Anda di halaman 1dari 6

Faktor Risiko Kejadian Kista Ovarium Pada Wanita Usia Reproduksi

di RSKIA Kasih Ibu Kota Tegal


Natiqotul Fatkhiyah
Prodi D-3 Kebidanan STIKes Bhakti Mnadala Husada Slawi
Email: natirozak@gmail.com

ABSTRAK

Kista ovarium adalah suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium,
cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh selaput yang terbentuk dari lapisan terluar ovarium
Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Kista ovarium merupakan
salah satu bentuk penyakit reproduksi yang menyerang wanita. Terjadinya kista atau tumor
karena adanya pertumbuan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak. Walupun demikian
tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ganas atau kanker Beberapa faktor yang
dapat meningkatkan risiko kejadian kista ovarium diantaranya faktor genetik, paritas, status
ekonomi, status gizi dan anemis serta penggunaan bahan kimia. Tujuan penelitian untuk
mengidentifikasi faktor risiko kejadian kista ovarium pada wanita usia reproduksi di RSIA
Kasih Ibu Tegal.
Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian survey desktiptif dengan pendekatan cross
sectional. Pengambilan sampel secara keseluruhan (sampling jenuh). Pengumpulan data
penelitian dengan dokumentasi data rekam medik ruamah sakit. Analisis data secara univariat
berdasarkan nilai frekuensi dan peresentase variabel penelitian.Hasil penelitian diketahui
faktor risiko ibu dengan frekeunsi dominan pada kejadian kista ovarium yaitu multipara, usia
20-45 tahun, anemia ringan sebesar 11 ibu (42,3%); dan berat badan < 50 kg sebesar 7
(26,9%).

Kata kunci: kista ovarium, faktor risiko, usia reproduksi

ABSTRACT

Ovarian cyst is a collection of fluid that occurs in the ovary or ovary, the collected fluid is wrapped by
a membrane formed from the outermost layer of the ovary
Ovarian cysts are common in women in their reproductive period. Ovarian cysts are a form of
reproductive disease that attacks women. The occurrence of cysts or tumors due to the growth of
smooth muscle cells in the benign ovary. Even though it does not rule out the possibility of becoming
a malignant tumor or cancer Several factors that can increase the risk of ovarian cysts include genetic
factors, parity, economic status, nutritional status and anemias and the use of chemicals. The aim of
the study was to identify the risk factors for ovarian cysts in women of reproductive age at the RSIA
Kasih Ibu Tegal.
The type of research used is desktiptif survey research with cross sectional approach. Overall
sampling (saturated sampling). Collecting research data with documentation on medical record data is
very painful. Univariate data analysis based on the value of frequency and percentage of research
variables. The results of the study revealed maternal risk factors with the dominant frequency in the
occurrence of ovarian cysts namely multipara, age 20-45 years, mild anemia of 11 mothers (42.3%);
and weight <50 kg at 7 (26.9%).

Keywords: ovarian cysts, risk factors, reproductive age


PENDAHULUAN
Kista ovarium adalah suatu orang. Angka kematian tertinggi ini
pengumpulan cairan yang terjadi pada disebabkan karena penyakit ini pada awal
indung telur atau ovarium. Cairan yang bersifat asimptomatik dan baru
terkumpul ini dibungkus oleh selaput yang menimbulkan keluhan apakah sudah terjadi
terbentuk dari lapisan terluar ovarium metastasis sada sehingga 60-70% Pasien
(Imade, 2013; h. 18). Terdapat berbagai datang pada stadium lanjut. (Kemenkes,
macam tumor yang dapat timbul pada 2015). Di Indonesia sekitar 25-50%
ovarium yaitu tumor neoplastic bersifat kematian wanita usia subur disebabkan oleh
jinak dan tidak pernah menyebar di luar masalah yang berkaitan dengan kehamilan
ovarium dan tipe lainnya adalah maligna / dan persalinan serta penyakit sistem
ganas dan dapat menyebar kebagian-bagian reproduksi misalnya kista ovarium. (Depkes
tubuh lainnya. Kista ovarium sering terjadi RI, 2011).
pada wanita di masa reproduksinya (Lely, Angka kejadian kista ovarium di
2013) Kista ovarium merupakan salah satu provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015
bentuk penyakit reproduksi yang menyerang berdasarkan laporan dinas kesehatan
wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk kabupaten/kota yang berasal dai RS dan
gangguan yang bisa dikatakan adanya Puskesmas. Kasus kista ovarium terdapat
pertumbuan sel-sel otot polos pada ovarium banyak 2.299 kasus. Dari data tersebut
yang jinak. Walupun demikian tidak maka didapatkan jumlah penderita kista
menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ovarium terbanyak pada usia 25-44 tahun.
ganas atau kanker. Kista atau tumor (Dinas kesehatan provinsi Jawa Tengah,
merupakan bentuk gangguan pertumbuhan 2015).
sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak Sebagai gambaran di RSU Dharmais
dan banyak menyerang wanita pada usia Jakarta, ditemukan penderita kista ovarium
reproduktif. Berdasarkan survey demografi sebanyak 30 kasus setiap tahun. Studi
kesehatan Indonesia angka kejadian kista epidemiologi menyatakan beberapa faktor
ovarium di Indonesia mencapai 37,2% dan resiko. Melahirkan pertama kali pada usia
paling sering terdapat pada wanita berusia diatas 35 tahun dan wanita yang
antara 20-50 tahun (Fajriyah, 2014) memepunyai keluarga dengan riwayat
Angka kejadian kista ovarium di kehamilan pertama terjadi pada usia
Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 23.400 dibawah 25 tahun. Penggunaan pil
orsng dan meninggal sebanyak 13.900 kontrasepsi dan menyusui menurunkan
kista ovarium sebanyak 30-60%. Kista Pemeriksaan CA-125 untuk
ovarum sendiri memiliki resiko yaitu mengetahui apakah terjadi proses
mengalami degenerasi keganasan menjadi keganasan pada kista. Pemeriksaan
kanker, disamping itu bisa mengalami torsi hormone seperti LH (Lactogenic), FSH
atau terpelintir sehingga menimbulkan (Folikel Stimulating), estradiol dan
nyeri akut, perdarahan atau infeksi bahkan testosterone.
sampai kematian (Fajriyah, 2014). Penentuan diagnosa kista ovarium
Sebagian besar wanita tidak dengan pemeriksaan USG masih menjadi
menyadari dirinya menderita kista.Gejala pilihan utama untuk ,mendeteksi adanya
yang paling sering dirasakan adalah rasa kista. Selain itu, MRI dan CT scan bisa
nyeri pada perut bagian bawah dan dipertimbangkan, tetapi jarang dilakukan
pinggul.Rasa nyeri ini timbul akibat karena pertimbangan biaya. (Imade, 2013;
pecahnya dinding kista, pembesaran kista h. 19)
yang terlalu cepat sehingga organ Menurut Yatim (2008), cara
sekitarnya teregang, perdarah yang terjadi mendiagnosannya yaitu dengan cara:
didalam kista, dan tangkai kista yang Pemeriksaan sonogram yaitu
terpelintir.(Imade, 2013; h. 19). menggunakan gelombang bunyi untuk
Menurut Yatim (2008), berikut ini melihat gambaran organ tubuh.
dapat di cermati gejala kista secara umum, Pemeriksaan jenis ini bisa dlakukan
antara lain: a. Rasa nyeri yang menetap di melalui dinding perut atau bisa juga
rongga panggul disertai rasa agak gatal dimasukan melalui vagina dan
sewaktu bersetubuh atau bergerak; b. memerlukan waktu sekitar 30 menit, dapat
Perdarahan menstruasi seperti biasa, siklus diketahui ukuran dan bentuk kistanya.
menstruasi tidak teratur; c.Perut Cara pemeriksaan lain dengan
membesar. Pemeriksaan yang biasa pengukuran kadar protein didalam darah
dilakukan pada perempuan yang dicurigai yang disebut CA-125. Apalagi bila dokter
menderita kista fungsional, antara lain: mencurigai terjadi perubahan proses
Pemeriksaan fisik untuk ,mengevaluasi keganasan pada jaringan kista. Tetapi
apakah ada pembesaran kista; Pemeriksaan kadar CA-125 juga meningkat pada
kadar Human Chorionik Gonodotropin perempuan usia subur, meskipun tidak ada
(HCG) didalam serum untuk mengisihkan proses keganasan. Tahap pemeriksaan CA-
ada tidaknya kehamilan; Pemeriksaan 125 biasanya dilakukan pada perempuan
USG atau CT scan untuk mendeteksi yang beresiko terjadi proses keganasan.
adanya kista.
Masa Reproduksi adalah masa pada Ibu Tegal Bulan Mei 2016 - November
perempuan umur 15-46 tahun, selama 2017 yaitu 26 orang
masa reproduksi akan terjadi masturbasi Pengambilan sampel secara
foliker yang khas, termasuk ovulasi dan keseluruhan (sampling jenuh).
pembentukan korpus luteum. Proses ini Pengumpulan data penelitian dengan
terjadi akibat interaksi hipotalamus- dokumentasi data rekam medik RS.
hipofisis-gonad dimaana melihat folikel Analisis data secara univariat berdasarkan
dan korpus intrakrin, neuron dan sistem nilai frekuensi variabel penelitian.
immune. (Prawirhardjo, 2011; h. 105). HASIL PENELITIAN DAN
Berdasarkan studi pendahuluan yang PEMBAHASAN
dilakukan peneliti di RSIA Kasih Ibu Tabel 1. Distribusi frekuensi faktor risiko
Tegal dalam catatan GSR (Gangguan kejadian kista ovarium di RSIA Kasih Ibu
Sistem Reproduksi) terdapat 50 orang Kota Tegal
yang terkena penyakit reproduksi. 26 Faktor Kategori Frekuensi
risiko dan
(52%) penderita kista ovarium, 14 (28%)
persentase
penderita myoma uteri dan 10 (20%) Paritas Nullipara 9 (34,6%)
Primipara 6 (23%)
penderita Endometriosis.
Multipara 11 (42,3%)
Tujuan penelitian untuk mengetahui Usia Reproduksi 11 (42,3%)
faktor Risiko kejadian kista ovarium pada Pramenopouse 4 (15,3%)
Anemia Tidak anemia 10(38,46%)
wanita usia reproduksi di RSIA Kasih Ibu Anemia 11 (42.3%)
Tegal. ringan 5 (19,23%)
Anemia
METODE PENELITIAN sedang 0 (0%)
Jenis Penelitian yang digunakan Anamia berat
Berat < 50 kg 7 (26,9%)
adalah penelitian survey desktiptif dengan badan 50-60 kg 17 (65,3%)
pendekatan cross sectional. Lokasi yang >60 kg 2 (7,6%)

digunakan dalam penelitian ini adalah


Berdasarkan tabel diatas diketahui
RSIA Kasih Ibu Tegal dan waktu
frekunsi tertinggi faktor risiko kejadian
penelitian yaitu Bulan Mei 2016 –
kista ovarium yaitu multipara, usia 20-45
November 2017
tahun , anemia ringan sebesar 11 ibu
Populasi yang digunakan dalam
(42,3%); dan berat badan < 50 kg sebesar
penelitian ini adalah jumlah seluruh wanita
7 (26,9%).
penderita kista ovarium yang tercatat
Menurut Yatim (2008), Faktor-faktor
dalam buku rekam medik di RSIA Kasih
yang meningkatkan resiko penderita kista
ovarium menjadi kanker ovarium meliputi melakukan pemeriksaan lengkap untuk
: mengetahui kemungkinan terjadina kanker
a) Faktor genetik. Riwayat kanker ganas ovarium (Imade, 2013; h. 19).
pada anggota keluarganya Menurut Ika (2012) bahwa banyak
b) Paritas. Lebih banyak terjadi pada tumor tidak menunjukan gejala dan tanda
perempuan tidak menikah dan tidak terutama ovarium yang kecil. Sebagian
mempunyai anak besar gejala dan tanda yaitu akibat dari
c) Status sosial ekonomi. Lebih sering pertumbuhan, aktivitas endokrin dan
terjadi pada perempuan dari keluarga komplikasi tumor. Akibat pertumbuhan
golongan menengah dan mampu Adanya tumor didalam perut bagian
d) Pengaruh bahan kimia. Sering terjadi bawah bisa menyebabkan pembenjolan
pada perempuan yang selalu memakai perut. Tekanan terhadap alat-alat di
bedak pada daerah selangkangan. sekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor
Tetapi belum jelas apakah bedak atau atau posisinya dalam perut. Apabila tumor
partikel abses yang menjadi penyebab mendesak kandung kemih dan dapat
e) Tanda keganasan lain. Penderita tampak menimbulkan gangguan miksi, sedangkan
pucat (anemi) dan badan kurus kista yang lebih besar tetapi terletak bebas
(cachexia) di rongga perut kadang-kadang hanya
Beberapa ahli mencurigai kista ovarium menimbulkan rasa berat dalam perut serta
sebagai penyebabnya terjadinya kanker dapat juga mengakibatkan obstipasi edema
ovarium pada wanita diatas 40 tahun. pada tungkai. Akibat aktivitas hormonal
Mekanisme terjadinya kanker masih belum Tumor ovarium tidak mengubah pola
jelas, tapi dianjurkan pada wanita yang haid kecuali jika tumor itu sendiri
berusia diatas 40 tahun untuk melakukan mengeluarkan hormon. Akibat komplikasi
deteksi dini terhadap kemungkinan perdarahan kedalam kista, biasanya terjadi
terjadinya kanker ovarium (Imade, 2013). sedikit-sedikit sehingga berangsur-angsur
Selain kista, faktor risiko lain yang menyebabkan pembesaran luka dan hanya
dicurigai menyebabkan kanker ovarium menimbulkan gejala-gejala klinik yang
adalah pengguaan kontasepsi oral, minimal. Akan tetapi kalau perdarahan
terutama yang berfungsi menekan terjadi dalam jumlah yang banyak akan
tejadinya ovulasi. Jika anda seorang wanita menimbulkan nyeri perut dan risiko
berusia subur yang menggunakan metode terjadinya anemia pada klien.
kontrasepsi ini dan kemudian mengalai
keluaha pada siklus menstruasi, segeralah
SIMPULAN Ika, 2012. Jurnal Unimus BAB II.
Faktor risiko ibu dengan frekeunsi Semarang : Universitas
dominan pada kejadian kista ovarium di Muhamadiyah Semarang
RSIA Kasih Ibu Kota Tegal yaitu Manuaba, 2009. Memahami Kesehatan
multipara (riwayat melahirkan lebih dari Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC
dua), usia 20-45 tahun, anemia ringan Yatim, 2008. Penyakit Kandungan
sebesar 11 ibu (42,3%); dan berat badan < Myoma,Kista Indung Telur, Kanker
50 kg sebesar 7 (26,9%). Rahim/ Leher Rahim serta Gangguan
lainya. Jakarta : Pustaka Populer
Obor
DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, 2012. Metodelogi Penelitian
Imade, 2013. @blogdokter Imade C. Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Wirawan. Jakarta : Naura Books Cipta
(PT Mizan Publikasi) Sugiyono, 2012. Metode Penelitian
WHO, 2015. Kista Ovarium artikel Pendidikan pendekatan Kuantitatif,
perbandingan didunia kesehatan. Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Availabel Online : diakses tanggal Alfabeta
14 November 2017 Lely, 2013. Tingkat Pengetahuan Wanita
Kemkes, 2015. Kista Ovarium artikel Usia Subur Tentang kista Ovarium.
perbandingan didunia kesehatan. Di Desa Jabung Sragen Tahun 2013.
Availabel diakses tanggal 14 Surakarta : STIKes Kusuma Husada
November 2017 Surakarta
Depkes RI, 2011. Kista Ovarium artikel Fajriyah.dkk, 2014. Hubungan Antara Usia
perbandingan didunia kesehatan. dan Paritas Ibu Dengan Kejadian
Availabel diakses tanggal 14 Kista Ovarium di RSUD ’45
November 2017 Kuningan Periode 01-Januari – 30
Dinas Kesehatan Provinsi jateng, 2015. November Tahun 2014. Cirebon :
Kista Ovarium artikel Akbid Muhammadiyah Cireb
perbandingan didunia kesehatan.
Availabel diakses tanggal 14
November 2017
Prawihardjo, 2011. Ilmu kandungan.
Jakarta : PT. Bina Sarwono
Pustaka

Anda mungkin juga menyukai