Anda di halaman 1dari 4

Komponen Darah dan Fungsinya

Ketika tangan kita terkena benda tajam seperti pisau, tentunya akan mengeluarkan cairan berwarna
merah bernama darah. Ya, darah merupakan komponen yang sangat penting dalam tubuh makhluk
hidup terutama manusia dan hewan. Jika dilihat dengan kasat mata, darah terlihat cair seperti halnya air,
akan tetapi apabia diamati dengan mikroskop, sebenarnya darah merupakan komponen dengan bentuk
bulat yang sangat kecil dimana disebut sebagai korpuskulus darah atau sel darah. ( baca : Pengertian
Darah )

Dalam kondisi yang normal, biasanya sel darah tersebut memiliki diameter sekitar 7,2 mikrometer dengan
tidak memiliki inti. Bentuknya apabila diamati dari samping akan terlihat seperti bulan sabit. Apabila sel
darah tersebut diamati betul, warna sesungguhnya adalah kuning pucat akan tetapi sebagian besar
berwarna merah sehingga warna kuning pucat tersebut tertutup oleh sebagian sisi yang berwarna merah
tersebut.

Adapun struktur penyusun sel darah adalah stroma yang isinya adalah massa hemoglobin. Tinggi
rendahnya HB dalam tubuh bisa menjadi indikator apakah orang tersebut memiliki HB normal atau
bahkan kekurangan. Lalu apa saja komponen darah dalam tubuh manusia ?

Artikel terkait : Fungsi Darah pada Manusia

Komponen darah pada manusia secara garis besar terbagi atas 2 komponen penting, yaitu plasma darah
dengan persentase 55% dan sel darah dengan persentase 45%. Perlu diketahui bahwa volume darah
yang ada dalam tubuh hanya sekitar 7-8% saja dari berat badan kita. Nah, berikut adalah penjelasan
tentang komponen darah yang terdapat pada tubuh manusia secara lebih rinci.

1. Plasma Darah
Plasma darah merupakan komponen darah yang berupa cairan berwarna kuning yang terdiri atas 90%
air, 7% protein plasma, 0,9% macam jenis garam dan 0,1 % adalah glukosa. Warna kuning pada plasma
darah biasanya dapat ditemukan pada darah yang mengendap akan tetapi warna kuning tersebut dapat
berubah menjadi kuning keruh dikarenakan terlalu banyak lemak yang tertimbun.

Adapun pH yang dimiliki oleh plasma darah adalah 6,8-7,7. Sedangkan tingkat kekentalan nya adalah
1,7-2,2 kali dari kekentalan air dan massa jenisnya adalah sekitar 1,025-1,034. Garam anorganik yang
terkandung dalam plasma darah diantaranya adalah Na+, Mg2+, NaCl, Cl-, CO3, Ca2+ dan lain
sebagainya.

Artikel terkait : Perbedaan Plasma dan Serum Darah

Protein plasma yang terkandung dalam plasma darah memiliki berat sekitar 200-300 gram dari berat
seluruh plasma darah dalam tubuh. Protein ini nantinya akan membentuk koloid yang dapat memberikan
pengaruh terhadap tingkat kekentalan pada darah. Adapun jenis jenis protein yang terkandung antara
lain albumin, beta globulin dan fibrinogen. Dimana albumin ini biasanya disebut sebagai serum albumin
ini memiliki volume yang besar dibandingkan jenis asam yang lainnya, yaitu sebesar 4-5%. ( baca
: Proses Sintesis Protein )

Fungsi Protein Plasma

 Pembeku Darah
Fungsi fibrinogen yang terkandung dalam protein plasma ini adalah peran utama dalam proses
pembekuan darah dalam tubuh, sehingga apabila seseorang mengalami pendarahan maka fibrinogen ini
akan bekerja dan pendarahan dapat di minimalisir. Jika seseorang mengalami kekurangan fibrinogen
maka akan berakibat fatal apabila terjadi pendarahan.

 Mempertahankan Tekanan Osmose

Adanya albumin, fibrinogen dan globulin dalam plasma protein ini merupakan 3 pilar utama dalam
mempertahankan tekanan osmose darah. Dimana tekanan normal osmose yang diakibatkan oleh 3 jenis
protein tersebut adalah sekitar 25-39 mmHg. Tekanan osmose yang relatif tinggi biasanya dapat
mengakibatkan terjadinya perpindahan cairan dari jaringan menuju darah, maka dari itu 3 jenis protein
tersebut dapat mencegah terjadinya penimbunan cairan di jaringan darah.

Artikel terkait : Mekanisme Peredaran Darah pada Manusia

 Efisiensi Jantung & Cadangan Protein

3 Jenis protein plasma yang telah disinggung sebelumnya dapat mengakibatkan darah menjadi
mengental. Hal ini tentu dapat mempertahankan tekanan darah agar jantung dapat bekerja secara efisien
dan tetap dalam kondisi yang normal. Protein plasma yang terdiri atas 3 jenis tersebut ternyata dapat
dijadikan sebagai cadangan protein dalam tubuh apabila tubuh mengalami kekurangan protein akibat
makanan yang dikonsumsi kurang sehat atau kurang nutrisi.

Artikel terkait : Sistem Peredaran Darah Manusia – Peredaran Darah Jantung

 Keseimbangan pH Darah

Selain dapat dijadikan sebagai cadangan protein, protein plasma ini ternyata dapat dijadikan sebagai
penyeimbang asam basa darah atau pH darah. Apabila pH darah pada seseorang tidak normal, maka
salah satu dari 3 jenis protein tersebut mengalami gangguan atau dapa disebabkan oleh faktor lainnya.

2. Sel Darah
Jika dalam plasma darah terdapat 3 jenis protein penting, maka pada sel darah juga terbagi atas 3
macam, yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Dimana jenis-jenis sel darah tersebut memiliki fungsi
masing masing yang akan dijelaskan lebih lanjut dibawah ini.

A. Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah merupakan komposisi darah dengan persentase 45% dari volume darah
yang ada di tubuh. Pada sel darah merah ini terkandung hemoglobin, dimana fungsi hemoglobin adalah
sebagai zat pewarna merah pada darah. Adapun produksi sel darah merah dilakukan oleh sumsum
tulang yang memiliki siklus hidup dalam jangka waktu 100-120 hari. Sedangkan bentuknya apabila
diamati adalah berbentuk lonjong dengan memilki inti yang sangat kecil. ( baca : Fungsi Sel Darah
Merah )

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit yang terdapat pada manusia, faktor tersebut
adalah:

 Usia – Ketika lahir seseorang akan memiliki jumlah eritrosit 6,83 juta/mm kubik, lalu jumlah tersebut akan
menurun menjadi 4 juta/mm kubik ketika menginjak usia 4 tahun dan akan naik kembali menjadi 5
juta/mm kubik setelah menginjak usia 5 tahun keatas.
 Jenis Kelamin – Jenis kelamin juga mempengaruhi jumlah eritrosit pada manusia, dimana jumlah
eritrosit pada wanita (4,5 juta/mm kubik) lebih sedikit jika dibandingkan dengan pria (5 juta/mm kubik).
 Olahraga – Faktor olahraga rutin juga akan mempengaruhi jumlahnya, dimana apabila olahraga rutin
akan menaikkan jumlah eritrosit serta kadar hemoglobin tubuh. ( baca : Cara Memelihara Kesehatan
Rangka Tubuh Manusia )
 Tempat – Faktor tempat yang dimaksud adalah ketinggian tempat, dimana semakin tinggi tempat
seseorang tinggal maka jumlah eritrosit dan hemoglobin nya juga akan lebih banyak jika dibandingkan
dengan mereka yang hidup di dataran rendah.

Artikel terkait : Kelainan Morfologi Eritrosit dan Leukosit

B. Leukosit
Leukosit atau sel darah putih merupakan salah satu bagian dari sistem imun yang dapat memberikan
perlindungan tubuh dari patogen yang menyerang. Jumlah normal leukosit pada tubuh manusia adalah
4,5 – 10 juta/mm kubik tergantung dari kondisi fisiologis orang tersebut. Akan tetapi dalam bidang medis,
jumlah leukosit pada tubuh akan menentukan kesehatan seseorang dan dapat mempengaruhi kinerja
tubuh.

Artikel terkait : Fungsi Sel Darah Putih dan Sel Darah Merah

Ciri umum leukosit adalah memiliki membran nukleus, akan tetapi tidak memiliki hemoglobin, ukurannya
pun relatif besar dan jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan sel darah merah. Sedangkan sifat
dari leukosit adalah:

 Seperti Amoeba – Pergerakan nya menyerupai amoeba dengan cara menjulurkan sitoplasma menuju
arah yang diinginkan
 Khemotaksis – Dapat bergerak secara otomatis menuju tempat yang terluka atau mengalami
peradangan
 Fagositosis – Dapat memakan sel yang sudah mati atau benda asing yang masuk
 Diapedisis – Dapat menembus lapisan kapiler menuju jaringan tubuh

Artikel terakit : Kelainan pada Sistem Peredaran Darah Manusia

C. Trombosit
Trombosit merupakan komposisi darah yang sangat penting dalam proses pembekuan atau
penggumpalan darah. Perlu diketahui bahwa jumlah normal trombosit yang ada dalam tubuh adalah
200.000-400.000/mm kubik. Dimana apabila kadar trombosit dalam tubuh dibawah normal, maka akan
kesulitan dalam proses pembekuan darah. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pembekuan darah, beberapa diantaranya adalah:

 Suhu – Proses pembekuan darah tentunya akan melibatkan kinerja dari enzim, dimana enzim akan
bekerja pada suhu yang optimal. Jika suhunya sangat rendah, maka proses pembekuan darah akan
terhambat. ( baca : Jenis Jenis Enzim )
 Benda Asing – Jika seseorang mengalami luka, jangan sampai darah tersebut bersentuhan dengan
benda asing. Hal ini akan mengakibatkan perlambatan dalam proses pembekuan darah.
 Dekalsifikasi – Dekalsifikasi merupakan proses pengikatan ion Ca++ dengan beberapa substansi lain
yang dapat menghambat kinerja trombosit.
 Hirudin – Hirudin adalah senyawa antikoagulan yang dapat memberikan pengaruh untuk mencegah
trombin bekerja dengan normal, hal ini tentunya dapat menghambat proses pembekuan darah.

Anda mungkin juga menyukai