Meningitis Tuberkulosa
Meningitis Tuberkulosa
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi syarat dari kepanitraan klinik
senior di RS. H. Adam Malik secara umumnya, dan dapat menjadi panduan untuk para
pembaca secara khususnya.
1.3 Manfaat
BAB II
1
LAPORAN KASUS
2.2. ANAMNESA
KU : Penurunan Kesadaran
Telaah :
Hal ini telah di alami oleh OS lebih kurang dalam seminggu ini secara perlahan-lahan saat
OS beristirahat ( makan siang ) disertai rasa lemah pada lengan dan tungkai kanan.
Demam tinggi dijumpai lebih kurang 10 hari yang lalu, kejang (-), nyeri kepala (+) terjadi
1minggu sebelum OS mengalami penurunan kesadaran, muntah (+). Riwayat darah
tinggi(-). Riwayat sakit gula (+), riwayat penyakit jantung (-), Merokok (-), riwayat
penyakit TB (+) selama 2 bulan.
Riwayat penyakit terdahulu : Tuberkulosis Paru, Diabetes Mellitus
Riwayat penggunaan obat : OAT
ANAMNESA TRAKTUS
Traktus Sirkulatorius : Tidak dijumpai kelainan
Traktus Respiratorius : Tuberkulosis
Traktus Digestivus : Tidak di jumpai kelainan
Traktus Urogenitalis : Tidak di jumpai kelainan
Penyakit terdahulu dan kecelakaan : Sakit Gula; (-)
Intoksikasi dan obat-obatan : Tidak di jumpai kelainan
ANAMNESA KELUARGA
Faktor Herediter : Ayah Os Stroke (+)
Faktor Familier : Anak ke-3 Os Hidrocefalus (+)
ANAMNESA SOSIAL
Kelahiran dan Pertumbuhan : Spontan, di tolong bidan, dan baik
Imunisasi : Tidak Jelas
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pegawai Negeri
Perkawinan dan Anak : Kawin dan jumlah anak 3
GENITALIA
Toucher : Tidak di lakukan pemeriksaan
PERANGSANGAN MENINGEAL
Kaku Kuduk : (+)
Tanda Kerniq : (+)
Tanda Laseque : (-)
Tanda brudzinski I : (-)
Tanda brudzinski II : (-)
PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL
Muntah : (-)
Sakit kepala : (-)
Kejang : (-)
NERVUS KRANIALIS
NERVUS I Meatus Nasi Dextra Meatus Nasi Sinistra
Normosmia : Sulit dinilai Sulit dinilai
Anosmia : Sulit dinilai Sulit dinilai
Parosmia : Sulit dinilai Sulit dinilai
Hiposmia : Sulit dinilai Sulit dinilai
3
NERVUS II Okuli Dextra (OD) Okuli Sinstra (OS)
Visus : Sulit dinilai Sulit dinilai
Lapangan Pandang
Normal : Sulit dinilai Sulit dinilai
Menyempit : Sulit dinilai Sulit dinilai
Hemianopsia : Sulit dinilai Sulit dinilai
Scotoma : Sulit dinilai Sulit dinilai
Fundus Okuli
Pupil
Motorik
4
Membuka dan menutup mulut : Sulit dinilai Sulit dinilai
Palpasi otot masseter dan temporalis : Sulit dinilai Sulit dinilai
Kekuatan gigitan : Sulit dinilai Sulit dinilai
Sensorik
Reflex Kornea
Motorik
Sensorik
NERVUS VIII
5
Vestibularis
NERVUS IX,X
NERVUS XII
Lidah
Tremor : (-)
Atropi : (-)
Fasikulasi : (-)
Ujung lidah sewaktu istirahat : Ke kiri
Ujung lidah sewaktu dijulurkan : Sulit dinilai
SISTEM MOTORIK
Tropi : Eutrofi
Tonus Otot : Normotonus
Kekuatan otot : Sulit dinilai, kesan lateralisasi ke kanan
Sikap : Berbaring
6
Gerakan Spontan Abnormal
Tremor : (-)
Khorea : (-)
Ballismu : (-)
Mioklonus : (-)
Atetosis : (-)
Distonia : (-)
Spasme : (-)
Tic : (-)
TEST SENSIBILITAS
REFLEKS
Reflex Patologis
7
Hoffman-Tromner : (-) (-)
Klonus lutut : (-) (-)
Klonus kaki : (-) (-)
KOORDINASI
VEGETATIF
VERTEBRA
Bentuk
Normal : (+)
Scoliosis : (-)
Hiperlordosis : (-)
Pergerakan
8
Leher : Sulit dinilai
Pinggang : Sulit dinilai
GEJALA-GEJALA SEREBRAL
FUNGSI LUHUR
RR : 25x/i
T : 37˚C
S.Kranialis
10
N.V : Refleks kornea (+)
N.VIII : (+)
2.6 DIAGNOSA
- Meningitis Purulenta
- Enchepalitis
2.7 PENATALAKSANAAN :
11
Cefriaxon 2gr/12jam
Dexamethason 2amp bolus, lanjut 1amp/6jam Tappering Off 3 Hari
Ranitidin 1amp/12jam
Rifampicin 1x450mg
Pirazinamid 3x500mg
INH 1x300mg
Inj. Streptomisin 1x750mg/hr
Vit B6 2x1
12
Analisa Gas darah
o PH 7,450 ( 7,35 - 7,45 )
o pCO2 41,4 mmHg ( 38 - 42 mmHg )
o pO2 74,5 mmHg ( 85 - 100 mmHg )
o bikarbonat 28,1 ( 22 - 26 )
o Total CO2 29,4 ( 19 – 25 )
o Base Exes 3,8 ( -2 - +2 )
o Saturasi O2 95,3 ( 95 – 100 )
Dilakukan pemeriksaan Foto Thoraks (19-01-2010)
o Hasil : TB paru Aktif
Dilakukan Head CT Scan di RS MATERNA
o Hasil : Meningitis + Hidrosefalus comunicans + Infark Serebri
13
N VIII : (+) N VIII : (+) N VIII : (+)
N IX.X : gangguan reflek + N IX.X : gangguan reflek + N IX.X: gangguan reflek +
N XI : SDN N XI : SDN N XI : SDN
N XII : Lidah Istirahat kekiri N XII : Lidah Istirahat kekiri N XII : Lidah Istirahat ke kiri
14
Inj.Streptomisin Inj.Streptomisin Inj.Streptomisin 1x750mg/hr
Vit B6 2x1
1x750mg/hr 1x750mg/hr
Vit B6 2x1 Vit B6 2x1
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Meningitis merupakan salah satu infeksi pada susunan saraf pusat yang mengenai
selaput otak dan selaput medulla spinalis yang juga disebut sebagai meningens. Meningitis
dapat disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan
parasit. Meningitis Tuberkulosis tergolong ke dalam meningitis yang disebabkan oleh bakteri
yaitu Mycobacterium Tuberkulosa. Bakteri tersebut menyebar ke otak dari bagian tubuh yang
lain.
15
3.2 Epidemiologi
Otak dan sumsum otak belakang diselimuti meningea yang melindungi struktur syaraf yang
halus, membawa pembuluh darah dan dengan sekresi sejenis cairan yaitu cairan
serebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu:
Pia meter : yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dan sumsum tulang
belakang dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat akan menyediakan darah untuk
struktur-struktur ini.
Arachnoid : Merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dan dura meter.
Dura meter : Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras berasal dari jaringan
ikat tebal dan kuat.
16
3.4 Etiologi8
1. Bakteri:
Pneumococcus
Meningococcus
Haemophilus influenza
Staphylococcus
Escherichia coli
Salmonella
Mycobacterium tuberculosis
2. Virus :
Enterovirus
17
3. Jamur :
Cryptococcus neoformans
Coccidioides immitris
Pada laporan kasus meningitis tuberkulosa ini, mycobacterium tuberculosis merupakan faktor
penyebab paling utama dalam terjadinya penyakit meningitis.
3.5 Patogenesis
Kebanyakan bakteri masuk ke cairan serebro spinal dalam bentuk kolonisasi dari
nasofaring atau secara hematogen menyebar ke pleksus koroid, parenkim otak, atau selaput
meningen. Vena-vena yang mengalami penyumbatan dapat menyebabkan aliran retrograde
transmisi dari infeksi. Kerusakan lapisan dura dapat disebabkan oleh fraktur , paska bedah
saraf, injeksi steroid secara epidural, tindakan anestesi, adanya benda asing seperti implan
koklear, VP shunt, dll. Sering juga kolonisasi organisme pada kulit dapat menyebabkan
meningitis. Walaupun meningitis dikatakan sebagai peradangan selaput meningen, kerusakan
meningen dapat berasal dari infeksi yang dapat berakibat edema otak, penyumbatan vena dan
memblok aliran cairan serebrospinal yang dapat berakhir dengan hidrosefalus, peningkatan
intrakranial, dan herniasi6
18
Meningens
↓
Membentuk tuberkel
↓
BTA tidak aktif / dormain
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan
punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot
ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala
tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun.tanda Kernig’s dan
Brudzinsky positif.8
Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa
yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala,
pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa
pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas.8
19
Gejala pada bayi yang terkena meningitis, biasanya menjadi sangat rewel muncul
bercak pada kulit tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku,
dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat gerakan tidak beraturan.8
3.7 Diagnosis
20
Limfositer
Protein meningkat
Glukosa menurun <50 % kadar glukosa darah
Pemeriksaan tambahan lainnya :
Tes Tuberkulin
Ziehl-Neelsen ( ZN )
PCR ( Polymerase Chain Reaction )
2. Rontgen thorax
TB apex paru
TB milier
3. CT scan otak
Penyengatan kontras ( enhancement ) di sisterna basalis
Tuberkuloma : massa nodular, massa ring-enhanced
Komplikasi : hidrosefalus
4. MRI
Diagnosis dapat ditegakkan secara cepat dengan PCR, ELISA dan aglutinasi Latex.
Baku emas diagnosis meningitis TB adalah menemukan M. tb dalam kultur CSS. Namun
pemeriksaan kultur CSS ini membutuhkan waktu yang lama dan memberikan hasil positif
hanya pada kira-kira setengah dari penderita
3.8 Penatalaksanaan8
Terapi Farmakologis yang dapat diberikan pada meningitis TB berupa :
Rifampicin ( R )
Efek samping : Hepatotoksik
INH ( H )
Efek samping : Hepatotoksik, defisiensi vitamin B6
Pyrazinamid ( Z )
Efek samping : Hepatotoksik
Streptomycin ( S )
Efek samping : Gangguan pendengaran dan vestibuler
Ethambutol ( E )
Efek samping : Neuritis optika
Regimen : RHZE / RHZS
21
Etambutol 25 mg/kgBB/hari p.o selama 2 bulam pertama
Dilanjutkan 15 mg/kgBB/hari
22
3) Ubun-ubun cembung (anak)
3.9 Prognosis
Prognosis meningitis tuberkulosa lebih baik sekiranya didiagnosa dan diterapi seawal
mungkin. Sekitar 15% penderita meningitis nonmeningococcal akan dijumpai gejala sisanya.
Secara umumnya, penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik
atau mental atau meninggal tergantung : 6
o umur penderita.
23
o Jenis kuman penyebab
o Berat ringan infeksi
o Lama sakit sebelum mendapat pengobatan
o Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan
o Adanya dan penanganan penyakit.
3.10 Kesimpulan
24
DAFTAR PUSTAKA
25