Ibu Bersalin Fase Laten Memanjang
Ibu Bersalin Fase Laten Memanjang
Disusun Oleh :
Dewi Lestari
NIM. 06242049
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPARTEMEN KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO
TAHUN 2007
FASE LATEN MEMANJANG
A. Pendahuluan
Menurut Sarwono Prawirohardjo dalam ilmu kebidanan tahun 2002 pada
saat ini angka kematian perinatal di Indonesia masih tinggi yaitu 334/100000 dan
218/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian tersebut menurut survey
kesehatan rumah tangga tahun 2001 yaitu perdarahan 24%, infeksi 11%, partus
macet 5% dan sisanya disebabkan oleh penyebab lain. Penyebab utamanya
kematian adalah perdarahan, infeksi dan toksemia, sehingga sekitar 90%
kematian komplikasi obstetri yang sering tidak dapat diperkirakan sebelumnya.
Seperti apa yang telah diuraikan di atas bahwa partus lama/macet
menambah tingginya angka kematian ibu pada saat persalinan. Salah satu
penyebab partus lama yaitu fase laten memanjang (menurut Rustam Mochtar,
Sinopsis Obstetri, 1998). Di mana pada kondisi tersebut terjadi pemanjangan
waktu saat pembukaan serviks dari 0 sampai 4 cm, yang mana pada waktu yang
normal hanya membutuhkan waktu 8 jam tetapi pada fase laten memanjang ini
membutuhkan waktu lebih dari 8 jam. Oleh karena itu, petugas kesehatan harus
benar-benar mempunyai penatalaksanaan yang baik untuk mengatasi hal
tersebut. Sehingga komplikasi dalam proses persalinan dapat di tekan
semaksimal mungkin.
Menurut Rustam Moctar untuk mengetahui hal tersebut yang paling
penting dilakuan adalah :
1. Pertolongan persalinan yang aman, sehingga memastikan bahwa
semua penolong persalinan mempunyai pengetahuan, keterampilan dan alat
untuk memberikan perawatan nifas pada ibu dan bayi
2. Pelayanan obstetri yang esensial yang memastikan bahwa pelayanan
obstetri untuk resiko tinggi dan komplikasi bagi ibu yang membutuhkan
LANDASAN TEORI
FASE LATEN MEMANJANG
B. Etiologi
Menurut Rustam Mochtar (Sinopsis Obstetri) pada dasarnya fase laten
memanjang dapat disebabkan oleh :
1. His tidak efisien (adekuat)
2. Tali pusat pendek
3. Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor)
4. Kesalahan petugas kesehatan memastikan bahwa pasien sudah masuk
dalam persalinan (inpartu) atau belum
Faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama lain.
C. Penilaian Klinis
Menurut Sarwono Prawirohardjo menentukan keadaan janin :
1. Periksa DJJ selama atau segera setelah His. Hitung frekuensinya
sekurang-kurangnya 1 x dalam 30 menit selama fase aktif dan tiap 5 menit
selama fase laten kala II.
2. Jika ketuban sudah pecah, air ketuban kehijau-hijauan atau bercampur
darah, pikiran kemungkinan gawat janin
3. Jika tidak ada ketuban yang mengalir setelah selaput ketuban pecah,
pertimbangkan adanya indikasi penurunan jumlah air ketuban yang mungkin
juga menyebabkan gawat janin. Perbaiki keadaan umum dengan memberikan
dukungan psikologis. Berikan cairan baik secara oral atau parenteral dan
upayakan BAK.
4. Bila penderita merasakan nyeri yang sangat berat berikan analgetik
D. Diagnosis
Menurut Suprijadi dalam buku asuhan intrapartum pada fase laten memanjang
ini memungkinkan terjadinya partus lama. Maka dari itu bidan harus bisa
mengidentifikasi keadaan ini dengan baik.
2. Persalinan Semu
a. Tidak ada perubahan serviks
b. Rasa nyeri tidak teratur
c. Tidak ada perubahan internal antara nyeri yang satu dan yang lain
d. Tidak ada perubahan pada waktu dan kekuatan kontraksi
e. Kebanyakan rasa nyeri dibagian depan saja
f. Tidak ada perubahan rasa nyeri dengan berjalan
g. Tidak ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi uterus dengan
intensitas rasa nyeri
h. Tidak ada lendir darah
i. Tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah janin
j. Kepala belum masuk PAP walaupun ada kontraksi
k. Pemberian obat yang efisien menghentikan rasa nyeri pada persalinan
E. Penatalaksanaan
1. Penanganan secara umum (menurut Sarwono Prawirohardjo)
a. Nilai secara cepat keadaan umum wanita hamil tersebut termasuk
tanda-tanda vital dan tingkat hidrasinya. Apakah ia kesakitan dan gelisah,
jika ya pertimbangkan pemberian analgetik.
b. Tentukan apakah pasien benar-benar inpartu
c. Upaya mengedan ibu menambah resiko pada bayi karena mengurangi
jumlah O2 ke plasenta, maka dari itu sebaiknya dianjurkan mengedan
secara spontan dan mengedan dengan tidak menahan napas terlalu lama
d. Perhatikan DJJ
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama ibu : Ny. Heni Nama Suami : Tn. Angga Wijaya
Umur : 23 Tahun Umur : 26 Tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : D3
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa :
Palembang/Indonesia
Alamat : Seputih Banyak Alamat : Seputih Banyak
Lam-Teng Lam-Teng
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil anak pertama. Usia kehamilan cukup bulan
mengeluh perutnya mules dan menjalar sampai ke pinggang sejak pukul
04.00 Wib.
3. Tanda-tanda Persalinan
Ibu datang pukul 09.30 Wib. His (+) frekuensi 2 x setiap 10 menit
lamanya 20 detik.
4. Pengeluaran Pervaginam
Ibu mengatakan sudah mengeluarkan lendir bercampur darah, tidak ada
pengeluaran ketuban.
5. Masalah-masalah Khusus
His lemah, sehingga kemungkinan terjadi partus lama.
7. Riwayat Imunisasi
Selama hamil ibu imunisasi 2 x, pertama usia kehamilan 5 bulan, kedua
usia kehamilan 6 bulan dilakukan di Bidan "M".
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum ibu : baik
Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg RR : 24 x/menit
Pols : 80 x/menit Temp : 370C
3. TB/BB : 157 cm / 55 kg
4. Pemeriksaan fisik
a. Rambut : Tidak ada ketombe,
tidak mudah rontok dan tidak mudah dicabut,
warna hitam dan agak kotor
b. Mata : Bentuk simetris, konjungtiva
merah muda, sklera tidak ikterik dan tidak ada
oedema
c. Hidung : Bersih, tidak ada polip,
penciuman baik
d. Gigi & mulut : Bersih, tidak ada ada
caries dan tidak ada stomatitis
e. Telinga : Bentuk simetris, bersih
dan fungsi pendengaran baik
f. Leher : Tidak ada pembengkakan
kelenjar tyroid dan vena jugularis
g. Dada : Bentuk simetris, tidak ada
benjolan abnormal, puting menonjol, terdapat
hiperpigmentasi pada aerola mamae dan kolostrum
sudah keluar
h. Abdomen : Tidak ada bekas operasi
1) Leopold I : TFU pertengahan pusat
dan Px, pada fundus teraba bagian yang lunak,
tidak melenting dan kurang bundar berarti bokong.
TFU seara MC donald : 36 cm
Pengawasan Kala I
Kondisi Kondisi janin
Pembukaan
Tgl Waktu Obat cair yang Kontraksi Penurunan Ketuban/
serviks TD Pols RR Temp DJJ
diberikan uterus/his kepala penyusupan
2. Masalah
Fase laten memanjang
Dasar :
Ibu melaui fase laten lebih dari 8 jam.
3. Kebutuhan
a. Mengatasi kebutuhan nutrisi ibu untuk mengantisipasi kelelahan
b. Memberikan support kepada ibu
c. Pertolongan persalinan yang aman dan nyaman
V.RENCANA MANAJEMEN
1. a. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
b. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis pada saat
proses persalinan
c. Observasi kala I menggunakan partograf dan kolaborasi bila ada
komplikasi
d. Siapkan ruangan bersalin, alat, kebutuhan fisik dan psikologis ibu
serta persiapkan bidan dengan memperhatikan teknik aseptik dan
antiseptik
2. Penyuluhan cara mengejan yang efektif
a. Jelaskan manfaat mengejan yang efektif
b. Ajarkan ibu cara mengejan yang efektif
c. Observasi cara mengejan ibu
3. Penyuluhan mengatasi rasa nyeri
a. Jelaskan penyebab nyeri
b. Ajarkan cara mengatasi nyeri
4. Pemenuhan nutrisi (asuhan sayang ibu)
a. Beri ibu makan jika lapar
b. Beri ibu minum jika haus
c. Beri ibu minuman manis sebagai penambah tenaga
d. Suruh ibu istirahat jika lelah
S : Ibu mengatakan perutnya mulas-mulas seperti ingin BAB, dan keluar air dari
kemaluannya.
O : Dilakukan PD pukul : 17.30 Wib dengan hasil
1. Vulva : tidak ada oedema dan varises,
pengeluaran berupa blood slym
2. Introitus vagina : rugea masih teraba, tidak ada
bisul/benjolan
3. Partio : lembut, pembukaan 4 cm
4. Serviks : tebal
5. Ketuban : Utuh/belum pecah (+)
6. Presentasi : UUK kiri depan/kepala
7. Penurunan : hodge II
8. DJJ : 140 x/menit
9. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
TTV : TD : 130/70 mmHg Nadi : 81 x/menit
RR : 21 x/menit Suhu : 37 0C
10. Tanda persalinan semakin tampak yaitu perineum
menonjol, vulva membuka dan ada tekanan pada anus.
A : 1. Diagnosa
a. Ibu P1A0 partu kala II, janin tunggal, hidup intrauteri, plasenta
kepala
Dasar :
Kontraksi uterus : 2 x dalam 10 menit lama 20-40 detik
Pembukaan lengkap, portio tidak teraba, ketuban (-), perineum
menonjol dan vulva membuka, DJJ : 140 x/menit
b. Potensial terjadi perpanjangan kala I fase laten
Dasar :
Ibu hamil anak pertama
Pembukaan 10 cm, perineum kaku, ketuban (-)
Fase laten berlangsung lebih dari 8 jam.
2. Masalah
Fase laten memanjang dan ibu cemas menghadapi, persalinannya
Dasar :
Ibu memasuki kala II persalinan
Ibu hamil anak pertama
3. Kebutuhan
Penyuluhan cara relaksasi
Pertolongan persalinan yang bersih, aman dan nyaman
3. Kebutuhan
Manajemen aktif kala III
Pemenuhan nutrisi dan cairan
P : 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini bahwa ibu sedang berada pada kala III
persalinan
2. Lakukan pemeriksaan TTV
TD : 12/70 mmHg Pols : 80 x/menit
RR : 23 x/menit Suhu : 37 0C
3. Anjurkan dan ajarkan pada ibu mengejan pada saat his ada dan
relaksasi pada saat his menghilang
a. Pemberian oxitosin 10 IU
b. Lakukan peregangan tali pusat terkendali
c. Masase fundus
4. Lahirkan plasenta dengan hati-hati
a. Kotiledon dan selaput utuh
b. Panjang tali pusat : 20 cm
c. Lebar plasenta : 13 cm
d. Berat plasenta : 500 gr
e. Tebal plasenta : 2 cm
5. Setelah 15 detik lakukan masase fundus secara sirkuler dan ajarkan
pada ibu untuk melakukannya sendiri
6. Lakukan vulva hygiene pada ibu
7. Observasi perdarahan dan luka
A : 1. Diagnosa
a. Ibu P1Ao partus spontan pervaginam partus kala IV
Dasar :
Ibu partus spontan pervaginam pukul : 22.00 Wib
Plasenta lahir lengkap pukul : 22.30 Wib
Pengeluaran lochea rubra
TFU : 3 jari dibawah pusat
b. Potensi terjadi perdarahan pervaginam
Dasar :
Plasenta lahir pukul : 22.30 Wib
Perdarahan pervaginam berupa lochea rubra
1. Masalah
Gangguan rasa nyaman
Dasar :
Ibu mengatakan masih mules dan sedikit nyeri pada daerah genetalia
2. Kebutuhan
Personal hygiene ibu
Memberi rasa nyaman ibu
Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
DAFTAR PUSATAKA