Buku Dewi Ginekologi PDF
Buku Dewi Ginekologi PDF
By Utomo Budidarmo
I. DAFTAR ISI
I. DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2
II. BAHAN YANG HARUS DIBACA DAN DIPRAKTEKKAN T3A .................................. 4
III. KARTU KENDALI DAN TARGET ........................................................................... 6
IV. DAFTAR ISTILAH ................................................................................................ 7
V. PICTORIAL MENS ............................................................................................... 8
VI. PENULISAN STATUS GINEKOLOGIS.................................................................... 9
VII. PENULISAN STATUS UROGINEKOLOGI .............................................................. 9
VIII. INFEKSI GINEKOLOGIS ..................................................................................... 10
a. Bacterial Vaginosis ..................................................................................... 10
b. MYOMECTOMY ......................................................................................... 29
c. SALPINGO-OOPHORECTOMY ..................................................................... 30
NAMA
POLA ROTASI
NAMA ROTASI LOKASI ROTASI WAKTU PELAKSANAAN
Gynae clinic 1
Gynae clinic 2
Operating theatre 3
Laparoscopy
Gynae ward 1
Gynae clinic 3
(US clinic)
MATA KULIAH
No. Kode Mata Kuliah Kewajiban Tanggal Jenis Kasus Paraf
konsulen
XIE22601 Ketrampilan MiniCEX ginekologi (Gyn 1)
klinik dasar
(ginekologi) 3
SUMBER JURNAL
WORKSHOP WAJIB
Nama kegiatan Tanggal pelaksanaan Sudah Belum Paraf konsulen
Basic gynae ultrasound
Bss 2 (Basic laparoscopy)
\
VI. PENULISAN STATUS GINEKOLOGIS
TFU : 3 jbpst / ½ pst-simfisis / dll
I : V / U tenang. Tampak massa kistik/solid ukuran axbxc di..., hiperemis?
Hangat? Nyeri? Pus?
Io : portio licin, ostium tertutup / terbuka,
fluksus + / - (darah/pus), fluor +/-/pH?, erosi +/- antara jam 6-12/12-6,
massa eksofitik? Mudah berdarah ? kista? Polip?
Vt : CUT normal/membesar (telur ayam/bebek;8 wk/angsa 16wk),
globuler/tidak, ante/retrofleksi, konsistensi lembek/kenyal/keras,
permukaan rata,licin/berbenjol, kedua adneksa teraba massa/tidak,
parametrium lemas/kaku, nyeri goyang porsio +/-, cavum douglas
menonjol/tidak, dinding vagina tidak teraba massa/eksofitik.
RT : TSA kuat, ampulla tidak kolaps, teraba massa/tidak, uterus? adneksa?
Aa/Ap Titik 3 cm di
ant/post vag dari
hymen
Ba/Bp Titik b terjauh saat
prolaps makasimal
di ant/post dari
hymen
D Raba
sacrouterinasonde
Cough test: ibu disuruh minum sambil menahan kencing, prolaps didorong ke atas, suruh
batuk/valsava (awas muncrat)
Sondage: ...cm. Normal 7 cm. >7 elongatio colli:
Sistokel grade...,prolaps uteri grade....,rektokel grade..., elongatio colli....
VIII. INFEKSI GINEKOLOGIS
a. Bacterial Vaginosis
KRITERIA AMSEL (3 DARI 4)
- Penurunnya keasaman vagina (PH > 4,5 )
- Terdapatnya Clue Cell
- Duh yang tipis, homogen, berwarna seperti susu.
- Terdapatnya “thin watery discharge” dan Fishy Odors pada tes amin
(10% KOH)
IX. USG GINEKOLOGI
Uterus Normal
Masa Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm) Volume (ml)
Anak 1-7 th ≤3 1 1
Anak 8-11 th ≤5 ≤ 1,5 ≤2
Pubertas ≤ 5,5 ≤2 ≤ 2,5
Nulliparitas 6 – 7,5 4 – 4,5 3–4 75-125
Multiparitas 6 – 8,5 3 – 4,5 4–6 100-200
Menopause 6,5 – 3,5 3,8 – 2,5 3,5 – 2 Mioma ≥ 280
• Menstruasi : peningkatan ekhogenitas sekunder terhadap darah endometrium. Tebal startum basalis : < 4 mm
• Fase Folikular : tiga lapis, tebal endometrium 6-12 mm
• Fase Luteal : Ekhogenitas maksimal terlihat pada fase midluteal maksimal ketebalan 14 mm
• Folikel dominan dapat mencapai 30 mm. Non dominan tidak lebih 11 mm.
• Folikel dominan bertambah 1,4 s/d 2,2 mm perhari.
• Kista folikel 3-8 cm dengan ciri :
• Jernih
• Unilokuler
• Berdinding tipis (inner: sel granulosa; outer: sel teka interna)
• Kista fungsional 89% akan mengalami regresi spontan
Kista :
• Berdasarkan volume (>18 ml)
• Berdasarkan onset (menopause, berapapun ukurannya harus hati-hati)
• Berdasarkan bentuk (jelas terdapat bagian kistik dengan sedikit jaringan ovarium sehat)
• Berdasarkan isinya : simpleks ada kompleks)
Lain-lain : -
Persiapan
Memberikan penjelasan dan izin tindakan
Menetapkan indikasi salpingektomi
Memasang Foley kateter
Melakukan a dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya
Teknik
Melakukan insisi abdomen rendah ( Pfannenstiel supra pubik atau low
midline vertical abdominal incision )
Membuka peritoneum
Eksplorasi organ genitalia interna dan sekitarnya
Identifikasi massa KET yang terdapat pada adneksa
Identifikasi mesosalping
Menjepit mesosalping sedekat mungkin dengan tuba
Eksisi baji tuba intersititalis pada kornu uterus
Luka eksisi dijahit bebentuk angka 8
Mesosalping dijahit satu-satu, perdarahan dirawat
Fundus diarahkan kedepan
Ligamentum rotundum dan kardinale dijahit sampai ke kornu uterus
Membersihkan rongga peritoneum dengan menggunakan kasa bertangkai
Memastikan tidak ada perdarahan
Melakukan reperitonisasi
Menutup perut lapis demi lapis
b. MYOMECTOMY
Persiapan
Memberikan penjelasan dan izin tindakan
Menetapkan indikasi miomektomi
Menentukan teknik miomektomi
Memasang foley kateter
Melakukan a dan antisepsis daerah operasi sekitarnya
Teknik
Melakukan insisi abdomen
Eksplorasi organ genitalia interna dan sekitarnya
Memasang kasa perut basah dan retraktor perut untuk memvisualisasi lapangan operasi
Melakukan hemostasis untuk mengurangi perdarahan dengan memasang tourniquet
pada ligamentum rotundum dan infundibulopelvikum serta di uterus bagian bawah
Melakukan insisi elips atau linear vertikal pada myoma
Memegang myoma dengan tenaculum untuk melakukan traksi
Melakukan diseksi tajam atau tumpul untuk enukleasi myoma
Melakukan jahitan berlapis untuk hemostasis daerah sisa myoma dengan menggunakan
benang absorbable
Melakukan jahitan baseball terhadap bagian serosa
Mengeluarkan kassa perut
Membersihkan rongga peritoneum dengan menggunakan kasa bertangkai, dan
memastikan tidak ada perdarahan
Melakukan reperitonisasi dan menutup perut lapis demi lapis
c. SALPINGO-OOPHORECTOMY
Persiapan
Memberikan penjelasan dan izin tindakan
Menetapkan indikasi salpingo-oofrektomi
Menentukan jenis salpingo-oofrektomi ( unilateral atau bilateral )
Memasang Foley kateter
Melakukan a dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya
Teknik
Melakukan insisi abdomen ( Pfannenstiel atau Maylard )
Membuka peritoneum
Eksplorasi organ genitalia interna dan sekitarnya
Memasang kasa perut basah dan retraktor perut
Identifikasi massa yang terdapat pada adneksa
Identifikasi ligamentum infundibulo-pelvikum
Identifikasi ureter
Menjepit, memotong dan mengikat ligamentum infundibulo-pelvikum
Menjepit, memotong , mengikat pangkal tuba dan ligamentum ovari
proprium
Menjepit, memotong & mengangkat mesovarium
Membersihkan rongga peritoneum dengan menggunakan kasa bertangkai
Memastikan tidak ada perdarahan
Menutup perut lapis demi lapis
d. TOTAL ABDOMINAL HYSTERECTOMY
Persiapan
Memberikan penjelasan dan izin tindakan
Menetapkan indikasi histerektomi
Menentukan jenis histerektomi
Membersihkan vulva/vagina, dan pemberian biru metilen/tampon vagina
Memasang foley kateter
Melakukan a dan antisepsis daerah operasi sekitarnya
Teknik
Melakukan insisi abdomen
Eksplorasi organ genitalia interna dan sekitarnya
Memasang kasa perut basah dan retraktor perut
Menjepit, memotong dan mengikat ligamentum rotundum
Menebus lig latum dari arah posterior
Mengangkat atau mengkonservasi adneksa
Plika vesikouterina diidentifikasi dan disayat, diperlebar kearah depan
ligamentum latum, kandung kemih disisihkan kebawah
Menjepit, memotong dan mengikat vasa uterina
Melakukan insisi peritoneum visera posterior 1/ -1 cm diatas pangkal ligamentum
sakrouterina, kemudian disisihkan sampai batas portio
Menjepit, memotong dan mengikat ligamentum kardinale
Mengeluarkan tampon vagina
Batas portio dikenali dengan perabaan jari tangan operator
Vagina dipancung setinggi portio
Menjahit ujung tunggul vagina mulai dinding vagina dengan menyertakan tunggul
lig kardinale dan sakrouterina dan kembali menembus dinding vagina untuk diikat
Melakukan penjahitan puncak vagina
Pengangkatan kasa didaerah plika vesikouterina
Membersihkan rongga peritoneum dengan menggunakan kasa bertangkai
Melakukan reperitonisasi dan menutup perut lapis demi lapis
XXV. PENYAKIT TROFOBLAS GESTASIONAL
Klasifikasi WHO untuk menilai risiko keganasan pada mola hidatidosa didasarkan pada
beberapa parameter yang disebut WHO Scoring System.(3, 11)
Parameter 0 1 2 3
Usia (thn) < 39 > 39
Kehamilan sebelumnya Mola Abortus Aterm
Interval (bln) <4 4–6 7 – 12 > 12
βHCG sebelum terapi < 10 3 10 3– 10 4 10 4 – 10 5 > 10 5
ABO maternal-paternal OxA, AxO B, AB
Ukuran tumor terbesar 3–5 >5
Lokasi metastase Limpa, ginjal GIT, hati Otak
Jumlah metastase 1–4 4–8 >8
Kemoterapi terdahulu single >2
Total score:
Tatalaksana Mola :
1. Perbaikan keadaan umum
2. Pengeluaran jaringan mola (kuret hisap;kanula 12 mm atau histerektomi)
3. Profilaksis sitostatika pd high risk : methotrexate (MTX) 3 x 5 mg sehari selama 5
hari dengan interval 2 minggu sebanyak 3 kali pemberian. Dapat juga diberikan
actinomycin D 12 µg/kgBB/hari selama 5 hari.
4. Follow up : as in above
5. Kontrasepsi : barrier/sterilisasi
Tatalaksana GTN:
1. Dua hari etoposide, methotrexate, dactinomycin for two days
2. Seminggu kemudian vincristine and cyclophosphamide (EMA-CO) one week
later.
3. Enam hari kemudian ulangi no 1 dan 2 .
4. Seminggu kemudian methotrexate followed by dactinomycin and etoposide one
week later seminggu ulangi lagi.
5. Target β-HCG normal tiap minggu sampai 6 minggu berturut-turut.
XXVI. REJIMEN EMACO-EMAEP UNTUK GTN
Motilitas spermatozoa
Kualitas pergerakan spermatozoa disebut baik bila 50% atau lebih spermatozoa menunjukkan pergerakan yang
sebagian besar adalah gerak yang cukup baik atau sangat baik (grade II/III). Gradasi menurut W.H.O. untuk
pergerakan spermatozoa adalah sebagai berikut :
0 = spermatozoa tidak menunjukkan pergerakan
1 = spermatozoa bergerak ke depan dengan lambat
2 = spermatozoa bergerak ke depan dengan cepat
3 = spermatozoa bergerak ke depan sangat cepat
Bila spermatozoa yang motil kurang dari 50%, maka spermatozoa disebut astenik. Istilah yang digunakan
adalah Astenozoospermia.
Bila sperma immotil > 50 % maka dilakukan uji viabilitas (vitality test)
Morfologi spermatozoa
Spermatozoa disebut mempunyai kualitas bentuk yang cukup baik bila ≥ 50% spermatozoa mempunyai
morfologi normal. Pemeriksaan morfologi mencakup bagian kepala, leher dan ekor dari spermatozoa.
Bila > 50% spermatozoa mempunyai morfologi abnormal, maka keadaan ini di sebut teratozoospermia.
Stage 1: Pre-adolescent
Vellus hair only and hair is similar to
development over anterior abdominal wall (ie. no
pubic hair)
Stage 2
There is sparse growth of long, slightly
pigmented, downy hair or only slightly curled
hair, appearing along labia
Stage 3
Hair is darker, coarser, more curled, and spreads
to the pubic junction
Stage 4
Adult-type hair; area covered is less than that in
most adults; there is no spread to the medial
surface of thighs
Stage 5: Adult
Adult-type hair with increased spread to medial
surface of thighs; distribution is as an inverse
triangle
XXXII. PERKEMBANGAN EMBRIONIK GENITALIA EKSTERNA WANITA
b. Himen Imperforata
d. Vaginal Atresia
Kegagalan pembentukan vagina tetapi uterus, tuba fallopii, cerviks ada semua.
An: Amenorrha primer + cyclic pain
PF: no introitus vaginal dimple
PP: USG, MRI hematokolpos/metra
Th/ Vaginal pull through procedure
e. Vaginal Agenesis