Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HOME CARE LANSIA


Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Disusun Oleh Kelompok 1 :


1. Silvia Fitri W 7. Wahyu Rafli J
2. Siti Nor Aisah 8. Wahyudi Nuriddin
3. Titik Handayani S 9. Yollawati
4. Ulfiya Afrida 10. Zuliana
5. Vernanda Riftiani 11. Zunita Noor S
6. Viola Lastania J

Prodi : S1 - ILMU KEPERAWATAN


Kelas : IV A
Semester :7

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


Alamat : Jl. Ganesha I, Purwosari, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59316
Website: http://www.stikesmuhkudus.ac.id Email: secretariat@stikesmuhkudus.ac.

1
KATA PENGANTAR

َّ ‫بِ ۡس ِمٱللَّ ِه‬


َّ ِ‫ٱلر ۡح َٰمن‬
ِ‫ٱلر ِح ِيم‬

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Home Care Lansia”,
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kudus, 24 September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................................ 1


Kata Pengantar ....................................................................................................................... 2
Daftar Isi .................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
C. Tujuan .................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 6


A Definisi Home Care lansia .................................................................................... 6
B Sasaran Home Care Lansia .................................................................................... 7
C Peran Perawat Dalam Pelayanan Home Care Lansia ............................................ 8
D Pelayanan Yang Dapat Diberikan Dengan Metode Home Care Lansia ................ 10
BAB III PENUTUP ...............................................................................................................12
A. Kesimpulan .............................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam hirarki Maslow dijelaskan
bahwa kebutuhan dasar manusia menyangkut didalamnya kebutuhan biologis dan psikologis.
Kebutuhan biologis salah satunya adalah upaya perlindungan fisik dari ancaman tubuh atau hidup
yang dapat berupa penyakit. Seseorang yang mengalami sakit akan berupaya untuk mencari
pelayanan kesehatan agar dirinya dapat kembali pada keadaan sehat. Selain faktor biologis kita
harus memperhatikan kebutuhan psikologis klien, karena psikis klien akan mendukung
kesembuhan bagi dirinya.

Home care pada era globalisasi ini sangat berkembang pesat terutama di negara Indonesia
karena home care ini merupakan pelayana kesehatan jangka panjang yang dilakukan di rumah oleh
pelayanan kesehatan. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan struktur pendidikan dan gaya hidup
masyarakat. Perubahan tersebut menyebabkan pola perawatan jangka panjang sangat dibutuhkan.
Seiring dengan itu, konsep pelayanan kesehatan pun berubah. Pada jaman dahulu masyarakat yang
mendatangi institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas tetapi pada jaman
sekarang pelayanan kesehatan yang mendatangi masyarakat. Oleh karena itu, paradigma rumah
sakit adalah tempat paling penting dalam penyembuhan dan perawatan klien sudah mulai berubah
menjadi perawatan dirumah.

Hampir semua masyarakat setuju bahwa rumah merupakan tempat paling baik untuk
melakukan perawatan kesehatan, terutama untuk meningkatkan kemandirian klien. Tidak hanya
memberikan keringanan dalam biaya, home care juga merupakan langkah kecil untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal untuk banyak klien. Konsep home care dapat meningkatkan
kualitas pelayanan dalam hal biologis maupun psikologis dari klien.

Oleh karena itu penting bagi institusi pelayanan kesehatan memberikan upaya
kemudahan dalam akses layanan kesehatan kepada masyarakat yang memiliki
keterbatasan pemenuhan kebutuhan biologis dan psikologis bagi kesehatannya. Homecare
merupakan layanan yang bernilai manfaat praktis dan ekonomis. Sehingga diperlukan
pelayanan dan tata kelola yang optimal dalam melakukan homecare agar mampu menjadi
tatanan pelayanan kesehatan yang layak laksana dan berdampak luas bagi masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Home Care lansia ?
2. Apa saja sasaran home care lasia ?
3. Apa saja peran perawat dalam pelayanan home care lansia ?

4
4. Apa saja pelayanan yang dapat diberikan dengan metode home care ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi home care lansia.
2. Untuk mengetahui dan memahami sasaran home care lansia.
3. Untuk mengetahui dan memahami peran perawat dalam pelayanan home care lansia.
4. Untuk mengetahui dan memahami pelayanan yang dapat diberikan dengan metode home
care.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A DEFINISI
Bentuk pelayanan Pendampingan dan Perawatan Lanjut Usia di rumah (Home
Care) sangat tepat untuk diterapkan dalam masyarakat Indonesia yang masih berpegang
pada nilai-nilai budaya timur, sebagai wujud perhatian terhadap lanjut usia dengan
mengutamakan peran masyarakat berbasis keluarga. Pelayanan lanjut usia di rumah
(home care) sangat membantu lanjut usia yang mempunyai hambatan fisik, mental dan
sosial, termasuk memberikan dukungan dan pelayanan untuk hidup mandiri, sehingga
mengurangi beban baik dari anggota keluarga, teman, kerabat maupun tetangga yang
membantu memenuhi kebutuhan lanjut usia.
Menurut Warhola (1980, dalam Smith & Maurer, 2010) perawatan kesehatan
trumah adalah suatu pelayanan kesehatan secara komprehensif yang diberikan kepada
klien/individu atau keluarga di temapat tinggal mereka (di rumah), bertujuan untuk
memandirikan klien dalam pemeliharaan kesehatan, peningkatan derajat kesehatan, upaya
pencegahan penyakit, dan risiko kekambuhan serta rehabilitasi kesehatan.
Perawatan kesehatan rumah (home care) juga dapat diartikan sebagai kesatuan yang
memungkinkan pelayanan kesehatan dilakukan secara bersamaan ataupun kombinasi dari
berbagai profesi kesehatan sebagai satu kesatuan tim untuk mencapai dan
mempertahankan status kesehatan klien secara optimal (Smith & Maurer, 2010).
Home care bagi lansia merupakan salah satu unsur pelayanan kesehatan secara
luas yang ditujukan untuk kesehatan perorangan atau kesehatan keluarga di tempat
tinggal mereka untuk tujuan promotif, rehabilitatif, kuratif, asesmen dan
mempertahankan kemampuan individu untuk mandiri secara optimal selama mungkin.
Sedikitnya terdapat empat kelompok penderita yang dapat secara efektif dan efisien
dilakukannya home care yaitu penyakit kronik multisistem, kondisi terminal pada
keganasan, kondisi kronik pada lansia dan demensia. Tentunya potensi-potensi setempat
perlu dilibatkan seperti pihak keluarga, masyarakat, dokter keluarga, perawat keluarga,

6
asuransi kesehatan, dan yayasan atau lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di
bidang kesehatan untuk diajak menjalin kerjasama dalam berbagai beban seefektif
mungkin (Walsh & Wieck, 2010).
Pendirian home care secara umum bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup usia
lanjut, sedang rehabilitatif yaitu pencegahan sekunder dan tertier yaitu pengobatan kronik
penderita keganasan/penyakit lainnya serta menghambat laju penyakit dan menghambat
timbulnya keterbatasan-keterbatasan (disability) sehingga penderita dapat
mempertahankan otonominya selama mungkin. Secara khusus, tujuan yang diharapkan
dari Pendampingan dan Perawatan lanjut usia di rumah (Stanhope & Lancaster, 2010)
adalah:
1. Meningkatnya kemampuan lanjut usia untuk menyesuaikan diri terhadap proses
perubahan dirinya secara fisik, mental dan sosial.
2. Terpenuhinya kebutuhan dan hak lanjut usia agar mampu berperan dan berfungsi
di masyarakat secara wajar.
3. Meningkatnya kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pendampingan dan
perawatan lanjut usia di rumah.
4. Terciptanya rasa aman, nyaman dan tentram bagi lanjut usia baik di
rumah maupun di lingkungan sekitarnya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan dirumah (home
care) diberikan kepada individu dan keluarga baik keluarga dengan lansia di rumah
tinggal mereka yang melibatkan berbagai disiplin ilmu atau profesi dalam suatu tim
kesehatan untuk melakukan perawatan kesehatan di rumah dengan tujuan untuk
memberikan kondisi yang sehat secara optimal dan terbebasnya klien dari penyakit yang
diderita.

B SASARAN
Adapun sasaran dari home care bagi lansia ini (Nugroho, 2008), antara lain
1. Lanjut usia 60 tahun ke atas

7
2. Lanjut usia yang tinggal sendiri dan lanjut usia yang tinggal bersama keluarga baik
keluarganya sendiri maupun keluarga pengganti.
3. Lanjut usia yang mengalami hambatan, seperti lanjut usia yang sakit, lanjut usia
penyandang cacat, lanjut usia uzur dan lain-lain.
4. Lanjut usia yang terlantar atau miskin.
C PERAN PERAWAT DALAM PELAYANAN HOME CARE
Keinginan masyarakat untuk dirawat di lingkungan familiar dengan keluarga
mereka, versus institusi, memicu kebutuhan lebih akan adanya agen atau lembaga home
care. Menurut Rice (2010) peran perawat yang dibutuhkan terutama dalam
penyelenggaraan pelayanan keperawatan di rumah adalah peran sebagai edukator,
advokat, manajer kasus, dan spiritual-aesthetic communer:
a. Edukator
Komunikasi antara perawat dengan klien sangat terbatas, terutama apabila jenis
home care yang diberikan tidak membutuhkan kehadiran perawat secara terus-
menerus (kunjungan terjadwal). Maka dari itu sangat penting bagi perawat
mengajarkan klien untuk menjaga kesehatannya di rumah. Proses ini termasuk
membuat pasien mendapatkan informasi dan membantu pasien melakukan kegiatan
yang cocok untuk mereka. Contohnya mengajar orang tua dan pengasuh tentang
aktivitas perawatan diri.
b. Advokat
Pada perawatan di rumah khususnya, advokasi dalam praktik keperawatan
membutuhkan rasa menghargai terhadap budaya sosial yang dianut keluarga dan
lingkungan rumah sehingga tercerminlah standar profesional dan etika praktik
keperawatan. Fungsi advokasi perawat adalah sebagai penghubung antar klien dengan
tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan
klien dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang
diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional.
c. Manajer Kasus
Manajemen kasus adalah suatu proses yang sistematis di mana perawat mengkaji
kebutuhan, merencanakan dan mengkoordinasikan pelayanan pada penyedia

8
kesehatan lain, dan memantau dan mengevaluasi kemajuan pelayanan untuk
memastikan bahwa berbagai kebutuhan klien terpenuhi dengan cara yang efektif
(Allender, Rector, & Warner, 2014). Pada proses pelaksanaan manajemen kasus,
langkah yang dilakukan:
1) Seleksi kasus dan kontrak terkait masalah kesehatan lansia. Kasus prioritas
antara lain lansia dengan masalah (penyakit degeneratif, penyakit kronis,
gangguan fungsi atau perkembangan organ), lansia risiko tinggi, lansia terlantar,
dan lansia pasca perawatan di rumah sakit.
2) Melakukan pengkajian kebutuhan pelayanan & potensi lansia/keluarga
mencakup kondisi fisik, kondisi psikologis dan kognitif lansia, status sosial
ekonomi keluarga, pola perilaku dan ADL lansia, kemampuan keluarga, sistem
pendukung, keselamatan dan keamanan rumah/lingkungan, serta sumber-
sumber yang tersedia di keluarga maupun di masyarakat.
3) Perawat membuat perencanaan penyediaan pelayanan bersama lansia, keluarga,
dan anggota tim home care lainnya terkait dengan pembiayaan, sumber daya
sesuai dengan kebutuhan lansia, dan rencana kunjungan.
4) Perawat berkoordinasi dengan tim kesehatan yang akan terlibat dalam
pelayanan perawatan di rumah.
5) Perawat melakukan pemantauan terhadap tindakan yang dilakukan oleh tim,
hasil dan perubahan status medis, kemampuan fungsional, kebutuhan
pendidikan kesehatan lansia dan keluarga serta mengevaluasi seluruh proses
manajemen kasus.
d. Spiritual-aesthetic communer
Keyakinan, harapan, dan cinta memberikan perawatan spiritual akan sangat
memelihara kesejahteraan pasien dan keluarga (caregiver). Kedekatan secara spiritual
ini membuat perawat dan pasien memiliki pemahaman dan kesadaran diri yang lebih
baik (Rice, 2010). Hal memberikan pasien wawasan baru tentang bagaimana mereka
akan merawat diri sendiri (bahkan dalam hal bagaimana mereka akan mengalami
kematian mereka). Peran ini sangat dibutuhkan oleh pasien terutama lansia karena
mereka lebih berorientasi pada hal yang berhubungan dengan rohani/ spiritual
dibandingkan tahapan perkembangan lainnya. Intervensi asuhan keperawatan spiritual
pada pasien lansia yaitu memberi motivasi, memberi semangat, mengarahkan,
menganjurkan berdoa dan mendoakan, pendampingan, menerima keluhan, menghibur
dan lain-lain.
e. Pelaksana /Pemberi Asuhan
Memberikan pelayanan langsung dan melakukan supervisi pelayanan yang
diberikan oleh anggota keluarga atau pelaku rawat (care giver). Contoh layanan yang
9
dapat diberikan di bawah arahan dari perawat berlisensi atau terapis
mencakupbantuan dengan mandi, perubahan linen, gerakan latihan, dan bantuan
dengan transfer dan ambulasi (Depkes, 2008).
f. Kolaborator
Mengkoordinir pelayanan yang diterima oleh keluarga dan mengkolaborasikan
dengan keluarga dalam merencanakan pelayanan (Depkes, 2008).
g. Konselor
Membantu pasien dan keluarga dalam menyelesaikan masalah dan
mengembangkan koping yang konstruktif (Depkes, 2008).
h. Penata lingkungan rumah
Melakukan modifikasi lingkungan bersama pasien dan keluarga dan tim
kesehatan lain untuk menunjang lingkungan sehat (Depkes, 2008).
i. Peneliti
Mengidentifikasi masalah praktik dan mencari jawaban melalui pendekatan
ilmiah (Depkes, 2008).

Peran-peran perawat diatas memastikan lansia yang dirawat di rumah mendapatkan


pelayanan yang menyeluruh. Hal tersebut tentu saja disesuaikan dengan kondisi
kesehatan, kebutuhan dan jenis home care yang direncanakan untuk pasien lansia. Sebab
inti dari home care service adalah agar pasien bisa mendapatkan pelayanan kesehatan di
lingkungan yang familia. Jika perawat menjalankan perannya dengan baik, status
kesehatan pasien diharapkan dapat meningkat.

D PELAYANAN YANG DAPAT DIBERIKAN DENGAN METODE HOME CARE,


YAITU:
Edukasi, pencegahan penyakit, diagnosis dan perawatan, penyembuhan, dan
rehabilitasi. Selain dalam bidang keperawatan, home care juga mencakup bidang lainnya,
seperti physical therapy, occupational therapy, speech-language pathology, dan bantuan
untuk pelayanan personal. Klien yang dikategorikan menerima perawatan home care,
yaitu: klien yangtidak bisa meninggalkan rumah tetapi mampu merawat diri sendiri di
beberapa tingkat kemandirian atau klien yang tidak bisa meninggalkan rumah dan juga
bergantung pada banyak area fungsional. Terdapat dua tipe home care yang dapat dipilih
oleh para lansia sesuai dengan kebutuhan masing-masing (Miller, 2012):
a. Skilled Home Care
Tipe ini menekankan setelah diberikan perawatan pada penyakit atau lukanya,
pasien diharapkan cukup mandiri untuk merawat dirinya sendiri. Dalam
penerapannya, skilled home care berfokus pada edukasi pasien beserta pemberi

10
perawatannya untuk bersama-sama melakukan aktivitas perawatan mandiri. Layanan
ini hanya diberikan oleh klien yang membutuhkan perawatan karena keti

dakmampuannya untuk meninggalkan rumah untuk menjalani perawatan namun


hanya membutuhkannya dalam jangka waktu pendek. Biasanya layanan ini dapat
dipesan melalui jasa Medicare atau asuransi. Perawatan yang biasanya diberikan oleh
Ners berupa manajemen medikasi, infus, dan perawatan jiwa. Sedangkan bantuan
yang dapat diberikan oleh perawat D3 atau terapis seperti bantuan untuk mandi,
penggantian linen, latihan pergerakan sendi, dan bantuan untuk transfer dan ambulasi.
b. Long-Term Home Care
Pencapaian yang ditekankan pada tipe ini adalah untuk mempertahankan fungsi tubuh
dan kesehatan secara maksimal, serta dapat mengatasi penyakit atau ketidakmampuan
klien. Sedangkan penggunanya biasanya adalah mereka yang tidak memenuhi
kategori Mediacare. Perawatan dapat berlangsung dalam 24 jam per hari dan dapat
dilakukan oleh perawat Ners dan perawat D3. Perawat Ners berperan sebagai perawat
yang melakukan pengkajian dan mengawasi pemberian perawatan, sedangkan
perawat D3 biasanya membantu Ners dalam memberikan perawatan.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Home care pada era globalisasi ini sangat berkembang pesat terutama di negara Indonesia
karena home care ini merupakan pelayana kesehatan jangka panjang yang dilakukan di rumah
oleh pelayanan kesehatan. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan struktur pendidikan dan
gaya hidup masyarakat. Perubahan tersebut menyebabkan pola perawatan jangka panjang
sangat dibutuhkan. Seiring dengan itu, konsep pelayanan kesehatan pun berubah. Pada jaman
dahulu masyarakat yang mendatangi institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
puskesmas tetapi pada jaman sekarang pelayanan kesehatan yang mendatangi masyarakat.
Oleh karena itu, paradigma rumah sakit adalah tempat paling penting dalam penyembuhan dan
perawatan klien sudah mulai berubah menjadi perawatan dirumah.

Hampir semua masyarakat setuju bahwa rumah merupakan tempat paling baik untuk
melakukan perawatan kesehatan, terutama untuk meningkatkan kemandirian klien. Tidak
hanya memberikan keringanan dalam biaya, home care juga merupakan langkah kecil untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal untuk banyak klien. Konsep home care dapat
meningkatkan kualitas pelayanan dalam hal biologis maupun psikologis dari klien.

Oleh karena itu penting bagi institusi pelayanan kesehatan memberikan upaya
kemudahan dalam akses layanan kesehatan kepada masyarakat yang memiliki
keterbatasan pemenuhan kebutuhan biologis dan psikologis bagi kesehatannya.
Homecare merupakan layanan yang bernilai manfaat praktis dan ekonomis. Sehingga
diperlukan pelayanan dan tata kelola yang optimal dalam melakukan homecare agar
mampu menjadi tatanan pelayanan kesehatan yang layak laksana dan berdampak luas
bagi masyarakat.

B. SARAN
Penulisan makalah ini memuat saran-saran yang ditunjukan ke berbagai pihak, antara
lain:
1. Bagi pembaca, terutama mahasiswa keperawatan diharapkan dapat menggunakan
makalah ini sebagai referensi unuk menambah pengetahuan tentang Home Care
Pada Lansia
2. Bagi pembaca agar memperbaiki segala kekurangan yang terdapat pada makalah ini,
sehingga makalah ini dapat terbit dengan kondisi yang lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA
Allender, J.A. Warner, K. D., & Rector, C. 2014. Community and public health nursing:
promoting the public's health. (8th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman pembinaan usia lanjut usia bagi petugas kesehatan.
Jakata: Direktorat Bina Kesehatan Keluarga.

Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Leahy, William. 2009

. Providing Home Care: a Textbook for Home Health Aides. Albuquerque: Hartman Publishing,
Inc.

Maryam, Siti. 2009. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Penerbit Salemba Medika

Mauk L, Kristen. 2009. Gerontological nursing competencies for care. Sudbury: Jones and
Bartlett Publishers.

Miller, C.A. 2012. Nursing for wellness in older adults. 6th Edition. Philadelphia: Wolters
Kluwer, Lipincott William & Wilkins.

Nuraeni, Setyaningrum. 2012. Upaya Peningkatan Pelayanan Sosial bagi Lansia melalui Home
Care Service di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Yogyakarta. Unit Budhi Luhur:
Universitas Yogyakarta.

Potter, P.A., dan Perry A.G. 2009. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan
praktik. (4th ed.). (Vols. 1). Jakarta: EGC.

Rice, R. 2010. Home care nursing practice: concepts and applications. (4th ed.). St. Louis:
Elsevier Mosby.

13
14

Anda mungkin juga menyukai