Anda di halaman 1dari 13

Rhinitis pada kehamilan

• Rinitis pada kehamilan : keadaan dimana tedapat


satu atau lebih dari gejala hidung yaitu bersin, gatal-
gatal, rinorhea, dan/atau hidung tersumbat pada
wanita hamil yang terjadi 6 minggu atau lebih pada
masa kehamilan tanpa gejala infeksi saluran nafas
dan alergi dan menghilang pada 2 minggu setelah
melahirkan.
• Etiologi :
Keadaan yang berpengaruh adalah hormon
progesterone yang memberi efek vasodilatasi dan
menyebabkan rhinitis. Hormon estrogen juga diketahui
sebagai salah satu hal yang mempengaruhi terjadinya
rhinitis pada kehamilan.
• Patofisiologi
- Selama masa kehamilan, plasenta memproduksi estrogen dalam
jumlah besar. Estrogen diketahui dapat memperburuk produksi
lender dan menyebabkan akumulasi lendir.
- Estrogen menyebabkan turbinat dalam hidung membengkak dan
mengganggu pernafasan. Estrogen meningkatkan jumlah asam
hyaluronic dalam mukosa hidung sehingga edema jaringan menjadi
lebih parah dan hidung menjadi tersumbat.
- Keadaan ini menyebabkan terjadinya peningkatan sekresi kelenjar
lendir di hidung selama kehamilan sehingga berakibat pada
kemampuan silia yang menurun.
- Progesteron juga memiliki reseptor di mukosa hidung sehingga
faktor ini juga berkontribusi terhadap kongesti nasal pada wanita
hamil.
• Diagnosis
- Anamnesis :
- Hidung tersumbat
- Gatal-gatal
- Bersin
- Pengeluaran cairan dari hidung
- Kondisi tempat tinggal
- Pekerjaan pasien beserta kondisi tempat kerja
- Riwayat alergi
- Riwayat alergi di keluarga
- Faktor pemicu timbulnya gejala
- Riwayat keluhan serupa sebelum kehamilan.
• Diagnosis
- Pemeriksaan Fisik
- Edema pada konka inferior
- Secret yang bening
- Mukosa pucat dan edema
- Septum nasi
• Diagnosis
- Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan
laboratorium digunakan untuk menyingkirkan
rhinitis alergi
• Penatalaksanaan
- Irigasi nasal
- Dekongestan topikal
• Prognosis
Secara khusus rhinitis pada kehamilan akan
menganggu kualitas istirahat dan tidur pasien
dan akan membuat pasien sangat lelah dan
letih. Rhinitis pada kehamilan akan menghilang
setelah 2 minggu melahirkan.
Rhinitis Okupasional
• Penyakit radang hidung, yang ditandai dengan
gejala hidung tersumbat, bersin, rhinorrhea,
gatal dan / atau pembatasan aliran udara ke
hidung, dan / atau hipersekresi karena sebab
dan kondisi disebabkan lingkungan kerja
tertentu dan bukan karena rangsangan yang
didapat di luar tempat kerja.
• Etiologi
Debu, bubuk kayu, asap rokok, bubuk bahan
makanan, dan bedak pada sarung tangan. Selain
bahan-bahan yang telah disebutkan, terdapat
beberapa zat kimia yang juga dapat menjadi
penyebab rhinitis okupasional seperti pewarna
rambut dan desinfektan.
• Patofisiologi
Iritasi, bahan makanan, bahan kimia, dan agen
farmakologis semua dapat mengerahkan efek
iritasi pada mukosa hidung. Agen-agen iritasi
yang didapat di lingkungan kerja tidak bertindak
melalui mekanisme imun melainkan
menyebabkan iritasi langsung ke mukosa hidung
dengan gejala hidung yang dihasilkan.
• Diagnosis
Keluhan yang muncul sama dengan rhinitis kebanyakan seperti hidung
tersumbat, keluar cairan dari hidung, terasa gatal pada hidung, dan
bersin-bersin yang disebabkan oleh karena paparan di lingkungan
kerja. Anamnesis harus mempertanyakan durasi kerja di tempat kerja
saat sebelum timbulnya gejala, agen penyebab, tugas atau proses yang
terkait dengan onset atau gejala, perbaikan saat terlepas dari
pekerjaan (akhir pekan atau liburan berkepanjangan).
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya secret pada hidung
dan disertai dengan edema mukosa dan dapat diikuti dengan adanya
deviasi septum.
• Penatalaksanaan
- Edukasi : Alat pelindung diri (Masker)
- Farmakologi : Irigasi saline, dekongestan
topikal

Anda mungkin juga menyukai