Anda di halaman 1dari 32

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR SERTA KEDUDUKAN DAN PERAN


PNS

Oleh :

HUMAM AULIA, S.T.


199306212018021001

Mentor:
Ir. SUSI MDS. SIMANJUNTAK, M.T.

Coach :
Ir. NIRWAN JAYA, M.M.

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III/BATCH III
BALAI DIKLAT PUPR WILAYAH III BANDUNG KEMENTERIAN
PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TAHUN ANGGARAN 2018
LEMBAR PERSETUJUAN
GAGASAN AKTUALISASI

JUDUL:
MENINGKATKAN PENGETAHUAN CPNS MENGENAI SISTEM PENYEDIAAN
AIR MINUM DENGAN KEGIATAN COFFEE MORNING DAN E-BOOK SPAM

OLEH:
NAMA : HUMAM AULIA, S.T.
NIP : 199306212018021001
UNIT KERJA : DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Mengetahui, Menyetujui,
Coach Mentor

Ir. Nirwan Jaya, M.M Ir. Susi MDS. Simanjuntak, M.T.


NIP. 195906261991031003 NIP. 196011211990072001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat
menyelesaikan “Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi PNS”, sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh surat keterangan lulus Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan III.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Nirwan Jaya, M.M., sebagai coach yang selalu membimbing dalam menyusun
rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS.
2. Ir. Susi MDS. Simanjuntak, M.T., sebagai mentor yang telah memberikan arahan dan
masukan kepada penulis.
3. Husnan Tajrie, ST., MT., sebagai penguji yang telah memberikan masukan dan saran.
4. Para Widyaiswara yang telah membimbing penulis selama Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III.
5. Panitia penyelenggara yang telah membantu selama proses kegiatan Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III.
6. Teman-teman Pelatihan Dasar CPNS Golongan III untuk kebersamaan yang terjalin
bersama selama masa kegiatan Pelatihan Dasar CPNS.
Rancangan aktualisasi ini tidaklah luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun akan membantu dalam penyempurnaan isi dari
rancangan aktualisasi ini. Penulis berharap semoga rancangan aktualisasi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Jakarta, 14 Juli 2018

Humam Aulia, S.T.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ I-1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. I-1
1.2 Tujuan................................................................................................ I-2
1.3 Manfaat.............................................................................................. I-2
BAB II NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS ...................................................... II-1
2.1 Nilai-Nilai Aneka ............................................................................. II-1
2.2 Manajemen PNS ............................................................................... II-2
2.3 Whole of Government ....................................................................... II-5
2.4 Pelayanan Publik .............................................................................. II-6
BAB III DESKRIPSI UNIT ORGANISASI .......................................................... III-1
3.1 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat .................III-1
3.2 Direktorat Jenderal Cipta Karya ......................................................III-2
3.3 Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum ............III-3
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI ............................................................... IV-1
4.1 Environmental Scanning ................................................................ IV-1
4.2 Gejala Isu........................................................................................ IV-1
4.3 Identifikasi Isu ................................................................................ IV-1
4.4 Analisa Isu ...................................................................................... IV-1
4.5 Latar Belakang dan Dampak Isu .................................................... IV-2
4.6 Rancangan Kegiatan Aktualisasi .................................................... IV-3
BAB V PENUTUP ......................................................................................................V-1
5.1 Kesimpulan.......................................................................................V-1
5.2 Kendala Dan Strategi .......................................................................V-1
Daftar Pustaka .............................................................................................................viii

iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Penapisan Isu dengan Metode USG ............................................................... IV-2
Tabel 2 Rancangan Kegiatan Aktualisasi .................................................................... IV-3
Tabel 3 Time Schedule ................................................................................................. IV-8
Tabel 4 Time Schedule .................................................................................................. V-1

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Struktur Organisasi Direktorat PSPAM...................................................... III-4

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 17 Tahun 2017
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III diselenggarakan untuk membentuk PNS profesional yang berkarakter
yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh sikap perilaku bela negara, nilai-nilai dasar
PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, serat menguasai
bidang tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional
sebagai pelayan masyarakat.
Untuk mencapai kompetensi ASN/PNS yang profesional, peserta Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III dibekali dengan nilai-nilai dasar yang dibutuhkan dalam
menjalankan tugas jabatan profesi ASN/PNS secara profesional sebagai pelayan
masyarakat yang meliputi: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi. Kelima nilai-nilai dasar ini untuk selanjutnya diakronimkan dengan
ANEKA.
Keberhasilan pembekalan nilai-nilai dasar profesi ASN/PNS pada Pelatihan Dasar
ini bukan hanya diukur melalui pemahaman kelima dasar profesi itu, tetapi juga diukur
dari kemampuan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar dalam konteks pekerjaan di
tempat kerja atau di instansi yang ditunjuk sebagai tempat kerja peserta. Tahap
aktulisasi merupakan komponen utama pelaksanaan Pelatihan Dasar PNS dengan
mengangkat agenda pelayanan publik, Whole of Government dan Manajemen ASN.
Pengaktualisasikan agenda-agenda tersebut pada saat habituasi (penerapan di unit
organisasi) dikaitkan dengan penerapan nilai-nilai dasar ANEKA.
Pemahaman yang lengkap tentang kelima dasar profesi PNS/ASN tersebut akan
menjadi modal yang sangat berarti dalam pengaktualisasiannya. Pemahaman tersebut
akan diproses dalam suatu rangkaian kegiatan aktualisasi. Mengaktualisasikan hasil
rancangan di tempat bekerja, melaporkan hasil aktualisasi dalam seminar dan membuat
rencana aksi penyempurnaan aktualisasi.
Pengaktualisasian nilai-nilai dasar profesi PNS/ASN tersebut sebagai internalisasi
materi yang diterima selama mengikuti Pelatihan Dasar harus memiliki keterkaitan yang

I-1
kuat antara materi yang diberikan selama pembelajaran dengan implementasi nilai-nilai
dasar profesi ASN/PNS yang akan dibuat/direncanakan, harus memiliki nilai strategis
yang tinggi terutama dalam mengimplementasikan rancangan yang akan dilaksanakan
oleh setiap peserta pada lingkup unit kerjanya.
1.2 Tujuan
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (LATSAR CPNS)
bertujuan untuk membentuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang profesional yakni PNS
yang berkarakter sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional
sebagai pelayan masyarakat, pelaksana kebijakan publik, dan perekat/pemersatu bangsa,
serta dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS di tempat kerja. Tujuan rancangan
aktualisasi ini antara lain:
1. Mengetahui nilai-nilai dasar yang harus dimiliki dan dipahami oleh Aparatur Sipil
Negara.
2. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yaitu ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi).
3. Mampu menganalisis dampak, apabila nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan peran
PNS dalam NKRI yang tidak diaplikasikan dalam pelaksanaan tugas jabatannya
yang dituangkan pada laporan.
1.3 Manfaat
Rancangan kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat adalah
sebagai berikut:

1. Bagi peserta Latsar dapat menginternalisasikan nilai - nilai dasar ASN sehingga
diharapkan terbentuk kader ASN yang profesional dan berkarakter sebagai pelayan
masyarakat.
2. Bagi institusi manfaat yang dapat diperoleh dapat memberikan berupa solusi dalam
mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi.

I-2
BAB II
NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS

2.1 Nilai-Nilai Aneka


a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi pertanggungjawabannya yang telah menjadi amanahnya. Amanah dari
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik berupa mengambil pilihan
yang tepat dan benar, menghindari dan mencegah politik praktis, serta konsisten dan
dapat diandalkan. Indikator yang terkandung dalam akuntabilitas yaitu:
1. transparansi, 5. kejelasan target,
2. integritas, 6. konsisten,
3. tanggung jawab, 7. netralitas dan
4. kejadian, 8. kejujuran
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah cara pendang mengenai rasa cinta terhadap bangsa dan negara
serta sekaligus menghormati bangsa lain, PNS harus memiliki nilai nasionalisme yang
kuat dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayanan publik dan pemersatu bangsa berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Indikator yang terdapat dalam nilai nasionalisme yaitu religius (patuh kepada ajaran
agama), hormat menghormati, kerjasama, tidak memaksakan kehendak, jujur, amanah
(dapat dipercaya), adil, persamaan derajat, tidak diskriminatif, mencintai sesama
manusia, tenggang rasa, membela kebenaran, persatuan, rela berkorban, cinta tanah air,
memelihara ketertiban, disiplin, musyawarah, kekeluargaan, menghormati keputusan,
tanggung jawab, kepentingan bersama, gotong royong, sosial, tidak menggunakan hak
yang bukan miliknya, hidup sederhana, kerja keras dan menghargai karya orang lain.
c. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi kritis mengenai standar/norma yang menentukan
baik/baik, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar dalam etika publik:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila

II-1
b. Setia dan mempertahankan UUD 1945
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
e. Menciptakan lingkungan kerja ynag non diskriminatif
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
m. Mendorong kesetaran dalam pekerjaan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir
Indikator etika publik yaitu:
a. jujur g. sopan
b. bertanggung jawab h. taat pada peraturan perundang-
c. integritas tinggi undangan
d. cermat i. taat perintah
e. disiplin j. menjaga rahasia
f. hormat
d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah pelaksanaan fungsi pelayanan publik yang berorientasi
pada efisiensi, efektivitas dan mutu. Instansi tempat PNS bekerja sangat perlu untuk
menetapkan perencanaan mutu, termasuk didalamnya adalah menyusun standar mutu
yang akan menjadi pedoman dalam proses implementasi hingga sampai pada
pengawasan dan perbaikan mutu.
Indikator komitmen mutu yakni:

II-2
a. Efektivitas
Richard L. Draft dalam Tita Maria Kanita (2010:8) mendefinisikan efektivitas
organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan
atau berhasil mencapai apapun yang dikerjakan.
b. Efisiensi
Richard L. Draft dalam Tita Maria Kanita (2010:8) mendefinisikan efisiensi
organisasi adalah jumlah sumberdaya yang digunakan untuk mencapai tujuan
organisasi. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang digunakan
untuk menghasilkan barang/jasa.
c. Inovasi
Richard L. Draft dalam Tita Maria Kanita (2010:8) menyatakan bahwa inovasi
terhadap barang/jasa adalah cara utama dimana suatu organisasi beradaptasi
terhadap perubahan-perubahan di pasar, perubahan teknologi dan perubahan
persaingan.
d. Berorientasi mutu
Berorientasi mutu merupakan suatu ketertarikan atau orientasi seseorang untuk
melihat rincian dan tingkatan terhadap suatu standar yang telah ditetapkan.
e. Anti Korupsi
Anti Korupsi merupakan nilai dasar yang menunjukkan segala tindakan atau upaya
yang dilakukan untuk mencegah, melawan dan memberantas tindak kejahatan yang
menguntungkan dirinya sendiri serta merugikan negara dan masyarakat. Kesadaran anti
korupsi dibangun melalui pendekatan spiritual yang dikaitkan dengan tanggung jawab
manusia dalam membawa amanah. Indikator yang menunjukan nilai anti korupsi adalah
jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, mandiri, adil, berani dan peduli.
Dalam menjalankan fungsi sebagai PNS sebagai pelayan publik harus mengacu pada
kedudukan, peran, kode etik dan kode perilaku yang terdapat dalam manajemen PNS.
2.2 Manajemen PNS
a. Kedudukan PNS
Manajemen PNS adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada

II-2
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini dianggap
belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional. Untuk dapat
membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN
tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka pegawai ASN berfungsi sebagai
pelaksana kebijakan public, pelayan public dan perekat dan pemersatu bangsa.
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya peran dari
Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
c. Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu
kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan
bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak ASN yang
diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
untuk seorang PNS berhak untuk mendapat gaji, tunjangan, dan fasilitas; cuti; jaminan
pensiun dan jaminan hari tua; perlindungan; dan pengembangan kompetensi. Sedangkan
PPPK berhak memperoleh gaji dan tunjangan; cuti; perlindungan; dan pengembangan
kompetensi.

II-3
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat
kontraktual, adapun kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN
adalah:
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran,
dan tanggung jawab;
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode
etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku
agar Pegawai ASN:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif,
dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;

II-4
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar asn dan selalu menjaga reputasi dan integritas asn; dan
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai
asn.
Dalam mencapai menyelesaikan suatu isu, k/l tidak dapat menyelesaikannya tanpa
bekerjasama, berkolaborasi dan berkoordinasi dengan k/l yang lain sehingga dibutuhkan
konsep whole of government agar kerjasama, kolaborasi dan koordinasi dapat
terlaksana.
2.3 Whole of Government
Dalam pengertian USIP, WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya-upaya
kementerian atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan bersama. WoG
juga dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan
sebaliknya. Pengertian dari USIP ini menunjukkan bahwa WoG tidak hanya merupakan
pendekatan yang mencoba mengurangi sekat-sekat sektor, tetapi juga penekanan pada
kerjasama guna mencapai tujuan-tujuan bersama. Dari dua pengertian di atas, dapat
diketahui bahwa karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip
kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan aktor
dari seluruh sektor dalam pemerintahan.
Dalam banyak literatur lainnya, WoG juga sering disamakan atau minimal
disandingkan dengan konsep policy integration, policy coherence, cross-cutting
policymaking, joined-up government, concerned decision making, policy coordination
atau cross government. WoG memiliki kemiripan karakteristik dengan konsep-konsep
tersebut, terutamakarakteristik integrasi institusi atau penyatuan pelembagaan baik
secara formal maupun informal dalam satu wadah. Ciri lainnya adalah kolaborasi yang
terjadi antar sektor dalam menangani isu tertentu. Namun demikian terdapat pula
perbedaannya, dan yang paling nampak adalah bahwa WoG menekankan adanya
penyatuan keseluruhan (whole) elemen pemerintahan, sementara konsep-konsep tadi
lebih banyak menekankan pada pencapaian tujuan, proses integrasi institusi, proses

II-5
kebijakan dan lainnya, sehingga penyatuan yang terjadi hanya berlaku pada sektor-
sektor tertentu saja yang dipandang relevan. Tantangan yang akan dihadapi dalam
penerapan WoG di tataran praktek antara lain adalah:
1. Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah sama.
Perbedaan kapasitas inibisa menjadi kendala serius ketika pendekatan WoG,
misalnya, mendorong terjadinya merger atau akuisisi kelembagaan, di mana terjadi
penggabungan SDM dengan kualifikasi yang berbeda.
2. Nilai dan budaya organisasi
Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi pun menjadi
kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai dengan penyatuan kelembagaan
2.4 Pelayanan Publik
a. Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat. (Lembaga Administrasi Negara: 1998). Sementara Departemen Dalam
Negeri menyebutkan bahwa: Pelayanan publik adalah suatu proses bantuan kepada
orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan
interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan
produk, baik berupa barang dan jasa (Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu, 2004).
Pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan atau melayani
keperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan
pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan
ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan. Dengan demikian,
terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama, adalah
organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua, adalah penerima layanan
(pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan unsur
ketiga, adalah kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan).

II-6
BAB III
DESKRIPSI UNIT ORGANISASI

3.1 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) merupakan
Kementerian dalam Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
membidangi urusan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sesuai dengan Peraturan
Menteri PUPR Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber
daya air, penyelenggaraan jalan, penyediaan perumahan dan pengembangan
kawasan permukiman, pembiayaan perumahan, penataan bangunan gedung, sistem
penyediaan air minum, sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta
persampahan, dan pembinaan jasa konstruksi;
b. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat;
e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di daerah;
f. pelaksanaan penyusunan kebijakan teknis dan strategi keterpaduan pengembangan
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat;
g. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat;

V-1
h. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat; dan
i. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
3.2 Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan
penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan
sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai
dengan peraturan perundangundangan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 476, Direktorat
Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan
penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan
sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan
penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan
sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai
dengan perundang-undangan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan
kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem
penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase
lingkungan serta persampahan;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan
permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air
minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta
persampahan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kawasan permukiman,
pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum,
pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta
persampahan;

V-2
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan g. pelaksanaan fungsi
lain yang diberikan oleh Menteri.
3.3 Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanakan kebijakan, penyusunan produk pengaturan,
pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang pengembangan sistem penyediaan
air minum. Adapun fungsi dari Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum, adalah sebagai berikut :
a. penyusunan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan
pengembangan sistem penyediaan air minum;
b. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sistem penyediaan air
minum perkotaan, perdesaan, kawasan khusus;
c. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum
perkotaan, perdesaan, kawasan khusus, serta fasilitasi penyediaan tanah;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan sistem
penyediaan air minum;
e. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengembangan sistem penyediaan air minum;
f. fasilitasi dan pemberdayaan kelembagaan di bidang pengembangan sistem
penyediaan air minum; dan
g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum terdiri atas Subdirektorat
Perencanaan Teknis, Subdirektorat SPAM Perkotaan, Subdirektorat SPAM Perdesaan,
Subdirektorat SPAM Khusus, Subdirektorat Standardisasi dan Kelembagaan, serta
Subbagian Tata Usaha. Struktur organisasi Direktorat Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman disajikan pada

Gambar 1 .

V-3
Gambar 1 Struktur Organisasi Direktorat PSPAM

V-4
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Environmental Scanning


Environmental scanning merupakan sikap peduli terhadap isu masalah dalam
organisasi dan sekaligus bentuk kemampuan memetakan hubungan kausalitas yang
terjadi.
3.2 Gejala Isu
Berdasarkan hasil pengamatan saat melakukan On Job Training (OJT) di Direktorat
PSPAM ditemukan hal-hal sebagai berikut:
1. Kebersihan dan kerapian ruangan terganggu dengan adanya tumpukan arsip yang
belum tertata dengan baik;
2. Tidak tersedianya tempat penyimpanan dokumen yang tidak terpakai;
3. Beberapa PNS kembali dari jam istirahat tidak tepat waktu;
4. Kurangnya informasi pegawai yang hadir bekerja tetapi tidak berada di ruangan
kerja;
5. Beberapa CPNS yang ditempatkan di Direktorat PSPAM belum memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai sistem penyediaan air minum.
3.3 Identifikasi Isu
Dari beberapa gejala isu yang ditemukan, dapat ditarik kesimpulan mengenai isu-isu
sejenis diantaranya:
1. Kurang disiplinnya pegawai di lingkungan Direktorat PSPAM;
2. Pengendalian arsip di Direktorat PSPAM yang belum tertata dengan baik;
3. Minimnya pengetahuan CPNS yang ditempatkan di Direktorat PSPAM mengenai
perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan sistem penyediaan air minum.
3.4 Analisa Isu
Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah
dengan metode teknik scoring. Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan
memperhatikan:
1. Urgency atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.

V-1
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak
masalah tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.

Tabel 1 Penapisan Isu dengan Metode USG


No Isu Urgency Seriousness Growth Total Ranking
1 Kurang disiplinnya
pegawai di lingkungan 3 3 4 10 2
Direktorat PSPAM
2 Pengendalian arsip di
Direktorat PSPAM yang 2 3 3 9 3
belum tertata dengan baik
3 Minimnya pengetahuan
CPNS yang ditempatkan
di Direktorat PSPAM
mengenai perencanaan, 4 4 4 12 1
pelaksanaan, dan
pengembangan sistem
penyediaan air minum.
Keterangan: 5 – Sangat Penting 2 – Kurang Penting
4 – Penting 1 – Tidak Penting
4 – Cukup Penting

4.1 Latar Belakang dan Dampak Isu


Isu Minimnya pengetahuan CPNS yang ditempatkan di Direktorat PSPAM
mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan sistem penyediaan air minum
dirasakan langsung oleh penulis beserta CPNS lainnya yang ditempatkan di Direktorat
PSPAM. Minimnya pengetahuan mengenai SPAM dikarenkan basik dari 17 dari 37
CPNS di Direktorat PSPAM adalah Teknik Sipil dan belum ada mayoritas belum
berpengalaman di bidang SPAM.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki peranan yang menentukan dalam
penyelenggaraan negara. Untuk penyelengaraan negara dengan luas wilayah dan sumber
daya yang besar, diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu PNS yang mampu

V-2
melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien. Berbagai dampak yang akan
ditimbukan apabila isu tersebut tidak segera ditangani antara lain;
1. Kinerja CPNS selama OJT tidak optimal;
2. Kurang optimalnya fungsi dari Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum;
3. Terhambatnya pencapaian visi dan misi Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.

V-3
4.2 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Unit Kerja : Subdirektorat SPAM Perkotaan
Identifikasi Isu : 1. Kurang disiplinnya pegawai Direktorat PSPAM;
2. Pengendalian arsip di Direktorat PSPAM yang belum tertata dengan baik;
3. Minimnya pengetahuan pegawai baru/CPNS yang ditempatkan di Direktorat PSPAM mengenai
perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan sistem penyediaan air minum
Isu yang Diangkat : Minimnya pengetahuan CPNS yang ditempatkan di Direktorat PSPAM mengenai perencanaan, pelaksanaan,
dan pengembangan sistem penyediaan air minum.
Gagasan pemecahan isu : Meningkatkan pengetahuan CPNS mengenai sistem penyediaan air minum dengan kegiatan coffee morning
dan e-book SPAM.
Tabel 2 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Nilai-Nilai Dasar Kontribusi Penguatan Nilai-Nilai
Terhadap Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Persiapan Koordinasi dengan Notulen Akuntabilitas, indikator Coffee morning dan Integritas dalam
melakukan mentor dan pihak terkait yang terkandung adalah pembuatan e-book bertanggungjawab atas
questioner awal bertanggung jawab dan mengenai sistem tugasnya
Membuat questioner Hasil atas rencana aktualisasi penyediaan air
mengenai pemahaman questioner yang akan dilaksanakan, minum memberikan
terhadap SPAM kepada kejelasan target dengan kontribusi dalam Profesional, orientasi
CPNS adanya rancangan mewujudkan SDM misi dan visioner
jadwal presenter yang profesional, dalam melaksanakan
sehingga ketika questioner dan
Nasionalisme, indikator ditugaskan CPNS mengatur jadwal

V-3
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Nilai-Nilai Dasar Kontribusi Penguatan Nilai-Nilai
Terhadap Visi Misi Organisasi
Organisasi
Membuat jadwal Rancangan yang terkandung adalah dapat berkontribusi kegiatan
presenter di kegiatan jadwal adanya kerja sama dan dalam melaksanakan
coffee morning kegiatan musyawarah dalam tusi Direktorat Etika-Akhlakul
melaksanakan koordinasi PSPAM dan ikut karimah dalam
Jadwal mewujudkan visi melakukan koordinasi
presenter Etika Publik, indikator dan misi
coffee yang terkandung adalah Kementerian PUPR
morning menjaga rahasia hasil
questioner dari CPNS
2 Coffee morning Menyediakan tempat Akuntabilitas, indikator Coffee morning dan Integritas dalam
yang terkandung adalah pembuatan e-book bertanggungjawab atas
Mengundang CPNS Surat konsisten dalam dan mengenai sistem tugasnya
Direktorat PSPAM undangan melaksanakan coffee penyediaan air
morning minum memberikan
kontribusi dalam Profesional, orientasi
Melaksanakan coffee Notulen Nasionalisme, indikator mewujudkan SDM misi, visioner, dan
morning yang terkandung adalah yang profesional, Etika-Akhlakul
kekeluargaan dalam sehingga ketika karimah dalam
melaksanakan coffee ditugaskan CPNS melaksanakan coffee
morning dapat berkontribusi morning
dalam melaksanakan
Etika Publik, indikator tusi Direktorat
yang terkandung adalah PSPAM dan ikut
sopan dan hormat dalam mewujudkan visi
pelaksanaan coffee dan misi
morning Kementerian PUPR

V-4
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Nilai-Nilai Dasar Kontribusi Penguatan Nilai-Nilai
Terhadap Visi Misi Organisasi
Organisasi
Komitmen mutu,
indikator yang terkandung
adalah efektifitas dalam
meningkatkan
pengetahuan CPNS
3 Membuat e-book Melakukan koordinasi e-book SPAM Komitmen mutu terkait Coffee morning dan Integritas dalam
SPAM dengan mentor dan dengan inovasi dalam pembuatan e-book bertanggungjawab atas
pihak terkait membuat e-book SPAM dan mengenai sistem tugasnya
untuk dapat secara efektif penyediaan air
Melakukan studi meningkatkan minum memberikan
literatur pengetahuan CPNS kontribusi dalam Profesional, orientasi
mengenai SPAM dengan mewujudkan SDM misi dan visioner
Merencanakan format e- berorientasi mutu untuk yang profesional, dalam membuat e-book
book membuat e-book SPAM sehingga ketika
semenarik mungkin ditugaskan CPNS
Membuat kerangka e- dapat berkontribusi
book SPAM dalam melaksanakan
tusi Direktorat
Menyusun e-book PSPAM dan ikut
SPAM mewujudkan visi
dan misi
Kementerian PUPR
4 Sosialisasi dan Membuat paparan Paparan e- Akuntabilitas, indikator Coffee morning dan Integritas dalam
mendistribusikan sosialisasi e-book SPAM book SPAM yang terkandung adalah pembuatan e-book bertanggungjawab atas
e-book SPAM bertanggung jawab dan dan mengenai sistem tugasnya
kepada CPNS Mengundang CPNS konsisten dalam penyediaan air
Direktorat Direktorat PSPAM, pembuatan e-book SPAM minum memberikan
Etika-Akhlakul

V-5
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Nilai-Nilai Dasar Kontribusi Penguatan Nilai-Nilai
Terhadap Visi Misi Organisasi
Organisasi
PSPAM Mentor, Kasubdit Spam kontribusi dalam karimah dalam
Perkotaan, dan Ketua Nasionalisme, indikator mewujudkan SDM melakukan sosialisasi
Tim Teknis yang terkandung adalah yang profesional,
kekeluargaan dalam sehingga ketika
Melakukan sosialisasi e- notulen mensosialisasikan e-book ditugaskan CPNS
book SPAM spam dapat berkontribusi
dalam melaksanakan
Membagikan ke CPNS Etika publik, indikator tusi Direktorat
Direktorat PSPAM yang terkandung adalah PSPAM dan ikut
sopan dalam mewujudkan visi
melaksanakan sosialisasi dan misi
Kementerian PUPR
5 Melakukan Melakukan koordinasi Hasil Akuntabilitas, indikator Coffee morning dan Integritas dalam
questioner dengan mentor dan questioner yang terkandung adalah pembuatan e-book bertanggungjawab atas
kepada CPNS pihak terkait CPNS kejelasan target dari dan mengenai sistem tugasnya
Direktorat Direktorat kegiatan mengadakan penyediaan air
PSPAM dan Membuat questioner PSPAM coffee morning dan minum memberikan
evaluasi yang ditujukan CPNS pembuatan e-book SPAM kontribusi dalam Profesional, orientasi
Evaluasi e-book mengenai e-book SPAM mewujudkan SDM misi dan visioner
SPAM Etika Publik, indikator yang profesional, dalam melaksanakan
Mengevaluasi e-book Hasil Evaluasi yang terkandung adalah sehingga ketika questioner dan evaluasi
SPAM dari hasil e-book SPAM menjaga rahasia hasil ditugaskan CPNS
questioner CPNS questioner dari CPNS dapat berkontribusi Etika-Akhlakul
Direktorat PSPAM tidak memaksakan dalam melaksanakan karimah dalam
kehendak untuk tusi Direktorat melakukan koordinasi
memberikan feedback PSPAM dan ikut
positif saja mewujudkan visi

V-6
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Nilai-Nilai Dasar Kontribusi Penguatan Nilai-Nilai
Terhadap Visi Misi Organisasi
Organisasi
dan misi
Komitmen mutu, Kementerian PUPR
indikator yang terkandung
adalah inovasi dengan
pembuatan kuisioner
untuk mendapatkan
feedback pelaksanaan
kegiatan

V-7
Tabel 3 Time Schedule
September Oktober
No Kegiatan
25 26 27 28 1 2 3 4 5 8 9 10 11 12 15 16 17 18 19 22 23 24 25 26
Persiapan melakukan
1
questioner awal
2 Coffee morning
3 Membuat e-book SPAM
Sosialisasi dan
mendistribusikan e-book
4
SPAM kepada CPNS
Direktorat PSPAM
Melakukan questioner
kepada CPNS Direktorat
5
PSPAM dan evaluasi
Evaluasi e-book SPAM

V-8
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Telah dilakukan identifikasi isu dan penetapan isu melalui alat analisa USG dan
yang akhirnya menetapkan isu Minimnya pengetahuan CPNS yang ditempatkan di
Direktorat PSPAM mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan sistem
penyediaan air minum. Dampak yang mungkin akan ditimbulkan apabila tidak
dilakukan penanganan terhadap isu tersebut adalah kinerja CPNS selama OJT tidak
optimal, kurang optimalnya fungsi dari Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum, hingga terhambatnya pencapaian visi dan misi Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat. Gagasan pemecahan isunya adalah meningkatkan
pengetahuan CPNS mengenai sistem penyediaan air minum dengan kegiatan coffee
morning dan e-book SPAM yang terdiri 5 kegiatan rancangan yang relevan dengan
nilai-nilai manajemen ASN, pelayanan publik, dan WOG.
5.2 Kendala Dan Strategi
Tabel 4 Time Schedule
Tahapan
No. Kegiatan Kendala Strategi
Kegiatan
1 Persiapan Koordinasi Sulit mengatur Melakukan
melakukan dengan mentor jadwal pendekatan di
questioner awal dan pihak terkait koordinasi unit kerja untuk
mengetahui
jadwal program
kegiatan
pimpinan

Membuat Questioner diisi Membuat questioner


questioner dengan asal- sesingkat mungkin
mengenai asalan namun padat dan jelas
pemahaman
terhadap SPAM
kepada CPNS

Membuat jadwal Sulit Melakukan


presenter di menentukan pendekatan di
kegiatan coffee presenter untuk unit kerja dan
morning kegiatan coffee berkonsultasi dengan
morning ketua tim teknis

V-1
2 Coffee morning Menyediakan Tempat sudah di Mencari alternatif hari
tempat pesan untuk lain, dan mengatur
kegiatan lain ulang jadwal kegiatan

Mengundang Peserta coffee Melakukan


CPNS Direktorat morning sedikit pendekatan pada
PSPAM setiap subdirektorat
PSPAM
Melaksanakan
coffee morning
3 Membuat e-book Melakukan Sulit membuat Menggunakan jasa
SPAM koordinasi dengan e-book SPAM jasa desain grafis
mentor dan pihak yang menarik
terkait untuk dibaca

Melakukan studi
literatur

Merencanakan
format e-book

Membuat
kerangka e-book
SPAM

Menyusun e-book
SPAM
4 Sosialisasi dan Membuat paparan Tempat sudah di Mencari alternatif hari
mendistribusikan sosialisasi e-book pesan untuk lain, dan mengatur
e-book SPAM SPAM kegiatan lain ulang jadwal kegiatan
kepada CPNS
Direktorat Mengundang Peserta Melakukan
PSPAM CPNS Direktorat sosialisasin pendekatan kepada
PSPAM, Mentor, sedikit setiap subdirektorat
Kasubdit Spam PSPAM
Perkotaan, dan
Ketua Tim Teknis

Melakukan
sosialisasi e-book
SPAM

Membagikan ke
CPNS Direktorat
PSPAM
5 Melakukan Melakukan Questioner diisi Membuat questioner
questioner koordinasi dengan dengan asal- sesingkat mungkin
kepada CPNS mentor dan pihak asalan namun padat dan jelas

V-2
Direktorat terkait
PSPAM dan
evaluasi Membuat
Evaluasi e-book questioner yang
SPAM ditujukan CPNS
mengenai e-book
SPAM

Mengevaluasi e-
book SPAM dari
hasil questioner
CPNS Direktorat
PSPAM

V-3
Daftar Pustaka

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar


Calon PNS Habituasi. Jakarta : LAN.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2006. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: LAN.
Peraturan Menteri PUPR Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.
Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

vi

Anda mungkin juga menyukai