PENDIDIKAN MAHASISWA
BEDAH DIGESTIF
MODUL SURGERY
2012
PENDAHULUAN ......................................................................... 4
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan selesainya penyusunan Pedoman Bedah Digestif
dalam Modul Surgery. Buku ini berisikan pedoman pembelajaran dan materi-materi yang diharapkan
mencakup pengetahuan yang diminta untuk menjadi dokter sesuai harapan Konsil Kedokteran
Indonesia.
Namun demikian, kami juga memuat materi pengetahuan dan keterampilan yang perlu dipelajari
mahasiswa dalam rangka membekali mereka untuk mampu mengantisipasi future progress dalam
bidang Ilmu Bedah. Semua materi dalam modul ini kami harapkan mampu menjadi fondasi mahasiswa
untuk memelajari/ menelusuri lebih lanjut secara mandiri.
Walaupun kami sudah berusaha untuk menyempurnakan modul ini, namun kami tahu masih banyak
kekurangan. Untuk itu kami terbuka untuk usulan atau masukan, dari mahasiswa maupun dari Staf
Bedah Dep. Ilmu Bedah sendiri.
Akhir kata, tidak lain maksud kami agar pendidikan Strata S1 Bedah Digestif untuk modul Surgery
mampu meningkatkan mutu pendidikan S1 FKUI secara keseluruhan.
Kurikulum Ilmu Bedah telah diimplementasikan mulai tahun 2005-2006 dan merupakan dasar
penyusunan Buku Rancangan Pengajaran (BRP) modul Surgery. Khusus modul ilmu bedah
diselenggarakan mulai tahun ajaran 2009/2010 dengan beban 4 SKS. Buku Rancangan Pengajaran
merupakan rancangan kegiatan pendidikan yang sesungguhnya.
Tujuan
1. Mampu menegakkan diagnosis kasus bedah berdasarkan riwayat penyakit yang lengkap dan
akurat, pemeriksaan dasar dan penunjang yang sesuai.
2. Mampu melakukan tatalaksana kasus-kasus bedah sesuai dengan kompetensi dokter umum,
penyuluhan preventif dan rehabilitatif sesuai dengan etika kedokteran.
3. Mampu menegakkan diagnosis kasus-kasus bedah gawat darurat dan melakukan tatalaksana
pra-rumah sakit serta mampu merujuk ke dokter spesialis bedah.
4. Mampu menegakkan diagnosis kasus-kasus bedah elektif dan melakukan tatalaksana pra-rumah
sakit serta mampu merujuk ke dokter spesialis bedah.
5. Mampu mengembangkan diri dalam hal ilmu kedokteran khususnya ilmu bedah dengan
berpegangan pada pendidikan sepanjang hayat.
6. Mengikuti perkembangan IPTEKDOK dan memotivasi diri untuk melakukan penelitian ilmiah.
Prasyarat
Mahasiswa yang mengikuti Modul Praktik Klinik Ilmu Bedah adalah mahasiswa yang telah:
1. Lulus tahap I (general education) yaitu Tahap Pengayaan Dasar yang terdiri atas:
- Program Dasar Pendidikan Tinggi (PDPT).
- Pengantar Modul Empati dan Bioetik untuk pengembangan Pribadi dan Profesi
Kedokteran dalam konteks Humaniora.
- Kegawatan dan Kedaruratan
- Pengantar Riset
2. Lulus tahap II (Medical Sciences) yaitu Tahap Pengetahuan Kedokteran terdiri atas:
- Modul Ilmu Kedokteran Terintegrasi
- Modul Keterampilan Klinik Dasar
3. Lulus Modul Foundation of Patient Care
4. Mengucapkan janji kepaniteraan.
5. Lulus Modul-modul Praktik Klinik di tahun keempat.
1. Komunikasi efektif
(a) Mahasiswa mampu berkomunikasi secara efektif lewat tulisan formal bagi kelompok dan
masyarakat. Mendemonstrasikan kemampuan komunikasi dalam kelompok besar dan
presentasi profesi.
(b) Mahasiswa mampu melakukan komunikasi dengan pasien dalam keadaan gaduh gelisah,
tidak sadar atau dengan gangguan bicara, dan dengan isu yang sulit seperti diagnosis
penyakit parah, masalah amputasi atau kematian.
(c) Mahasiswa mampu melaksanakan konseling yang terlihat dari kemampuan memberi
dukungan, empati dan sugesti yang bijaksana.
(a) Memperoleh riwayat penyakit yang lengkap dan akurat lewat anamnesis, melakukan
pemeriksaan fisik bedah yang lege artis (termasuk melakukan pemeriksaan terarah kasus
emergensi: penurunan kesadaran, gawat napas, gawat jantung, akut abdomen, dan fraktur
multipel) dan merancang pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan.
(b) Membuat catatan rekam medis yang baik.
(c) Menganalisis data yang didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang untuk menegakkan diagnosis kasus bedah.
(i) Membedakan kasus bedah minor akut atau elektif.
(ii) Membedakan kasus bedah mayor akut atau elektif.
(iii) Membedakan kedaruratan medik dari kedaruratan bedah.
Mahasiswa mengetahui :
1. Indikasi, komplikasi, keterbatasan prosedur dan keuntungan prosedur serta telah
mengikuti pelatihan dengan cadaver, model, atau pasien.
2. Memanfaatkan dan menilai secara kritis kesahihan teknologi informasi.
3. Mawas diri dan pengembangan diri dengan belajar sepanjang hayat.
4. Etika, moral dan profesionalisme dalam praktik.
Lingkup bahasan Modul Ilmu Bedah disesuaikan dengan prioritas masalah pasien-pasien bedah di
Indonesia. Pembahasan diutamakan untuk penyakit-penyakit yang harus dikelola secara menyeluruh
yaitu tingkat kemampuan 4. Pengelolaan juga mencakup perawatan dan pencegahan penyakit sesuai
tingkat kemampuan pengelolaan penyakit yang disesuaikan dengan Standar Nasional Kompetensi
Dokter.
Dari sejumlah kasus Bedah Digestif yang ada diharapkan mahasiwa dapat menguasai seluruh keluhan
Gastrointestinal dan kasus tersering seperti :
1. Appendisitis
2. Hernia
3. Kolelithiasis
4. Tumor kolorektal
5. Kelainan proktologi (hemorrhoid, abses, fistula ani)
6. Trauma abdomen (tumpul dan tajam)
7. Perioperatif dasar (persiapan / indikasi)
8. Nutrisi dan cairan pra bedah
Pada penerapan kurikulum berbasis kompetensi maka proses pembelajaran mahasiswa dapat dibagi
dalam beberapa tahap.
1. Orientasi
Tahap proses pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan-orientasi yang menjadi dasar setiap
kompetensi. Mahasiswa ditempatkan sebagai subjek dan diharapkan belajar aktif, untuk menjamin
kemampuan belajar sepanjang hayat di kemudian hari, maka pada tahap ini haruslah diusahakan
sebanyak mungkin metode yang mengaktifkan mahasiswa. Hal ini dilakukan dengan metode sebagai
berikut:
a) Tugas membaca
Mahasiswa diberikan tugas membaca sesuai dengan topik tertentu untuk memudahkan bekerja
di bangsal maupun di unit gawat darurat, dalam hal ini menegakkan diagnosis dan tatalaksana
bedah.
b) Kuliah
Mahasiswa diberikan kuliah pengantar mengenai 1 topik tertentu. Kuliah yang diberikan lebih
berperan sebagai pengantar agar mahasiswa dapat mengerti dasar-dasar topik yang diberikan
dan dapat mengembangkan pengetahuannya dengan belajar mandiri. Kuliah berupa materi-
materi Bedah Digestif yang aktual, menarik dan interaktif.
d) Bedside Teaching
Kegiatan dapat berupa Ronde Pasien, Kerja Poli klinik atau kegiatan kamar operasi sedangkan
untuk Kegiatan Laporan Jaga Divisi dapat dilakukan di Ruang diskusi Divisi Bedah Digestif.
2. Latihan
a) Presentasi kasus
Dalam kegiatan ini, mahasiswa dilatih untuk membuat laporan kasus yang dapat
dikomunikasikan dan dipresentasikan kepada orang lain.
b) Ronde
Dalam ronde ini dilakukan diskusi kasus-kasus membahas pasien yang turut dirawat oleh
mahasiswa. Ronde dilakukan pada ruangan perawatan Divisi Bedah Digestif dan dipimpin oleh
seorang konsulen divisi yang sudah ditentukan.
g) Parade Kasus
Parade kasus adalah presentasi yang disiapkan untuk memaparkan pasien yang akan dioperasi
Divisi Bedah Digestif minggu berikutnya. Dalam proses ini mahasiswa diharapkan dapat
mempelajari kasus, rencana tindakan dan persiapannya .
3. Umpan Balik
a) Review session
Dalam sesi ini mahasiswa diberikan kesempatan bertanya mengenai materi yang telah diterima
dan kasus-kasus yang telah dijumpai selama awal Modul Ilmu Bedah.
c) Ujian OSCE
d) Ujian MCQ
1. MATRIKS KEGIATAN
MINGGU
K’TORAKS/
DIGESTIF ORTHOPAEDI UROLOGI PLASTIK AKUT ANAK ONKOLOGI TANGERANG
VASKULAR
I 1 2 3 4 5 6 7 8 9
II 2 3 4 5 6 7 8 9 1
III 3 4 5 6 7 8 9 1 2
IV 4 5 6 7 8 9 1 2 3
V 5 6 7 8 9 1 2 3 4
VI 6 7 8 9 1 2 3 4 5
VII 7 8 9 1 2 3 4 5 6
VIII 8 9 1 2 3 4 5 6 7
IX 9 1 2 3 4 5 6 7 8
a) Staf akademik Departemen Ilmu Bedah FKUI-RSCM dari Divisi Bedah Digestif :
Dr. Arnold B. H. Simandjuntak, SpB(K)BD
Dr. Benny Philippi, SpB(K)BD
DR. dr. Toar JM Lalisang, SpB(K)BD
Dr. Ibrahim Basir, SpB(K)BD
Dr. Agi Satria, SpB(K)BD
Dr. Yarman Mazni, SpB(K)BD
Dr. Maria Mayasari, SpB(K)BD
Dr. Wifanto S. Jeo, SpB(K)BD
Tujuan:
1. Mengetahui dan mempelajari kasus-kasus Bedah Digestif dalam ruang lingkup :
a. Kuning
b. Obstruksi usus
c. Hernia
d. Tumor Abdominal
2. Menegakkan diagnosis melalui pendekatan klinis (anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang)
untuk kasus-kasus tersebut diatas.
3. Memiliki pengetahuan dalam pathogenesis dan penanganan pasien Bedah Digestif.
Ruang Lingkup :
1. Appendisitis
2. Hernia
3. Kolelithiasis
4. Tumor kolorektal
5. Kelainan proktologi (hemorrhoid, abses, fistula ani)
6. Trauma abdomen (tumpul dan tajam)
7. Perioperatif dasar (persiapan / indikasi)
8. Nutrisi dan cairan pra bedah
JAM
HARI
07.00 – 08.00 08.00 – 09.30 09.00 – 10.00 10.00 – 13.00
Pertemuan dgn Ronde DPJP /
Senin Presentasi Kasus Kodik S1 Bedah Bed Side Poliklinik / OK
Digestif Teaching
Ronde DPJP /
Selasa Ronde Besar Bed Side Poliklinik / OK Poliklinik / OK
Teaching
Ronde DPJP /
Diskusi dgn
Rabu Presentasi Kasus Bed Side Poliklinik / OK
Prof. Aryono
Teaching
Ronde DPJP/ Ronde DPJP/
Kamis Presentasi Kasus Bed Side Bed Side Poliklinik / OK
Teaching Teaching
Ronde DPJP/
Jumat Presentasi Kasus Bed Side Parade Kasus Parade Kasus
Teaching
Keterangan :
Tidak hadir lebih dari 2 hari kepaniteraan tanpa alasan yang sah
Catatan: yang dianggap alasan yang sah yaitu;
1 Sakit dengan menunjukkan surat izin dari dokter yang merawat
2 Sedang mengikuti Ujian Mini Cex
Tidak hadir lebih dari 2 kali kegiatan (Ronde Divisi, kegiatan divisi, kuliah/Presentasi kasus) tanpa
alas an yang sah
Evaluasi hasil Pendidikan ditentukan berdasarkan hasil dan proses pendidikan mahasiswa dengan
modalitas sebagai berikut:
Semua kegiatan mahasiswa yang diawasi oleh staf tercatat secara rinci dalam buku ini.
Dengan demikian akan terlihat proses pendidikan mahasiswa baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya.
*Buku Logbook hilang, apabila diakibatkan kelalaian yang tidak dapat diterima, mahasiswa
wajib membayar denda Rp.500.000,- untuk mendapatkan LogBook baru.
Merupakan evaluasi sumatif yang objektif untuk menguji keterampilan dalam melakukan
tindakan bedah sederhana dengan menggunakan model dan pasien simulasi.
3. Ujian MCQ
Merupakan ujian pasien kasus secara singkat dan objektif, dapat dilakukan dalan berbagai
setting pemeriksaaan. Kemampuan mahasiswa dinilai dari kemampuan mengumpulkan data
(anamnesis, pemeriksaan fisik), menegakkan diagnosis dan menetapkan rencana
pemeriksaan penunjang dan terapi. Ujian Mini Cex dilakukan 3 kali (dengan penguji yang
berbeda) selama stase di Dept. Ilmu Bedah. 2 kali dilakukan antara orthopaedi, urologi,
digestif atau onkologi. Jadwal dan penguji Mini cex ditentukan oleh Departemen di awal
Modul.
Adapun untuk penilaian (nilai huruf) mengacu pada Panduan Persiapan Program Studi Pendidikan
Dokter Tahun Akademik 2009/2010 tentang Evaluasi Hasil Pembelajaran KURFAK 2005.
Dimana NBL Ilmu Bedah ; C + / 60 – 64
B. Program Objectives
Sesudah Modul Surgery selesai maka 80% mahasiswa sudah harus mampu melaksanakan
kompetensi utama dan kompetensi pendukung yang diharapkan.