0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
329 tayangan3 halaman
Tari Fomani adalah tarian tradisional Pulau Siompu yang diperkenalkan oleh La Paleandala pada tahun 1815. Tarian ini ditarikan oleh dua orang pria berumur lima puluh tahun ke atas dalam upacara adat tahunan untuk menghormati leluhur dan semangat pertarungan, dengan iringan musik gong dan gendang serta properti seperti perisai, parang, dan tombak.
Tari Fomani adalah tarian tradisional Pulau Siompu yang diperkenalkan oleh La Paleandala pada tahun 1815. Tarian ini ditarikan oleh dua orang pria berumur lima puluh tahun ke atas dalam upacara adat tahunan untuk menghormati leluhur dan semangat pertarungan, dengan iringan musik gong dan gendang serta properti seperti perisai, parang, dan tombak.
Tari Fomani adalah tarian tradisional Pulau Siompu yang diperkenalkan oleh La Paleandala pada tahun 1815. Tarian ini ditarikan oleh dua orang pria berumur lima puluh tahun ke atas dalam upacara adat tahunan untuk menghormati leluhur dan semangat pertarungan, dengan iringan musik gong dan gendang serta properti seperti perisai, parang, dan tombak.
Salah satu tarian tradisional Pulau Siompu Kabupaten Buton Selatan adalah Tari Fomani. Tari Fomani hadir dalam upacara adat Kamboto dibawah oleh La Paleandala sejak tahun 1815. Beiau membawa Tari Fomani dan berkolaborasi dengan masyarakat Siompu. Konon, La Paleandala terdampar di sekitar peraiaran Pulau Siompu dan mendengar bunyi gendang yang terdengar sayup-sayup. Karena penasaran dengan apa yang di dengarnya, maka La Paleandala menyempatkan untuk singgah dan menelusuri apa yang sedang dilakukan masyarakat Pulau Siompu. Setelah berinteraksi dengan masyarakat setempat, ia baru mengetahui suara yag di dengarnya dan ternyata masyarakat Pulau Siompu sedang mengadakan acara adat tahunan yang disebut acara Kamboto. La Paleandala penasaran dan ingin sekali menyaksikan acara Kamboto tersebut, sehingga menawarkan kepada masyarakat setempat bahwa ia akan mempertunjukan sesuatu kepada mereka dengan syarat malam harinya di adakan kembali acara Kamboto dan masyarakat Siompu menyetujui syarat yang diajukan oleh La Paleandala, maka didakanlah acara Kamboto. Setelah di adakan acara Kamboto pada malam harinya, pada siang harinya giliran La Paleandala mempertontonkan petunjukannya. Dengan melihat pertunjukan yang dilakukan La Paleandala tersebut, maka masyarakat Siompu menyebut pertunjukan tersebut dengan Fomani dan sudah menjadi tradisi masyarakat Siompu setiap tahunnya.
2. Umur dan Jumlah penari
Tari Fomani kamanu-manu ditarikan oleh dua orang penari laki- laki yang sudah berumur lima puluh tahun keatas dan masih sanggup menarikan Tari Fomani serta sudah pernah menjabat sebagai pemangku adat dan mengetahui peraturan-peraturan atau silsilah adat yang ada dalam masyarakat. Selain itu, Tari Fomani ditarikan berdasarkan garis keturunan.
3. Tempat dan Waktu pelaksanaan
Tari Fomani dilaksanakan di lapangan terbuka atau halaman
Baruga (rumah adat) dan waktu pelaksanaanya pada siang hari dengan durasi pertunjukan minimal lima menit serta di pertunjukan setiap satu tahun sekali sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Siompu yang sudah melewati proses upacara adat Kamboto selama tiga malam berturut-turut. Selaim itu, Tari Fomani juga bertujuan untuk memperingati jasa-jasa para leluhur.
4. Kostum yang dikenakan
Kostum penari Fomani (kamanu-manu), yakni kain merah putih,
kamprui atau penutup kepala, celana panjang dan sarung adat Buton. Kain Merah Putih tersebut dililit di pundak kanan dan kiri yang tersimpul selang seling di punggung kanan dan kiri, sehingga membentuk selempang Merah Putih. Kain Merah melambangkan keberanian dalam bertarung sedangkan kain Putih melambangkan kesucian. Penutup kepala (kampurui) dengan corak batik melambangkan keberanian dalam menghadapi musuh.
5. Instrumen
Instrumen atau alat musik pengiring kamanu Tari Fomani
kamanu-manu, terdiri dari Tawa-tawa (gong berukuran besar) dan Katagoba (gendang berukuran besar). Pande rambi atau pemusik terdiri dari lima orang, satu sebagai pemukul gong, satu orang sebagai kansikansi (pengontrol tempo) dan memegang gong, dan tiga orang lainya sebagai pemain gendang. Walaupun hanya terdiri dari dua instrumen musik tetapi irama yang diciptakan menggambarkan nuansa semangat dalam bertarung, ditambah lagi syair yang dilatunkan oleh pandengkaole (penyanyi syair adat) yang sambil menabuh gendang.
6. Properti
Properti yang digunakan penari Fomani kamanu-manu adalah Ani
(perisai yang dihiasi bunga cempaka), Kampue (parang panjang), dan Pandanga (tombak).
a. Properti Ani (perisai) digunakan utuk menangkis senjata dari
musuh atau lawan, dimana perisai ini dihiasi dengan bunga cempaka yang melambangkan bunga yang suci. b. Properti Kampue (parang panjang) digunakan untuk melawn musuh dari jarak dekat. c. Properti Pandanga (tombak) digunakan untuk melawan musuh dari jarak jauh.