebagai syafaat yang mustajab untuk kedua
orang tuanya.” (HR. Al-Bukhari)

‫ب ايلوجتحيتم‬ ‫ُ ووقتته بتوريحومتت و‬،‫ُ ووايجوعيلَهت تفي وكوفاَلوتة إتيبوراتهيوم‬،‫ف ايلتميؤتمتنيون‬


‫ك وعوذا و‬ ‫ح وسلَو ت‬ ‫ُ ووأويلتحيقهت بت و‬،َ‫ُ ووأويعتظيم بتته أتتجوورهتوما‬،َ‫اللَلهتلم ثوقييل بتته وموواتزينوهتوما‬
‫صاَلت ت‬

“Ya Allah, perberatlah karenanya timbangan kebaikan kedua orang tuanya, perbanyaklah pahala kedua
orang tuanya, dan kumpulkanlah dia bersama orang-orang shalih terdahulu dari kalangan orang yang
beriman, masukkanlah dia dalam pengasuhan Ibrahim, dan dengan rahmat-Mu, peliharalah dia dari siksa
neraka Jahim.”
Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/4864-tata-cara-shalat-jenazah-menyalatkan-
mayit.html

Anda mungkin juga menyukai