komunitas.
dalam prinsip sosial (poin 2,3,4) yang berkaitan dengan kualitas internal
komunitas, prinsip ekonomi (poin 1,9) yang berkaitan dengan kepemilikan usaha
pariwisata dan prinsip politik (poin 10) yang berkaitan dengan kekuasaan untuk
menjadi 4 yaitu sosial, ekonomi, budaya dan politik. Prinsip sosial menurut
diperoleh wajib menyisihkan keuntungan bagi komunitas (berupa CSR atau dana
bagi hasil); (2) asosiasi yang dibentuk komunitas untuk mengelola kegiatan wisata
dirasakan oleh anggota komunitas yang terlibat sedangkan yang tidak terlibat
mensyaratkan adanya upaya menghargai budaya lokal, heritage dan tradisi dalam
dan melestarikan budaya lokal, heritage dan tradisi komunitas. Sedangkan prinsip
politik berkaitan dengan peran pemerintah lokal dan regional diantaranya dalam
terlaksana.
(2) keberlanjutan ekologi, (3) kelembagaan yang bersatu, (4) keadilan pada
adalah tool bagi seluruh anggota komunitas untuk mendapatkan akses untuk
Dengan mengacu pada prinsip dasar dari CBT dari UNEP dan
WTO Suansri(2003:21-
lokal. Kedua, prinsip sosial dengan indikator terdapat peningkatan kualitas hidup,
laki-laki perempuan, generasi muda dan tua dan terdapat mekanisme penguatan
yang melekat erat dalam budaya lokal. Keempat, prinsip lingkungan dengan
indikator pengembangan carryng capacity area, terdapat sistem pembuangan
kekuasaan komunitas yang lebih luas dan terdapat makanisme yang menjamin
hak-hak masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA). Kelima
yang berkelanjutan
memiliki spektrum yang cukup luas. Prinsip Dalam prinsip ekonomi misalnya
atau dana bersama yang dapat bermanfaat untuk seluruh komunitas baik yang
kesatuan. Dalam hal ini Suansri tidak hanya memikirkan kebutuhan praktis
strategis komunitasa yaitu mencapai kualitas hidup yang lebih baik melalui
diangkat Suansri mewakili sebagian unsur dalam komunitas yaitu gender dan
merupakan kesatuan dari berbagai unsur yang membentuk yaitu individu dengan
berbagai latar belakang. Suansri melihat aspek yang jarang diperhatikan ahli lain
dalam melihat komunitas yaitu aspek gender yang terkait dengan peran-peran
pengembangan pariwisata.
Prinsip budaya dari Suansri juga melihat aspek budaya secara mendalam
budaya lain. Sedangkan prinsip politik yang dijadikan indikator oleh Suansri
itu sendiri yaitu adanya partisipasi local dan perluasan kekuasaan komunitas.
stakeholder lainnya.
pariwisata.
Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009, Bab III pasal 5adalah :
1. Menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari
konsep hidup dalam keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang
Maha Esa, hubungan antara manusia dan sesama manusia, dan hubungan antara
2. Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan lokal.
proposionalitas.
4. Memelihara kelesatarian alam dan lingkungan hidup.
6. Menjamin keterpaduan antarsektor, antar daerah, antara pusat dan daerah dan
daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah,
swasta sangat diperlukan. Masyarakat setempat atau yang tinggal di daerah tujuan
wisata sangat mempunyai peran yang amat penting dalam menjunjung
Peran serta masyarakat di dalam memelihara sumber daya alam dan budaya
yang berpotensi untuk menjadi daya tarik wisata tidak dapat diabaikan.Dalam
tekanan terhadap objek dan daya tarik wisata sehingga pembangunan pariwisata
belonging) terhadap berbagai aneka sumber daya alam dan budaya sebagai aset
pembangunan pariwisata.
Secara konseptual prinsip dasar kepariwisataan berbasis masyarakat adalah
Tujuan yang ingin diraih adalah pemberdayaan sosial ekonomi komunitas itu
sendiri dan meletakkan nilai lebih dalam berpariwisata, khususnya kepada para
wisatawan.
Secara garis besar prinsip CBT (community bassed tourism) dapat dibagi
keputusan, sebagai indikator adanya kekuasaan dan daya tawar secara politis pada
budaya dan kearifan lokal. Modal sosial adalah sumber daya internal, yang
budaya adalah modal untuk beradaptasi dengan perubahan yang timbul dari
kedatangan wisatawan. Kearifan lokal merupakan instrument komunitas untuk
lapangan kerja dan lapangan usaha baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Agar
usaha
harus visible bagi penduduk lokal yang seringkali sangat sadar terhadap dampak
turisme. Untuk itu, pariwisata harus melibatkan masyarakat lokal, sebagai bagian
dari produk turisme, lalu kalangan industri juga harus melibatkan masyarakat
untuk memiliki input yang lebih besar, bagaimana masyarakat dikemas dan dijual
cinta tanah air, memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, serta mempererat
(resident)
jauh