PENGERTIAN PARIWISATA
1. Pengertian Pariwisata
Menurut Mill (2000), pariwisata adalah aktivitas yang terjadi apabila seseorang
wisatawanmelakukan perjalanan, mencakup segala sesuatu mulai dari perencanaan
perjalanan itu sendiri,perjalanan ke tempat tertentu, tinggal di tempat itu, kembali
dan kenangan yang didapat sesudahnya.Aktivitas perjalanan meliputi pembelian-
pembelian yang dilakukan serta interaksi yang terjadi antarapihak tuan rumah dan
tamunya.Dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 bahwa pariwisata adalah
segala sesuatu yangberhubungan dengan wisata, termasuk di dalamnya pengusahaan
objek dan daya tarik wisata sertausaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
Kalau kita ikuti pengertian–pengertian kata industri seperti yang telah kiat
uraikan dalan bagian terdahulu, maka kita cendrung untuk memberikan batasan
terhadap industri pariwisata yaitu :
Pengertian industri pariwisata akan lebih jelas bila kita mempelajari dari
jasa atau produk yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wisatawan
ketika melakukan perjalanan. Dengan demikian akan terlihat tahap–tahap
wisatawan sebagai konsumen yang memerlukan pelayanan tertentu.
2. Konsep Pariwisata
2.1 Pengertian Pariwisata
Menurut para ahli bahasa, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta
yang terdiri atas dua suku kata, yaitu pari dan wisatawan.Pari berarti seluruh, semua
dan penuh.Wisata berarti perjalanan.Dengan demikian pariwisata dapat diartikan
sebagai perjalanan penuh, yaitu berangkat dari suatu tempat, menuju dan singgah, di
suatu di beberapa tempat, dan kembali ke tempat asal semula.
Wahab menyatakan bahwa pariwisata adalah salah satu jenis industri baru
yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam menyediakan
lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-
sektor produktivitas lainnya.Sebagai sektor yang kompleks yang meliputi industri-
industri klasik yang sebenarnya seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata
(Pendit, 1999: 35). Mcintosh dan Gupta mengatakan bahwa pariwisata merupakan
gabungan gejala dan gabungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis,
pemerintahan, tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan
melayani wisatawan.
2) Wisata Kesehatan
Hal ini dimaksudkan dengan perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk
menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia tinggal demi
kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani dengan
mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas mengandung mineral
yang dapat menyembuhkan, tempat yang memiliki iklim udara menyehatkan atau
tempat yang memiliki fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya.
4) Wisata Komersial
Dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran- pameran dan
pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang
dan sebagainya.
5) Wisata Industri
Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-
orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian dimana terdapat
pabrik-pabrik atau bengkel-bengkel besar dengan maksud tujuan untuk
mengadakan peninjauan atau penelitian.Misalnya, rombongan pelajar yang
mengunjungi industri tekstil.
6) Wisata Politik
Perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian aktif
dalam peristiwa kegiatan politik. Misalnya, ulang tahun 17 Agustus di Jakarta,
Perayaan 10 Oktober di Moskow, Penobatan Ratu Inggris, Perayaan Kemerdekaan,
Kongres atau konvensi politik yang disertai dengan darmawisata.
7) Wisata Konvensi
Perjalanan yang dilakukan untuk melakukan konvensi atau konferensi. Misalnya
APEC, KTT non Blok.
8) Wisata Sosial
Merupakan pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk
memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah untuk
mengadakan perjalanan seperti kaum buruh, pemuda, pelajar atau mahasiswa,
petani dan sebagainya.
9) Wisata Pertanian
Merupakan pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek
pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan
rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi
maupun melihat-lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka
ragam warna dan suburnya pembibitan di tempat yang dikunjunginya.
Yaitu pariwisata setempat yang mempunyai ruang lingkup relatif sempit dan
terbatas dalam tempat-tempat tertentu saja.Misalnya kepariwisataan Kota
Boyolali.
Yaitu kepariwisataan yang lebih luas dibandingkan dengan lokal tourism tetapi
yang sempit dibandingkan kepariwisataan nasional, seperti Bali, Yogyakarta.
3) Pariwisata Nasional
5) International Tourism
a) Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud
keadaan alam serta flora dan fauna.
b) Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro,
wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan, taman rekreasi dan tempat
hiburan.
2) Pemerintah menetapkan obyek dan daya tarik wisata selain sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 huruf b.
Yoeti (1997) memberikan pengertian obyek wisata adalah berbagai macam hal
yang dapat dilihat, disaksikan, dilakukan atau dirasakan.Sementara Fandeli (1995)
mengartikan obyek wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata hidup,
seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai
daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung.
Suwantoro (1997: 19) menyebutkan obyek wisata merupakan potensi yang
menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah. Selanjutnya obyek wisata
ini dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu :
Ada dua pedoman umum untuk suatu organisasi pariwisata yang baik. Yaitu
harus terjalinnya kerjasama dan koordinasi diantara :
1) Para pejabat yang duduk dalam organisasi baik tingkat nasional, propinsi dan
lokal
2) Para pengusaha yang bergerak dalam industri pariwisata seperti usaha
perjalanan, usaha penginapan.usaha angkutan, usaha rekreasi dan sektor
hiburan, lembaga keuangan pariwisata, usaha cinderamata, dan pedagang
umum.
3) Organisasi yang tidak mencari untung yang erat kaitannya dengan pariwisata
(misalnya klub-klub wisata dan klub, mobil).
4) Asosiasi profesi dalam pariwisata. (Wahab, 1977: 267)
Menurut Spillane (1994: 63-72) suatu obyek wisata atau destination, harus
meliputi lima unsur yang penting agar wisatawan dapat merasa puas dalam
menikmati perjalanannya, maka obyek wisata harus meliputi:
1. Attractions
a) Keindahan alam
b) Iklim dan cuaca
c) Kebudayaan
d) Sejarah
e) Ethnicity/sifat kesukuan
f) Accessibility/kemampuan atau kemudahan berjalan atau ketempat
tertentu.
2. Facility
3. Infrastructure
Atraksi dan fasilitas tidak dapat tercapai dengan mudah kalau belum ada
infrastruktur dasar.Infrastruktur termasuk semua konstruksi di bawah dan di
atas tanah dan suatu wilayah atau daerah. Yang termasuk infrastruktur penting
dalam pariwisata adalah :
a) Sistem pengairan/air
Kualitas air yang cukup sangat esensial atau sangat diperlukan. Seperti
penginapan membutuhkan 350 sampai 400 galon air per kamar per hari.
c) Jaringan komunikasi
Walaupun banyak wisatawan ingin melarikan diri dari situasi biasa yang
penuh dengan ketegangan, sebagian masih membutuhkan jasa-jasa telepon
dan/atau telgram yang tersedia.
f) Jalan-jalan/jalan raya
Ada beberapa cara membuat jalan raya lebih menarik bagi wisatawan:
Ada beberapa usul mengenai pengangkutan dan fasilitas yang dapat menjadi
semacam pedoman termasuk :
Wisatawan yang sedang berada dalam lingkungan yang belum mereka kenal
maka kepastian akan jaminan keamanan sangat penting, khususnya wisatawan
asing.
Dalam hal ini kiranya dibutuhkan perumusan yang cermat dan diambil kata
sepakat, apa yang menjadi kewajiban pihak pemerintah dan mana yang merupakan
tanggung jawab pihak swasta, sehingga dalam pengembangan selanjutnya tidak
terjadi penanggungan yang tumpang tindih yang bisa menimbulkan perbedaan antara
yang satu dengan yang lainnya.
Dalam bukunya Yoeti (1997: 2-3), pengembangan pariwisata ini ada beberapa
aspek yang perlu diperhatikan yaitu :
1) Wisatawan (Tourist)
Harus diketahui karakteristik dari wisatawan, dari negara mana mereka datang,
usia, hobi, dan pada musim apa mereka melakukan perjalanan.
2) Transportasi
Harus dilakukan penelitian bagaimana fasilitas transportasi yang tersedia untuk
membawa wisatawan ke daerah tujuan wisata yang dituju.
3) Atraksi/obyek wisata
Bagaimana obyek wisata dan atraksi yang akan dijual, apakah memenuhi tiga
syarat berikut, apa yang dapat dilihat, apa yang dilakukan dan apa yang dapat
dibeli di (Daerah Tujuan Wisata) DTW yang dikunjungi.
4) Fasilitas pelayanan
Fasilitas apa saja yang tersedia di DTW tersebut, bagaimana akomodasi
perhotelan yang ada, restoran, pelayanan umum seperti Bank/money changers,
kantor pos, telepon/teleks di DTW yang akan dikunjungi wisatawan
Pembagian fungsi dan tugas dari organisasi pariwisata menurut (Yoeti, 1997:
48) adalah sebagai berikut :
a) Iklim: cuaca cerah, banyak cahaya matahari, sejuk, kering, panas, hujan dan
lain-lain
b) Bentuk tanah dan pemandangan: tanah yang datar, lembah pegunungan,
danau, sungai, pantai, air terjun, gunung berapi dan pemandangan yang
menarik.
c) Hutan belukar
d) Flora dan fauna, seperti tumbuhan yang aneh, burung-burung, ikan, binatang
buas, cagar alam, daerah perburuan dan lain-lain.
e) Pusat kesehatan, yang termasuk kelompok ini adalah: sumber air mineral,
mandi lumpur, sumber air panas.
c. Sumberdaya buatan
Sumberdaya buatan manusia (man made supply) seperti:
e) Tata cara hidup masyarakat (way of life). Seperti: tarian, sandiwara, drama,
upacara-upacara keagamaan. (Oka A. Yoeti, 1996: 172-176).[5]
Data tersebut dapat diperoleh melalui survei instansional, survei lapangan,
interpretasi citra dan peta, sedangkan penyajiannya dapat berupa peta dan tabel
disesuaikan dengan skala perencanaan.
Kegiatan perumusan rencana pengembangan destinasi dapat dilakukan pula oleh ahli
geografi yang meliputi :
Penyajian informasi rencana tata ruang wilayah wilayah pariwisata dapat diwujudkan
dalam bentuk peta-peta hasil rumusan rencana yang diperoleh atas dasar studi
kompilasi data dan analisis data wilayah
2.5 Perencanaan Wilayah dalam Perspektif Geografi
1. Pengertian Pariwisata
Secara etimologis pariwisata berasal dari bahasa sansekerta, yang terdiri dari
dua suku kata Pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap. Dan
kata wisata yang berarti perjalanan, bepergian yang bersinonim dengan kata travel
dalam bahasa Inggris, maka dapat di artikan bahwa pariwisata adalah perjalanan
yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari satu tempat ke tempat lain.
Dengan adanya Undang-undang No. 32 tahun 2003 tentang Otonomi Daerah, setiap
daerah di Indonesia berupaya memperoleh Pendapatan Asli Daerah Setempat (PADS).
Salah satu upaya untuk memperoleh pemasukan pendapatan tersebut dengan
menggalakkan kegiatan pariwisata yang yang ada di daerah masing-masing.
3. Elemen Pariwisata
Dalam kepariwisataan, menurut Leiper dalam Cooper et.al (1998:5) terdapat
tiga elemen utama yang menjadikan kegiatan tersebut bisa terjadi Kegiatan wisata
terdiri atas beberapa komponen utama.
a) Wisatawan
la adalah aktor dalam kegiatan wisata.Berwisata menjadi sebuah pengalaman
manusia untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa di
dalam kehidupan.
b) Elemen geografi
Pergerakan wisatawan berlangsung pada tiga area geografi, seperti berikut ini.
1) Daerah Asal Wisatawan (DAW)
Daerah tempat asal wisatawan berada, tempat ketika is melakukan aktivitias
keseharian, seperti bekerja, belajar, tidur dan kebutuhan dasar lain.
Rutinitas itu sebagai pendorong untuk memotivasi seseorang berwisata. Dari
DAW, seseorang dapat mencari informasi tentang obyek dan days tarik
wisata yang diminati, membuat pemesanan dan berangkat menuju daerah
tujuan.
a. Iklim
Unsur-unsur iklim yang erat kaitannya dengan pariwisata adalah suhu, angin,
curah hujan, dan awan (kecerahan).Rekreasi di luar rumah, selain dipengaruhi
oleh waktu libur, juga ditentukan oleh iklim.Permintaan rekreasi di luar rumah
meningkat tatkala cuaca sedang baik. Kondisi cuaca pun akan menentukan
jenis aktivitas yang dilakukan dan perlengkapan yang harus dibawa selama
berwisata. Misalnya berwisata di daerah dingin berbeda dengan daerah panas,
baik dalam hal jenis pakaian, makanan maupun kegiatan-kegiatan yang
dilakukan selama berpariwisata.
b. Morfologi
Dipermukaan bumi terdapat bermacam-macam bentuk lahan. Tapi pada
umunya dapat dibedakan atas pegunungan, perbukitan, dataran tinggi (plato)
dan dataran (plan). Morfologi ini akan berkaitan erat dengan cuaca. Di daerah
pengunungan banyak dikembangkan objek wisata berupa cagar alam dan taman
nasional, dengan segala keanekaragaman flora dan faunanya. Objek wisata lain
yang erat kaitannya dengan pegunungan adalah fenomena gunung api, berupa
kawah dan sumber air panas.
c. Tata air
Air permukaan bumi menduduki persentase terbesar.Air ini dapat berupa laut,
sungai, danau, dan air dalam tanah.Laut menjadi objek wisata yang menarik
sepanjang zaman.
d. Flora dan Fauna
Flora dan fauna suatu tempat mempunyai kaitan erat dengan iklim baik secara
horizontal maupun vertikal.Setiap daerah umumnya mempunyai flora dan fauna
khas yang menjadi unggulan daya tarik wisata.
Adapun beberapa sumberdaya yang dapat dijadikan daya tarik bagi wisatawan untuk
datang ke suatu daerah tujuan wisata, yaitu:
a) Iklim: cuaca cerah, banyak cahaya matahari, sejuk, kering, panas, hujan dan
lain-lain
b) Bentuk tanah dan pemandangan: tanah yang datar, lembah pegunungan,
danau, sungai, pantai, air terjun, gunung berapi dan pemandangan yang
menarik.
c) Hutan belukar
d) Flora dan fauna, seperti tumbuhan yang aneh, burung-burung, ikan, binatang
buas, cagar alam, daerah perburuan dan lain-lain.
e) Pusat kesehatan, yang termasuk kelompok ini adalah: sumber air mineral,
mandi lumpur, sumber air panas.
2). Sumberdaya buatan manusia (man made supply) seperti:
3). Tata cara hidup masyarakat (way of life). Seperti: tarian, sandiwara, drama,
upacara-upacara keagamaan. (Oka A. Yoeti, 1996: 172-176).[5]
Pariwisata adalah suatu gejala social yang sangat kompleks, yang menyangkut
manusia seutuhnya dan memiliki berbagai Aspek sosiologis, Ekonomis, Ekologis dan
sebagainya. Untuk mengadakan perjalanan orang harus mengeluarkan biaya,yang
diterima oleh orang-orang yang menyelenggarakan angkutan, menyediakan
bermacam-macam jasa, atraksi,dan lainnya. Keuntungan ekonomis untuk daerah
yang di kunjungi wisatawan, itulah yang pertama-tama merupakan tujuan
pembangunan wisata.Dalam hubungan dengan geografis dari pariwisata ini adalah
orang menggunakan pendekatan keruangan, kewilayahan dan lingkungan.
Misalnya, dari segi geografi social selain mengenai fasilitas,pelayanan dan tarif
sebuah hotel hanya dapat berfungsi dengan baik sebagai komponen dalam kegiatan
pariwisata kalau memenuhi persyaratan lokasi. Persyaratan lokasi itu yang terpenting
berupa syarat lingkungan.
Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam penataan ruang yang
bertujuan untuk meningkatkan pariwisata.Dalam mendukung pengembangan
pariwisata, kebijakan penataan ruang meliputihal-hal sebagai berikut :