Anda di halaman 1dari 44

MODUL 3 KB 4:

DAR 2/Profesional/184/012/2018

PENDALAMAN MATERI FISIKA

MODUL 3 KB 4: ALAT OPTIK

Penulis : Ir. Sri Agustini S., M.Si.

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN NKEBUDAYAAN


KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
2018
DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN ............................................................................................1

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN ........................................................................1

C. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN ...............................................................1

D. URAIAN MATERI ...........................................................................................2

1. Cahaya ......................................................................................................... 2

2. Sifat Cahaya ................................................................................................ 4

3. Pemantulan dan pembiasan cahaya ............................................................. 6

4. Pembentukan bayangan akibat pemantulan .............................................. 15

5. Pembentukan bayangan akibat pembiasan ................................................ 22

6. Alat optik ................................................................................................... 31

E. TUGAS ...........................................................................................................38

F. TES FORMATIF ............................................................................................38

G. RANGKUMAN ..............................................................................................41

H. DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................45

- iv -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

A. PENDAHULUAN

Dalam modul ini disajikan pembelajaran tentang cahaya, pemantulan


cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada bidang batas antara dua medium,
pembiasan pada lensa, dan alat Optik. Materi ini menjadi dasar untuk
mempelajari alat-alat yang berhubungan dengan optika sinar.
Untuk lebih menguasai modul ini perlu :
1. Membaca uraian materi dengan cermat dan seksama.
2. Banyak berlatih menggambar jalan sinar dan memahami
permasalahan.
3. Mengerjakan tugas mendiri
4. Mengerjakan soal tes formatif untuk mengukur pemahaman.
5. Mencocokkan hasil tes dengan kunci jawaban, bila masih belum
benar,perlu dibaca ulang agar lebih paham.
6. Membaca referensi lain yang disarankan.
Selamat mempelajari modul ini semoga capaian pembelajaran dapat
tercapai dengan baik.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Menguasai konsep teoritis Fisika Klasik.

C. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Menguasai konsep cahaya melalui sifat-sifatnya, panjang gelombang,


kecepatan dan frekuensinya. Memahami konsep indeks bias medium.
2. Menguasai penjalaran gelombang cahaya melalui asas Huygens.
3. Menguasai hukum pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya yaitu hukum
Snellius.
4. Menguasai konsep pemantulan sempurna serta konsep pembiasan pada
prisma.

-1-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

5. Menggambarkan jalannya sinar dan menganalisisnya apabila sinar dari


sumber cahaya dipantulkan oleh cermin atau dibiaskan oleh permukaan
dan lensa.
6. Menguasai konsep penggunaan lensa dalam suatu sistem alat optik

D. URAIAN MATERI

1. Cahaya
Pada abad ke 17 Isaac Newton menemukan bahwa cahaya terdiri dari
partikel halus (corpuscles) yang memancar ke semua arah dari sumbernya
(Teori Partikel)
Teori ini dapat digunakan untuk menerangkan pemantulan cahaya,
tetapi ketika menerangkan peristiwa pembiasan cahaya ia menghadapi batu
sandungan, karena cahaya harus dianggap menjadi lebih cepat ketika
memasuki medium yang padat karena daya tarik gravitasi lebih kuat.
Christian Huygens (1678) menyatakan bahwa cahaya dipancarkan ke
semua arah sebagai muka-muka gelombang (Teori Gelombang)
Teori dualitas partikel-gelombang menggabungkan teori yang
sebelumnya, dan menyatakan bahwa cahaya adalah partikel dan gelombang.
Pertama kali dijelaskan oleh Albert Einstein pada awal abad 20, berdasarkan
karya tulisnya tentang efek fotolistrik, dan hasil penlitian Planck.
Lebih umum lagi, teori tersebut menjelaskan bahwa semua benda
mempunyai sifat partikel dan gelombang.

a. Prinsip Huygens
Prinsip ini dikemukakan oleh ilmuwan Belanda, Christian Huygens
pada tahun 1678, yaitu suatu metode numerik geometrik untuk mencari
bentuk gelombang cahaya pada suatu saat kemudian.
Dari suatu sumber cahaya, setiap saat selalu terbentuk muka
gelombang / wavefront (tempat kedudukan titik-titik yang fasenya sama).
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

Titik-titik pada muka gelombang ini bertindak sebagai sumber titik


(wavelet) gelombang yang baru, disebut sumber sekunder, yang akan
menghasilkan muka gelombang yang baru.
Garis singgung muka-muka gelombang ini menjadi muka gelombang
dari sumber gelombang primer.

(a1) (a2) (b)


Gambar 1 : Muka gelombang baru dihasilkan oleh ( a) muka gelombang sferis dan (b)
muka gelombang bidang.

Garis menuju ke arah luar dari titik sumber gelombang dan tegak lurus
muka gelombang disebut sinar. Sinar cahaya merambat lurus dengan
kecepatan tetap c , sehingga pada saat t sekon jarak yang ditempuhnya
adalah :
r  ct
Panjang gelombang cahaya adalah :
c (
 cT 
f (1)

dengan T adalah periode dan f adalah frekuensi gelombang.

Gelombang cahaya adalah gelombang elektromagnetik, yang dalam


penjalarannya tidak membutuhkan medium. Kecepatan cahaya dalam hampa
telah dibuktikan oleh Maxwell tahun 1865 adalah:
1
c = 3,0 x 108 m/s
 0 0
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

Akan tetapi cahaya juga dapat berjalan dalam bahan/medium dielektrik


transparan (tembus cahaya), seperti cairan, kaca, film dsb.
Bila berjalan dalam medium, laju cahaya ( v ) berubah menjadi:
1 (
v
 (2)

Dengan  dan µ permitivitas dan permeabilitas bahan/medium.

Indeks bias suatu bahan/medium adalah perbandingan antara


kecepatan gelombang cahaya dalam hampa ( c )dengan kecepatannya dalam
bahan/medium ( v ) tersebut.
kecepa tan cahaya dalam hampa
indeks bias 
kecepa tan cahaya dalam medium

Secara matematis dapat ditulis:


𝑐 (3)
𝑛=
𝑣
Karena 𝑐 > 𝑣, maka 𝑛 ≪ 1

2. Sifat Cahaya
a. Cahaya merambat lurus
Kita tahu, banyak sekali contoh yang menunjukkan bahwa cahaya
berjalan/ merambat lurus, antara lain: kita tidak bisa melihat benda yang
berada di balik dinding. Mengapa? Mata kita terkesan melihat benda apabila
ada sinar cahaya dari benda tersebut masuk ke mata. Jadi kita tidak bisa
melihat adanya benda dibalik dinding disebabkan oleh tidak adanya sinar
cahaya dari benda tersebut ke mata kita karena terhalang dinding. Contoh lain
adalah adanya sinar matahari yang memancar ke segala arah dan seberkas
masuk ke ruangan melalui lubang kecil di atap rumah, sedangkan lainnya
terhalang oleh atap. Akan tetapi lama kelamaan seluruh ruangan terlihat
terang. Mengapa ini terjadi? Sinar yang masuk lubang dipantul-pantulkan oleh
dinding, sehingga akhirnya semua sisi ruangan menjadi terang. Disisi lain bisa
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

dijelaskan melalui. teori tentang cahaya yang berjalan lurus ke segala arah dari
prinsip Huygens tentang gelombang cahaya, yang ditampilkan pada gambar
1.

b. Cahaya dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan


Sifat/watak cahaya yang ke dua adalah bisa dipantulkan dan bisa
dibiaskan. Banyak sekali contoh-contoh yang menunjukkan sifat ini. Apabila
tidak ada pemantulan dan pembiasan cahaya, dunia ini akan tampak gelap,
tidak ada kehidupan. Cahaya matahari yang dipancarkan akan dipantulkan
oleh bidang-bidang pemantul. Semua benda gelap (bukan sumber cahaya)
selalu memantulkan cahaya yang mengenainya. Sinar pantul tersebut ada yang
masuk ke mata, sehingga berkesan mata melihat benda. Gambar 2b
menunjukkan peristiwa pemantulan cahaya pada kolam, sehingga tampak
bayangan gunung pada kolam. Kita tahu bahwa bidang pemantul yang sering
kita gunakan dalam kehidpan sehari-hari adalah cermin. Pemantulan pada
cermin akan kita bahas pada sub bab berikutnya.
Demikian juga pembiasan, pensil yang dimasukkan kedalam air
tampak bengkok ke atas. Gambar 2a menunjukkan adanya peristiwa
pembiasan cahaya pada permukaan danau, sehingga dasar danau tampak
dangkal.
Pemantulan dan pembiasan ini mengikuti aturan-aturan (hukum) yang
berlaku. Peristiwa ini akan kita bahas lebih lanjut pada sub bab Pemantulan
dan Pembiasan Cahaya.
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

Gambar 2b: Pemantulan Gambar 2a: Kolam tampak


cahaya pada permukaan air dangkal akibat pembiasan cahaya

c. Cahaya dapat diuraikan


Cahaya matahari merupakan gelombang cahaya polikhromatis, yang
artinya terdiri dari bermacam-macam panjang gelombang, sehingga apabila
cahaya tersebut dilewatkan suatu medium, maka akan diuraikan karena indeks
bias medium terhadap masing-masing warna berbeda-beda. Contoh adanya
peruraian warna adalah terjadinya pelangi yang ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 3: Warna pelangi akibat titik air hujan yang terkena sinar
matahari.

3. Pemantulan dan pembiasan cahaya


a. Hukum Pemantulan dan Pembiasan Cahaya.
Bunyi Hukum Pemantulan dan Pembiasan:
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

1. Sinar datang, sinar pantul, sinar bias dan garis normal bidang batas,
terletak dalam satu bidang datar.
2. Untuk Pemantulan: Sudut datang (i) sama besar dengan sudut pantul
(r)
i = r
3. Untuk Pembiasan: Perbandingan antara sinus sudut datang (i)
dengan sinus sudut bias (r’) merupakan nilai yang konstan (Hukum
Snellius)..

Gambar 4: Sinar datang ke bidang batas antara 2 medium, sebagian dipantulkan dan
sebagian yang lain dibiaskan.
Marilah kita pelajari dari hukum yang pertama:
1. Sinar datang, sinar pantul, sinar bias dan garis normal bidang batas,
terletak dalam satu bidang datar.
Bidang manakah yang disebut satu bidang datar itu?
Amati peristiwa pemantulan pada gambar 5 :
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

Gambar 5: Sinar didatangkan ke cermin datar, akan dipantulkan, sehingga siar datang,
garis normal dan sinar pantul terletak pada bidang datar

Sinar datang dari laser pointer, sinar pantul dari cermin dan garis
normal yang tegak lurus cermin, semuanya berada pada satu bidang datar,
yaitu bidang yang tegak lurus cermin.
Sekarang hukum yang ke 2:
2. Untuk Pemantulan: Sudut datang (i) sama besar dengan sudut pantul
(r)
i = r

Gambar 6: Menunjukkan hukum pemantulan dengan prinsip Huygens .

Untuk menunjukkan kebenaran hukum tersebut marilah kita amati


gambar 6b. Amati muka gelombang datang AA’ . Saat A sampai di
permukaan bidang pantul, muka gelombang di A mulai dipantulkan.
Setelah t sekon, titikP sampai di O, dan menempuh jarak 𝑣𝑡. Saat tersebut
muka gelombang yang terpantul dari A sampai pada titik Q dengan
menempuh jarak yang sama. Amati gambar b, sinar tegak lurs dengan
muka gelombangnya, maka sinar datangnya adalah PO dan sinar biasnya
AQ. Segitiga APO konruen dengan segitiga OQA.Jadi sudut-sudut seletak
sama.terlihat bahwa sudut OAP sama dengan sudut AOQ. Jadi
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

𝜃𝑖 = 𝜃𝑟 (4)

Untuk hukum yang ke 3 berkaitan dengan cahaya yang bergerak


lurus, apabila dilewatkan ke medium lain akan berbelok. Coba kita amati
gambar 7.
Mengapa berbelok? Karena kecepatan cahaya pada setiap medium
berbeda. Jadi pembelokannya juga bergantung pada kecepatannya.

3. Untuk Pembiasan: Perbandingan antara sinus sudut datang (i) dengan sinus
sudut bias (r’) merupakan nilai yang konstan (Hukum Snellius).

Nilai konstan yang dimaksud sama dengan indeks bias relatif


medium tempat sinar dibiaskan terhadap medium tempat sinar datang.

Gambar 7: Menunjukkan hukum pembiasan dengan prinsip Huygens. Pembiasan cahaya


dari medium 1 ke medium 2. Pembiasannya berbanding lurus dengan kecepatannya pada masing-
masing medium
Untuk menunjukkan kebenaran hukum Snellius, mari kita amati
gambar 7b.Gelombang berjalan dari material a ke material b. Saat 𝑡 = 0
muka gelombang datang sampai pada permukaan batas di A.Saat 𝑡 = 𝑡 titik Q
di AA’ sampai di O dengan menempuh jarak 𝑣𝑎 𝑡, sementara muka
gelombang dari A sudah masuk ke material b dengan menempuh jarak 𝑣𝑏 𝑡
sapai di titik B. Dari segitiga AQO dan ABO dapat ditunjukkan bahwa:
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

𝑠𝑖𝑛𝜃𝑎 𝑣𝑎 𝑡 𝑣𝑎
= =
𝑠𝑖𝑛𝜃𝑏 𝑣𝑏 𝑡 𝑣𝑏
𝑠𝑖𝑛𝜃𝑖 𝑣 𝑛′ (
= =
𝑠𝑖𝑛𝜃𝑟 ′ 𝑣′ 𝑛 (5)

𝜃𝑖 = sudut datang
𝜃𝑟 ′ = sudut bias
𝑛′ = indeks bias medium tempat sinar bias
𝑛 = indeks bias medium tempat sinar datang

Contoh soal:
Seberkas cahaya didatangkan dengan sudut datang 60o pada
keping kaca datar yang indeks biasnya 1,5.
a) Berapa sudut bias dalam kaca?
b) Berapa sudut antara sinar bias dan sinar pantulnya
Jawab:
a) Dengan menggunakan hukum Snellius:
sin  i n'

sin  r ' n
sin 60 o 1,5 3
 Maka: sin r '   0,577
sin  r ' 1 3
Jadi:  r '  35,3o
b) Bagaimana menentukan sudut antara sinar bias dan sinar
pantulnya?
Lihat gambar 4.
Karena  r  60 o dan  r '  35,3o , maka
Sudut antara sinar bias dan sinar pantul adalah :
90 o
  
 60 o  90 o  35,3o  84,7 o
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

b. Pemantulan sempurna
Sekarang marilah kita perhatikan pembiasan cahaya tersebut
apabila sinarnya didatangkan dari medium rapat menuju ke medium yang
kurang rapat.
Kecepatan cahaya pada medium yang rapat lebih kecil
dibandingkan dengan kecepatan pada medium yang kurang rapat.
Akibatnya:

Gambar 8: Pemantulan sempurna terjadi di titik O

Sudut bias lebih kecil dari pada sudut datangnya, sehingga pada
sudut datang tertentu sinar dibiaskan menyusuri bidang batas. Sudut
datang tersebut dinamakan sudut kritis.
Apabila sudut datangnya melebihi sudut kritis, sinar dipantulkan
sempurna. Mengapa dinamakan pemantulan sempurna?
Karena sinar semuanya akan dipantulkan, tidak ada yang dibiaskan.
Jadi, berapa besar sudut kritis?
Dari persamaan hukum snellius, besar sudut kritis adalah besar
sudut datang apabila sudut biasnya 90o.
sin  i n' sin  k n'
 ....  
sin  r ' n sin 90 o
n

Atau:
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

n' (
sin  k 
n (6)
dimana n'  n

c. Penerapan Hukum Snellius pada Prisma

Gambar 9: Pembiasan pada permukaan prisma


Dengan hukum Snellius :
sin  i1 n p sin  i 2 nu
 dan 
sin  r1 ' nu sin  r 2 ' n p

 r1 '  i 2   = sudut puncak prisma.


Jumlah sudut bias pada permukaan pertama dengan sudut datang
pada permukaan ke dua sama dengan sudut puncak/pembias prisma.

d. Menentukan sudut deviasi minimum.


Apa yang dimaksud dengan sudut deviasi? Sudut deviasi adalah
sudut antara sinar datang pada prisma dan sinar yang keluar dari prisma.
  ( i1   r1 ' )  ( r 2 '   i 2 ) (
  i1   r 2 '   (7)

d
 bernilai minimum bila  0, maka :
d i1

i1   r 2 ' dan  r1 '  i 2   / 2 (


(8)
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

Bila persamaan (8) dimasukkan ke persamaan (7), diperoleh nilai


sudut datang saat terjadi deviasi minimum:
m   (
 i1 
2 (9)

𝜃𝑖1 = sudut datang yang mengakibatkan terjadi deviasi minimum.


Dengan menerapkan hukum snellius didapatkan hubungan antara
indeks bias prisma, sudut puncak prisma dan sudut deviasi minimum:
𝛿𝑚𝑖𝑛 + 𝛽 𝛽 (
sin = 𝑛𝑝 sin
2 2 (10)

Pada bagian ini juga dipelajari kebergantungan indeks bias


medium (n) prisma pada panjang gelombang cahaya () yang melaluinya.

Cahaya adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang


gelombang yang berkisar antara 400-700 nm. Cahaya putih merupakan
superposisi/ perpaduan dari gelombang-gelombang cahaya tampak dan
mempunyai laju yang sama dalam hampa.
Dalam medium, laju gelombangnya berbeda untuk masing-
masing panjang gelombang, sehingga indeks bias medium terhadap
masing-masing panjang gelombang berbeda. Kita ingat kembali definisi
c
tentang indeks bias yang secara matematis dapat ditulis: n 
v
Bila dibandingkan antara cahaya yang panjang gelombangnya
berbeda, misalnya antara cahaya merah dan biru ( merah biru ), maka
perbandingan indeks biasnya adalah:
nmerah c / vmerah

nbiru c / vbiru
Mengingat hubungan antara laju dan panjang gelombang cahaya:
v   f , dapat ditunjukkan bahwa:
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

nmerah 
 biru
nbiru merah
Jadi, makin besar panjang gelombang, indeks bias medium
terhadapnya makin kecil.
Contoh kebergantungan indeks bias medium (n) terhadap laju
gelombang ( v ) dalam medium, pada peristiwa dispersi cahaya.

Gambar 9: Sinar polikhromatis masuk ke medium kaca dan diuraikan

Sinar matahari yang datang ke salah satu permukaan prisma


tampak diuraikan karena indeks bias prisma kaca untuk setiap panjang
gelombang cahaya berbeda. Keterkaitan antara panjang gelombang dan
indeks bias tampak pada persamaan:
sin  i n pb c sin  i n pm c
  dan  
sin  r 'b nu v pb sin  r 'm nu v pm
Karena n pm  n pb maka  r 'm   r 'b

Sudut pemisahan antara sinar merah dan ungu yang keluar dari
prisma disebut sudut Dispersi, yang besarnya:
D   r 2 'u   r 2 ' m (11)

Contoh Soal:
Jika sudut puncak prisma 72o, berapa sudut datang minimum pada
prisma agar berkas sinar muncul dari sisi seberangnya (sinar hampir
dipantulkan sempurna)? Nprisma = 1,52.
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

Sebutkan syarat terjadinya pemantulan sempurna!

Jawab:
Sinar bias pada permukaan 2 menyusuri bidang prisma. Berarti
nudara 1
sudut  i 2   k . Dengan hukum Snelius : sin  k  
n prisma 1,52

Maka  i 2   k = 41,14o.

Karena  r1 '  i 2   Maka  r1 '     i 2  30,86o

Dengan menggunakan hukum Snellius pada permukaan pertama:


sin  i1 n p
 atau sin  i1  1,52 sin 30,86 o  0,78
sin  r1 ' nu
Jadi besar sudut datang minimum adalah :  i1  51,26 0

Mengapa nilai ini dikatakan minimum???

4. Pembentukan bayangan akibat pemantulan


Pernahkah anda bercermin? Benda apa yang anda gunakan untuk
bercermin? Apakah cermin datar, cermin cekung, cermin cembung,
permukaan air sumur ? Apa yang terlihat saat anda bercermin? Itulah
bayangan anda. Nyata atau maya kah sifat bayangannya? Bandingkan ukuran
bayangan dengan ukuran anda. Lebih besar, lebih kecil atau sama? Bagaimana
bisa terjadi?
Titik bayangan merupakan perpotongan antara sinar-sinar pantul dari
bidang pemantul (cermin).
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

a. Pemantulan pada Cermin datar


Apabila sinar didatangkan dari suatu benda AB menuju ke cermin
datar, maka sinar tersebut akan dipantulkan dengan aturan sesuai dengan
hukum pemantulan yang sudah dijelaskan.

Gambar 10: Pembentukan bayangan akibat pemantulan oleh cermin datar

Marilah kita bahas gambar yang sudah kita buat.


Benda AB terletak pada jarak s dititik depan cermin datar.
Dari titik A digambarkan 2 sinar ke cermin. Satu sinar dijatuhkan
tegak lurus dengan cermin, akan dipantulkan kembali. Sedangkan sinar
yang ke 2 dijatuhkan pada titik M dengan sudut tertentu akan dipantulkan
dengan sudut yang sama ke sisi lain dari garis normal (lihat gambar).
Kedua sinar pantul tersebut apabila diperpanjang dengan arah sinar pantul
tidak akan berpotongan. Yang berpotongan justru perpanjangannya, dan
bertemu di titik A’ yang merupakan bayangan dari A.
Dari titik B digambarkan 2 sinar juga ke cermin. Satu sinar
dijatuhkan tegak lurus dengan cermin, akan dipantulkan kembali.
Sedangkan sinar yang ke 2 dijatuhkan pada titik N dengan sudut tertentu
akan dipantulkan dengan sudut yang sama ke sisi lain dari garis normal
(lihat gambar).
Sama dengan A, perpanjangan sinar pantulnya berpotongan di B’.
Karena bukan sinar pantulnya sendiri yang berpotongan, maka
bayangan A’B’ dikatakan bersifat maya. Posisi B’ di atas A’, sama seperti
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

posisi B terhadap A. Ini berarti bayangannya tegak. Dari gambar bisa


dibuktikan:
Jarak benda (s) = jarak bayangan (s’) .
Tinggi benda (h) = tinggi bayangan (h’).
Agar lebih jelas pembentukan bayangannya silakan mengamati
power point tentang pemantulan pada cermin datar berikut.

(power Point: pembentukan bayangan pada cermin datar)

b. Pemantulan pada Cermin Cekung dan Cermin Cembung


Bentuk cermin cekung dan cembung adalah bentuk sferis,
merupakan bagian dari kulit bola, sehingga Cermin tersebut mempunyai
jari-jari kelengkungan. Cermin cekung digunakan oleh dokter gigi untuk
melihat gigi pasien. Apabila cermin didekatkan pada gigi, bayangannya
akan terlihat lebih besar, sebingga memudahkan dokter gigi untuk melihat
keadaan gigi pasien. Sedangkan cermin cembung digunakan sebagai kaca
spion karena sifatnya yang selaalu membentuk bayangan maya dan
diperkecil.

c. Pemantulan pada Cermin Cekung.


Terdapat tiga (3) sinar istimewa yang didasarkan pada hukum pemantulan:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama, akan dipantulkan melalui titik
Fokus (Titik api).
2. Sinar datang melalui titik Fokus akan dipantulkan sejajar sumbu
utama
3. Sinar datang melalui pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan
kembali ke arah semula.
Apakah titik Fokus itu?
Titik Fokus adalah titik bayangan apabila sinar datangnya dari
jauh tak berhingga. Titik Fokus juga merupakan titik benda apabila sinar
biasnya menuju jauh tak berhingga.
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

Gambar 11: Menentukan jarak titik Fokus cermin cekung

Jarak antara permukaan cermin (V= Vertex) dan titik Fokus (F)
dapat dicari sebagai berikut:
Sinar datang dari jauh tak berhingga sejajar sumbu utama
mengenai cermin pada titik L. Garis OL adalah garis normal cermin.
Sehingga  i   r . Sudut LOF =  i , maka segitiga LOF merupakan

segitiga sama kaki. Untuk sinar paraksial (landai), sudut  kecil, sehingga
R
FL  FV 
2
Jadi
R (
f 
2 (12)

Bagaimana menggambarkan jalannya sinar apabila suatu benda


ditempatkan di depan cermin cekung?
Contoh: Benda berada di belakang pusat cermin (O)
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

Gambar 12: Pembentukan bayangan dari suatu benda di depan cermin cekung,
menghasilkan bayangan nyata, terbalik, diperbesar.

Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus adalah:
1 1 1 2 (
  
s s' f R (13)

Berapa perbesaran bayangannya? Perbesaran bayangan


didefinisikan sebagai besar bayangan dibandingkan dengan besar
bendanya.
Buat sinar menuju ke titik Vertex ((V). Sinar tersebut akan
dipantulkan oleh cermin ke titik bayangan. Maka berlaku:
Sudut datang (i) = sudut pantul (r)
Sehingga segitiga ABV konruen dengan segitiga A’B’V
h h' h' s '
Berarti:  atau 
s s' h s
Jadi perbesarannya:
h' s' (
M  
h s (14)

Pada rumus perbesaran ada tanda negatif didepannya. Apa arti


tanda negatif itu? Mari kita bahas bersama.
Tanda negatif terlihat hanya pada satu sisi saja.
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

a. Apabila negatif pada sisi kanan, artinya salah satu dari benda dan
bayangan bernilai negatif, atau bersifat maya., dan sisi kiri positif
yang artinya bayangannya tegak.
b. Apabila negatifnya di sisi kiri, maka bayangannya terbalik, dan
tentunya sebelah kanan positif. Jadi, benda dan bayangan dua-duanya
nyata, atau dua-duanya maya.

Contoh Soal:
Seorang dokter gigi ingin melihat gigi pasien dengan menggunakan
cermin. Cermin tersebut diletakkan 6 cm disamping gigi, sehingga tampak
bayangan gigi pada cermin 1,5 kali besar giginya. Cermin cekung atau
cembungkah yang digunakan dokter gigi? Berapa radius
kelengkungannya?
Jawab:
Cermati soalnya. Bayangan terlihat di cermin, berarti bayangan
maya. (s’<0). Ini berarti bayangan tegak.
−𝑠′
𝑀 = 1,5 =
𝑠
Tanda negatif di depan s’ menunjukkan bayangannya maya.
Jarak bayangan 𝑠 ′ = −1,5 ⋅ 6 = −9 𝑐𝑚.
1 1 1
Dengan rumus 𝑠 + 𝑠′ = 𝑓
1 1 1
−9=𝑓
6

𝑓 = 18 𝑐𝑚
Radius kelengkungannya 𝑅 = 36 𝑐𝑚.
Karena jarak fokusnya bernilai positif maka cermin yang
digunakan adalah cermin cekung.
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

d. Pemantulan pada Cermin Cembung.


Terdapat tiga (3) sinar istimewa yang didasarkan pada hukum pemantulan:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama, akan dipantulkan seolah olah dari
titik Fokus (Titik api).
2. Sinar datang menuju titik Fokus akan dipantulkan sejajar sumbu
utama
3. Sinar datang menuju pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan
kembali ke arah semula.

Bagaimana menggambarkan jalannya sinar apabila suatu benda


ditempatkan di depan cermin cembung?

Gambar 13: Pembentukan bayangan dari suatu benda di depan cermin cembung,
menghasilkan bayangan maya, tegak, diperkecil.

Marilah kita pelajari pembentukan bayangan akibat pemantulan


pada cermin cembung ini. Bagaimana sifat bayangan yang terbentuk?
Tentu jawabannya maya, tegak, diperkecil. Dimanapun letak benda
di depan cermin cembung bayangannya selalu maya, tegak dan diperkecil.
Oleh karena itu cermin cembung dipilih sebagai kaca spion. Secara
matematis dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Coba amati, titik pusat cermin dan titik fokusnya berada di
belakang cermin, daerah yang tidak dilewati sinar. Oleh karena itu R dan f
bernilai negatif. Apabila diterapkan rumus pada cermin cembung
diperoleh:
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

1 1 1 (
 
s s' f 15)

Dari rumus (15) di atas, nilai 𝑠 ′ selalu negatif untuk benda nyata.
Jadi bayangannya selalu maya dan nilai s’ selalu lebih kecil dari f. Oleh
karena itu bayangan selalu diperkecil dan letaknya didepan titik Fokus.
Cara menggambarkan pembentukan bayangannya, cobalah buka
power point (animasi) berikut.

(Power point tentang pembentukan bayangan pada cermin lengkung)

5. Pembentukan bayangan akibat pembiasan


a. Pembiasan pada bidang datar
Telah kita ungkapkan di atas, contoh-contoh pembiasan,
diantaranya dasar kolam yang kelihatan dangkal. Bagaimana hal ini bisa
terjadi?
Perhatikan gambar pembentukan bayangannya.
Sebagai benda adalah dasar kolam, yang berada pada medium air.
Cahaya didatangkan dari benda, merambat di air kemudian dibiaskan ke
udara. Sinar-sinar bias masuk ke mata, sehingga terkesan mata melihat
dasar kolam. Gambar yang mana yang sesuai dengan peristiwa yang
sedang kita bahas? Gambar (14a) atau (14b)? Ya tentunya gambar (14b)
yang sesuai. Bagaimana sifat bayangannya? Maya atau nyata? Ya karena
yang berpotongan bukan sinar-sinar biasnya sendiri, jadi bayangannya
tentu maya.
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

Gambar 14b: Pembentukan bayangan Gambar 14a: Pembentukan bayangan


akibat pembiasan dari mediu rapat ke akibat pembiasan dari medium
renggang renggang ke rapat

Tugas :
Amati tongkat kecil yang dimasukkan ke dalam wadah/gelas yang
berisi air. Apakah tokat kelihatan lurus atau bengkok? Apabila bengkok,
kemana arahnya? Jalan sinarnya sesuai dengan gambar 14a atau 14b?
Gambarkan jalannya sinar untuk meyakinkan jawaban anda

b. Pembiasan pada bidang lengkung

Gambar 15 : Pembiasan pada bidang lengkung

Cahaya dari suatu benda yang berada pada medium dengan indeks
bias n, didatangkan pada permukaan lengkung dari medium n’ yang lebih
besar dari n, akan dibiaskan dengan sudut bias yang lebih kecil.
Terdapat hubungan antara jarak benda (s)), jarak bayangan ((s’),
indeks bias medium (n dan n’) dan R yaitu:
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

𝑛 𝑛′ 𝑛′ − 𝑛 (
+ =
𝑠 𝑠′ 𝑅 (16)

Dengan ketentuan, R < 0.bila arah pengukuran R berlawanan


dengan arah sinar bias, dan R > 0 bila arah pengukuran R searah dengan
arah sinar bias.
Contoh Soal:
Seekor ikan dalam sebuah mangkok bulat berisi air dengan indeks bias
1,33. Jari-jari mangkok 15 cm. Ikan melihat menembus mangkok tersebut
dan melihat seekor kucing sedang duduk di atas mejadengan hidungnya 10
cm dari mangkok.Dimanakah bayangan hidung kucing tersebut??
Jawab: Jarak antara benda (hidung kucing) dengan mangkok (𝑠 ) = 10 cm.
Indeks bias udara (𝑛𝑢 = 1 ) dan air (𝑛𝑎𝑖𝑟 = 1,33 ). Jari-jari kelengkungan
+15 cm. Dengan menggunakan persamaan (16), :
1 1,33 1,33 − 1
+ =
10 𝑠′ 15
Diperoleh: 𝑠 ′ = −17,1 cm.

Sub materi pembiasan pada bidang lengkung ini menjadi dasar


pembiasan pada lensa

c. Pembiasan pada Lensa


Apa yang dimaksud dengan lensa?
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua permukaan
lengkung atau salah satu lengkung dan yang lain datar.
Bagaimana terjadinya pembiasan tersebut?
Marilah kita tinjau pembiasan pada lensa yang dibatasi oleh
permukaan cembung cekung.
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

Gambar 16:: Pembentukan bayangan akibat pembiasan pada lensa


yang dibatasi oleh permukaan cembung-cekung.

Sinar didatangkan dari suatu benda pada jarak 𝑠1 dari permukaan


cembung, sehingga terbentuk bayangan nyata pada jarak 𝑠1 ′dari
permukaan pertama. Sinar bias dari permukaan pertama mengenai
permukaan ke dua, sehingga bayangan dari permukaan pertama menjadi
benda bagi permukaan ke dua. Bagaimana sifat benda tersebut? Maya atau
nyata? Ya tentunya benda maya ya, karena benda ada di kaan permukaan
sedangkan sinar dari kiri datang ke permukaan ke dua. Jarak benda pada
permukaan ke dua ini adalah 𝑠2 = −(𝑠1 ′-t). Mengapa 𝑠2 bernilai negatif?
Ya karena barsifat sebagai benda maya. Sinar ini dibiaskan dengan sudut
bias yang lebih besar daripada sinar datang ke permukaan ke dua.
Akhirnya terbentuk bayangan pada jarak 𝑠2 ′dari permukaan 2. Jadi
persamaan pembiasan pada lensa tersebut adalah:
Pada permukaan cembung:
𝑛 𝑛𝑙 𝑛𝑙 − 𝑛 (
+ =
𝑠1 𝑠1 ′ 𝑅1
(17)
Pada permukaan cekung:
𝑛𝑙 𝑛 𝑛 − 𝑛𝑙 (
+ =
−(𝑠1′ − 𝑡) 𝑠2 ′ 𝑅2
(18)

Untuk lensa tipis, 𝑡 ≈ 0, sehingga 𝑠 ′ − 𝑡 ≅ 0 .Dengan


menjumlahkan persamaan (17) dan persamaan (18), dan dengan
mengganti 𝑠1 menjadi 𝑠 dan 𝑠2 ′ menjadi 𝑠′ diperoleh persamaan lensa
tipis:
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

1 1 𝑛𝑙 − 𝑛 1 1 (
+ = ( − )
𝑠 𝑠′ 𝑛 𝑅1 𝑅2 (19)
Nilai pada ruas kanan adalah 1/jarak fokus lensa:
1 𝑛𝑙 − 𝑛 1 1 (
= ( − )
𝑓 𝑛 𝑅1 𝑅2 (20)
Sehingga persamaan pembiasan pada lensa adalah:
1 1 1 (
 
s s' f (21)

Marilah kita perhatikan persamaan (20). Yang harus diperhatikan


adalah tanda dari R.
Sudah dijelaskan di depan bahwa: R bernilai positif bila
pengukuran R searah dengan arah sinar bias, dan bernilai negatif bila
berlawanan arah dengan sinar bias.
Pada kasus lensa pada gambar (16), arah pengukuran R,baik yang
di permukaan pertama maupun ke dua searah dengan arah sinar bias. Jadi
R bernilai positif.. Sehingga nilai f nya bisa positif dan bisa juga negatif,
bergantung pada nilai 𝑅1 dan 𝑅2 . Apabila 𝑅2 > 𝑅1 maka nilai f positif. Jadi
lensanya lensa cembung.
Sifat lensa Cembung:
1. Sebagai lensa pengumpul (konvergen).

Gambar 17: :Sinar datang dari jauh tak berhingga, dibiaskan menuju ke titik
Fokus 𝐹2 = 𝐹′.(titik Fokus untuk sinar bias)

2. Bisa menghasilkan bayangan nyata ataupun maya.


Pembentukan bayangan pada lensa cembung
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

Terdapat tiga (3) sinar istimewa yang didasarkan pada hukum


pembiasan.
a. Sinar datang sejajar sumbu utama, dbiaskan melalui titik Fokus
(F’=F2)
b. Sinar datang melalui pusat lensa akan diteruskan
c. Sinar datang melalui titik Fokus (F = F1). dibiaskan sejajar sumbu
utama.

Gambar 18: Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung. Pada


gambar ini, yang dimeksud dengan F1 adalah titik Fokus untuk sinar datang
(F ) dan F2 adalah jarak titik Fokus untuk sinar bias (F’).

Lalu bagaimana pembentukan bayangan apabila ada benda di


depan lensa cembung?
Untuk penggambaran jalannya sinar lensa bisa digambarkan
dengan bentuk garis karena lensanya tipis. Jarak fokus untuk lensa
cembung bernilai positif dan untuk lensa cekung negatif.
Jalannya sinar pembentukan bayangannya dapat dilihat pada
animasi power point tentang pembiasan pada lensa cembung berikut.

(Power point pembentukan bayangan pada lensa cekung)

Sifat lensa Cekung:


1. Sebagai lensa penyebar (divergen)
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

Gambar 19: Sinar datang dari jauh tak berhingga, dibiaskan


seolah-olah dari titik Fokus 𝐹2 = 𝐹′.(titik Fokus untuk sinar bias)

2. Bayangannya selalu maya apabila benda ditempatkan di depan lensa.


Mengapa?
Perhatikan persamaaan (21)
1 1 1
+ 𝑠′ = 𝑓 Untuk lensa cekung f bernilai negatif
𝑠
1 1 1 1 1 1
Persamaannya menjadi: 𝑠 + 𝑠′ = −𝑓 atau: 𝑠′ = − 𝑓 − 𝑠

Jadi s’ bernilai negatif dan bayangan selalu maya.


Pembentukan bayangan pada lensa cekung
Terdapat tiga (3) sinar istimewa yang didasarkan pada hukum pembiasan:
a. Sinar datang sejajar sumbu utama, dbiaskan seolah-olah dari
titik Fokus (F’=F1)
b. Sinar datang melalui pusat lensa akan diteruskan
c. Sinar datang menuju titik Fokus (F = F2). dibiaskan sejajar
sumbu utama.

Gambar 20: Sinar istimewa pada pembiasan oleh lensa cekung.


Pada gambar ini, yang dimeksud dengan F1 adalah titik Fokus untuk sinar
bias (F’) dan F2 adalah jarak titik Fokus untuk sinar datang (F).
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

Jalannya sinar pembentukan bayangannya dapat dilihat pada


animasi power point tentang pembiasan pada lensa cembung berikut.

(Power point pembentukan bayangan pada lensa cembung)

Pembiasannya berantai.:
Lihat animasi pada power point tentang pembiasan berantai berikut:
 Sinar didatangkan dari benda yang berada di medium udara, dibiaskan
oleh lensa pertama sehingga terbentuk bayangan apabila tidak ada lensa
ke dua. .
 Apabila di belakang lensa pertama ditempatkan lensa ke dua, maka
sinar bias dari lensa pertama dibiaskan lagi oleh lensa ke dua. Dengan
kata lain, bayangan dari lensa pertama menjadi benda bagi lensa ke dua.
Maya atau nyatakah benda ini? Bayangan akhir yang dihasilkan adalah
bayangan dari lensa ke dua yang sifatnya nyata.

Lensa Gabungan
Lensa gabungan ini adalah gabungan dari dua lensa menjadi satu
lensa. Oleh karena itu, bagian yang dilekatkan harus mempunyai jari-jari
yang sama. Contoh:

Gambar 21: Lensa gabungan dengan permukaan yang


dikontakkan mempunyai jari-jari 𝑅1 = 𝑅2 .

Lensa gabungan ini terdiri dari dua lensa yaitu lensa pertama yang
dibatasi oleh permukaaan cembung dengan radius 𝑅1 dan cekung dengan
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

radius 𝑅2 . dan lensa ke dua oleh permukaan cembung dengan radius


𝑅1′ = 𝑅2 dan cembung dengan radius 𝑅2′ .
Jarak fokus lensa gabungan adalah:
1 1 1 (
= +
𝑓𝑔𝑎𝑏 𝑓1 𝑓2 (22)

Contoh soal:
Pada sebuah cawan dari kaca dengan indeks bias 1,5 yang
berbentuk lensa cekung dengan radius permukaan cekung 15 cm, diisi
4
dengan air dengan indeks bias . Berapa indeks bias lensa gabungan
3

kaca-air?
Jawab:
Kaca: Dengan menggunakan persamaan (20) diperoleh :
1 1,5 − 1 1 1 0,5
= ( − )=−
𝑓𝑘𝑎𝑐𝑎 1 − 15 ∞ 15
𝑓𝑘𝑎𝑐𝑎 = −30 𝑐𝑚.
Air : Dengan menggunakan persamaan (20) diperoleh
4 1
1 −1 1 1
= 3 ( − )= 3
𝑓𝑎𝑖𝑟 1 ∞ −15 15
𝑓𝑎𝑖𝑟 = 45 𝑐𝑚
Jadi nilai jarak fokus gabungannya digunakan persamaan (22):
1 1 1 −3 + 2 −1
= + = =
𝑓𝑔𝑎𝑏 −30 45 90 90
𝑓𝑔𝑎𝑏 = −90 𝑐𝑚

Kekuatan Lensa
Kekuatan lensa (P) adalah kemampuan dari suatu lensa untuk
memfokuskan sinar yang datang padanya. Makin besar jarak fokusnya,
makin sulit suatu lensa untuk memokuskan sinar yang datang padanya.
Jadi besaran ini berbanding terbalik dengan jarak fokus lensa.
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

1 (
𝑃=
𝑓 (𝑚) (23)

6. Alat optik
a. Mata
Tampang lintang dari mata, diperlihatkan oleh gambar berikut.

Gambar 22: Tampang lintang mata manusia

Mata terdiri dari:Cornea, Aqueus humor, Iris, Lensa kristal, Otot


penyangga, Vitreous humor, Retina, Bintik buta/ kuning, Syaraf optik
Cornea: berada pada bagian paling depan mata. Terdiri dari selaput
transparan yang berwarna putih dengan indeks bias nc = 1,376.
Aqueous humor: Ruang yang berisi cairan bening dengan indeks bias
nah = 1,336. Cahaya dari udara menembus cornea diiaskan oleh aqueous
humor menuju ke iris mata.
Iris : Yaitu semacam diafragma yang mengontrol jumlah cahaya yang
masuk mata melalui lubang (pupil).
Iris dapat mengatur pupil hingga diameter 2 mm untuk cahaya masuk
paling terang dan 8 mm untuk cahaya masuk paling gelap. Cahaya masuk
melalui pupil ke lensa.
Lensa kristal : Bentuk kristal transparan kecil dengan diameter 9 mm
dan tebal 4 mm. Lensa merupakan lapisan-lapisan serat yang kompleks yang
terdiri serat halus sekitar 22.000 serat. Indeks biasnya gradasi, 1,406 di pusat,
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

makin mengecil ke luar, indeks bias terluar 1,386. Lensa ini disangga oleh
otot-otot lensa, yang mengatur cembung / pipihnya lensa.
Vitreous humor : Ruang dibelakang lensa mata yang terdiri dari
cairan dengan indeks bias nvh = 1,337.
Retina : Retina adalah lapisan yang paling sensitif terhadap cahaya,
tempatnya pada bagian belakang mata, menutupi sekitar 65% permukaan
dalam mata. Sel-sel photosensitif (terdiri dari syaraf-syaraf bentuk batang dan
kerucut) dalam retina mengubah energi cahaya menjadi sinyal-sinyal yang
dibawa ke otak oleh otot-otot halus di bagian belakang mata yang
berhubungan dengan otak.
Ditengah retina terdapat fovea centralis yang merupakan pusat cahaya
yang masuk ke mata mengerucut, hingga menimbulkan kesan kita melihat
benda/ warna.
Bintik kuning : Bintik kuning berada pada pusat retina yang diameter
nya 2,5- 3 mm. Pada pusatnya terdapat fovea centralis.
Bintik buta dan syaraf optik: Syaraf optik membawa sinyal listrik
dari retina ke otak untuk diproses. Suatu titik ditempat keluarnya syaraf optik
dari retina, tidak mempunyai batang dan kerucut sama sekali, disebut bintik
buta.
Akomodasi : Adalah kemampuan mencembung / memipihnya lensa
kristal yang disangga oleh otot-otot mata agar bayangan benda yang dilihat
jatuh tepat pada bintik kuning. Otot dalam keadaan rileks bila mata sedang
melihat benda-benda di . Mata yang demikian dikatakan tidak
berakomodasi. Apabila benda berada pada jarak tertentu (finite), otot
menegang. Mata demikian ini dikatakan berakomodasi. Mata dikatakan
berakomodasi maksimum bila digunakan untuk melihat benda yang paling
dekat yang masih jelas terlihat (titik dekat).
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

b. Kaca Mata
Mata normal mempunyai titik dekat (jarak yang paling dekat yang
masih bisa dilihat dengan jelas) pada jarak kira-kira 25 cm dari mata dan titik
jauh (jarak paling jauh yang masih bisa dilihat dengan jelas) pada jarak .
Kacamata digunakan untuk menolong mata yang titik jauh / titik
dekatnya tidak sama dengan mata normal (mata cacat).
Otot-otot penyangga mata yang cacat tidak dapat bekerja normal
sehingga mata sulit untuk mencembung atau memipih, sehingga bayangan
tidak bisa jatuh pada retina / bintik kuning.
Macam-macam cacat mata dan lensa kacamata untuk menolongnya :
1. Myopi : Lensa mata terlalu cembung dalam keadaan rileks, sehingga tidak
dapat memfokuskan sinar dari  ke bintik kuning tetapi lebih ke depan.
Bagaimana menolong mata ini agar dapat melihat dengan jelas benda yang
berada di jauh tak berhingga?
Caranya adalah dengan menggunakan lensa kacamata yang fungsinya
untuk memindahkan benda yang berada di jauh tak berhingga ke titik
jauhnya (titik yang paling jauh dimana benda masih bisa dilihat dengan
jelas). Untuk itu perhatikan animasi berikut:

(Power point: Lensa negatif untuk menolong mata Miopy)

Dari gambar, sinar sejajar (benda di ∞ ) tidak bisa difokuskan pada bintik
kuning, tetapi didepannya. Mata tersebut hanya bisa memfokuskan benda
di bintik kuning paling jauh di titik tertentu yang disebut titik jauh (=
𝑆𝑛 ) Untuk menolong, digunakan lensa agar benda di ∞ tersebut
dipindahkan ke titik jauhnya (bayangan maya 𝑠 ′ = 𝑆𝑛 )..Lensa apakah
yang digunakan? Dan berapa ukurannya?
Dengan menggunakan rumus pembiasan:

(23)
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

2. Hypermetropia dan Hyperopia : Mata ini tidak bisa memfokuskan sinar


dari titik dekat mata normal ( kira-kira 25 cm dari mata) pada bintik
kuning, tetapi lebih jauh, karena otot penyangga tidak normal sehingga
lensa mata terlalu pipih.
Amati animasi berikut.

(Power point: Lensa positif untuk menolong mata Hipermetropy)

Dari gambar, untuk membaca pada jarak dekat mata normal (s = 25 cm)
tidak bisa difokuskan pada bintik kuning, tetapi dibelakangnya. Mata
tersebut hanya bisa memfokuskan benda di bintik kuning paling jauh di
titik tertentu yang disebut titik jauh (= 𝑆𝑛 ) Untuk menolong, digunakan
lensa agar benda di ∞ tersebut dipindahkan ke titik jauhnya (bayangan
maya 𝑠 ′ = −𝑆𝑛 )..Lensa apakah yang digunakan? Dan berapa ukurannya?
Dengan menggunakan persamaan untuk pembiasan pada lensa dihasilkan:

(24)

Nilai f1 positif, oleh karena itu lensa yang digunakan lensa positif.
3. Astigmatisma adalah cacat mata yang disebabkan oleh ketidaksimetrisan
cornea mata (kelengkungannya kurang sferis). Untuk menolongnya
digunakan lensa spherocylindric (lensa silindris sferis), dengan jarak fokus
dan perbesaran yang berbeda untuk kedua arah meridian. Pada satu
meridian powernya sampai pada bintik kuning, dan yang lain minimal.

Gambar 23: Lensa silindris untuk menolong mata astigmatisma.


Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

c. Lup
Suatu benda yang ada di depan mata akan membentuk bayangan pada
retina. Makin dekat jarak benda ke mata, bayangan yang dihasilkan makin
besar karena lensa mata berakomodasi, sampai pada titik dekat
mata(Sn=25cm).

Gambar 24: : Mata melihat benda secara normal



tan 𝛼1 = 𝑠
𝑛

Bila benda didekatkan lagi, bayangan tidak akan terjadi pada retina
(bayangan terlihat kabur). Agar bayangan jatuh pada retina, harus
menggunakan lensa positif (untuk menjauhkan benda sampai pada ruang
pandang mata.

Gambar 25: Mata melihat dengan loop



tan 𝛼2 =
𝑠
Jadi lensa positif ini membantu mata untuk memperbesar sudut
pandang mata. Oleh karena itu perbesarannya merupaan perbesaran sudut,
yang nilainya:
𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑝𝑎𝑛𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑘
𝑀𝑎𝑛𝑔𝑢𝑙𝑒𝑟 =
𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑝𝑎𝑛𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑎𝑙𝑎𝑡

tan 𝛼2 25
𝑀𝑎𝑛𝑔𝑢𝑙𝑒𝑟 = = 𝑠 =
tan 𝛼1 ℎ 𝑠
25
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

Bila mata tak akomodasi, bayangan di tak berhingga, jadi benda


harus berada di titik Fokus lensa, sehingga perbesaran sudutnya menjadi:
25 (
𝑀𝑎𝑛𝑔𝑢𝑙𝑒𝑟 =
𝑓𝑙𝑜𝑜𝑝 (25)
Dalam alat optik mikroskop atau teleskop, loop berfungsi sebagai lensa
okuler, yang membantu mata agar bisa melihat dengan jelas bayangan yang
dibentuk oleh lensa di depannya.

d. Mikroskop
Anda tentunya sudah sering menggunakan mikroskop ya, tentunya
untuk melihat benda renik supaya bisa diamati. Karena bendanya sangat
kecil, jadi harus diperbesar dahulu, baru diperbesar sudut pandangnya.
Oleh karena itu diperlukan 2 buah lensa, yaitu lensa obyektif yang
berfungsi memperbesar benda dan karena itu ditempatkan di dekat benda.
Lensa yang ke dua adalah lensa okuler atau lensa mata, yang fungsinya
memperbesar sudut pandang mata. Oleh karena itu diletakkan di dekat mata.

Gambar 26: Bagan dari Mikroskop dan jalannya sinar dari benda hingga terbentuk bayangan
akhir
Perbesaran mikroskop:
𝑠𝑜𝑏 ′ 25
𝑀 = 𝑀𝐿 × 𝑀𝛼 = × (26)
𝑠𝑜 𝑓𝑒
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

dengan 𝑴𝑳 = perbesaran linier dan 𝑴𝜶 = perbesaran sudut pandang.


e. Teleskop
Teleskop berfungsi untuk melihat benda-benda jauh. Diperlukan lensa
obyektif yang jarak fokusnya besar, yang fungsinya untuk mendekatkan
benda.
Di bawah ditampilkan teleskop astronomi untuk mata tak akomodasi
(bayangan dari lensa objektif berada pada titik fokus lensa okuler (lensa mata)

Gambar 27: Teleskop astronomi terdiri dari lensa obyektif dengan fokus besar dan lensa
okuler (lensa mata)

Perbesaran teleskop
Perbesaran lensa objektif : (
y'
ML 
fo
Perbesaran total lensa objektif dan okuler :
 tan  2 y ' se f o
M  2   
1 tan 1 y ' f o se
Untuk mata tak akomodasi
f (
M  o
fe (27)
G. RANGKUMAN

Prinsip Huygens
Dari suatu sumber cahaya, setiap saat selalu terbentuk muka
gelombang / wavefront (tempat kedudukan titik-titik yang fasenya sama).
Titik-titik pada muka gelombang ini bertindak sebagai sumber titik
(wavelet) gelombang yang baru, disebut sumber sekunder, yang akan
menghasilkan muka gelombang yang baru.
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

Garis singgung muka-muka gelombang ini menjadi muka gelombang


dari sumber gelombang primer.
Gelombang cahaya adalah gelombang elektromagnetik, yang dalam
penjalarannya tidak membutuhkan medium. Kecepatan cahaya dalam hampa
telah dibuktikan oleh Maxwell tahun 1865 adalah:
1
c = 3,0 x 108 m/s
 0 0
Indeks bias suatu bahan/medium adalah perbandingan antara kecepatan
gelombang cahaya dalam hampa ( c )dengan kecepatannya dalam bahan/medium
( v ) tersebut.
kecepa tan cahaya dalam hampa
indeks bias 
kecepa tan cahaya dalam medium

1. Sifat Cahaya: Jalannya lurus, Dapat dipantulkan, Dapat dibiaskan, Dapat


diuraikan (mengalami deviasi dan dispersi)., Dapat berinterferensi, Dapat
terdifraksi, Dapat dipolarisasikan. Yang tiga terakhir terkait dengan sifat
cahaya sebagai gelombang
Hukum Pemantulan dan Pembiasan Cahaya.
Bunyi Hukum Pemantulan dan Pembiasan:
1. Sinar datang, sinar pantul, sinar bias dan garis normal bidang batas,
terletak dalam satu bidang datar.
2. Untuk Pemantulan: Sudut datang (i) sama besar dengan sudut pantul
(r) i = r
3. Untuk Pembiasan: Perbandingan antara sinus sudut datang (i) dengan
sinus sudut bias (r’) merupakan nilai yang konstan (Hukum Snellius).
𝑠𝑖𝑛𝜃𝑖 𝑣 𝑛′
= =
𝑠𝑖𝑛𝜃𝑟 ′ 𝑣′ 𝑛

Syarat terjadi pemantulan sempurna:


a. Sinar datang dari medium rapat ke renggang
b. Sudut datangnya lebih besar dari sudut kritis.
Sinar datang ke prisma akan terjadi deviasi minimum bila:
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

i1   r 2 ' dan  r1 '  i 2   / 2


𝛿𝑚𝑖𝑛 + 𝛽 𝛽
sin = 𝑛𝑝 sin
2 2
Pembentukan bayangan pada cermin datar, berlaku:
Jarak benda (s) = jarak bayangan (s’) .
Tinggi benda (h) = tinggi bayangan (h’).
Pemantulan pada cermin cekung
Terdapat tiga (3) sinar istimewa yang didasarkan pada hukum
pemantulan:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama, akan dipantulkan melalui titik Fokus
(Titik api).
1 Sinar datang melalui titik Fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama
2 Sinar datang melalui pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan
kembali ke arah
semula.
Jarak fokusnya:
R
f 
2
Perbesaran bayangan
h' s'
M  
h s
Pemantulan pada cermin cembung.
Berbeda dengan cermin cekung, pada cermin cembung selalu terjadi
bayangan maya. Nilai R dan f selalu negatif, karena di belakang cermin.
Pembentukan bayangan pembiasan pada permukaan
Terdapat hubungan antara jarak benda (s)), jarak bayangan ((s’),
indeks bias medium (n dan n’) dan R yaitu:
𝑛 𝑛′ 𝑛′ − 𝑛
+ =
𝑠 𝑠′ 𝑅
Dengan ketentuan, R < 0.bila arah pengukuran R berlawanan
dengan arah sinar bias, dan R > 0 bila arah pengukuran R searah
dengan arah sinar bias.
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

Pembentukan bayangan akibat pembiasan pada lensa


1 1 𝑛𝑙 − 𝑛 1 1
+ = ( − )
𝑠 𝑠′ 𝑛 𝑅1 𝑅2
Lensa gabungan terdiri dari dua lensa yaitu lensa yang dibatasi oleh
permukaaan lengkung/datar dengan radius 𝑅1 dan lengkung/datar dengan
radius 𝑅2 . dan lensa dengan permukaan yang besinggungan radiusnya
𝑅1′ = 𝑅2 dan lengkung/datar dengan radius 𝑅2′ .
Jarak fokus lensa gabungan adalah:
1 1 1
= +
𝑓𝑔𝑎𝑏 𝑓1 𝑓2
Kekuatan lensa (P) adalah kemampuan dari suatu lensa untuk
memfokuskan sinar yang datang padanya.
1
𝑃 = 𝑓 (𝑚)

Alat Optik
Alat untuk membantu mata yang terdiri dari Loop, mikroskop,
Teleskop, dan lain-lain.
Kacamata digunakan untuk menolong mata cacat.
Macam-macam cacat mata dan lensa kacamata untuk
menolongnya :
1. Myopi : Ditolong drengan lensa negatif
2. Hypermetropia dan Hyperopia :
Ditolong dengan lensa positif
3. Astigmatisma Untuk menolongnya digunakan lensa spherocylindric
(lensa silindris sferis),
Loop untuk membantu mata memperbesar sudut pandang mata.
𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑝𝑎𝑛𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑘
𝑀𝑎𝑛𝑔𝑢𝑙𝑒𝑟 =
𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑝𝑎𝑛𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑎𝑙𝑎𝑡
Untuk mata tak akomodasi
25
𝑀𝑎𝑛𝑔𝑢𝑙𝑒𝑟 =
𝑓𝑙𝑜𝑜𝑝
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 12: Alat Optik

Mikroskop
Terdiri dari lensa obyektif yang berfungsi memperbesar benda dan
lensa okuler atau lensa mata, yang fungsinya memperbesar sudut pandang
mata.
Teleskop
Teleskop berfungsi untuk melihat benda-benda jauh. Diperlukan
lensa obyektif yang jarak fokusnya besar, yang fungsinya untuk
mendekatkan benda.

H. DAFTAR PUSTAKA

1. M. Alonso and Finn, 1994, Dasar-dasar Fisika Universitas, jilid 2,


Jakarta: Erlangga.
2. H.D. Young, R.A. Freedman, 2002, Fisika Universitas, jilid 2, Jakarta:
Erlangga.
3. Tippler, Paul A., 2001, Fisika Untuk Sains dan Teknik (2), terjemahan
edisi ke 3, Jakarta: Erlangga
4. Jenkins A. Francis & White E. Harvey, 1986, Fundamentals of Optics,
Boston: McGraw-Hill Book Company

Anda mungkin juga menyukai