KIMIA

Struktur Atom

A. Atom
• Atom adalah bahan pembangun materi
(benda-benda, makhluk hidup, serta segala
1
sesuatu yang menempati ruang dan memiliki
massa)
• Untuk unsur netral, jumlah proton (p) SAMA
• Unsur adalah atom yang telah diberi nama
DENGAN jumlah elektron (e). Namun, apabila
• Atom terdiri dari inti atom dan kulit atom.
atom memiliki muatan (ion) maka jumlah
• Adapun partikel-partikel penyusunnya adalah:
elektron tergantung pada besarnya muatan
Partikel Muatan Massa Letak ion.
Proton (p) +1 1 sma Inti atom • Apabila ionnya POSITIF maka jumlah
Elektron (e) -1 0 sma Kulit atom elektronnya adalah jumlah proton DIKURANGI
Neutron (n) 0 1 sma Inti atom besarnya muatan ion.
Catatan: 1 sma (Satuan Massa Atom) setara dengan 1,6 • Apabila ionnya NEGATIF maka jumlah
x 10-24 gram (massa atom hidrogen)
elektronnya adalah jumlah proton DITAMBAH
• Ion adalah atom atau sekelompok atom yang besarnya muatan ion.
bermuatan listrik. Terdapat 2 jenis ion
No. Notasi Atom Jumlah Partikel
berdasarkan muatan listrik yang dimilikinya:
- Ion bermuatan negatif (anion), karena p = 7; e = 7;
1 147𝑁
n = 14 – 7 = 7
atom menerima elektron dari atom lain,
p = 26; e = 26;
sehingga atom menjadi kelebihan elektron 2 56 26𝐹𝑒 n = 56 – 26 = 30
yang bermuatan negatif.
56 3+ p = 26
- Ion bermuatan positif (kation), karena 26𝐹𝑒
3 e = 26 – 3 = 23
atom melepaskan elektron ke atom lain, Melepas 3 elektron
n = 56 – 26 = 30
sehingga atom menjadi kelebihan proton p = 16
32 2-
yang bermuatan positif. 16𝑆
4 e = 16 + 2 = 18
Menerima 2 elektron
B. Notasi Atom Suatu Unsur n = 32 – 16 = 16
C. Isotop, Isobar, Isoton, dan Isoelektron
a. Isotop
Isotop adalah atom-atom dengan nomor
atom sama namun nomor massanya berbeda.
Contoh: 147N dengan 157N ; 168O dengan 158O
b. Isobar
Isobar adalah atom-atom dengan nomor
massa sama namun nomor atom berbeda.

1
 Contoh: 137N dengan 136C ; 158O dengan 157N
c. Isoton
Isoton adalah atom-atom dengan jumlah
neutron yang sama.
Contoh: 125B dengan 136C ; 168O dengan 179F
d. Isotoelektron
Isoelektron adalah atom-atom dengan jumlah
elektron yang sama.
Contoh: 9F − dengan 11Na+
D. Sejarah Perkembangan Teori Atom
a. Democritus (400 SM)
Istilah atom berasal dari bahasa Yunani, yaitu
atomos (a = tidak; tomos = terbagi) yang
berarti tidak dapat dibagi. Istilah atom ini
pertama kali dicetuskan oleh Democritus
bersama Leucippus yang menyatakan bahwa
“apabila suatu materi dibagi menjadi bagian-
bagian kecil secara terus menerus maka akan
berakhir pada partikel yang tidak dapat dibagi
lagi”. Partikel yang dimaksud adalah atom.
b. John Dalton (1803)
Teori model atom Dalton yaitu:
1. Atom adalah bagian terkecil penyusun
materi yang tidak dapat dibagi lagi.
2. Atom berbentuk seperti bola pejal dan
bermuatan netral.
Gambar Model Atom Dalton
(Utami, dkk., 2009)
3. Atom tidak dapat diciptakan maupun
dimusnahkan dengan reaksi kimia biasa.
4. Atom dari suatu unsur memiliki sifat dan
massa yang berbeda dengan atom dari
unsur lainnya.
5. Atom-atom dapat mengalami
penggabungan, pemisahan, dan
penyusunan kembali melalui suatu reaksi
kimia.
c. J.J. Thomson (1897)
Teori atom J.J. Thomson ini dikenal dengan
“Model Atom Roti Kismis”. Ia mengatakan
2
bahwa atom diibaratkan sebagai bola pejal
yang bermuatan positif (proton) dan di
dalamnya tersebar partikel yang bermuatan
negatif (elektron) ibarat kismis yang tersebar
didalam roti. Secara total atom beemuatan
netral. Teori ini didapatkan dari hasil
penelitian terhadap penembakan sinar
katoda dalam tabung kedap udara.
Gambar Model Atom J.J. Thomson
(Utami, dkk., 2009)
d. Rutherford (1911)
Melalui percobaan penembakan sinar alfa
terhadap lempeng emas yang sangat tipis,
Rutherford menyatakan bahwa atom terdiri
atas inti atom yang bermuatan positif dan
elektrom bergerak mengelilingi inti atom,
sehingga secara total atom bermuatan netral.
Rutherford menyatakan bahwa sebagian
besar atom adalah ruang kosong dan massa
atom terpusat pada inti atom.
Gambar Model Atom Rutherford
(Utami, dkk., 2009)
e. Niels Bohr (1913)
Ilmuwan asal Denmark bernama Niels Henrik
David Bohr yang melakukan percobaan
terhadap spektrum atom hidrogen ini
membuat model atom yang
menyempurnakan model atom Rutherford,
sehingga model atom ini biasa disebut model
atom Rutherford-Bohr. Teori atom Bohr
menyatakan bahwa elektron bergerak
mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu
 yang disebut kulit atom mirip seperti planet-
planet yang mengelilingi matahari pada
orbit/lintasannya sendiri. Elektron tidak
memancarkan gelombang elektromagnetik
dan hanya dapat berpindah dari satu lintasan
ke lintasan yang lain dengan cara menyerap
atau melepas energi.
Gambar Model Atom Bohr
(Utami, dkk., 2009)
Adapun ketentuan jumlah elektron yang
dapat menempati suatu lintasan, yaitu:
1. Lintasan dimulai yang terdekat dengan
inti, masing-masing lintasan disebut kulit
ke-1 (kulit K), kulit ke-2 (kulit L), kulit ke-3
(kulit M), kulit ke-4 (kulit N), dan
seterusnya.
2. Jumlah elektron maksimum (paling
banyak) yang dapat menempati masing-
masing kulit adalah 2n2 dengan n = nomor
kulit
3. Kulit yang paling luar hanya boleh
mengandung maksimal 8 elektron.
f. Teori Atom Modern
Teori atom modern menyatakan bahwa:
• Kedudukan elektron dalam suatu atom
tidak dapat ditentukan secara pasti, yang
dapat ditentukan adalah kebolehjadian
menemukan elektron menempati suatu
tempat pada suatu daerah tertentu di kulit
atom yang disebut orbital.
• Orbital pada kulit atom memiliki tingkat-
tingkat tertentu karena setiap orbital
memiliki tingkat energi tertentu.
• Kedudukan elektron dalam suatu atom
dinyatakan dengan 4 bilangan kuantum
3
dengan melihat elektron valensi (elektron
terluar).
E. Bilangan Kuantum
1. Bilangan Kuantum Utama
Bilangan kuantum utama (n) menyatakan
lintasan/kulit/tingkat energi elektron. Makin
dekat dengan inti maka tingkat energi
elektronnya makin rendah.
Kulit K → n = 1, Kulit L → n = 2,
Kulit M → n = 3, dst.
2. Bilangan Kuantum Azimuth
Bilangan kuantum azimuth (l) menyatakan
subkulit/subtingkat energi elektron. Setiap
kulit memiliki jumlah subkulit yang berbeda;
kulit K memiliki 1 subkulit yaitu s; kulit L
memiliki 2 subkulit yaitu s dan p; kulit M
memiliki 3 subkulit yaitu s, p, dan d; subkulit N
memiliki 4 subkulit yaitu s, p, d, dan f.
Subkulit s → l = 0; Subkulit p → l = 1;
Subkulit d → l = 2; Subkulit f → l = 3
3. Bilangan Kuantum Magnetik
Bilangan kuantum magnetik (m) menyatakan
letak orbital dimana elektron berada.
Subkulit s → m = 0
Subkulit p → m = -1, 0, +1
Subkulit d → m = -2, -1, 0, +1, +2
Subkulit f → m = -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3
4. Bilangan Kuantum Spin
Bilangan kuantun spin (s) menyatakan arah
rotasi elektron.
s = +1/2 arah elektron terakhir ke ↑
s = -1/2 arah elektron terakhir ke ↓
F. Konfigurasi Elektron
Aturan Aufbau: “Pengisian elektron dimulai dari
tingkat energi paling rendah ke yang paling
tinggi”.
Cara praktis untuk membuat konfigurasi elektron
sesuai aturan Aufbau adalah
1. Tuliskan subkulit dengan pola:
ss psps dpsdps fdpsfdps
2. Tulis nomor kulit (dimulai dari subkulit s: 1
sampai 8, subkulit p: 2 sampai 7, subkulit d: 3
sampai 6, subkulit f: 4 sampai 5)
 1s 2s 2p 3s 4p 5s 3d 5p 6s 4d 6p 7s 4f 5d 7p 8s
5f 6d 8p 9s
3. Tulis jumlah elektron sesuai nomor atom yang
dibuat konfigurasinya, dengan aturan jumlah
elektron maksimal pada subkulit
s = 2, p = 6, d = 10, dan f = 14.
1s2 2s2 2p6 3s2 4p6 5s2 3d10 5p6 6s2 4d10 6p6 7s2
4f14 5d10 7p6 8s2 5f14 6d10 8p6 9s2
G. Menentukan Harga Bilangan Kuantum
a. Aturan Hund: “Pengisian elektron pada
orbital suatu subkulit tidak boleh langsung
berpasangan tapi harus masuk satu per satu
setelah semua terisi baru boleh berpasangan”.

b. Larangan Pauli: “Dalam satu atom tidak boleh

ada elektron yang keempat bilangan
kuantumnya sama”.
Contoh: 4 elektron pada 3p4

BK e1 e2 e3 e4
n 3 3 3 3
l 1 1 1 1
m +1 0 -1 +1
s +1/2 +1/2 +1/2 -1/2
(pasti ada bilangan kuantum yang berbeda pada setiap
elektron dalam satu atom)
Contoh cara membuat konfigurasi elektron:
2 2 6 2 4
16S : 1s 2s 2p 3s 4p
2 2 6 2 6 2 2
22Ti : 1s 2s 2p 3s 4p 5s 3d
2 2 6 2 6 2 10 6 2
38Sr : 1s 2s 2p 3s 4p 5s 3d 5p 6s

Cara menyingkat konfigurasi menggunakan gas

mulia:
2 4
16S : [10Ne] 3s 4p
2 2
22Ti : [18Ar] 5s 3d
2
38Sr : [36Kr] 6s