Anda di halaman 1dari 6

- Ketika dokter menyarankan pasien kanker yang sudah parah atau stadium lanjut

untuk pulang atau dirawat di rumah, tak sedikit keluarga, bahkan pasien yang
marah dan menuding dokter tak bertanggung jawab. Padahal dokter mengatakan
itu lantaran sudah tak mampu berbuat banyak. Dan, perawatan paliatiflah yang
diperlukan. Wakil Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Murniati Widodo
AS mengatakan, perawatan paliatif artinya meringankan penderitaan pasien yang
sudah sakit parah dan tidak dapat disembuhkan, seperti misalnya kanker.
Tujuannya agar penderita kanker dapat menjalani hari-hari terakhirnya dalam
keadaan senang. Dengan kata lain, perawatan paliatif ini punya tujuan untuk tidak
menambah derita pasien. “Daripada pasien tersiksa oleh mesin atau obat-obatan
yang tidak membantu dan malah membuatnya semakin sakit, lebih baik asien
diberi kesempatan hidup tenang di sisa hidup,” ujar Murniati usai membuka
Pelatihan Perawatan Paliatif Pasien Kanker pada tenaga kesehatan dan tenaga
pelaku rawat (caregiver) di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, Senin
(20/11/2017). Asal tahu saja, banyak pasien kanker parah yang tinggal menunggu
ajal begitu menderita ketika harus menjalani pengobatan yang sebenarnya sia-sia.
Hanya rasa sakit yang semakin parah yang dirasakannya. Tapi, seperti apakah
perawatan paliatif itu? Perawatan paliatif memperbolehkan pasien kanker parah
dirawat di rumah didampingi keluarga dan sanak saudara tercinta. Saat dirawat di
rumah, pasien biasanya akan merasa lebih nyaman dan bisa membantu
meringankan beban, juga pikiran hingga lebih siap menghadapi kematian.
"Dengan perawatan paliatif ini mereka bisa memiliki kualitas hidup yang baik di
sisa hidup mereka. Atau dengan kata lain pada akhir hayatnya para pasien ini bisa
meninggal secara bermartabat dan hangat ditemani keluarga, anak cucu yang
mendoakan. Tidak meninggal di ruangan dingin atau sepi layaknya rumah sakit,"
tutur Murniati. Murniati menyebutkan, ketika pasien dirawat di rumah, keluarga
bisa berkonsultasi dengan tim paliatif untuk mengatasi masalah psikologis,
emosional, spiritual dan sosial yang muncul. Jika memungkinkan pasien juga bisa
konsultasi langsung ke rumah sakit dengan tim paliatif. Penyembuhan pasien sakit
parah ini ditekankan pada aspek psikologis, emosional, spiritual, dan sosial.
Faktor-faktor tersebut, kata Murniati, saling berhubungan. Artinya, bila salah satu
faktor tidak ditangani dengan benar, maka masalah akan timbul. Lalu, apa manfaat
perawatan paliatif? Menurut Penanggung Jawab Program Paliatif YKI, Siti Annisa
Nuhonni, menyebutkan jika perawatan Paliatif kepada pasien kanker dilakukan
untuk membantu menenangkan pasien dan keluarga. Dalam Perawatan Paliatif,
tim perawat akan menolong pasien dengan melibatkan tokoh agama sesuai
kepercayaan yang dianutnya untuk memberikan rasa tentaram dan damai. Oleh
karena itu, pentingnya perawatan paliatif perlu disampaikan sejak awal, di mana
menjaga dimensi kualitas kehidupan ada yang menjadi bagian pasien, bagian
keluarga maupun bagian tim medis. "Perawatan paliatif bukan untuk menunda
kematian tetapi memberikan kesempatan pada pasien sakit parah meninggal
dengan rasa tidak tersiksa. Bila proses kelahiran dipersiapkan dengan baik dan
sukacita, maka proses kematian pun harus dipersiapkan dengan baik dan dalam
keadaan senang," kata Honni. Pada prinsipnya, perawatan paliatif meliputi
berbagai hal. Diantaranya menghargai kehidupan dan menganggap proses
menjelang kematian sebagai proses normal. Bukan untuk mempercepat atau
menunda kematian. "Tim paliatif akan memberikan 'telinga' untuk pasien dan
keluarganya, kami akan mendengarkan segala keluhan yang dirasakan, agar semua
beban pikiran dan penderitaan dapat diselesaikan dan proses kematian dapat
disikapi dengan baik," ujar Honni. Perawatan paliatin sendiri biasanya dilakukan
oleh sebuah tim yang terdiri dari berbagai disiplin, seperti kedokteran,
keperawatan, psikologi, sosial, dan spiritual. Tim bekerja secara interdisiplin dan
melakukan pembahasan kasus secara reguler untuk menentukan rencana terpadu.
Hingga saat ini, pasien kanker dengan stadium lanjut merupakan pasien terbanyak
yang ditangani oleh tim paliatif. Yang terpenting dan harus diingat, perawatan
paliatif bukan hanya untuk pasien yang akan meninggal, tetapi untuk meringankan
beban dan penderitaan pasien agar tetap menaruh semangatnya.

---------

Artikel ini sudah Terbit di AyoBandung.com, dengan Judul Paliatif Bukan Hanya
Perawatan untuk Pasien Menjelang Ajal, pada URL
https://www.ayobandung.com/read/2017/11/20/25817/paliatif-bukan-hanya-
perawatan-untuk-pasien-menjelang-ajal
Penulis: Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Editor : Asri Wuni Wulandari

Apa itu perawatan paliatif?

Perawatan paliatif adalah perawatan medis khusus untuk orang dengan penyakit
fatal yang tidak memiliki obat yang jelas, atau bahkan sudah divonis mengidap
penyakit yang mematikan. Tujuan perawatan ini terletak pada bagaimana perawat
meringankan kondisi pasien, bukan sebagai bentuk pengobatan untuk
menyembuhkan.

Perawatan paliatif tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, karena harus
melibatkan tim khusus seperti dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lainnya yang
profesional dalam bidang spesialisasi paliatif. Mereka bertugas memberikan
dukungan bagi pasien yang menderita penyakit mematikan, dan keluarga pasien
dalam mengadapi persiapan kematian yang tidak terhindari.

Perawatan ini bisa dilakukan untuk pasien dari segala usia dan dengan berbagai
tingkat keparahan kondisi.

Perawatan paliatif bukan hanya untuk fisik

Perawatan paliatif merupakan jenis perawatan yang tidak hanya menekankan


pada kondisi fisik si pasien saja, melainkan fokus terhadap aspek-aspek emosional,
psikososial, ekonomis, serta spritual untuk memenuhi kebutuhan akan perbaikan
kualitas hidup seorang pasien dan keluarganya. Sering kali perawatan ini dikaitkan
dengan penyakit terminal seperti kanker dan HIV/AIDS.
Perawatan paliatif membantu pasien dan keluarga menghadapi kematian

Di Indonesia, jenis perawatan ini mungkin masih jarang terdengar di kalangan


masyarakat. Banyak kasus yang ditemukan ketika para pengidap penyakit kronis
seperti HIV/AIDS, malu untuk bersosialisasi dan tidak percaya diri dalam menjalani
kehidupannya. Saat hal seperti ini terjadi, perawatan paliatif memainkan peran
besar dalam meningkatkan kualitas hidup para pasien HIV/AIDS agar lebih baik
lagi, walaupun mungkin perawatan paliatif tidak dapat menyembuhkan penyakit
tersebut.

Penting bagi pasien agar bisa memiliki akses ke ahli kesehatan yang
mengkhususkan diri dalam kesehatan mental, sehingga mampu membantu
mereka agar lebih kuat menjalani setiap masalah psikologis yang harus mereka
hadapi. Ketakutan tentang masa depan sering menjadi perhatian besar bagi
pasien, dan tak jarang mereka kadang merasa perlu untuk mengungkapkan hal
tersebut.

Untuk membantu kecemasan mereka, perawatan ini menawarkan:

Konseling

Visualisasi

Terapi kognitif

Terapi obat

Terapi manajemen relaksasi stres juga bagian dari perawatan paliatif yang
melibatkan pemberian dukungan emosional, bagi pasien yang merasa
membutuhkannya.
Selain kepada penderitanya, perawatan ini juga memberi dukungan kepada
seluruh anggota keluarga dan pelaku rawat lainnya. Perawatan ini dilakukan mulai
dari tahap diagnosis, sepanjang pengobatan, hingga jelang ajal dan pasca
kematian. Hal ini bertujuan agar pasien bisa mendapatkan kualitas hidup yang
baik sebelum menghadapi kematian yang tidak pernah diketahui waktu pastinya.

Di mana bisa melakukan perawatan paliatif?

Berdasarkan Keputusan Kementrian Kesehatan tahun 2007 tentang perawatan


paliatif, tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah:

Rumah sakit: untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang


memerlukan pengawasan ketat, tindakan khusus, atau peralatan khusus.

Puskesmas: untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan.

Rumah singgah/panti (hospis): untuk pasien yang tidak memerlukan


pengawasan ketat, tindakan khusus, maupun peralatan khusus, tetapi belum
dapat dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan.

Rumah pasien: untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat,


tindakan khusus, maupun peralatan khusus atau keterampilan perawatan yang
tidak mungkin dilakukan oleh keluarga

Perlu diketahui jika di rumah sakit dan puskesmas yang menyediakan perawatan
paliatif di Indonesia masih terbatas karena jumlah dokter yang mampu
memberikan pelayanan perawatan ini pun juga terbatas. Oleh sebab itu, ada
baiknya Anda perlu melakukan konfirmasi lebih lanjut ke pihak-pihak terkait jika
ingin melakukan perawatan ini.
Baca Juga:

Anda mungkin juga menyukai