MENGURANGI
RISIKO CEDERA
AKIBAT JATUH
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam pelaksanaan program patient safety di rumah sakit, kejadian pasien jatuh
merupakan salah satu indikator berjalan tidaknya pelaksanaan program ini.
Mendefinisikan pasien jatuh pun memiliki tantangan tersendiri. Miake-Lye at al.
(2013) dalam National Database of Nursing Quality Indicators mendefinisikan
jatuh sebagai "an unplanned descent to the floor with or without injury",
sedangkan World Health Organization (WHO) mendefinisikan jatuh sebagai "an
event which results in a person coming to rest inadvertently on the ground or floor
or some lower level"
Banyak upaya yang telah dilakukan oleh rumah sakit dalam mengurangi atau
mencegah kejadian pasien jatuh. Pencegahan pasien jatuh adalah masalah yang
kompleks, yang melintasi batas-batas kesehatan, pelayanan sosial, kesehatan
masyarakat dan pencegahan kecelakaan.
Dalam konteks ini rumah sakit harus melakukan evaluasi risiko pasien terhadap
jatuh dan segera bertindak untuk mengurangi risiko terjatuh dan mengurangi risiko
Cedera akibat jatuh. Rumah sakit menetapkan program mengurangi risiko terjatuh
berdasarkan kebijakan dan atau prosedur yang tepat. Program ini memantau baik
konsekuensi yang diinginkan maupun tidak diinginkan dari tindakan yang diambil
untuk mengurangi jatuh. Rumah sakit harus melaksanakan program ini. Maka
dalam standar JCI sasaran ke 6 ini disebutkan rumah sakit perlu menyusun cara
pendekatan untuk mengurangi risiko Cedera yang menimpa pasien akibat jatuh.
Tujuan Umum
Merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan keselamatan pasien melalui
upaya mengurangi jumlah pasien jatuh dan isiden Cedera akibat jatuh.
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko tinggi jatuh dengan
menggunakan “Asesmen Risiko Jatuh”.
2. Melakukan evaluasi risiko pasien terhadap jatuh dan asesmen ulang pada
semua pasien(setiap hari / Bila ada perubahan )
3. Melakukan asesmen yang berkesinambungan terhadap pasien yang berisiko
jatuh dengan menggunakan “Asesmen Risiko Jatuh Harian”
4. Menetapkan standar pencegahan dan penanganan risiko jatuh secara
komprehensif, dan
5. Mengurangi risiko Cedera akibat jatuh.Umum
C. RUANG LINGKUP
Proses Panduan risiko jatuh bertujuan untuk keselamatan pasien dan untuk
membantu para petugas Krakatau Medika Hospital dalam melaksanakan panduan
risiko jatuh dan tindak lanjut jika terjadi insiden pasien jatuh yang bermanfaat
dalam mengurangi terjadinya kesalahan tindakan dan informasi di setiap unit - unit
pelayanan. Proses panduan risiko jatuh ini berlaku untuk semua staf Krakatau
Medika Hospital yang terkait dalam memberi layanan kepada pasien. Panduan
risiko jatuh ini dilakukan pada saat pasien masuk rawat inap sampai dengan pasien
pulang.
D. PENGERTIAN
Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seseorang mengalami jatuh dengan atau
tanpa disaksikan oleh orang lain, tidak disengaja/ tidak direncanakan, dengan arah
jatuh ke lantai, dengan atau tanpa menCederai dirinya. Penyebab jatuh dapat
meliputi faktor fisiologis (pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin).
Risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang umumnya disebabkan
oleh faktor lingkungan dan faktor fisiologis yang dapat berakibat Cedera.
Faktor risiko jatuh dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori:
a. Intrinsik: berhubungan dengan kondisi pasien, termasuk kondisi psikologis
b. Ekstrinsik: berhubungan dengan lingkungan
Selain itu, faktor risiko juga dapat dikelompokkan menjadi kategori dapat
diperkirakan (anticipated) dan tidak dapat diperkirakan (unanticipated).
Intrinsik Ekstrinsik
(berhubungan dengan kondisi (berhubungan dengan
pasien) lingkungan)
Dapat diperkirakan Riwayat jatuh sebelumnya Lantai basah/silau, ruang
Inkontinensia berantakan, pencahayaan kurang,
Gangguan kognitif/psikologis kabel longgar/lepas
Gangguan Alas kaki tidak pas
keseimbangan/mobilitas Dudukan toilet yang rendah
Usia > 65 tahun Kursi atau tempat tidur beroda
Osteoporosis Rawat inap berkepanjangan
Status kesehatan yang buruk Peralatan yang tidak aman
Gangguan moskuloskeletal Peralatan rusak
Tempat tidur ditinggalkan dalam
posisi tinggi
Tidak dapat Kejang Reaksi individu terhadap obat-
diperkirakan Aritmia jantung obatan
Stroke atau Serangan Iskemik
Sementara (Transient Ischaemic
Attack-TIA)
Pingsan
‘Serangan jatuh’ (Drop Attack)
Penyakit kronis
BAB II
BAB III
TATA LAKSANA
MENGURANGI RISIKO CEDERA AKIBAT PASIEN JATUH
Setelah melakukan asesmen awal dan asesmen ulang risiko jatuh maka
perawat akan melakukan identifikasi dan menerapkan “Prosedur Pencegahan
Jatuh”, berdasarkan pada:
A. Kategori risiko jatuh (rendah, sedang, tinggi)
B. Kebutuhan dan keterbatasan per-pasien
C. Riwayat jatuh sebelumnya dan penggunaan alat pengaman (safety
devices)
1. Asesmen Klinis Harian.
Tindakan/ prosedur pencegahan pengurangan risiko jatuh pada pasien
disesuaikan dengan derjat risiko jatuh yaitu:
1) Pada pasien yang berisiko rendah, sedang, atau tinggi maka akan
dilakukan implementasi prosedur pencegahan pasien jatuh yaitu:
a. Tindakan pencegahan umum (untuk semua kategori):
a) Mengantar pasien dari IGD jika klasifikasi derajat risiko jatuh
rendah diantar dengan menggunakan kursi roda sedangkan
derajat risiko jatuh sedang dan tinggi diantar harus
menggunakan Strecher / tempat tidur dengan dua petugas
(salah satunya harus perawat)
b) Informasikan kepada pasien dan keluarga pasien tentang risiko
pasien jatuh, lingkungan dan cara penggunaan peralatan di
kamar pasien
c) Orientasikan pasien terhadap lingkungan ruang perawatan dan
petugas yang merawat
d) Pastikan kondisi kursi roda dalam keadaan aman dan siap pakai
e) Pastikan lingkungan sekitar pasien aman dan tidak berpotensi
menimbulkan Cedera dan laporkan untuk perbaikan
f) Pasien berisiko jatuh yang berada di area ruang diagnostik/
terapi lainnya harus selalu dalam pengawasan petugas
g) Pastikan bed side rail selalu terpasang bila pasien diangkut
dengan menggunakan Strecher/ Tempat tidur
h) Pastikan bel berfungsi dengan baik dan kaji kemampuan pasien
dalam menggunakan bel
i) Roda tempat tidur dan pagar pengaman pada posisi terkunci
j) Posisikan tempat tidur pada posisi terendah
BAB IV
DOKUMEN
Kesimpulan :
Keterangan :
Score 7-11 Risiko rendah
≥ 12 Risiko tinggi Cilegon, .....................................
Petugas
(.............................)
Penilaian
Variabel Nilai Keterangan
Ya Tidak
Riwayat Jatuh 25 0 Nilai 0 jika pasien tidak mempunyai
riwayat jatuh
Nilai 25 jika pasien jatuh pada saat
pasien baru tiba di RS/ ada riwayat
jatuh
Diagnosis sekunder 15 0 Nilai 0 jika hanya satu diagnose
medis
Nilai 15 jika terdapat lebih dari satu
diagnose medis
Alat Bantu : Nilai 0 jika pasien berjalan tidak
Tidak 0 menggunakan alat bantu,
Tongkat Ketiak/tongkat 15 menggunakan kursi roda, dan jika
Tangan/walker pasien bed rest total tidak boleh
Furniture beranjak dari tempat tidur
30 Nilai 15 jika pasien menggunakan
tongkat, walker
Nilai 30 jika mobilisasi pasien
menggunakan furniture sebagai
penyangga
V atau IV access 20 0 Nilai 0 jika tidak terapsang infus
Nilai 20 jika pasien terpasang infus
Gaya Berjalan Terdapat tiga type gaya berjalan yang
Normal /bedrest/kursi dapat menunjukkan adanya
roda 0 keterbatasan fisik
Lemah 10 Nilai 0 jika gaya berjalan normal,
Gangguan berjalan 20 pasien berjalan tanpa alat bantu
Nilai 10 jika gaya berjalan lemah,
berpegangan pada furniture
Nilai 20 jika gaya berjalan abnormal,
pasien kesulitan bangun dari kursi,
mencoba untuk bangun dengan cara
memempang pegangan kursi. Kepala
pasien menunduk dengan seolah-olah
memperhatikan tanah.
Status Mental Nilai 0 jika orientasi pasien baik
Orientasi Baik 15 0 Nilai 15 jika pasien disorientasi
Disorientasi
Jumlah skor Resiko Rendah: 0-24; Resiko Sedang:
25-44; Resiko Tinggi >45 pasien yang
resiko tinggi dipasang gelang tangan
warna kuning
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1.
No Uraian Pengisian
1 Status Mental Kaji status mental pasien dengan memberi
skor:
1) 0 bila pasien berorientasi baik terhadap
lingkungan sekitar
2) 1 bila pasien ada kesulitan mengerti
perintah
2 Riwayat jatuh Jika pasien mengalami kejadian jatuh saat
masuk rumah sakit atau terdapat riwayat
kejadian jatuh fisiologis dalam 3 bulan
terakhir ini, seperti pingsan atau gangguan
gaya berjalan, berikan skor :
1) 4 Jika pasien pernah mengalami jatuh
2) 0 Jika pasien tidak pernah mengalami
jatuh
3 Status penglihatan Kaji status penglihatan pasien dan beri skor
1) 0 jika kemampuan melihat pasien baik
2) 2 bila kemampuan melihat pasien
kurang (memakai alat bantu)
3) 4 bila pasien tidak bisa melihat ( buta )
4 Risiko dari peralatan Observasi keadaan pasien beri skor :
(Oksigen, iv line, catheter 1) 0 Jika pasien tidak terpasang alat alat di
urine, NGT dll) atas
2) 1 Jika pasien terpasang hanya 1 alat,
dan
3) 4 jika pasien terpasang > 1 alat.
5 Cara berjalan dan Observasi cara berjalan pasien dan beri
keseimbangan berjalan skor:
1) 0 Jika pasien memiliki gaya berjalan
normal
2) 2 Jika pasien memiliki gaya berjalan
yang lemah; pasien membungkuk; tidak
dapat mengangkat kepala tanpa
kehilangan keseimbangan, atau
memerlukan bantuan ringan untuk
No Uraian Pengisian
berjalan; dan langkah-langkahnya
pendek
3) 4 Jika pasien mengalami gangguan
gaya berjalan; mengalami kesulitan
untuk bangun dari kursi, menggunakan
bantalan tangan kursi untuk mendorong
tubuhnya, kepala menunduk,
pandangan mata terfokus pada lantai,
memerlukan bantuan sedang – total
untuk menjaga keseimbangan dengan
berpegangan pada perabot, orang, atau
alat bantu berjalan, dan langkah-
langkahnya pendek
6 Pengobatan Tentukan berdasarkan jenis obat – obat ini :
Anesthesi, Antihipertensi, Benzodiazepin,
obat penenang, Antihistamin, Anti kejang,
Diuretik, dan Psikotropik. Beri skor :
1) 0 jika pasien tidak mengkonsumsi obat
obat diatas dalam 1 minggu sampai
dengan saat ini
2) 2 jika pasien mengkonsumsi 1 – 2 jenis
da
3) 4 jika pasien mengkonsumsi > 3 jenis
obat
7 Penyakit predisposisi Kaji riwayat jenis penyakit predisposisi
dalam hal ini diantaranya : Stroke,
Hipertensi / hipotensi, vertigo, kejang,
patah tulang, parkinson, Osteoporosis,
pasca operasi < 24 jam dan beri skor :
1) 0 jika saat ini pasien tidak ada penyakit
predisposisi
2) 2 jika pasien memiliki riwayat penyakit
predisposisi 1 – 2 penyakit dan
3) 4 jika pasien memiliki riwayat
penyakiy predisposisi > 3 penyakit.
Lampiran 2
Cara Pengisian Formulir Pengkajian Risiko Jatuh pada pasien anak
No Uraian Pengisian
1 Usia Kaji tanggal lahir pasien dan beri skor:
1) 1 jika pasien anak berumur > 13 Tahun
2) 2 jika pasien anak berumur 7 – 13
Tahun
3) 3 jika pasien anak atau balita berumur 3
– 7 Tahun
4) 4 jika pasien anak atau balita berumur <
3 Tahun
2 Jenis Kelamin 1) 1 jika pasien anak perempuan
2) 2 jika pasien anak laki – laki
3 Diagnosis 1) 1 jika pasien bayi/ anak Diagnosis
lainnya
2) 2 jika pasien bayi/anak memiliki
Gangguan prilaku / psikiatri
3) 3 jika pasien bayi/anak ada Perubahan
oksigenisasi (Diagnosis respiratorik,
dehidrasi, anemia,anoreksia,sinkop,
pusing ,dll)
4) 4 jika pasien bayi/ anak Diagnosis
neurologi
4 Gangguan Kognitif Kaji gangguan kognitif pada anak/ balita
dan beri skor:
1) 1 jika orientasi pasien anak / balita baik
terhadap diri sendiri
2) 2 jika pasien anak / balita lupa akan
keterbatasan
3) 3 Jika pasien anak/ balita tidak
menyadari keterbatasan dirinya
5 Faktor Lingkungan Kaji factor lingkungan tempat anak/ balita
ditempatkan dan beri skor jika:
1) 1 jika pasien anak / balita berada di area
luar Rumah Sakit
2) 2 jika pasien anak/ balita hanya
ditempatkan di tempat tidur
3) 3 jika pasien anak/ balita menggunakan
No Uraian Pengisian
alat bantu / bayi diletakkan di tempat
tidur bayi
4) 4 jika pasien anak/ balita memiliki
riwayat jatuh atau bila bayi diletakkan di
tempat tidur dewasa
6 Respon terhadap Kaji tindakan atau pengobatan yang sedang
Pembedahan / sedasi dijalani anak/ balita dan beri skor :
/anesthesia penggunaan 1) 1 jika pasien anak / balita dilakukan
medikamentosa pembedan dan sedasi >48 Jam atau
tidak menjalani pembedahan /
Anesthesi Sedasi
2) 2 jika pasien anak / balita dilakukan
pembedahan dan sedasi dalam 48 jam
3) 3 jika pasien anak / balita dilakukan
pembedahan dan sedasi dalam 24 Jam
7 Penggunaan Kaji penggunaan obat – obatan
Medikamentosa medikamentosa pada anak/ bayi dan beri
skor:
1) 1 jika pasien anak/ balita tidak ada
medikasi
2) 2 jika pasien anak / balita penggunaan
salah satu obat sedatif, obat hipnosis,
barbiturat, fenotiazin, antidepresan,
pencahar, diuretik, narkose
3) 3 jika pasien anak / balita
menggunakan sedatif, obat hipnosis,
barbiturat, fenotiazin, antidepresan,
pencahar, diuretik, narkose.
Lampiran 3
Daftar Obat yang Meningkatkan Risiko Jatuh