Anda di halaman 1dari 20

Abstrak

PRODUKSI ASAM AMINO SKALA INDUSTRI


Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memaparkan produksi asam
amino skala industri. Adapun yang menjadi latar belakang penulisan ini karena
untuk memenuhi tugas besar dari
Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “produksi asam amino skala industri”.
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk melengkapi tugas mata kuliah
pengantar industri kimia. Berhubungan dengan pembuatan makalah ini
penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dan membimbing penulisan ini. Secara khusus penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Drs. Putu Teta Aryanti, S.T.,M.T. selaku dosen pengantar
industri kimia yang telah memberikan bimbingan dalam
menyusun makalah ini.
2. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan berupa
dukungan moril dan materi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca terhadap penulis
akan diterima dengan senang hati demi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini
di masa yang akan datang.
Cimahi, 29 Desember 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................... ii
I. Pendahuluan............... ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2.Rumusan Masalah………………................................................. 1
1.3.Tujuan……………....................................................................... 2
II.Pembahasan…………………................................................................... 5
III. ASAM AMINO ................................................................................. 9
3.1. Struktur dan Sifat Asam Amino.................................................. 9
3.2. Klasifikasi Asam Amino............................................................ 10
3.3. Fungsi Asam Amino ................................................................. 11
3.4. Kebutuhan Asam Amino .......................................................... 11
3.5. Penentuan Kebutuhan Asam Amino Esensial............................ 12
3.6. Kualitas Protein dan Komposisi Asam Amino.......................... 15
3.7. Evaluasi Kualitas Protein .......................................................... 16
IV. DEFISIENSI PROTEIN DAN ASAM AMINO............................... 18
4.1. Kekurangan Asam Amino Esensial/EAA.................................. 18
4.2. Pengaruh pengolahan Pakan terhadap Defisiensi Protein/Asam
Amino .......................................................................................18
4.3. Toksik Asam Amino Esensial .................................................... 19
V. RINGKASAN................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam amino merupakan substansi dasar penyusun protein dan bisa diproduksi
sendiri oleh tubuh untuk keperluan metabolisme dan ditemukan pada semua makanan
yang mengandung protein (Winarno, 2004).
Berdasarkan kepentingannya dalam pakan asam amino terbagi 2 yaitu asam
amino esensial dan asam amino non esensial. Asam glutamat digolongkan pada asam
amino non essensial. Asam Glutamat merupakan unsur pokok dari protein yang
terdapat pada bermacam-macam sayuran, buah, daging, ikan dan air susu ibu. Protein
hewani mengandung 11-22% asam glutamat sedangkan protein nabati mengandung
40% asam glutamat . Asam glutamat merupakan asam amino non essensial yang paling
penting sebagai penambah rasa (Jyothi et al., 2005).
Pemberian asam glutamate dapat meningkatkan rasa enak pada daging (Kawai
et al., 2002). Hal ini terjadi karena asam glutamate dalam bentuk bebasnya tidak terikat
pada asam amino lain di dalam protein sehingga mempunyai efek penguat rasa
(Yamaguchi dan Ninomiya, 2000).
Selain sebagai penambah rasa, asam glutamat berperan penting dalam sintesis
asam amino karena asam glutamat sebagai sumber nitrogen non spesifik yang efektif
(Maynard, 1984).
Menurut Maruyama et al., (1970) dan Linder (1992) asam glutamat
mempunyai 2 peran, pertama asam glutamat berperan meningkatkan jumlah pakan
yang dikonsumsi oleh ayam. Peningkatan konsumsi pakan ini terjadi karena asam
glutamat memberi rasa lezat pada pakan sehingga ayam terdorong untuk
mengkonsumsi pakan lebih banyak (Maruyama et al., 1970).
Fungsi asam glutamat yang kedua adalah sebagai zat antara dalam reaksi 2
interkonversi asam amino. Asam glutamat membantu proses sintesis asam amino non
esensial yang akan bergabung dengan asam amino esensial yang masuk lewat pakan
untuk membentuk protein tubuh sehingga meningkatkan pertambahan bobot badan.
Pemberian asam glutamat pada ayam broiler dapat meningkatkan kualitas karkas dan
menurunkan lemak abdomen karena kinerja broiler yang optimal tergantung pada
asam amino khususnya untuk ayam pada umur dari 1 sampai 7 hari (Berres et al.,
2010).
Jumlah asam amino yang dibatasi dan nitrogen mempengaruhi persentase
lemak abdomen. Broiler yang diberi pakan dengan kelebihan nitrogen akan memiliki
energi lebih sedikit untuk penumpukan lemak (Macleod, 1997).
Sejumlah penelitian telah melaporkan asam glutamat disekskresi oleh
berbagai mikroorganisme. Mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam glutamat
adalah fungi dan bakteri. Fungi digunakan sebagai probiotik salahsatunya
Saccharomyces cerevisiea yang mempunyai karakteristik khusus dalam pakan ternak
karena kemampuannya memproduksi asam glutamat yang dapat meningkatkan
palatability dari pakan tersebut. Sedangkan Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan
mikrobia yang banyak menghasilkan asam glutamat. Zareian et al., (2012) melaporkan
bahwa Lactobacillus plantarum merupakan produsen penghasil asam glutamat
tertinggi. Keuntungan utama dari produksi asam glutamat oleh BAL yaitu asam amino
yang dihasilkan dengan cara ini adalah biologis aktif (L asam -glutamic) dan proses
produksi dianggap aman dan ramah lingkungan. BAL menjadi pilihan yang paling efisien
dalam memproduksi asam glutamat yang dihasilkan dari produk fermentasi dengan
peningkatan standar 3 umum sehubungan dengan biosintesa alami asam glutamat.
Sehingga dengan penggunakan produk fermentasi dapat mengembangkan makanan
fermentasi yang kaya asam glutamat. Asam durian merupakan produk pangan
fermentasi Sumatera Barat salah satu upaya pengawetan pangan yang diolah secara
tradisional. Asam durian mempunyai aroma yang tajam dan rasanya sangat asam dan
digolongkan sebagai makanan hasil fermentasi asam laktat (Yuliana, 2009).
Asam durian memiliki keragaman bakteri asam mikroflora dengan unggul
properti dalam menghambat pertumbuhan dan multiplikasi bakteri pathogen (Leisner
et al., 2001).
Jenis Bakteri Laktat Bakteri (BAL) strain diisolasi dari asam durian dari
seluruh wilayah Asia Tenggara. Dari penelitian terakhir, spesies Lactobacillus telah
dominan ada di asam durian yang diproduksi di Indonesia dan Malaysia (Yuliana dan
Dizon, 2011).
Sebagai contoh yaitu Lactobacillus plantarum, Lactobacillus brevis,
Lactobacillus mali, Lactobacilus fermentum ditemukan dariasam durian di Malaysia
(Issa, 2000; Leisner et al., 2001), sedangkan Wirawati (2002) dan Ekowati (1998)
melaporkan bahwa Lactobacillus plantarum, Lactobacillus Corynebacterium, dan
Lactobacillus casei, ditemukan dari asam durian di Indonesia. Dengan penggunakan
produk fermentasi dapat mengembangkan makanan fermentasi yang kaya asam
glutamat. Isolasi dan seleksi bakteri asam laktat yang menghasilkan asam glutamat
belum pernah dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian
tentang isolasi dan seleksi bakteri asam laktat (BAL) yang berperan dalam proses
fermentasi asam durian sehingga dapat menghasilkan asam glutamat.
1.2.Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud asam amino?


2. Apa saja penggolongan asam amino?
3. Apa kegunaan asam amino dalam kehidupan sehari-hari?
4. Bagaimana cara memproduksi asam amino dalam sekala kecil?
5. Bagaimana cara memproduksi asam amino dalam skala industri?
2.1 Tujuan

1. Untuk mengetahui proses memproduksi asam amino dalam skala industri


2. Memenuhi tugas Pengantar Industri Kimia.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1
Asam amino merupakan substansi dasar penyusun protein dan bisa diproduksi
sendiri oleh tubuh untuk keperluan metabolisme dan ditemukan pada semua makanan
yang mengandung protein (Winarno, 2004).
Berdasarkan kepentingannya dalam pakan asam amino terbagi 2 yaitu asam
amino esensial dan asam amino non esensial. (Jyothi et al., 2005).
Berdasarkan rantai sisi (gugus R-nya), asam amino dapat dikelompokkan
menjadi beberapa bagian, yaitu :
1. Golongan Asam Amino dengan Gugus R Non Polar dan Alifatik

Termasuk dalam golongan non polar karena asam-asam amino ini membentuk suatu kelompok
di dalam air untuk menghindari terjadinya kontak dengan air (hidrofobik).

Glisin

Alanin
Prolin

Valin

Leusin
Isoleusin

2. Golongan Asam Amino dengan Gugus R Aromatik

Semua golongan asam amino ini memiliki cincin pada rantai sampingnya.

Phenilalanin
Tyrosin

Tryptophan

3. Golongan asam amino dengan gugus R Polar, Tidak Bermuatan

Asparagin merupakan derivat dari asam aspartat dan Glutamin adalah derivat dari asam
glutamat. Gugus karboksil pada asam-asam amino tersebut digantikan oleh gugus terminal
amida yang tidak bermuatan pada pH 7. Serin dan treonin mempunyai gugus hidroksil alifatik
yang juga tidak bermuatan.

Asparagine
Glutamin

Serine
Threonine

4. Golongan asam amino dengan gugus R mengandung Sulfur

Meithionine dan Cystein merupakan anggota dari golongan ini, karena keduanya memiliki atom
belerang (S) pada rantai sampingnya. Pada Cystein terdapat gugus sulfhidril sedangkan pada
Meithionin atom S berikatan dengan –CH3

Meithionine

Cystein
5. Golongan asam amino dengan gugus R bermuatan Negatif (asam)

Dua asam amino yang mengandung gugus R yang bermuatan negatif pada pH 7 yaitu asam
aspartat dan asam glutamat yang keduanya mempunyai dua gugus karboksilat.

Aspartate

Glutamate
6. Golongan asam amino dengan gugus R bermuatan Positif (basa)

Asam-asam amino yang termasuk dalam golongan ini adalah lisin, arginin, dan histidin
yang bersifat sangat polar. Lisin mengandung tambahan gugus amino kedua (-NH3+) pada rantai
alifatiknya. Arginin mengandung gugus guanidine bermuatan positif. Histidin mengandung gugus
imidazol yang mengion sedikit.

Arginin
Lisine
Histidine

Asam amino esensial adalah jenis yang dibutuhkan oleh tubuh manusia,
namun tubuh tidak dapat memproduksinya sendiri. Sehingga
memerlukan makanan yang mengandung asam amino esensial untuk
memenuhi kebutuhannya. Adapun yang termasuk ke dalam asam amino
esensial antara lain adalah valin, histidin, triptofan, isoleusin, lisin, leusin,
metionin, treonin, dan fenilalanin.

Beragam jenis asam amino tersebut dapat Anda dapatkan dari beberapa
makanan :

 Isoleusin
Jika Anda ingin mendapatkan isoleusin, cobalah untuk mengonsumsi putih telur. Selain
tidak banyak mengandung lemak, putih telur ternyata juga mengandung banyak
isoleusin. Tidak hanya putih telur, makanan lain seperti domba, kalkun, kepiting, ayam,
tuna, ikan kod, dan kedelai juga merupakan sumber isoleusin yang tidak kalah
bagusnya.
 Lisin
Daging kalkun dan daging ayam bagian dada merupakan makanan yang mengandung
lisin cukup tinggi. Setelah kalkun dan ayam, makanan seperti peterseli, selada air, dan
rumput laut juga memiliki kandungan lisin yang tinggi. Selain itu, Anda juga bisa
mendapatkan lisin dari makanan seperti ikan kod serta ikan tuna.
 Leusin
Tidak hanya mengandung lisin dan isoleusin, makanan seperti rumput laut, dan tuna
ternyata juga mengandung leusin. Sedangkan makanan lainnya yang kaya akan leusin
antara lain adalah kedelai, putih telur, dan ayam.
 Valin
Makanan yang termasuk memiliki kandungan valin yang tinggi adalah telur. Selain telur,
makanan lain yang menjadi sumber valin antara lain rumput laut, selada air, kalkun,
dan bayam.
 Treonin
Makanan yang kaya akan treonin adalah bayam dan selada air mentah. Pilihan lainnya
untuk makanan yang mengandung treonin antara lain ikan nila, putih telur, kalkun, dan
kedelai.
 Histidin
Makanan yang kaya akan treonin adalah bayam dan selada air mentah. Pilihan lainnya
untuk makanan yang mengandung treonin antara lain ikan nila, putih telur, kalkun, dan
kedelai.
 Fenilalanin
Guna mendapatkan fenilalanin dengan jumlah yang cukup tinggi, Anda bisa
mengonsumsi beberapa jenis daging. Seperti daging kalkun, domba, babi, sapi,
atau daging sapi muda. Tepung wijen, tepung biji kapas, dan salmon juga termasuk ke
dalam makanan yang mengandung fenilalanin.
 Triptofan
Daging singa laut dan rusa sebenarnya adalah makanan yang mengandung triptofan
yang tinggi. Namun, mungkin kedua daging ini tidak familiar dengan Anda dan sulit
didapatkan. Guna mendapatkan triptofan Anda juga bisa mengonsumsi kedelai, bayam,
rumput laut, kalkun, dan putih telur.
 Metionin
Makanan yang mengandung metionin antara lain adalah ayam, kalkun, kepiting,
lobster, dan tuna. Namun beberapa makanan tersebut masih kalah jika dibandingkan
dengan putih telur. Putih telur memiliki kandungan metionin yang cukup tinggi.
Asam amino non esensial
Asam amino non esensial adalah asam amino yang penting bagi tubuh tetapi
tubuh bisa membuatnya sendiri sehingga tidak perlu secara langsung dari
asupan atau sumber dari luar. Ada sepuluh asam amino yang bisa dibentuk
oleh tubuh manusia. Asam amino ini disebut asam amino dispensable. Karena
bisa dibentuk sendiri oleh tubuh maka tidak harus memperoleh asupan dari
makanan.

Asam Amino non-essensial yang diproduksi tubuh antara lain:

1. Tirosin pembentukanya menggunakan bahan baku fenilalanin oleh


enzim phehidroksilase. Menurut penelitian yang dilakukan oleh institut
penelitian kesehatan Lingkungan Amerika Serikat tahun 1988, tirosin
berfungsi pula sebagia obat stimulan dan penenang yang eektif untuk
meningkatkan kinerja mental dan fisik di bawah tekanan, tanpa efek
samping. Tirosin terkandung dalam hati ayam, keju, alpukat, pisang,
ragi, ikan dan daging.
2. Sistein sekalipun asam amino bukan esensial kandungan atom sistein
hampir sama dengan metionin. Sistein juga di temukan pada bahan
pangan seperti cabai, bawang putih, bawang bombai, brokoli, haver,
dan inti bulis gandum.
3. Serin pertama kali diisolasi dari protein serat sutra pada tahun 1865.
4. Prolin fungsi terpentingnya di ketahui sebagai komponen protein.
5. Glisin secara umu, protein itu sendiri tidak banyak mengandung glisin
(kecuali pada kolagen yang mengandung glisin dari dua per tiga
kandungannya). Tubuh manusia memproduksi glisin dalam jumlah yang
mencukupi.
6. Asam glutamat karena ion glutamat yang dapat merangsang beberapa
type saraf yang ada pada lidah manusia, glutamat di manfaatkan dalam
industri penyedap rasa. Dalam keseharian di dapati dalam bentuk garam
turunan yang di sebut sebagai monosodium glutamat atau MSG.
7. Asam aspartat sering pula di sebut aspartat. Fungsinya di ketahui
sebagia pembangkit neurotransmiter di otak dan saraf otot. Aspartat
juga dimungkinkan berperan dalam daya tahan terhadap kepenatan.
8. Ariginin sekalipun bersifat non-esensial bagi manusia dan mamalia lain,
tetapi ariginin dapat di katakan sebagai asam amino setengah esensial
karena produksinya sangat bergantung pada tingkat perkembangan dan
kondisi kesehatan. Pada anak-anak, ariginin sangatlah penting. Pangan
sumber utama ariginin ditemukan pada produk-produk peternakan
seperti daging, susu, telur, dan berbagai olahannya. Sedangkan dari
produk tumbuhan, ariginin banyak ditemukan pada cokelat dan biji
kacang tanah.
9. Alanin ditemukan dalam bahan pangan bentuk lain seperti daging, ikan,
susu, telur, dan kacang-kacangan.
10. Histidin bagi manusia, histidin merupakan asam amino yang esensial
bagi anak-anak.
11. Glutamin merupakan asam amino yang dikenal pula dengan sebutan
asam glumatik. Asam amino ini berfungsi sebagai bahan bakar otak yang
mengontrol kelebihan amonia yang terbentuk dalam tubuh akibat proses
biokimia. Secara alami, glutamin di temukan dalam gandum dan
kedelai.
12. Asparagin di perlukan oleh sistem saraf untuk menjaga kesetimbangan
dan di perlukan pula dalam transformasi asam amino. Asparagin di
temukan pula pada daging (segala macam sumber), telur dan susu (serta
produk turunanya)
DAFTAR PUSTAKA
http://www.joetrizilo.wordpress.com
http://www.pusri.co.id

http://www.pupuk-indonesia.com

http://www.joetrizilo.wordpress.com/2012/03/26/proses-pembuatan-urea-proses-pabrik-
amoniak-lengkap-bagian-6/
http://www.zainiusman6.blogspot.com

http://www.kimiadahsyat.blogspot.com

http://www.edukatindo.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai