KALA I
Pukul : 17.00
A. Data Subjektif
1. Identitas
Umur : 20 Th Umur : 25 Th
2. Keluhan Utama
Ibu datang diantar suami dan keluarga dengan keluhan perut kencang-kencang
sudah keluar lendir bercampur darah.
3. Status Perkawinan
5. Kegiatan Sehari-hari
Pola Eliminasi : Ibu mengatakan Buang Air Kecil (BAK) terakhir pada
pukul 16.40 WIB dan Buang Air Besar (BAB) pukul 10.00 WIB
B. Data Objektif
C. Analisa
Ny. X usia 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 39 minggu inpartu kala 1 fase aktif.
Janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala.
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan pendekatan terapeutik kepada ibu dengan memberi sapaan, dan salam,
serta menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
Ibu merasa nyaman dan percaya kepada petugas
2. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu lemah, tetapi semua masih
pada batas normal
Ibu mengetahui kondisinya saat ini dan mengetahui hasil pemeriksaan
3. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB agar tidak menimbulkan
infeksi saluran kencing dan bisa saja rasa ingin BAB adalah efek bayi yang akan
keluar. Jadi ibu tidak perlu malu dan khawatir apabila ada kotoran keluar, hal ini
bukan sesuatu yang memalukan.
Ibu mengerti penjelasan petugas agar tidak menahan BAK dan BAB
4. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasinya karena sangat
penting untuk menjamin kecukupan energi dan mempertahankan keseimbangan cairan
yang membutuhkan energi dan stamina saat proses melahirkan. Ibu dapat memakan
makanan seperti roti, biskuit, buah-buahan, yogurt, bubur. Dan ibu bisa meminum
minuman seperti jus buah-buahan, air putih, teh manis, cairan isotonik.
Ibu bersedia memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasinya
5. Menganjurkan ibu untuk miring kiri agar sirkulasi darah lancar, aliran darah lancar,
mengurangi rasa nyeri di pinggang dan dapat mempercepat proses persalinan dan
posisinya sangat aman bagi janin
Ibu bersedia melakukan posisi miring kiri
6. Mengajarkan ibu teknik mengurangi rasa nyeri seperti memberi kompres hangat pada
bagian yang terasa nyeri atau mandi air hangat, melakukan pijatan di kaki, tangan,
punggung dengan meminta bantuan suami atau keluarga, melakukan teknik relaksasi
seperti tarik nafas dalam, mencoba lebih banyak bergerak misalnya berjalan-jalan di
sekitar kamar bersalin, jongkok atau berbaring menyamping (miring kiri)
Ibu mengerti teknik mengurangi rasa nyeri yang di ajarkan oleh petugas
7. Memberitahu bahwa ibu akan selalu dipantau kondisi ibu dan bayinya dengan
melakukan pemeriksaan VT untuk memantau kemajuan pembukaan, kontaksi uterus,
tekanan darah ibu, DJJ.
Ibu bersedia untuk dilakukan pemantauan kondisinya
KALA II
Pukul : 19.00 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
B. DATA OBJEKTIF
C. ANALISA
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa ibu akan
melahirkan karena ketuban sudah pecah dan kepala bayi sudah nampak
Ibu mengerti akan hasil pemeriksaan
2. Memberitahu cara meneran dengan baik dan benar apabila ibu muali terasa untuk
meneran dan mules sebaiknya ibu mengatur nafas dengan tarik nafas panjang,
mengikuti aba-aba dari petugas (bidan), tenaga harus kuat, pandangan ke arah
perut, tidak mengangkat bokong agar tidak terjadi robekan, dan berhenti meneran
saaat kepala bayi telah keluar.
Ibu mengerti cara meneran dengan baik dan benar
3. Memberikan motivasi, semangat, dan pujian kepada ibu saat persalinan, agar ibu
semakin berjuang sekuat tenaga untuk melahirkan anaknya
Ibu sangat berjuang sekuat tenaga untuk melahirkan anaknya
KALA III
Pukul : 20.00 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan senang karena bayinya sudah lahir, ibu mengatakan perutnya
terasa mulas
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : tampak kelelahan
2. Abdomen : uterus tidak teraba bulat dan keras, kontraksi uterus
kurang baik
3. Genetalia : tampak tali pusat menjulur di depan vulva
4. Plasenta belum keluar setalah disuntikkan oksitoksin 10 unit pertama, setalah
ditunggu 15 menit masih belum keluar. Disuntikkan kembali oksitoksin secara
IM yang kedua 10 unit dan setelah ditunggu 15 menit kedua plasenta tetap tidak
lahir
C. ANALISA
Inpartu kala III dengan retensio plasenta
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa plasenta ibu belum lahir
Ibu merasa cemas karena plasenta belum terlahir
2. Memberitahu kepada ibu bahwa petugas akan melakukan masase fundus uteri
dengan lembut dengan gerakan tangan memutar searah jarum jam selama 15 detik
agar kontaksi uterus kembali baik
Ibu bersedia dilakukan masase uteri agar kontraksi uterusnya kembali baik
3. Memberitahu ibu akan dilakukan manual plasenta agar plasenta dapat segera lahir
dengan cara memasukkan 1 tangan kedalam vagina untuk menemukan tempat
implantasi plasenta agar plasenta dapat dilahirkan
Ibu bersedia dilakukannya manual plasenta
4. Memberitahu ibu untuk dilakukan observasi pada kondisinya melihat
perkembangannya dengan memeriksa tanda-tanda vital, kontraksi uterus, dan
menilai perdarahan pada ibu
Ibu bersedia saat dilakukan observasi
5. Menganjurkan dan membantu ibu untuk mengganti pakaian yang bersih agar ibu
merasa nyaman tidak ada sisa darah saat persalinan
Ibu bersedia mengganti baju yang bersih
KALA IV
Pukul : 21.00 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan senang karena ari-arinya sudah lahir dan masih merasa mulas.
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Kelelahan
Abdomen : teraba keras dan bulat.
Genetalia : tidak ada laserasi, tampak adanya perdarahan yang berlebihan
kurang lebih 200 cc, kandung kemih kosong.
C. ANALISA
Inpartu kala IV dengan atonia uteri
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa kontraksi ibu lembek dan akan
dilakukan masase ibu tetap mengalami perdarahan
Ibu mengetahui hasil pemeriksaan, dan ibu merasa cemas dengan kondisinya
2. Melakukan tindakan KBI (Kompresi Bimanual Internal) dengan cara memasukkan
1 tangan untuk melakukan penekanan pada uterus. Apabila setelah dilakukan KBI
kontraksi ibu tidak baik, maka akan dilakukan KBE (Kompresi Bimanual
Eksterna) dengan meminta bantuan suami atau keluarga ibu untuk melakukan
penekanan diluar
Tindakan berhasil, uterus berkontraksi dengan baik
3. Memberitahu ibu untuk melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) agar terljalin
Bounding Attachment dan bayi segera mendapat kolostrum dan mengenali puting
susu ibu
Ibu bersedia melakukan IMD
4. Memberitahu ibu untuk makan dan minum sesuai keinginan ibu, agar stamina dan
tenaga ibu kembali pulih dan tidak ada pantangan makan, dan harus memakan
makanan yang bergizi serta dapat memperlancar pengeluaran kacang hijau,
misalnya, nasi, lauk, pauk, ikan, kacang hijau, buah pir, air mineral, jus buah, dll.
Ibu mengerti penjelasan ibu
5. Mendampingi ibu selama 2 jam Post Partum dengan mengobservasi proses
involusi uterus (kontraksi uterus, nyeri tekan, perdarahan pervaginam) setiap 15
menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada 1 jam kedua.
Observasi 2 jam Post Partum berjalan baik dan normal
6.
PERTANYAAN
1. Pada kasus I setelah dilakukan tindakan dan plasenta dapat lahir dengan lengkap.
Namun uterus tidak berkontraksi setelah dimasase dan ibu mengalami
perdarahan. Tindakan apa yang dilakukan bidan selanjutnya?
Bidan melakukan tindakan Asuhan Kebidanan Atonia Uteri. Dengan cara
melakukan KBI (Kompresi Bimanual Internal),yaitu melakukan kompresi
uterus dengan cara memasukkan satu tangan ke dalam lumen vagina, dan satu
telapak tangan luar yang lain pada dinding abdomen hingga mencakup bagian
belakang korpus uteri dengan cara mendekatkan telapak tangan yang diluar
dan kepalan tangan yang ada di dalam hingga kontraksi uterus membaik.
Apabila setelah dilakukan KBI kontraksi ibu masih kurang baik maka
dilanjutkan langkah selanjutnya yaitu KBE
KBE (Kompresi Bimanual Eksterna) yaitu melakukan kompresi uterus dengan
cara menekan dinding belakang dan dinding depan uterus menggunakan
telapak tangan kiri dan kanan saat menekan korpus uteri bagian depan.
(mendekatkan tangan belakang dan depan). Pertahankan posisi tersebut hingga
uterus dapat berkontraksi dengan baik, dan ajari keluarga untuk melakukan
KBE. Apabila perdarahan belum berhenti, maka akan dilakukakan penanganan
selanjutnya yaitu KAA