Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN SOAP KASUS

PERSALINAN DENGAN PROLONG PHASE 1

Dosen Penguji:

Hj. Indah Kusmindarti, SST., M.Kes

Disusun Oleh:

Nama : Hilda Arianti


Nim : 201802018

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada
primigradiva, dan lebih dari 18 jam pada multigradiva (Setyarini, 2016).
B. Etiologi
Etiologi dari partus lama adalah (Setyarini, 2016):
1. Maternal: His yang tidak efisien (adekuat), panggul sempit, kelainan serviks,
kelainan vagina, tumor.
2. Fetal: Malpresenstasi, malposisi, (janin besar). Faktor jalan lahir (panggul sempit,
kelainan serviks, vagina, tumor)
3. Faktor lain (Predisposisi): Paritas dan Interval kelahiran, ketuban pecah dini.
C. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala persalinan dengan distosia bahu adalah (Setyarini, 2016):
1. Belum inpartu, fase labor :
Pembukaan serviks tidak membuka (kurang dari 3 cm), tidak didapatkan kontraksi
uterus.
2. Prolonged laten phase:
Pembukaan serviks tidak melewati 3 cm sesudah 8 jam inpartu
3. Pembukaan serviks tidak melewati garis waspada partograf:
a. Inersia uteri:
Frekuensi dan lamanya kontraksi kurang dari 3 kontraksi per 10 menit dan
kurang dari 40 detik
b. Disporporsi sefalopelvik:
Secondary arrest of dilatation atau arrest of descent
c. Obstruksi:
Secondary arrest of dilatation dan bagian terendah dengan caput terdapat
moulase hebat, edema serviks, tanda rupture uteri immenens, fetal dan
maternal distress
d. Malpresentasi:
Kelainan presentasi (selain vertex)
4. Kala II lama/ prolonged second stage
Pembukaan serviks lengkap, ibu ingin mengedan, tetapi tidak ada kemajuan
D. Penilaian Klinik
Penilaian Klinik yang dapat dilakukan adalah (Setyarini, 2016):
1. Fase Laten memanjang: Pembukaan serviks tidak melewati 3 cm setelah 8 jam
inpartu
2. Fase Aktif memanjang: Fase yang lebih panjang dari 12 jam dengan pembukaan
serviks kurang dari 1,2 cm per jam pada primigravida dan 6 jam rata-rata 2,5 jam
dengan laju dilatasi serviks kurang dari 1,5 cm per jam pada multigravida.
3. Pada ibu: gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, dan
pernapasan cepat. Di daerah lokal sering dijumpai edema vulva, edema serviks,
cairan ketuban yang berbau, terdapat mekonium.
4. Pada janin: denyut jantung cepat/tidak teratur, air ketuban terdapat mekonium,
kaput suksedaneum yang besar, moulage kepala yang hebat, kematian janin.
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada kasus distosia bahu adalah (PPNI, 2021):
1. Pakai sarung tangan DTT atau steril
2. Penanganan Fase Laten Memanjang:
- Jika ibu tetap pada fase laten setelah lebih dari 8 jam dan hanya menunjukkan
sedikit kemajuan, lakukan penilaian ulang dengan memeriksa pembukaan dan
penurunan
- Jika serviks tidak menipis atau tidak ada pembukaan maupun gawat janin, kaji
ulang diagnosis. Mungkin ibu belum bersalin
- Jika ada mulas, berikan istirahat terapeutik dengan meperidine 50-100 mg. ika
mulas menghilang, ijinkan ibu pulang setelah memastikan kondisi ibu dan
janin baik
- Jika serviks menipis atau membuka, pecahkan ketuban dengan klem kocher
dan lakukan induksi persalinan dengan oksitosin
- Nilai setiap 4 jam
- Jika ibu belum memasuki fase aktif setelah diinfus oksitosin selama 8 jam
lakukan operasi seksio secarea
3. Penanganan Fase Aktif Memanjang:
- Ibu dengan dugaan fase aktif memanjang harus segera dirujuk
- Jika ada tanda DKP atau macet dan selaput ketuban utuh, pecahkan ketuban
dengan klem kocher. Kemudian nilai kontraksi uterus.
- Jika kontraksi tidak efisien (<3 kali dalam 10 menit dan berlangsung kurang
dari 40 detik), augmentasi persalinan dengan okstiosin.
- Jika tidak ada kemajuan, dilakukan seksio secarea
- Jika kontraksi efisien (<3 kali dalam 10 menit dan berlangsung lebih dari 40
detik) curigai adanya CPD, macet, malposisi, atau malpresentasi
4. Penganan kala II memanjang
- Memanjangkan kala II akan meningkatkan resiko gawat darurat janin akibat
menurunnya pasokan oksigen ke plasenta
- Ibu diperbolehkan mengejan spontan tapi jangan menganjurkan ibu untuk
mengejan berkepanjangan
- Jika bukan malpresentasi dan CPD, augmentasikan persalinan dengan
oksitosin
- Jika tidak ada penurunan setelah augmentasi, kepala janin >2 cm di bawah
spina ischiadika dilahirkan dengan vakum atau forcep. Jika kepala di atas level
itu dilakukan operasi section secarea.
ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY.W UK 40 MINGGU G1P0A0 DENGAN PROLONG FASE LATEN

DI PUSKESMAS NGADILUWIH

I. Pengkajian

Tanggal : 10 Oktober 2016 Jam : 08.00 WIB


Nama : Ny. W Nama Suami : Tn. I
Umur : 20 Tahun Umur : 19 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds. Rembang Kec. Alamat : Ds. Rembang Kec.
Ngadiluwih Kab. Kediri Ngadiluwih Kab. Kediri

A. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama :
Ibu mengatakan mulas-mulas sejak tanggal 09-10-2016 jam 08.00 WIB, ibu periksa
ke puskesmas jam 18.15 WIB didapatkan hasil pemeriksaan pembukaan 1 cm, ibu
pulang ke rumah dan kembali lagi ke puskesmas tanggal 10-10-2016 jam 07.00 WIB.
2. Riwayat menstruasi
 Usia manarche : 12 Tahun
 Jumlah darah haid : 2-3 kali ganti pembalut perhari
 HPHT : 2-1-2016
 Keluhan saat haid : Tidak ada
 Lama haid : 7-8 hari
 Flour albus : Tidak ada
 TP : 9-10-2016
 Keluhan haid : Tidak ada
3. Riwayat hamil ini
 Hamil muda :
Ibu mengatakan saat hamil muda ibu mengeluh mual-mual
 Hamil tua :
Ibu mengatakan saat hamil tua ibu tidak ada keluhan
 Riwayat imunisasi :
Ibu mengatakan imunisasinya lengkap
 Gerakan janin pertama : 4 bulan
 Gerakan janin terakhir : 10 menit yang lalu
 Tanda bahaya dan penyulit kehamilan : Tidak ada
 Obat/jamu yang pernah dan sedang di konsumsi : Ibu mengatakan tidak sedang
mengkonsumsi jamu dan pernah mengkonsumsi obat dan vitamin dari bidan.
 Keluhan BAK :Tidak ada Keluhan BAB : Tidak ada
 Kekhawatiran khusus : Tidak ada
4. Riwayat kehamilan,persalinan, dan nifas yang lalu : G I P 0000

No Tgl, Th Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit Anak Keadaan


partus partus kehamilan Kelamin persalinan JK/ anak
BB sekarang
Hamil
Ini

5. Riwayat kesehatan penyakit yang pernah diderita :

Ibu mengatakan tidak merasa memiliki penyakit berat seperti jantung, diabetes, darah
tinggi, asthma, dan TBC. Begitu juga dengan keluarganya.

6. Riwayat penyakit keluarga (Ayah, Ibu, Mertua) yang pernah menderita sakit :
Ibu mengatakan mempunyai riwayat penyakit keluarga yaitu diabetes.
7. Status perkawinan : Kawin 1 kali, kawin usia 20 tahun, lama menikah 11 bulan
8. Riwayat psiko sosial ekonomi
- Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
Ibu mengatakan ibu dan keluarga senang dan menerima kehamilannya.
- Penggunaan alat kontrasepsi KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB apapun.
- Dukungan keluarga
Ibu mengatakan keluarga mendukung kehamilan dan menunggu proses persalinan.
- Pengambilan keputusan dalam keluarga
Ibu mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga diambil secara musyarawah
dipimpin oleh suami.
- Gizi yang dikonsumsi dan kebiasaan makan
Ibu mengatakan makan 3x1 sehari habis, porsi sama , nasi, sayur, lauk, pauk dan
kadang buah, memasak sendiri.
- Kebiasaan hidup sehat
Ibu mengatakan mandi 3x1 hari, gosok gigi 3x1 hari, ganti CD setiap mandi dan
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
- Beban kerja sehari
Ibu mengatakan menonton TV dan membersihkan rumah setelah cuti dari kerja pada
kehamilan usia 8 bulan, pada saat bekerja ibu kerja mulai jam 08.00-16.00 WIB ,
setelah pulang kerja ibu menonton TV dan beristirahat.
- Tempat dan penolong persalinan yang diinginkan
Puskesmas Ngadiluwih
9. Riwayat KB dan rencana KB
Metode yang pernah dipakai : Belum pernah memakai KB , Lama : .........bulan/tahun
Komplikasi dari KB : ..................................., Rencana KB
selanjutnya: ..................................................................................................
10. Pola makan / minum/ eliminasi/ istirahat
- Pola minum : 7-8 gelas/hari
- Pola eliminasi :
BAK 300 cc/hari, warna : jernih/ BAK terakhir jam : 06.00 WIB
BAB 1 kali/hari, karakteristik: lembek/keras, BAB terakhir jam :04.00 WIB
- Pola istirahat : ± 8-9 jam/hari, tidur terakhir jam : 03.30 WIB
Dukungan keluarga : Suami Orang tua Mertua Keluarga lain
√ √ √ √

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
BB/TB : 50 kg / 145 cm Tekanan Darah: 120/80mmHg
Nadi : 82x/m Suhu : 36,70C
Pernafasan : 20x/m
2. Pemeriksaan Fisik

3. Muka : Tidak oedema


4. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
5. Leher : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar limfe dan
kelenjar tiroid
6. Payudara : Simetris, puting menonjol, tidak ada nyeri tekan, dan
sudah keluar kolostrum
7. Abdomen
Inspeksi: Membesar dengan arah memanjang, terdapat linea alba
Palpasi : TFU : 28 cm, letak punggung : Puka
Presentasi : Kepala penurun kepala : Sudah masuk PAP
TBJ : 2480 gram
Auskultasi : DJJ 146 x/mnt, reguler
His/kontraksi : 1 x 10’ x 20”
8. Ano genital
Inspeksi : pengeluaran pervagina lendir darah, terdapat condiloma
Vaginal toucher : 1 cm eff 20% ketuban(+), presentasi belakang kepala,
hodge I,

9. Pemeriksaan laboratorium :
- Laboratorium lengkap.
- CTG : tidak dikaji
- USG : dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2016
Janin Tunggal, hidup, intauterine, letkep, cairan ketuban
cukup, TBJ : 1600 gram
- Foto thorak : tidak dikaji
- EKG : tidak dikaji
Dilakukan pada 10 Oktober 2016
- Golongan darah : O
- Hb : 11,7 gr/dL
- Albumin urine : Negatif
- PMTCT : Non reaktif
C. ANALISA
Ny. W G1P0A0 UK 40 minggu Inpartu kala I fase laten dengan prolong fase laten
Janin tunggal, hidup, intrauterine
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 10 Oktober 2016 Jam : 08.15 WIB
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, ibu
memahami.
- TD : 110/70 mmHg
- VT : Ø 1 cm
- DJJ : 146 x/ menit
2. Memfasilitasi ibu untuk berjalan-jalan atau miring ke kiri, ibu mengerti dan
bersedia melakukan advice bidan
3. Mengajari ibu teknik relaksasi yaitu dengan menarik nafas panjang dan
mengeluarkan lewat mulut jika ada kontraksi, ibu mengerti dan dapat melakukan
teknik relaksasi
4. Melakukan observasi tanda bahaya , kemajuan persalinan setiap 4 jam sekali,
hasil terlampir
5. Melakukan penilaian dan kesejahteraan janin, hasil terlampir
6. Memfasilitasi pemberian nutrisi, ibu menghabiskan 1 porsi makan (Nasi, lauk dan
sayur) dan 1 gelas teh
7. Melakukan observasi output ibu, ibu BAK (+) jam 12.00 WIB
KALA I
LEMBAR OBSERVASI PERSALINAN

Tanggal/Jam His DJJ S/N/TD Keterangan

10-10-2016
Jam 08.00 2 x 10’ x 20” 146 x/menit TD : 110/70 VT Ø 1 cm, eff
mmHg, 20%, ket (+)
N : 80 x/menit
Jam 08.30 Ibu jalan-jalan

Jam 09.00 Ma/mi (+)


Jam 09.30 BAK (+)
Jam 10.00
Jam 10.30
Jam 11.00 2 x 10’ x 20” 140 x/menit N : 82 x/menit Ibu jalan-jalan
TD : 110/70
mmHg
Jam 11.30 Ma/mi (+)
Jam 12.00
Jam 12.30 BAK (+)
Jam 13.00
Jam 13.30
Jam 14.00
Jam 14.30 2 x 10’ x 20” 144 x/menit TD : 110/70 VT Ø 2 cm, eff
mmHg, 20%, ket (+)
N : 84 x/menit
S : 36,2 oC
Jam 15.00 Ibu jalan jalan
Jam 15.30 BAK (+)
Jam 16.00
Jam 16.30
Jam 17.00 Ma/mi (+)
Jam 17.30
Jam 18.00
Jam 18.30
Jam 19.00 2 x 10’x 30” 150 x / menit TD : 110/70 VT Ø 3 cm, eff
mmHg, 35%, ket (+)
N : 80 x/menit
Jam 19.30 3 x 10’x 30” 134 x / menit
Jam 20.00 BAK (+)
Jam 20.30 3 x 10’x 30” 134 x / menit
Jam 21.00 3 x 10’x 30” 132 x / menit N : 82 x/menit
Jam 21.30 3 x 10’x 30”
Jam 22.00 3 x 10’x 30” 132 x/menit TD : 110/70 VT Ø 5 cm, eff
mmHg, S : 36,2 60%, ket (+)
N : 84 x/menit Dilakukan VT
krn ada rencana
dirujuk.
Hasil : ada
kemajuan Ø, his
bagus, pasang
infus RL 20 tpm
Jam 22.30 4 x 10’x 30” 134 x/menit N : 82 x/menit
Jam 23.00 4 x 10’x 30” 136 x/menit N : 82 x/menit
Jam 23.30 4 x 10’x 30” 132 x/menit N : 80 x/menit

Jam 24.00 4 x 10’x 30” 128 x/menit N : 84 x/menit Ket (-), jernih
VT Ø 7 cm, eff
11-10-2016 75%
Jam 00.30 4 x 10’x 45” 138 x/menit N : 88 x/menit
Jam 01.00 4 x 10’x 45” 130 x/menit N : 86 x/menit
Jam 01.30 5 x 10 x 45” 136 x/menit N : 80 x/menit
Jam 02.00 5 x 10 x 45” 136 x/menit TD : 110/70
mmHg, S : 36,5
N : 82 x/menit
Jam 02.30 5 x 10 x 45” 138 x/menit N : 80 x/menit VT Ø 10 cm, eff
100%, ket (-),
UUK kidep

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 10 Oktober 2016 Jam : 14.30 WIB

S : Ibu mengatakan mules-mules


O : KU : baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/menit
P : 20 x/menit
S : 36,2 0C
TFU : 28 cm
DJJ : 144 x/menit
His : 2 x 10’ x 20’’
VT : Ø 2 cm, eff 20%, presentasi belakang, kepala H I, ketuban (+)

A : GIP0000 UK 40 1/7 minggu Inpartu kala I fase laten dengan prolong fase laten

P :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, ibu memahami
- TD : 110/70 mmHg
- VT : Ø 2 cm
- DJJ : 144 x/menit
2. Memfasilitasi ibu untuk berjalan-jalan atau miring ke kiri, ibu mengerti dan bersedia
melakukan advice bidan
3. Mengajari ibu teknik relaksasi yaitu dengan menarik nafas panjang dan mengeluarkan
lewat mulut jika ada kontraksi, ibu mengerti dan dapat melakukan teknik relaksasi
4. Melakukan observasi tanda bahaya , kemajuan persalinan setiap 4 jam, hasil terlampir
5. Melakukan penilaian dan kesejahteraan janin, hasil terlampir
6. Memfasilitasi pemberian nutrisi, ibu menghabiskan 1 porsi makan (Nasi, lauk dan
sayur) dan 1 gelas teh
7. Melakukan observasi output ibu, ibu BAK (+) jam 16.30 WIB
8. Menganjurkan ibu untuk mandi, ibu bersedia mandi dan bersih diri

Tanggal : 10 Oktober 2016 Jam : 19.00 WIB

S : Ibu mengatakan mules-mules semakin sering


O : KU : baik
Kesadaran : Composmentis
N : 80 x/menit
P : 16 x/menit
DJJ : 150 x/menit
His : 3 x 10’ x 30”
VT : Ø 3 cm, eff 35%, presentasi belakang kepala, kepala H I, ketuban (+)

A : GIP0000 UK 40 1/7 minggu Inpartu kala I fase aktif


P :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, ibu memahami
- TD : 110/70 mmHg
- VT : Ø 3 cm, eff 35%, presentasi belakang, kepala H I, ketuban (+)
- DJJ : 150 x/menit
2. Memfasilitasi ibu untuk miring ke kiri, ibu mengerti dan bersedia melakukan advice
bidan
3. Melakukan observasi tanda bahaya , kemajuan persalinan dan kesejahteraan janin,
hasil terlampir
4. Memfasilitasi pemberian nutrisi, ibu menghabiskan 300 cc pocari sweat
5. Memberitahu ibu dan keluarga jika terdapat kemajuan persalinan, ibu dan keluarga
diminta untuk menunggu perkembangan selanjutnya, ibu memahami dan bersedia
menunggu perkembangan ibu
6. Melakukan observasi output ibu, ibu BAK (+) jam 20.00 WIB

Tanggal : 10 Oktober 2016 Jam : 22.00 WIB

S : Ibu mengatakan mules-mules semakin sering


O : KU : baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/menit
P : 16 x/menit
S : 36,5 oC
TFU : 28 cm
DJJ : 132 x/menit
His : 3 x 10’ x 30’’
VT : Ø 5 cm, eff 60%, presentasi belakang kepala, denominator UUK kiri depan,
kepala H I, ketuban (+)

A : GIP0000 UK 40 1/7 minggu Inpartu kala I fase aktif


P :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, ibu
memahami
- TD : 110/70 mmHg
- VT : Ø 5 cm
- DJJ : 132 x/menit
2. Memfasilitasi ibu untuk miring ke kiri, ibu mengerti dan bersedia melakukan
advice bidan
3. Melakukan observasi tanda bahaya , kemajuan persalinan dan kesejahteraan janin,
hasil terlampir
4. Memberitahu ibu dan keluarga jika terdapat kemajuan persalinan, ibu dan
keluarga diminta untuk menunggu perkembangan selanjutnya, ibu memahami dan
bersedia menunggu perkembangan ibu
5. Melakukan informed consent pada ibu dan keluarga bahwa ibu akan dipasang
infus, ibu dan keluarga menyetujui tindakan yang akan dilakukan petugas yaitu
pemasangan infus.
6. Pada pukul 22.00 WIB dipasang cairan infus RL 500 cc (20 tpm), cairan infus
terpasang

Tanggal : 10 Oktober 2016 Jam : 24.00 WIB

S : Ibu mengatakan meras mengeluarkan banyak cairan dari jalan lahir


O : KU : baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/menit
P : 16 x/menit
S : 36,5 oC
TFU : 28 cm
DJJ : 128 x/menit
His : 4 x 10’ x 30’’
Ketuban (-)
VT : Ø 7 cm, eff 80%, presentasi belakang kepala, denominator UUK kiri depan,
kepala H I +

A : GIP0000 UK 40 1/7 minggu Inpartu kala I fase aktif


P :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, ibu
memahami
- TD : 110/70 mmHg
- VT : Ø 7 cm
- DJJ : 128 x/menit
2. Memfasilitasi ibu untuk miring ke kiri, ibu mengerti dan bersedia melakukan advice
bidan
3. Melakukan observasi tanda bahaya , kemajuan persalinan dan kesejahteraan janin,
hasil terlampir
4. Memberitahu ibu dan keluarga jika terdapat kemajuan persalinan, ibu dan keluarga
diminta untuk menunggu perkembangan selanjutnya, ibu memahami dan bersedia
menunggu perkembangan ibu

CATATAN PERKEMBANGAN

SOAP KALA II
Tanggal : 11 Oktober 2016 Jam : 02.30 WIB

S : Ibu mengatakan kenceng-kencengnya semakin sering, ingin mengejan dan


ingin buang air besar
3 : KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD : 110/70 mmHg
N : 85 x/menit
P : 20 x/menit
S : 36,7 oC
TFU : 28 cm
DJJ : 132 x/menit
His : 5 x 10’ x 45’’
VT : Ø 10 cm, eff 100%, presentasi belakang kepala, denominator UUK kiri
depan, kepala H III, ketuban (-) jernih
A : GIP0000 UK 40 2/7 minggu Inpartu kala II
P :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan, ibu
memahami
o TD : 110/70 mmHg
o VT : Ø 10 cm, eff 100%, presentasi belakang, denominator UUK
kiri depan, kepala H III, ketuban (-) jernih
o DJJ : 132 x/menit
2. Memeriksa kelengkapan alat pertolongan persalinan, peralatan sudah
lengkap
3. Menggunakan APD, APD sudah terpasang
4. Memimpin persalinan 58 langkah, bayi lahir spontan pervaginam pukul
03.05 WIB

SOAP KALA III


Tanggal : 11 Oktober 2016 Jam : 03.15 WIB

S : Ibu mengatakan perutnya terasa mulas


O : Melihat tanda-tanda pengeluaran plasenta:
1. Uterus globuler
2. Tali pusat memanjang
3. Ada pengeluaran darah yang memancar
A : P1001 postpartum hari ke-1
P :
1. Memberitahu ibu bahwa plasenta akan dilahirkan, ibu memahami
2. Mengklem tali pusat 5-10 cm di depan vulva saat tali pusat memanjang, tali pusat
sudah diklem
3. Melakukan dorongan dorsokranial untuk melahirkan plasenta, dorongan dorsokranial
sudah dilakukan
4. Melahirkan plasenta dengan kedua tangan begitu plasenta sudah muncul di depan
intoitus vagina, plasenta dapat dilahirkan
5. Mengecek kelengkapan plasenta, plasenta lahir intact
6. Melakukan masase uterus begitu plasenta lahir, uterus teraba keras
7. Meletakkan plasenta di tempatnya, plasenta sudah diletakkan di tempatnya
8. Mengevaluasi perdarahan dan laserasi jalan lahir, perdarahan ± 250 cc dan terdapat
laserasi derajat II
9. Melakukan penjahitan laserasi perineum derajat II, laserasi dijahit secara jelujur
dengan anastesi lidokain 1 ampul

SOAP KALA IV
Tanggal : 11 Oktober 2016 Jam : 04.55 WIB

S : Ibu mengatakan perutnya terasa mulas dan rasanya seperti keluar darah di daerah
kemaluan
O :
- TFU: 2 jari dibawah pusat
- Kontraksi uterus: baik
- Fluksus aktif: Lochea rubra (± 50 cc)
- TTV
 Nadi: 88 x/menit
 Tekanan darah: 120/ 80 mmHg
 RR: 18 x/menit
 Suhu: 36,4 oC
A : P1001 postpartum hari ke-1
P :
1. Memberitahu hasil pemeriksaan yang dilakukan, kontraksi uterus ibu sudah baik dan
pengeluaran darah normal
2. Memberitahu ibu mengenai kontraksi uterus yang baik yakni perut teraba keras dan
jika teraba lembek segera dilakukan masase, ibu memahami
3. Mengajari ibu mobilisasi dini, ibu mampu miring ke kiri dan duduk di atas tempat
tidur
4. Mengajari ibu menyusui bayinya, ibu bisa menyusui bayinya, ASI sudah keluar, dan
bayi sudah bisa menyusu dengan baik
5. Memberikan KIE pada ibu untuk tidak tarak makan, ibu mengerti dan menanyakan
makanan apa saja yang baik untuk masa nifas
KALA II

Tanggal / Jam Keterangan

1. Mengenali tanda berikut:


- Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
- Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada
rektum dan/atau vaginanya
- Perineum menonjol dan menipis
- Vulva-vagina dan sfingterani membuka
2. Menyiapkan pertolongan persalinan, memastikan kelengkapan
peraltan, bahan dan obat-obatan esensial
3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih, sepatu
tertutup kedap air, tutup kepala, masker, dan kacamata
4. Melepas semua perhiasan pada lengan dan tangan lalu cuci kedua
tangan dengan sabun dan air bersih kemudian keringkan dengan
handuk dan tisu bersih
5. Memakai sarung tangan steril/DTT untuk pemeriksaan dalam
6. Mengambil spuit dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan
oksitosin 10 unit dan letakkan kembali spuit tersebut di partus
11-10-2016 / set/wadah DTT atau steril tanpa mengontaminasi spuit.
02.30 WIB 7. Membersihkan vulva dan perineum, dari depan ke belakang dengan
kapas atau kassa yang dibasahi air DTT
8. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan serviks sudah lengkap. Melakukan amniotomi bila
selaput ketuban belum pecah, dengan syarat : kepala sudah masuk ke
dalam panggul dan tali pusat tidak teraba. (Hasil VT Ø 10 cm, eff
100%, ket (-), UUK kidep)
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0.5 %
kemudian lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua
tangan setelahnya.
10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) segera setelah kontraksi
berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160
kali/menit). Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat
untuk meneran
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit.
15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi
(melakukan episiotomi searah mediolateral).
16. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
17. Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan
18. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering,
sementara tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan
03.05 WIB posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan melakukan tindakan yang sesuai jika
hal itu terjadi
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar,
pegang secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.
22. Setelah kepala bayi melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparietal. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan yang berada di bawah ke arah
perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah
bawah
24. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, melanjutkan penelusuran tangan
yang berada di atas ke punggung, bokong, tungkai dan kaki bayi
25. Melakukan penilaian selintas apakah kehamilan cukup bulan, bayi
menangis atau bernapas/tidak megap-megap, tonus otot bayi
baik/bayi bergerak aktif. (Hasil : JK laki-laki, cukup bulan, menangis
kuat, gerak aktif)
26. Bila tidak ada tanda asfiksia, lanjutkan manajemen bayi baru lahir
normal. Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu
keringkan bayi kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks
27. Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain
dalam uterus (hamil tunggal)
KALA III

Tanggal / Jam Keterangan

28. Memberitahukan kepada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan


oksitosin untuk membantu uterus berkontraksi baik
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, memberikan suntikan
oksitosin 10 unit IM di sepertiga paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin)
30. Dengan menggunakan klem, 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat
pada sekitar 3 cm dari pusat (umbilikus) bayi. Dari sisi luar klem
penjepit, dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan
penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama
31. Memotong dan ikat tali pusat
32. Tempatkan bayi untuk melakukan kontk kulit ibu ke kulit bayi.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering dan pasang topi
pada kepala bayi
34. Pindahkan kelm pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di
tepi atas simpisis dan tegangkjan tali pusat dan klem dengan tangan
yang lain
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus ke arah dorso-kranial secara hati-
03.15 WIB hati
37. Melakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta
terlepas, lalu minta ibu meneran sambil menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan
lahir dengan tetap melakukan tekanan dorso-kranial
38. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan. (Hasil :Plasenta lahir spontan
selaput dan kotiledon lengkap)
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketubah lahir, melakukan masase
uterus dengan meletakkan telapak tanagan di fundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar secara lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras)
40. Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin
dan pastikan bahwa selaputnya lengkap dan utuh
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan aktif
42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
43. Mulai IMD dengan memberi cukup waktu untuk melakukan kontak
kulit ibu-bayi (di dada ibu minimal 1 jam)
44. Menimbang dan ukur bayi, memberikan salep mata tetrasiklin 1 %,
menyuntikkan vitamin K1 1 mg di paha kiri anterolater bayi. (Hasil:
BB 2550 gram PB 50 cm)
45. Satu jam setelah pemberian vitamin K1, memberikan suntikan
imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral bayi
46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan pencegahan perdarahan
pervaginam
47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi, mewaspadai tanda bahaya pada ibu, serta kapan harus
memanggil bantuan medis
48. Mengevaluasi dan mengestimasi jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih ibu
setiap 15 menit selama 1 jam pertama pascasalin dan setiap 30 menit
selama jam kedua pascasalin
50. Memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal
(36,5-37,50 C)
51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5
% untuk dekontaminasi (10menit). Mencuci dan membilas peralatan
setelah didekontaminasi.
52. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
53. Membersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa
cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian
yang bersih dan kering
54. Memastikan ibu merasa nyaman
55. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 %
56. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %,
balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5 %
selama 10 menit.
57. Mencuci kedua tangan denga sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan denga tisu atau handuk yang kering dan bersih
58. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda-
tanda vital dan asuhan kala IV
DAFTAR PUSTAKA

Setyarini, Didien Eka. dan Suprapti. 2016. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

PPNI, STIKes Bina Sehat. 2021. Ceklist Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan. Mojokerto:
STIKes Bina Sehat PPNI

Anda mungkin juga menyukai