hernia inguinalis medialis atau hernia direk hampir selalu disebabkan oleh
hesselbach. Oleh sebab itu hernia ini umumnya terjadi bilateral khususnya pada laki-laki
tua. Hernia ini jarang bahkan hampir tidak pernah, mengalami inkarserasi dan strangulasi.
Mungkin terjadi hernia gelincir yang mengandung sebagian dinding kandung kemih atau
kolon. Kadang ditemukan defek kecil di otot oblikus internus abdominis, pada segala
usia, dengan cincin yang kaku dan tajam yang sering menyebabkan strangulasi.1
hernia disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika
inferior dan disebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran yaitu anulus dan
kanalis inguinalis, berbeda dengan hernia medialis yang langsung menonjol melalui
Pada pemeriksaan hernia lateralis akan tampak tonjolan berbentuk lonjong sedangkan
hernia medialis berbentuk tonjolan bulat. Pada bayi dan anak hernia lateralis disebabkan
oleh kelainan bawaan berupa tidak menutupnya prosesus vaginalis peritoneum sebagai
akibat proses turunnya testis ke skrotum. Hernia gelincir yang dapat terjadi di sebelah
kanan atau kiri. Hernia yang di kanan biasanya berisi sekum dan sebagian kolon
Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada
hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di lipat paha yang muncul
pada waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan menghilang setelah berbaring.
Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada dirasakan di daerah epigastrium atau
paraumbilikal berupa nyeri viseral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu
segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah
baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau
gangren.1
Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada inspeksi
saat pasien mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis lateralis yang muncul sebagai
penonjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Kantong
hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus dengan cara
menggesek dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera.
Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan.
Kalau kantong hernia berisi organ, bergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus,
omentum, atau ovarium. Dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada pasien anak, dapat
dicoba mendorong isi hernia dengan menekan kulit skrotum melalui anulus eksternus
sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Jika hernia
tersebut dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam anulus eksternus, pasien
diminta mengedan. Kalau ujung jari menyentuh hernia, berarti hernia inguinalis lateralis
dan kalau bagian sisi jari yang menyentuhnya, berarti hernia inguinalis lateralis dan kalau
bagian sisi jari yang menyentuhnya berarti hernia inguinalis medalis. Isi hernia pada bayi
perempuan yang teraba seperti sebuah massa padat biasanya terdiri atas ovarium.
Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat direposisi atau jika tidak dapat
direposisi, atas dasar tidak adanya batas yang jelas di sebelah kranial dan adanya
Diagnosis Banding
Hernia ini harus dibedakan dari hidrokel atau elefantiasis skrotum. Testis yang
teraba dapat dipakai sebagai pegangan untuk membedakannya. Hidrokel dapat dibedakan
hidrokel. Cara lain untuk membedakan hidrokel dengan hernia adalah dengan mencoba
meraba batas atas benjolan. Batas atas hidrokel dapat teraba, namun pada hernia batas
atas tidak teraba. Pada perabaan, varikokel memberikan sensasi “bag of worms”. Pada
kondisi inflamasi seperti epididimoorkitis, nyeri hebat yang menjalar hingga skrotum
disertai tenderness dan pembesaran testis serta epididimis. Pada torsio testis, benjolan
teraba keras dan testis tidak teraba pada palpasi skrotum. Pada tumor testis didapatkan
konsistensi yang padat pada palpasi. Pada pseudohernia terjadi denervasi otot dinding
abdomen, misalnya pada pasien dengan polio sebelumnya sehingga terjadi penonjolan
otot dinding abdomen pada saat pasien mengedan. Aneurisma arteri femoralis dapat
dibedakan dengan adanya denyut dan bising yang kadang didapatkan. Diagnosis banding
Patofisiologi
Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah faktor
yang dapat menyebabkan masuknya isi rongga perut melalui kanalis inguinalis, faktor
yang kedua adalah faktor yang didapat seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan
mengangkat benda berat dan faktor usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal
ingunalis, jika cukup panjang maka akan menonjol keluar dari anulus ingunalis
eksternus. Apabila hernia ini berlanjut tonjolan akan sampai ke skrotum karena
kanal inguinalis berisi tali sperma pada laki- laki, sehingga menyebakan hernia.
Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun manual juga ada yang tidak
dapat kembali secara spontan ataupun manual akibat terjadi perlengketan antara isi
hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan
kembali. Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah
sehingga aktivitas akan terganggu. Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka
isi hernia akan mencekik sehingga terjadi hernia strangulate yang akan menimbulkan
gejala ileus yaitu gejala obstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah
terganggu yang akan menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan
dapat menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi hubungan dengan rongga
perut. Obstruksi usus juga menyebabkan penurunan peristaltik usus yang bisa
strangulasi nyeri yang timbul letih berat dan kontineu, daerah benjolan menjadi merah.1
Komplikasi
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi
hernia dapat tertahan dalam kantong, pada hernia ireponibel ini dapat terjadi
kalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri atas omentum, organ
ekstraperitonial. Disini tidak timbul gejala klinis kecuali berupa benjolan. Dapat
pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia
dapat terjadi total atau parsial. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis, atau lebih
kaku, lebih sering terjadi jepitan parsial. Jarang terjadi inkarserasi retrograd,
yaitu dua segmen usus terperangkap di dalam kantong hernia dan satu segmen
isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem
hernia terjadi nekrosis dan kantong hernia berisi transudat berupa cairan
serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri atas usus, dapat terjadi perforasi
yang akhirnya dapat menimbulkan abses local, fistel, atau peritonitis, jika
gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa. Bila sudah terjadi
gangren dan gambaran klinis menjadi kompleks dan sangat serius. Penderita
mengeluh nyeri lebih hebat di tempat hernia. Nyeri akan menetap karena
rangsangan peritoneal.1
hernia, dapat dijumpai tanda peritonitis atau abses local. Hernia strangulata
pertolongan segera .1
DAFPUS
1. DEJONG
2. Richard AT, Quinn TH, Fitzgibbons RJ. Abdominal Wall Hernias. In:
Mulholland MW, Lillemoe KD, Doherty GM, Maier RV, Upcurch GR.