NIM : 121911433018
Arkeologi Transportasi
Judul Buku : Arkeologi Transportasi; Prespektif Ekonomi
dan Kewilayahan Keresidenan Banyumas 1830-
1940an
Cetakan : ke-1
ISBN : 978-602-473-019-8
Sebelum akhir abad ke-19, seluruh alat transportasi manual atau tradisional yang
tidak menggunakan tenaga mesin, melainkan menggunakan tenaga hewan atau manusia
untuk menjalankannya.
Keterlibatan swasta dalam pengangkutan hasil bumi produk dari sistem tanam
paksa di Banyumas sudah berlangsung lama. Peran tersebut sudah ada sebelum
pemerintah kolonial Belanda secara resmi memberlakukan sistem ekonomi liberal.
Ketika pihak swasta mulai terlibat aktif dalam pengangkutan produk-produk
milik pemerintah di Banyumas, perbaikan serta pengembangan infrastruktur transportasi
mulai dilakukan. Memasuki abad ke-20, hampir seluruh ruas jalan yang terdapat di
Keresidenan Banyumas yang menghubungkan kota-kota kabupaten dengan distrik dan
onderdistrik sudah dalam keadaan baik.
Kereta api adalah alat yang paling modern yang ditemukan oleh manusia pada
awal abad ke-19. Beberapan tahun setelah transportasi kereta api dikembangkan di
Eropa, mulai muncul usulan agar jaringan kereta api juga dibangun di Hindia Belanda.
Wilayah Banyumas mulai menjadi bagian dari sistem jaringan kereta api ketika jaringan
kereta api negara Staatsspoorwegen (SS) yang mehubungkan Yogyakarta dan Cilacap
mulai terpasang.
Kelebihan dari buku ini adalah pembahasan rinci yang sangat baik untuk
mahasiswa atau orang dewasa yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang
perkembangan transportasi di Indonesia khususnya Banyumas pada abad ke-19.gambar-
gambar dan tabel yang disajikan pun membuat para pembaca semakin paham dengan
maksud yang diutarakan oleh penulis. Bahasanya yang digunakan baku tetapi terdapat
istilah-istilah berbahasa Belanda yang kurang bisa dipahami oleh para pembaca.
Kekurangan dari buku ini adalah terdapat pada sampulnya yang tidak bertekstur
(timbul) sehingga hal tersebut dapat membingungkan pembeli buku mengenai keaslian
buku tersebut. Tapi para pembaca yang ingin memiliki buku ini tidak perlu khawatir
karena tentunya dapat dibedakan mana yang buku asli dengan buku yang palsu melalui
gambar-gambar yang ada di dalam buku tersebut memiliki warna atau tidak. Jika
berwarna, maka buku tersebut dijamin keasliannya.
Buku ini bagus karena sangat rinci dalam penyampaian, karena didalamnya
memuat ilmu pengetahuan tentang sejarah perkembangan transportasi di Banyumas
pada awal abad ke-19. Tetapi buku ini memiliki sedikit cela pada penggunaan istilah-
istilah berbahasa Belanda yang kurang dimengerti para pembaca. Buku ini cocok
digunakan bagi mahasiswa yang kuliah dijurusan sejarah sehingga dapat dijadikan
referensi kita akan meneliti alat transportasi yang ada di Indonesia. Buku ini juga dapat
dijadikan para dosen sebagai bahan ajar mereka saat di kelas.