BATASAN VARIABEL
1. Konteks variable
1.1 Unit ini berlaku untuk proses mengorganisasi hitungan hasil pengukuran, hitungan
koreksi hasil hitungan, hitungan ketelitian hasil pengukuran dan menganalisis serta
merekomendasikan hasil pengukuran data geospasial sub bidang survei terestris.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pengolah data
2.1.2 Kalkulator
2.1.3 Printer
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Perangkat lunak pengolah kata
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 3/38
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan kompilasi hasil pengukuran dan analisis
hasil kompilasi.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis, dan/ atau demonstrasi/ praktik,
dan/ atau portofolio, dan/ atau observasi, dan/ atau simulasi, di sanggar kerja, dan/
atau di tempat kerja, dan/atau di TUK.
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.71IGN00.033.2 : Mengukur Sudut Horizontal, Vertikal dan Jarak
2.2 M.71IGN00.034.2 : Mengukur Beda Tinggi dan Jarak
2.3 M.71IGN00.035.2 : Menentukan Posisi Berbasis Pengamatan Satelit Global
Navigation Satellite System (GNSS)
2.4 M.71IGN00.037.1 : Mengukur Gaya Berat
3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Sistem peralatan yang digunakan
3.1.2 Dasar-dasar Geodesi dan survei pemetaan
3.1.3 Kondisi lapangan
3.1.4 Manajemen pelaporan
3.1.5 Hitung perataan
3.1.6 Statistik terapan
3.1.7 Kontrol kualitas
3.2 Keterampilan
3.2.1 Menggunakan perangkat lunak pengolah kata
3.2.2 Menggunakan perangkat lunak pengolah tabula
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Tepat
4.2 Teliti
4.3 Cermat
4.4 Bertanggung Jawab
5. Aspek kritis
5.1 Ketelitian dalam metode pengolahan data dan kontrol kualitas
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 4/38
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit ini berlaku untuk melakukan kegiatan membaca peta mulai dari persiapan
sampai dengan memahami isi peta baik peta cetak maupun digital.
1.2 Orientasi peta adalah orientasi terhadap utara magnetis, utara grid, dan utara
sebenarnya
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1. Peralatan
2.1.1. Peralatan untuk membaca peta cetak
2.1.2. Kompas
2.1.3. Alat pengolah data
2.1.4. Perangkat lunak yang dapat menampilkan peta digital
2.2. Perlengkapan
2.2.1. Peta cetak dan/atau digital
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 5/38
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan membaca peta.
1.2. Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis, dan/ atau demonstrasi/ praktik,
dan/ atau simulasi, di sanggar kerja, dan/ atau di tempat kerja, dan/ atau di TUK.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Simbol peta
3.1.2. Skala peta (numerik dan grafis)
3.1.3. Sistem koordinat
3.1.4. Pembacaan orientasi/ arah (azimuth dan bearing)
3.1.5. Pembacaan nama-nama geografis (toponim)
3.1.6. Sistem proyeksi peta
3.2. Keterampilan
3.2.1. Penggunaan peralatan pembacaan peta cetak
3.2.2. Penggunaan alat pengolah data dan perangkat lunak yang dapat menampilkan
peta digital
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1. Teliti
4.2. Cermat
4.3. Terampil
4.4. Disiplin
4.5. Tanggung jawab
5. Aspek kritis
5.1. Ketepatan dan ketelitian dalam mencocokkan simbol pada muka peta dengan
keterangan yang ada pada legenda
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 6/38
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1 Unit ini berlaku untuk mempersiapkan, melaksanakan mengevaluasi, dan melakukan
pelaporan dalam mengelola data geospasial pada pengelolaan data geospasial.
1.2 Standar yang dimaksud mencakup aspek kelengkapan tipe unsur,kode, atribut, listed
value data geospasial sesuai dengan buku KUGI (Katalog Unsur Geografi Indonesia)
versi terbaru.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1. Peralatan
2.1.1. Alat pengolah data
2.1.2. Perangkat lunak sistem informasi geografis
2.2. Perlengkapan
2.2.1. Alat tulis
2.2.2. Media penyimpan data
3. Peraturan yang diperlukan
3.1. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial No. 12 Tahun 2013 tentang Standar
Penyimpanan dan Pengamanan Data
3.2. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang IG
4. Norma dan standar
4.1. Norma
4.1.1 Aturan dan etika profesi sesuai dengan yang berlaku di masyarakat profesi,
utamanya bidang geospasial (asosiasi profesi dan instansi terkait lainnya)
4.2. Standar
4.2.1 SNI ISO 19110 Metodologi Penyusunan Katalog Unsur Geografi
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 7/38
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek penilaian yang sangatberpengaruh atas tercapainya
kompetensi ini. Penilaian danpengujian harus dilakukan secara konsisten pada seluruh
elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya ditempat kerja atau
secara simulasi dengan kondisi seperti tempatkerja nomal dengan menggunakan
kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
sesuaidengan tuntutan standar.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis, dan/atau praktik, dan/atau simulasi,
di sanggar kerja, dan/atau di tempat kerja, dan/atau di TUK.
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.71IGN00.152.2 : Mengedit Data Geospasial
2.2 M.71IGN00.153.1 : Melakukan Transformasi Sistem Koordinat
2.3 M.71IGN00.151.1 : Melakukan Konversi antar Format File Penyimpanan Data
Geospasial
3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Manajemen file
3.1.2. Disaster recovery
3.2. Keterampilan
3.2.1. Menguasai dasar-dasar pengoperasian alat pengolah data
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1. Mampu bekerja disiplin sesuai prosedur
4.2. Mampu bekerja dalam tim maupun secara mandiri
4.3. Cermat
5. Aspek kritis
5.1. Ketelitian dalam pembuatan katalog penyimpanan data
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 8/38
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit ini berlaku untuk melakukan kegiatan menyajikan peta mulai dari menentukan
isi peta sampai dengan reproduksi peta.
1.2 Unit ini dilaksanakan untuk penyusunan peta dasar, peta kerangka, dan peta tematik.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pengolah data
2.1.2 Perangkat lunak penyajian grafis
2.1.3 Perangkat lunak SIG
2.1.4 Alat cetak
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Alat tulis
2.2.2 Buku pedoman terkait dengan penyajian peta
2.2.3 Formulir kontrol kualitas
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian
Peta Rencana Tata Ruang
3.2 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 Aturan dan etika profesi yang berlaku di masyarakat profesi, utamanya
bidang geospasial (asosiasi profesi dan instansi terkait lainnya)
4.2 Standar
4.2.1 SNI 8202 Ketelitian peta dasar
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 9/38
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan menyajikan peta
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis, dan/atau praktik, dan/atau
simulasi di sanggar kerja dan/atau di tempat kerja dan/atau di TUK.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Dasar-dasar kartografi
3.1.2 Visualisasi data khususnya data geospasial
3.1.3 Variabel visual atau persepsi visual
3.1.4 Hirarki visual, misalnya konsep figure and ground
3.1.5 Sistem proyeksi peta
3.2 Keterampilan
3.2.1 Mengoperasikan perangkat lunak
3.2.2 Mengoperasikan alat pengolah data
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Tekun
4.2 Teliti
4.3 Terampil
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam pemilihan simbol dan penentuan tata letak peta
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 10/38
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Tujuan interpretasi objek terkait fisiografi adalah untuk menghasilkan informasi satuan
medan atau fenomena lain yang terkait dengan karakteristik medan. Peta turunan hasil
interpretasi ini biasanya digunakan untuk evaluasi lahan, pemetaan system lahan,
pemetaan bentuk lahan dan sebagainya; meskipun seringkali data pendukung lain juga
dibutuhkan. Dalam interpretasi objek terkait fisiografi, kemampuan analitik untuk
menggabungkan hasil identifikasi kenampakan dengan pola tertentu pada citra (misalnya
relief/ morfologi, kemiringan lereng, kerapatan aliran) masih perlu dipadukan dengan
kenampakan penutup/ pengggunaan lahan dan dideduksi ke informasi karakteristik/atribut
medan yang lebih perinci, dengan memperhatikan keterkaitan antara proses, bentuk dan
struktur kenampakan fisiografi
1.2 Kegiatan ini dilakukan oleh seorang analis citra yang mempunyai pengalaman memadai,
serta memahami hubungan antar-variabel dalam bentang lahan.
1.3 Satuan-satuan fisiografi diperinci menjadi medan datar dan medan bergelombang,
berbukit, dan bergunung pada berbagai kelas sesuai pola ketampakan pada citra maupun
peta topografi/rupabumi.
1.4 Atribut-atribut medan terkait fisiografi meliputi morfologi/relief, dan kemiringan lereng.
1.5 Peserta uji tidak boleh buta warna.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pengolah data
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 12/38
2.1.2 Perangkat lunak geospasial pengolah citra digital dengan kemampuan digitisasi
on-screen
2.1.3 Citra penginderaan jauh multispektral atau citra lain (misalnya radar) dalam
format digital
2.1.4 Peta topografi atau peta rupabumi dalam format digital
2.1.5 Digital terrain model (DTM), apabila tersedia
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Alat tulis
2.2.2 Alat cetak
3. Peraturan yang diperlukan
(Tidak ada)
4. Norma dan standar
4.1 Norma
(Tidak ada.)
4.2 Standar
4.2.1 Manual/petunjuk operasi peralatan (alat pengolah data dan perangkat lunak)
4.2.2 Standar pelaporan
4.2.3 Skema/sistem klasifikasi medan
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan melakukan interpretasi visual objek terkait
fisiografi.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, demonstrasi/praktik, dan/atau simulasi, di
sanggar kerja, dan/atau di tempat kerja dan/atau di TUK.
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.71IGN00.137.1 : Melakukan Interpretasi Visual Citra Untuk Penutup/Penggunaan
Lahan
3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Konsep penginderaan jauh secara umum
3.1.2 Dasar-dasar pengolahan citra
3.1.3 Geografi fisik secara umum
3.1.4 Dasar-dasar geomorfologi
3.2 Keterampilan
3.2.1 Mengoperasikan perangkat lunak geospasial pengolah citra digital
3.2.3 Membuat laporan
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Cermat
4.2 Teliti
4.3 Sistematis
4.4 Dapat bekerja sana dalam tim
5. Aspek kritis
5.1 Menentukan skema/sistem klasifikasi yang diperlukan dan batas antar-satuan pemetaan
terkait fisiografi berdasarkan kesamaan pola pada citra (kesan kemiringan, ketinggian,
kerapatan alur, bentuk igir/lembah dan sebagainya)
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 13/38
1. Melakukan fusi citra untuk 1.1 Data masukan berupa citra penginderaan jauh
penajaman spasial dengan multispectral resolusi spasial yang lebih rendah dan
cara pansharpening citra pankromatik resolusi spasial yang tinggi
disiapkan sesuai kebutuhan.
1.2 Masing-masing jenis citra telah ditampilkan untuk
mengecek kesamaan area liputan, kelengkapan
jumlah band dan wilayah spektralnya.
1.3 Koreksi geometri atau ko-registrasi citra antara
multispektral dan pankromatik dilakukan sesuai
kebutuhan.
1.4 Liputan area citra multispekral dan pankromatik telah
disamakan sesuai kebutuhan.
1.5 Metode penajaman spasial melaluipan-sharpening
yang sesuai (misalnya Brovey, HSV, Pperincipal
Component, atau Gram-Schmidt) ditentukan sesuai
kebutuhan.
1.6 Proses pan-sharpening dijalankan sesuai kebutuhan
1.7 Citra fusi pan-sharpened ditampilkan pada layar
monitor.
1.8 Kenampakan citra fusi pansharpeneddan nilai piksel
baru yang dihasilkan dievaluasi terhadap nilai piksel
citra multispektral asli.
1.9 Citra fusi pan-sharpened disimpan dalam media
penyimpanan data.
2. Melakukan fusi citraantara 2.1 Data masukan berupa citra penginderaan jauh
sensor optic dengan sensor multispektral dancitra radar disiapkan sesuai
radar kebutuhan.
2.2 Masing-masing jenis citra telah ditampilkan untuk
mengecek kesamaan area liputan, kelengkapan
jumlah band dan resolusi spasialnya.
2.3 Resolusi spasial atau ukuran piksel citra fusi yang
akan dihasilkan ditentukan.
2.4 Koreksi geometri atau ko-registrasi citra antara citra
dan radar dilakukan sesuai kebutuhan.
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 14/38
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Tujuan dari unit kompetensi ini adalah untuk memperbaiki kualitas citra untuk
mempermudah proses analisis selanjutnya, melalui fusi dua jenis citra yang berbeda. Fusi
atau penggabungan dua jenis citra yang berbeda diperlukan karena: (a) ada keperluan
untuk memperoleh citra baru dengan resolusi spasial yang lebih tinggi, namun sekaligus
mempertahankan keberadaan multiband yang mampu memberikan variasi warna. Hal ini
memerlukan teknik pan-sharpening; (b) ada keperluan untuk memperoleh citra baru yang
mampu menonjokan kelebihan dari dua macam citraber beda domain (yaitu optik pantulan
dan backscatter) sehingga lebih efektif mengatasi keterbatasan dalam hal tutupan awan,
ketiadaan variasi warna, serta penonjolan struktur geologi.
1.2 Citra sudah dikoreksi secara geometrik dan radiometrik.
1.3 Tidak buta warna.
1.4 Mempunyai kemampuan stereokopis.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pengolah data
2.1.2 Perangkat lunak pengolahan citra digital
2.1.3 Data penginderaan jauh
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Media penyimpanan data
2.2.2 Peta sesuai kebutuhan
3. Peraturan yang diperlukan
(Tidak ada.)
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 Aturan dan etika profesi sesuai dengan yang berlaku dimasyarakat profesi,
utamanya bidang geospasial (asosiasiprofesi dan instansi terkait lainnya)
4.2 Standar
4.2.1 Manual/petunjuk operasi perangkat lunak pengolah data
4.2.2 Standar pelaporan
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 15/38
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan melakukan perbaikan kualitas citra.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, demonstrasi/praktik,dan/atau simulasi, di
sanggar kerja, dan/atau di tempat kerja,dan/atau di TUK.
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.71IGN00.081.1 : Melakukan Koreksi Radiometrik Inisial
2.2 M.71IGN00.082.2 : Melakukan Koreksi Geometrik Citra Digital
3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Pengetahuan mengenai penginderaan jauh secara umum dan karakter spektral
objek di permukaan bumi
3.1.2 Jenis dan karakteristik sensor
3.1.3 Pengetahuan tentang perangkat lunak geospasial pengolahcitra digital, struktur
raster maupun vektor
3.1.4 Sistem koordinat
3.2 Keterampilan
3.2.1 Mengoperasikan alat pengolah data
3.2.2 Mengoperasikan Perangkat lunak geospasial pengolah citradigital
3.2.3 Membuat laporan
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Cermat
4.2 Kritis
4.3 Sistematis
4.4 Dapat bekerja sama dalam tim
5. Aspek kritis
5.1 Pemahaman tentang perbedaan cara perekaman antara system optik dengan sistem radar
yang mengakibatkan adanya perbedaan karakteristik geometri kenampakan di
permukaan bumi. Perbedaan ini mengakibatkan variasi dan pergeseran kenampakan
objek yang besar untuk medan yang kasar dan mempersulit prosesfusi citra antar-sensor
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 16/38
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Tujuan akhir dari interpretasi visual adalah menghasilkan peta tematik, dimana hasil
langsungnya merupakan peta tentatif berupa satuan-satuan pemetaan berbasis penutup
(liputan) lahan, fisiografi, dan kenampakan linier alami/non-alami. Peta tentatif ini masih
perlu didampingi kerja lapangan (ground truth) baik untuk melengkapi informasi maupun
untuk pengujian akurasi.
1.2 Interpretasi visual dapat dilakukan secara monoskopis maupun stereoskopis. Interpretasi
visual secara monoskopis dapat dilakukan secara manual penuh. Penggunaan stereoskop
biasanya diperlukan untuk interpretasi yang memerlukan pembedaan beda tinggi,
konfigurasi tiga dimensi (seperti bentuk lahan/fisiografi) yang lebih akurat.
1.3 Kerja lapangan memerlukan dua macam sampel. Pertama adalah kelompok sampel untuk
menyusun proses reinterpretasi, dan kedua adalah kelompok sampel independen untuk
menguji akurasi hasil re-interpretrasi. Sampel independen penguji akurasi tidak boleh
digunakan untuk menyusun kunci interpetasi
1.4 Kegiatan ini dilakukan dibawah pengawasan analis.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Stereoskop cermin
2.1.2 Alat pemindah detail interpretasi seperti misalnya zoom transferscope dan
electric pantograph
2.1.3 Alat pengolah data yang dilengkapi dengan perangkat lunak on-screen
digitization
2.1.4 Foto udara monoskopis/stereoskopis
2.1.5 Citra lain dalam format tercetak (hard copy)
2.1.6 Citra digital yang telah terkoreksi geometrik
2.1.7 Peta topografi/peta dasar untuk memasukkan detail interpretasi
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Pena/spidol OHP/rapidograf
2.2.2 Lembar transparansi
2.2.3 Formulir/lembar isian pengamatan lapangan
3. Peraturan yang diperlukan
(Tidak ada.)
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 Aturan dan etika profesi sesuai dengan yang berlaku di masyarakat profesi,
utamanya bidang geospasial (asosiasi profesi dan instansi terkait lainnya)
4.2 Standar
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 19/38
4.2.1 Manual/petunjuk operasi peralatan (stereoskop, alat pengolah data dan perangkat
lunak on-screen digitization)
4.2.2 SNI 7645 Klasifikasi penutup lahan
4.2.3 Standar pelaporan
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan melakukan interpretasi visual dan
kemampuan pengamatan stereoskopis.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, demonstrasi/praktik, dan/atau tertulis,
dan/atau simulasi, di sanggar kerja, dan/atau di tempat kerja, dan/atau di TUK.
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.71IGN00.136.2 : Melakukan Fusi Citra untuk Memperbaiki Kualitas Citra
3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Penginderaan jauh secara umum khususnya kunci interpretasi
3.1.2 Dasar-dasar perpetaan
3.1.3 Konsep bidang terapan yang relevan dengan tujuan pengumpulan data (misalnya
tentang tanah, geomorfologi, penggunaan lahan, geologi, pertanian/biologi,
hidrologi)
3.1.4 Local knowledge
3.1.5 Konsep penginderaan jauh untuk bidang terapan yang diteliti
3.2 Keterampilan
3.2.1 Mengoperasikan alat pengolah data
3.2.2 Membuat laporan lapangan
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Cermat
4.2 Kritis
4.3 Sistematis
4.4 Dapat bekerja sama dalam tim
5. Aspek kritis
5.1 Pemahaman hubungan antara kenampakan-kenampakan penutup lahan/penggunaan
lahan dengan karakteristik lahan yang dijadikan pegangan dalam menyusun kunci re-
interpretasi
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 20/38
1. Melakukan kalibrasi relatif 1.1 Data citra yang berbeda sensor dan/ atau waktu
antar-citra yang berbeda sensor perekaman dibuka dengan perangkat lunak
dan/ atau waktu perekaman yang telah disediakan
1.2 Pasangan band ditentukan yang akan dijadikan
dasar kalibrasi
1.3 Band citra referensi dan band citra terkalibrasi
ditentukan sesuai kebutuhan
1.4 Piksel-piksel sampel objek yang sama pada
berbagai tingkat kecerahan pada kedua band
diidentifikasi dan dibaca nilainya
1.5 Diagram pencar (x, y) yang menunjukkan
distribusi piksel-piksel sampel objek pada
pasangan band diplot
1.6 Persamaan regresi yang menyatakan hubungan
antara nilai piksel band referensi dan nilai
piksel band terkalibrasi ditentukan
1.7 Band citra terkalibrasi hasil penerapan
persamaan regresi dihasilkan dan disimpan
dalam media penyimpanan data
2. Melakukan koreksi radiometrik 2.1 Data citra yang akan dikoreksi dibuka dengan
citra hingga at surface perangkat lunak yang sesuai
reflectance berdasarkan data 2.2 Header citra dalam format asli dibuka dengan
pendamping header citra perangkat lunak sesuai
format asli
2.3 Parameter-parameter sensor, waktu perekaman,
posisi matahari, dan posisi lintang bujur pusat
citra ditentukan dan dicatat
2.4 Metode kalibrasi/ koreksi radiometri citra
hingga at-sensor reflectance/ at-sensor radiance
ditentukan sesuai format
2.5 Objek gelap pada citra yang telah dikalibrasi
dibaca dan ditentukan nilainya
2.6 Proses koreksi ke at-surface reflectance
dijalankan sesuai format
2.7 Citra at-surface reflectance dihasilkan dan
disimpan kedalam media penyimpanan data
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 21/38
3. Melakukan koreksi/ kalibrasi 3.1 Data citra yang akan dikoreksi radiometri (dan
radiometri citra berdasarkan telah dikoreksi geometri) dibuka dengan
hasil spektrometri lapangan perangkat lunak yang sesuai
3.2 Header citra dalam format asli dibuka dengan
perangkat lunak yang sesuai
3.3 Parameter-parameter sensor, waktu perekaman,
posisi matahari dan posisi lintang bujur pusat
citra ditentukan dan dicatat
3.4 Metode kalibrasi/ koreksi radiometri citra
hingga at-sensor reflectance/ at-sensor radiance
ditentukan sesuai format
3.5 Objek gelap pada citra yang telah dikalibrasi
dibaca dan ditentukan nilainya
3.6 Proses koreksi ke at-surface reflectance
dijalankan sesuai format
3.7 Citra at-surface reflectance dihasilkan dan
disimpan
3.8 Posisi koordinat dan jenis objek untuk
pengambilan sampel piksel di lapangan
berdasarkan kenampakan pada citra ditentukan
sesuai kebutuhan
3.9 Posisi objek di lapangan sesuai dengan posisi
pada citra ditentukan dengan GNSS
3.10 Pembacaan respons spektral dengan
spektrometer pada band yang sesuai dilakukan
dan dicatat
3.11 Persamaaan regresi antara hasil pembacaan
spektrometer di lapangan dan at-surface
reflectance citra dihasilkan sesuai kebutuhan
3.12 Citra at-surface reflectance hasil kalibrasi
dengan model regresi berbasis spektrometri
lapangan dihasilkan dan disimpan
4. Melakukan koreksi radiometri 4.1 Data citra yang akan dikoreksi radiometri (dan
untuk penghilangan efek telah terkoreksi geometri) dibuka dengan
topografi perangkat lunak yang sesuai
4.2 Data model elevasi digital (DEM) pada ukuran
piksel yang sama dan mempunyai referensi
koordinat yang sama dibuka sesuai format
4.3 Header citra dalam format asli dibuka dengan
perangkat lunak yang sesuai
4.4 Parameter-parameter sensor, waktu perekaman,
posisi matahari dan posisi lintang bujur pusat
citra ditentukan dan dicatat
4.5 Metode kalibrasi/ koreksi radiometri citra
hingga at-sensor reflectance/ atsensor radiance
ditentukan sesuai format
4.6 Objek gelap pada citra yang telah dikalibrasi
dibaca dan ditentukan nilainya
4.7 Proses koreksi ke at-surface reflectance
dijalankan sesuai format
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 22/38
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Tujuan pra-pemrosesan atau koreksi/kalibrasi radiometrik adalah menyiapkan citra
(terutama multispektral) yang secara relatif atau absolut bebas gangguan atmosfer, efek
topografi, dan atau dapat diperbandingkan dengan citra sejenis pada band maupun sensor
yang berbeda.
1.2 Citra terkoreksi secara radiometrik merupakan prasyarat untuk pemrosesan lebih lanjut,
khususnya dalam penggunaan indeksindeks spektral termasuk indeks vegetasi, dan
pemodelan biofisik melalui korelasi dengan variabel hasil pengukuran di laboratorium
dan lapangan. Citra dapat dikoreksi secara radiometrik dengan (1) memanfaatkan
informasi dari dalam citra itu sendiri (tanpa informasi bantu), (2) menggunakan
informasi parameter perekaman yang ada pada header asli citra, (3) menggunakan data
bantu berupa hasil spektrometri lapangan, dan (4) menggunakan parameter topografi
dari model elevasi digital (DEM).
1.3 Kegiatan koreksi/kalibrasi radiometrik memerlukan pemahaman tentang cara kerja
sensor dan proses interaksi energi elektromagnetik dengan partikel atmosfer dan objek
di permukaan bumi.
1.4 Pra-pemrosesan yang dimaksudkan adalah untuk mengoreksi informasi spektral citra
sebagai akibat dari gangguan pengaruh atmosfer, perbedaan sensor, dan variasi
topografi.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pengolah data
2.1.2 Perangkat lunak geospasial pengolah citra digital (image processing) dengan
kemampuan radiometric pre-processing dan/atau image calculator
2.1.3 Citra penginderaan jauh multispektral
2.1.4 Data Model Elevasi Digital (DEM)
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Alat tulis
3. Peraturan yang diperlukan
(Tidak ada.)
4. Norma dan standar
4.2 Standar
4.2.1 Manual/petunjuk operasi peralatan (alat pengolah data dan perangkat lunak)
4.2.2 Standar pelaporan
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 23/38
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan melakukan koreksi radiometrik.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, demonstrasi/praktik, dan/atau tertulis,
dan/atau simulasi, di sanggar kerja, dan/atau di tempat kerja, dan/atau di TUK.
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.71IGN00.081.1 : Melakukan Koreksi Radiometrik Inisial
3. Melakukan transformasi spektral 3.1. Jenis citra dan jumlah band yang akan diproses
dengan Pperincipal Component dengan PCA ditentukan.
Analysis (PCA)
3.2. Statistik citra berupa matriks korelasi dan/ atau
matriks variansi-kovariansi dihitung dan
disimpan dalam media penyimpanan.
3.3. Besaran nilai eigen-value dan eigenvector dari
hasil komputasi matriks korelasi dan/ atau
matriks variansi-kovariansi diperoleh sesuai
kebutuhan.
3.4 Persamaan kombinasi linier untuk menghasilkan
band-band PC1, PC2, PC3, dan seterusnya telah
dijalankan dalam map calculator atau band math,
atau menu yang tersedia.
3.5 Citra setiap komponen telah ditampilkan pada
layar.
3.6 Nilai piksel pada citra PCA telah dibandingkan
dengan nilai piksel pada citra asli dan dijelaskan
sesuai kebutuhan.
3.7 Citra PCA disimpan sesuai lokasi yang disiapkan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Tujuan dari unit kompetensi ini adalah untuk memperbaiki kualitas citra untuk
mempermudah proses analisis selanjutnya. Perbaikan kualitas citra diperlukan karena
(a) citra dengan kecenderungan respons spektral yang berkebalikan pada band-band
tertentu untuk fenomena tertentu, misalnya kerapatan vegetasi dan kandungan oksida
besi tanah, (b) jumlah band yang banyak kadangkala menunjukkan korelasi antar-band
yang mengakibatkan redundansi informasi, yang kemudian berujung pada volume data
yang besar dan lambatnya pemrosesan citra. Dengan melakukan transformasi spektral,
dihasilkan citra baru yang secara visual lebih mampu menonjolkan fenomena tertentu
dan/ atau secara spektral lebih representatif dalam menonjolkan hubungan antara nilai
pikselnya dengan parameter biofisik di lapangan.
1.2 Penggunaan transformasi spektral untuk perbaikan kualitas citra akan efektif dan
bahkan memberikan hasil yang lebih akurat untuk dikaitkan dengan data lapangan,
apabila proses koreksi radiometrik diterapkan.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pengolah data
2.1.2. Perangkat lunak pengolahan citra digital
2.1.3 Data penginderaan jauh sesuai kebutuhan
2.1.4 Peta sesuai kebutuhan
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Media penyimpanan data
3. Peraturan yang diperlukan
(Tidak ada.)
4. Norma dan standar
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 26/38
4.1 Norma
4.1.1 Aturan dan etika profesi sesuai dengan yang berlaku di masyarakat
profesi, utamanya bidang geospasial (asosiasi profesi dan instansi terkait
lainnya)
4.2 Standar
4.2.1 Manual/petunjuk operasi perangkat lunak pengolah data
4.2.2 Standar pelaporan
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait denganmelakukan perbaikan kualitas citra.
1.2. Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, demonstrasi/praktik,dan/atau tertulis,
dan/atau simulasi, di sanggar kerja, dan/ataudi tempat kerja, dan/atau di TUK.
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.71IGN00.136.2 : Melakukan Fusi Citra untuk Memperbaiki Kualitas Citra
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Tujuan dari klasifikasi citra adalah untuk mendapatkan informasi mengenai objek-objek
yang ada di permukaan bumi. Oleh karena itu, informasi dasar atau data referensi
selayaknya disiapkan sebelum proses klasifikasi dilaksanakan. Proses klasifikasi
dilakukan dengan mengelompokkan objek-objek dalam grup homogen berdasarkan
kesamaan spektral. Pemahaman karakteristik spektral dari tiap band yang akan diproses
sangat diperlukan.
1.2 Dalam kegiatan uji akurasi, data penguji lebih tepat diwujudkan bukan sebagai titik-titik
sampel melainkan poligon (region ofinterest/ ROI). Pengumpulan poligon penguji dapat
dilakukan bersamaan dengan ground truth/ saat mengambil sampel tetapi dijalankan
secara independen, dalam arti menyimpan data tersebutuntuk digunakan ketika hasil
klasifikasi sudah jadi (dan tidak dimanfaatkan dalam proses pengambilan sampel).
Pengambilan poligon penguji di lapangan juga dapat dilakukan setelah proses klasifikasi
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 29/38
selesai. Cara pertama lebih efisien dalam hal waktu, namun cara kedua lebih mudah
dipertanggungjawabkan apabila kegiatan pengambilan sampel dan pengujian akrasi
dilakukan oleh tim yang terpisah.
1.3 Untuk mendapatkan hasil yang tepat, pemilihan algoritma klasifikasi yang tepat sangat
diperlukan, antara lain Maximum likelihood classifier, minimum distance to means,
nearest neighbor dan lain-lain. Proses klasifikasi citra tidak selalu mensyaratkan koreksi
radiometrik lanjut. Koreksi geometrik untuk system proyeksi dan koordinat lokal dapat
dijalankan sebelum atau setelah klasifikasi.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pengolah data
2.1.2 Perangkat lunak pengolahan citra digital
2.1.3 Data penginderaan jauh
2.1.4 Data spectral library
2.1.5 Data ground truth atau peta referensi
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Media penyimpan data
2.2.2 Alat tulis
3. Peraturan yang diperlukan
(Tidak ada,)
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 Aturan dan etika profesi sesuai dengan yang berlaku dimasyarakat profesi,
utamanya bidang geospasial (asosiasi profesi dan instansi terkait lainnya)
4.2 Standar
4.2.1 Manual/petunjuk operasi peralatan dan perangkat lunakpengolah data digital
4.2.2 SNI 7645 Klasifikasi penutup lahan
4.2.3 Standar pelaporan
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan melakukan klasifikasi digital multispektral
lanjut.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, demonstrasi/ praktik,dan/ atau tertulis,
dan/atau simulasi, di sanggar kerja, dan/atau di tempat kerja, dan/atau di TUK.
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.71IGN00.136.2: Melakukan Fusi Citra untuk Memperbaiki Kualitas Citra
2.2 M.71IGN00.137.1: Melakukan Interpretasi Visual Citra untuk Penutup/ Penggunaan
Lahan
3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Konsep penginderaan jauh.
3.1.2 Local knowledge
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 30/38
6. Melakukan validasi hasil 6.1 Data lapangan penguji akurasi diplot di atas peta
pemodelan terkait kerapatan vegetasi sesuai dengan jenis
parameter dan koordinatnya
6.2 Analisis statistik dilakukan dengan melibatkan
pasangan data nilai parameter terestimasi dan
nilai penguji akurasi
6.3 Nilai estimasi kesalahan baku diperoleh dan
dilaporkan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Tujuan melakukan analisis data penginderaan jauh untuk ekstraksi informasi terkait
kerapatan vegetasi adalah menghasilkan peta kerapatan kanopi/ umur/ biomassa
menggunakan indeks-indeks vegetasi sesuai dengan tujuan kajian. Peta kerapatan
vegetasi biasa dimanfaatkan untuk pemodelan erosi, estimasi produksi pertanian
(tanaman semusim), volume tegakan (hutan tanaman), estimasi stok karbon, dan aplikasi
lingkungan lainnya.
1.2 Kegiatan ini dilakukan dibawah pengawasan analis.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pengolah data
2.1.2 Perangkat lunak geospasial pengolah citra digital
2.1.3 Citra penginderaan jauh
2.1.4 Peta RBI skala 1 : 25.000 atau skala yang lebih besar
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Alat tulis
2.2.2 Alat cetak
3. Peraturan yang diperlukan
(Tidak ada.)
4. Norma dan standar
4.1 Norma
(Tidak ada.)
4.2 Standar
4.2.1 Manual/petunjuk operasi perangkat keras dan perangkat lunak
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait pengukuran parameter terkait kerapatan vegetasi di
lapangan, model regresiyang dipilih, dan sampel penyusun model maupun sampel
penguji akurasi.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, praktik, dan/atau simulasi, di sanggar kerja,
dan/ atau di tempat kerja, dan/ atau di TUK.
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 33/38
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.71IGN00.137.1 : Melakukan Interpretasi Visual Citra untuk Penutup/
Penggunaan Lahan
3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Ekologi vegetasi
3.1.2 Statistik dasar
3.2 Keterampilan
3.2.1 Mengoperasikan alat pengolah data
3.2.2. Mengoperasikan perangkat lunak geospasial pengolah citradigital
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Cermat
4.2 Kritis
4.3 Sistematis
4.4 Bekerja sama dalam tim
5. Aspek kritis
5.1 Memastikan citra telah terkoreksi radiometri secara tepat dan memilih jenis-jenis
algoritma atau transformasi indeks vegetasi yang sesuai dengan tujuan kajian.
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 34/38
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Tujuan melakukan analisis data penginderaan jauh untuk ekstraksi informasi suhu
permukaan darat dan laut adalah memperoleh peta suhu permukaan. Peta suhu
permukaaan bermanfaat dalam kajian lingkungan seperti misalnya iklim mikrokota,
kelautan, evapotranspirasi, dan kekeringan.
1.2 Kegiatan ini dilakukan dibawah pengawasan analis.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pengolah data
2.1.2 Perangkat lunak geospasial pengolah citra digital
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 35/38
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan pemilihan band termal, penyusunan peta
emisivitas, dan algoritma konversi dari nilai piksel ke radiansi spektral.
1.2 Meskipun tidak diperlukan validasi hasil ekstraksi suhu permukaan, peserta uji
kompetensi harus mengetahui masuk akal atau tidaknya hasil ekstraksi suhu dan
mengetahui persyaratan pengumpulan data suhu saat perekaman (sebelum pemrosesan)
sebagai pembanding.
1.3 Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, praktik, dan/ atau simulasi, di sanggar
kerja, dan/ atau di tempat kerja, dan/ atau di TUK.
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.71IGN00.147.2 : Melakukan Klasifikasi Digital Multispektral Lanjut
3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Meteorologi dan klimatologi
3.1.2 Karakteristik spektral objek
3.2 Keterampilan
3.2.1 Mengoperasikan alat pengolah data
3.2.2 Mengoperasikan perangkat lunak pengolahan citra
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Cermat
4.2 Kritis
4.3 Sistematis
4.4 Bekerja sama dalam tim
5. Aspek kritis
5.1 Pemahaman tentang pemilihan band termal dan algoritma konversi dari nilai piksel ke
radiansi spektral
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 36/38
6. Melakukan validasi hasil 6.1 Data lapangan penguji akurasi diplot di atas
pemodelan peta terkait indeks bangunan dan permukaan
kedap sesuai dengan jenis parameter dan
koordinatnya
6.2 Analisis statistik dilakukan dengan melibatkan
pasangan data nilai parameter hasil estimasi
dan nilai penguji akurasi
6.3 Nilai estimasi kesalahan baku diperoleh dan
dilaporkan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Tujuan melakukan analisis data penginderaan jauh untuk ekstraksi informasi terkait
bangunan dan permukaan kedap adalah menghasilkan peta tingkat kerapatan atau
persentase liputan bangunan dan permukaan kedap pada tiap piksel menggunakan indeks
spektral.
1.2 Model berbasis indeks ini hanya efektif pada wilayah berupa lahan tak bervegetasi. Peta
karakteristik bangunan dan permukaan kedap bisa dimanfaatkan untuk pemodelan
lingkungan (misalnya pengukuran limpasan permukaan) dan perencanaan wilayah
dankota.
1.3 Kegiatan ini dilakukan dibawah pengawasan analis.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pengolah data
2.1.2 Perangkat lunak geospasial pengolah citra digital
2.1.3 Peta RBI skala 1 : 25.000 atau skala yang lebih besar
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Alat tulis
2.2.2 Alat cetak
3. Peraturan yang diperlukan
(Tidak ada.)
4. Norma dan standar
4.1 Norma
(Tidak ada.)
4.2 Standar
4.2.1 Manual/petunjuk operasi perangkat keras dan perangkat lunak
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait pengukuran parameter terkait bangunan dan
permukaan kedap di lapangan (misalnya persentase penutupan bangunan), model
regresi yang dipilih, dan sampel penyusun model maupun sampel penguji akurasi.
Formulir
GEOGRAF PROFESIONAL INDONESIA No. : SKKNI-PJ-06 Rev : 00/00
Tgl : 22 Mei 2019 Hal : 38/38
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, praktik dan/ atau simulasi, di sanggar kerja,
dan/ atau di tempat kerja, dan/ atau di TUK.
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.71IGN00.147.2 : Melakukan Klasifikasi Digital Multispektral Lanjut
3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Geografi fisik, geografi kota, hidrologi dasar
3.1.2 Statistik dasar
3.1.3 Karakteristik spektral objek bangunan dan permukaan kedap air
3.1.4 Karakteristik hidrologi air permukaan
3.2 Keterampilan
3.2.1 Mampu mengoperasikan alat pengolah data
3.2.2 Mampu mengoperasikan perangkat lunak geospasial pengolah citra digital
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Cermat
4.2 Kritis
4.3 Sistematis
4.4 Bekerja sama dalam tim
5. Aspek kritis
5.1 Memastikan citra telah terkoreksi radiometri secara tepat dan memilih jenis-jenis
algoritma atau transformasi indeks bangunan dan permukaan kedap yang sesuai dengan
tujuan kajian