Anda di halaman 1dari 3

Analisis SWOT Pengembangan Peternakan Ruminansia di Kabupaten Bogor

(Berdasarkan Hasil Analisis Program SI-ASTER)

Delia Siti Nur Azizah


D24160038
Tugas Resume

Kondisi Wilayah dan Potensi Hijauan Pakan Ternak


Kabupaten yang digunakan untuk menguji kemampuan program dalam menentukan
strategi pengembangan peternakan ruminansia adalah Kabupaten Bogor. Data yang digunakan
berupa data sekunder dan data primer. Total luas Kabupaten Bogor sebesar 2.301,95 Km2 .
Sebagian penggunaan lahan digunakan untuk sektor pertanian yaitu 129.528 ha atau sebesar
48,87% baik untuk persawahan, perkebunan, tegalan, ladang maupun padang rumput. Hal ini
menjadi kekuatan bagi pengembangan ternak ruminansia, terutama bagi penyediaan lahan untuk
penanaman hijauan yang didukung pula dengan kondisi suhu dan iklim lingkungan. Usaha ternak
ruminansia di Kabupaten Bogor umumnya dilakukan sebagai usaha sambilan dan berfungsi
sebagai tabungan karena pekerjan utama para peternak tersebut umumnya adalah sebagai petani.
Menurut Buku Saku Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2004 jumlah produksi daging
asal ternak ruminansia mencapai 47.519.115 kg dan produksi susu sebanyak 11.279.736 liter. Data
tersebut menggambarkan bahwa produk asal ternak ruminansia masih berpeluang dikembangkan
dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan akan konsumsi bahan pangan
bergizi tinggi. Total luas panen produk pertanian Kabupaten Bogor sebesar 107.226 hektar yang
sangat mendukung dalam penyediaan sumber pakan ternak ruminansia berupa limbah pertanian
seperti jerami padi, jerami jagung, dan daun singkong.
Tabel 1 Nilai Hasil Perhitungan Faktor Utama Eksternal
Tabel 2 Nilai Hasil Perhitungan Faktor Utama Internal

Hasil menunjukkan skor untuk faktor-faktor internal dan eksternal secara keseluruhan
menggambarkan strategi berbalik atau turn around (kuadran III). Strategi berbalik ini
menunjukkan bahwa Kabupaten Bogor memiliki peluang pengembangan yang cukup besar,
diantaranya sistem produksi hijauan integrasi subsektor lain (35,4), peluang pemasaran ternak dan
produk ternak (32,1) dan potensi sisa hasil subsektor pertanian dan perkebunan (28,8). Tetapi
dilain pihak, dia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal, diantaranya sumberdaya
peternak (-33,2), kualitas pakan hijauan (-24), sumberdaya lahan peternakan (-22,4) dan mutu
genetik ternak (-14,4).
Kendala atau kelemahan internal tersebut dapat diatasi dengan melakukan strategi
pengembangan yang meminimalkan masalah-masalah internal. Rekomendasi strategi yang dapat
dilakukan diantaranya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Rekomendasi Strategi Pengembangan Peternakan Ruminansia

Anda mungkin juga menyukai