TEKNIS DAN FASILITAS
KEPABEANAN
disusun oleh:
Mohamad Jafar
Ribut Sugianto
PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI
Jl. Bojana Tirta III, Rawamangun, Jakarta Timur
(021) 47862387/(021) 4897123
www.bppk.kemenkeu.go.id
PELATIHAN TEKNIS DASAR
KEPABEANAN DAN CUKAI
DRAFT MODUL
Oleh:
MOHAMAD JAFAR
RIBUT SUGIANTO
(Widyaiswara Madya Pusdiklat Bea dan Cukai)
Judul Modul:
TEKNIK & FASILITAS KEPABEANAN
Penulis:
1. MOHAMAD JAFAR
2. RIBUT SUGIANTO
Digunakan untuk:
PELATIHAN TEKNIS DASAR
KEPABEANAN DAN CUKAI
Cetakan Pertama:
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat Nya penyusunan Modul Teknis dan Fasilitas Kepabeanan untuk
Pelatihan Teknis dasar Kepabeanan dan Cukai dapat diselesaikan. Modul ini
digunakan sebagai acuan atau pedoman bagi pengajar, peserta, dan pihak
penyelenggara diklat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara sistematis
dan efektif, baik dengan metode classical maupun e-learning.
Modul TEKNIS DAN FASILITAS KEPABEANAN disusun oleh Saudara
Mohamad Jafar dan Ribut Sugianto, Widyaiswara Madya pada Pusdiklat Bea
dan Cukai, berdasarkan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Bea dan Cukai Nomor KEP-40/PP.5/2018 tanggal 21
Februari 2018 tentang Perubahan Keputusan Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai
Nomor 24/PP.5/2018 tentang Pembentukan Tim Penyusunan Modul Diklat
Kepabeanan dan Cukai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bea dan Cukai
Tahun Anggaran 2018. Modul ini melengkapi modul Pelatihan Teknis Dasar
Kepabeanan dan Cukai lainnya sehingga dapat memberikan gambaran utuh
mengenai tugas pengawasan dan pelayanan kepabeanan dan cukai.
Penyusunan modul ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, antara
lain unit pengguna, narasumber, widyaiswara, dan pejabat struktural di
lingkungan Pusdiklat Bea dan Cukai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan modul ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan
modul masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan modul ini. Semoga modul
ini bermanfaat bagi peserta, pengajar, panitia diklat, dan pembaca lainnya.
Harry Mulya
NIP 196209131991031001
DASAR-DASAR KEPABEANAN 1
A. Kepabeanan .................................................................................................... 1
1. Daerah Pabean 5
2. Kawasan Pabean 6
3. Kewajiban Pabean 7
B. Impor Untuk Dipakai ........................................................................................ 8
C. Impor Sementara ............................................................................................ 8
D. Tempat Penimbunan Sementara (TPS)........................................................... 8
E. Tempat Penimbunan Berikat (TPB) ................................................................. 9
F. Tempat Penimbunan Pabean (TPP) ................................................................ 9
G. Pemberitahuan Pabean ................................................................................ 10
H. Bea Masuk .................................................................................................... 10
I. Tarif............................................................................................................... 11
J. Jenis-jenis Bea Masuk .................................................................................. 11
1. Bea Masuk Berlaku Umum (Most Favoured Nation) 12
2. Bea Masuk Anti Dumping 12
3. Bea Masuk Imbalan 12
4. Bea Masuk Tindakan Pengamanan (Safe Guard) 13
5. Bea Masuk Pembalasan 13
K. Tanggung Jawab atas Bea Masuk................................................................. 13
L. Tanggung Jawab Pengangkut ....................................................................... 14
1. Pemberitahuan RKSP 14
2. Pemberitahuan Manifes 14
M. Tanggung Jawab Pengusaha TPS................................................................ 15
N. Tanggung Jawab Importir .............................................................................. 15
O. Tanggung Jawab PPJK ................................................................................. 15
P. Tanggung Jawab Orang Yang Menguasai Barang Impor .............................. 15
Q. Nilai Pabean ................................................................................................. 16
1. Penetapan Tarif Dan Nilai Pabean Oleh Pejabat 17
2. Penetapan Kembali Tarif dan Nilai Pabean 17
3. Penetapan Klasifikasi / Nilai Pabean Sebelum Pemberitahuan 17
R. Ekspor dan Bea Keluar ................................................................................. 18
S. Fasilitas Pembebasan ................................................................................... 18
1. Fasilitas pembebasan atau keringanan 19
Modul ini terdiri dari sembilan kegiatan belajar yang disusun berdasarkan
urutan: Dasar-Dasar Kepabeanan, Tata Laksana Kedatangan, Pembongkaran
dan Penimbunan, Impor Dipakai (Menggunakan PIB), Impor Barang Kiriman,
Barang Penumpang dan Pelintas Batas, Fasilitas Kepabeanan, Tata Laksana
Ekspor, CEISA Manifes, CEISA Impor dan CEISA Ekspor. Pada saat
mempelajari modul ini, Anda disarankan membaca secara berurutan mulai dari
Kegiatan Belajar 1, Kegiatan Belajar 2, kemudian Kegiatan Belajar 3, dst., agar
materi dalam modul ini mudah untuk dimengerti dan dipraktikkan. Selanjutnya,
Anda harus mempersiapkan diri dan melakukan hal-hal sebagai berikut.
1. DESKRIPSI
Materi modul ini mengajarkan kepada kita tentang Teknik dan Fasiitas
Kepabeanan, mulai dari dasar-dasar kepabeanan, tata laksana kedatangan,
pembongkaran dan penimbunan, impor dipakai, impor barang kiriman, barang
penumpang dan pelintas batas, fasilitas kepabeanan, tata laksana ekspor,
CEISA Manifes, CEISA Impor dan CEISA Ekspor.
2. PRASYARAT KOMPETENSI
3. STANDAR KOMPETENSI
4. KOMPETENSI DASAR
5. RELEVANSI MODUL
1 DASAR-DASAR KEPABEANAN
Dalam segala disiplin ilmu, tahapan yang benar sebelum mempelajari ilmu
yang bersifat teknis adalah belajar terlebih dahulu dasar-dasar suatu ilmu.
Demikian juga dengan proses belajar ilmu kepabeanan. Memahami teknis
kepabeanan yang begitu luas hendaknya diawali dengan memahami prinsip-
prinsip ilmu kepabeanan. Pada bab ini kita akan mempelajari berbagai definisi
dan prinsip dasar tentang kepabeanan, mulai apa arti dari kepabeanan itu
sendiri, daerah pabean, kawasan pabean, kewajiban pabean, impor, ekspor dan
istilah-istilah lainnya yang berkaitan dengan kepabeanan.
Nama resmi Bea Cukai pada masa Hindia Belanda tersebut adalah De
Dienst der Invoer en Uitvoerrechten en Accijnzen (I. U & A) atau dalam terjemah
bebasnya berarti “Dinas Bea Impor dan Bea Ekspor serta Cukai”. Tugasnya
adalah memungut invoer-rechten (bea impor/masuk), uitvoer-rechten (bea
ekspor/keluar),dan accijnzen (excise/ cukai). Tugas memungut bea (“bea”
berasal dari bahasa Sansekerta), baik impor maupun ekspor, serta cukai
(berasal dari bahasa India) inilah yang kemudian memunculkan istilah Bea dan
Cukai di Indonesia.
B. Konsep Kepabeanan
1. Daerah Pabean
Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah
darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-
Undang Kepabaeanan. Kegiatan tertentu yang dapat dilakukan dalam daerah
pabean antara lain seperti adanya eksplorasi pertambangan dimana diperlukan
barang-barang untuk kegiatan pengeboran yang sebagian atau seluruhnya
berasal dari luar daerah pabean.
2. Kawasan Pabean
Kawasan pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di
pelabuhan laut, bandar udata atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas
barang yang sepenuhnya berada dibawah pengawasan Direktorat Jendral Bea
dan Cukai. Kawasan pabean merupakan kawasan khusus (restricted area)
dimana hanya instansi terkait yang boleh berada dalam kawasan ini yaitu Bea
dan Cukai, Imigrasi dan Karantina atau dikenal dalam dunia internasional dengan
sebutan Customs, Immigration, dan Quarantine (CIQ). Bea dan Cukai
berhubungan dengan pengawasan lalu lintas barang yang dibongkar dan dimuat,
Imigrasi berkaitan dengan pengawasan orang (manusianya), sedangkan
Karantina berhubungan dengan pengawasan kesehatan dan keamanan barang-
barang tertentu.
3. Kewajiban Pabean
Kewajiban Pabean adalah semua kegiatan di bidang Kepabeanan yang
wajib dilakukan untuk memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan atas barang
impor atau ekspor. Terdapat dua kegiatan dalam pemenuhan kewajiban pabean
ini, yaitu menyerahkan pemberitahuan pabean dan melunasi pungutan impor
atau ekspor. Kewajiban pabean sesuai subjeknya dapat dikelompokkan ke
dalam beberapa kategori, yaitu:
D. Impor Sementara
I. Bea Masuk
Bea masuk adalah pungutan negara yang dikenakan atas barang yang
diimpor untuk dipakai. Secara umum setiap barang yang dimasukkan ke dalam
daerah pabean terutang bea masuk. Namun demikian kewajiban pelunasan
pembayaran bea masuk dilakukan paling lambat pada saat importir mengajukan
pemberitahuan pabean impor. Menteri Keuangan berwenang untuk
membebaskan bea masuk atas barang yang diimpor dengan alasan-alasan
tertentu yang diatur dalam Undang-undang.
J. Tarif
Besarnya tarif bea masuk dan bea keluar ditetapkan oleh Keputusan
Menteri Keuangan. Harus diperhatikan bahwa besarnya persentase bea masuk
yang muncul pada BTKI tidak mengikat karena dapat berubah seiring waktu,
yang mengikat adalah besarnya tarif yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri
Keuangan.
Bea masuk dikenakan atas barang impor dapat terdiri dari beberapa jenis.
Selain bea masuk yang berlaku umum, barang impor dapat dikenakan bea
masuk tambahan dalam hal terdapat kondisi khusus.
Bea masuk adalah pungutan negara yang dikenakan atas barang yang
diimpor untuk dipakai. Pada bab 1 telah disampaikan bahwa barang yang
dimasukkan ke daerah pabean terutang bea masuk. Pada bab ini akan dibahas
saat terutang, para pihak yang bertanggung jawab atas bea masuk, pelunasan
bea masuk dan ketentuan tentang jaminan yang wajib diserahkan atas barang
yang masih terutang bea masuk. Dengan demikian para pihak yang terkait
1. Pemberitahuan RKSP
Pengangkut yang sarana pengangkutnya akan datang dari luar daerah
pabean atau dari dalam daerah pabean yang mengangkut barang impor, barang
ekspor, dan/atau barang asal daerah pabean yang diangkut ke tempat lain dalam
daerah pabean melalui luar daerah pabean wajib memberitahukan rencana
kedatangan sarana pengangkut (RKSP) ke kantor pabean tujuan sebelum
kedatangan sarana pengangkut. Dikecualikan dari kewajiban menyerahkan
RKSP ini jika alat angkut yang digunakan adalah angkutan darat.
2. Pemberitahuan Manifes
Pengangkut yang sarana pengangkutnya datang dari luar daerah pabean
atau datang dari dalam daerah pabean dengan mengangkut barang impor,
barang ekspor, dan/atau barang asal daerah pabean yang diangkut ke tempat
lain dalam daerah pabean melalui luar daerah pabean wajib menyerahkan
pemberitahuan pabean mengenai barang yang diangkutnya (manifes) sebelum
melakukan pembongkaran.
R. Nilai Pabean
Nilai pabean adalah nilai yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung
bea masuk. Nilai pabean digunakan untuk
menghitung bea masuk bilamana tarif yang
digunakan menggunakan tarif advalorum
(persentase). Kalangan awam sering
menentukan nilai pabean sama dengan harga
barang. Tentu tidak sesederhana itu. Dalam ilmu
kepabeanan untuk menentukan berapa nilai pabean atas suatu barang harus
digunakan metode tertentu yang telah ditetapkan pemerintah mengacu pada
kesepakatan internasional.
Bea keluar adalah pungutan negara yang dikenakan atas barang yang
akan diekspor. Secara umum barang yang diekspor tidak dikenakan bea keluar,
tetapi atas barang-barang tertentu saja dikenakan bea keluar. Saat ini barang
yang dikenakan bea keluar adalah Crude Palm Oil (CPO), Biji Coklat, dan
Konsentrat Mineral, Kayu Olahan dan Kulit (hewan).
T. Fasilitas Pembebasan
1. kelebihan pembayaran bea masuk karena kesalahan tata usaha, seperti salah
ketik atau penjumlahan.
Dari 7 jenis TPB diatas, yang paling dominan adalah Kawasan Berikat
dimana barang impor diberikan penangguhan bea masuk untuk diproses lebih
lanjut yang hasilnya terutama untuk diekspor. Pemberian fasilitas penangguhan
dapat menjadi stimulus industri agar mampu mengembangkan usahanya lebih
baik. Dengan adanya penangguhan pembayaran, cash flow perusahaan dapat
digunakan lebih optimal untuk memajukan industri nasional. Bilamana banyak
perusahaan yang membuka industri baru dengan memanfaatkakn stimulus
berupa fasilitas penangguhan maka tentu lapangan kerja semakin banyak dan
perekonomian nasional akan lebih meningkat.
U. Pembayaran
V. Jaminan
4. Jaminan lainnya
yaitu bentuk jaminan selain ketiga bentuk jaminan diatas. Jaminan ini dapat
berbentuk jaminan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia
Eximbank), jaminan dari Perusahaan Penjaminan, jaminan perusahaan
(corporate guarantee), dan jaminan tertulis.
Suatu barang dibatasi impornya atau ekspornya jika barang tersebut sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku memang dibatasi untuk diimpor
atau diekspor. Contoh barang yang dilarang diimpor adalah pakaian bekas.
Pembatasan tersebut dapat dilakukan dengan melalaui proses perizinan atau
pembatasan jumlah yang diimpor atau diekspor.Barang yang dilarang atau
dibatasi untuk diimpor atau diekspor yang tidak diberitahukan atau diberitahukan
secara tidak benar dinyatakan sebagai barang dikuasai Negara
3) Keberatan
LATIHAN 1
RANGKUMAN
3) Dalam hal tertentu bea masuk yang seharusnya dibayar dapat diberikan
perlakuan khusus yaitu diberikan fasilitas pembebasan, keringanan,
atau pengembalian bea masuk.
TES FORMATIF 1
Berilah tanda (X) pada hurf a, b , c atau d pada pernyataan yang benar !
6. Jika diketahui barang yang diimpor suatu negara terdapat subsidi atau
bantuan pemerintah di dalamnya, terhadap barang tersebut oleh Bea Cukai
akan dikenakan bea masuk tambahan berupa …
a. Bea Masuk Pembalasan
b. Bea Masuk Safe guard
c. Bea Masuk Imbalan
d. Bea Masuk Antidumping
7. Dirjen bea cukai dapat menetapkan kembali tarif dan nilai pabean dalam
jangka waktu …
a. 2 tahun sejak kedatangan barang impor
b. 2 tahun setelah barang impor dikeluarkan dari TPS
c. 2 tahun sejak ditetapkan oleh pejabat bea cukai
d. 2 tahun sejak tanggal pemberitahuan
9. Barang yang dilarang atau dibatasi untuk diimpor atau diekspor yang tidak
diberitahukan atau diberitahukan secara tidak benar dinyatakan sebagai ...
a. Barang dinyatakan tidak dikuasai
b. Barang yang dikuasai negara
c. Barang milik Negara
d. Barang dalam pengawasan negara
UMPAN BALIK
Dalam hal telah diisi benar dan lengkap, pemberitahuan manifes akan
diberikan nomor dan menjadi sah secara hukum sebagai pemberitahuan pabean.
Nomor dan tanggal manifes selanjutnya akan menjadi salah satu elemen data
yang akan diberitahukan importir dalam Pemberitahuan Impor Barang (PIB).
B. Pembongkaran
C. Penimbunan
Dalam hal penimbunan telah dilakukan, paling lama 12 jam TPS wajib
melaporkan barang yang ditimbunnya bagi yang menggunakan aplikasi,
sedangkan yang belum menggunakan aplikasi diberikan waktu paling lama 24
jam.
LATIHAN 2
RANGKUMAN
4) Dalam hal terdapat perubahan data B/L atau AWB maka manifes juga
harus dilakukan perubahan. Perubahan diperlukan agar elemen data
pada B/L atau AWB yang telah berubah tersebut sama dengan elelmen
data pada manifes pada saat pembertahuan impor barang dilakukan
importir.
TES FORMATIF 2
Berilah tanda (X) pada hurf a, b , c atau d pada pernyataan yang benar !
1. Dalam hal terdapat 10 jenis barang pada manifes maka pencantuman uraian
pada manifes …
a. harus diberitahukan seluruhnya.
b. cukup diberitahukan 5 jenis barang dengan nilai terbesar.
c. cukup diberitahukan 4 jenis barang dengan nilai terbesar.
d. cukup diberitahukan 3 jenis barang dengan nilai terbesar.
4. Daftar kemasan atau peti kemas atau jumlah barang curah yang telah
dibongkar oleh pengangkut wajib disampaikan kepada pejabat di Kantor
Pabean paling lama…
a. segera setelah selesai pembongkaran barang impor.
b. 12 jam setelah selesai pembongkaran barang Impor.
c. 24 jam setelah selesai pembongkaran barang impor.
d. 12 jam setelah selesai penimbunan barang impor.
5. Dalam hal waktu tempuh kapal laut selama 40 jam, berikut pernyataan
berkaitan dengan kewajiban RKSP yang benar …
a. Wajib diserahkan paling lama sebelum kedatangan
b. Wajib diserahkan paling lama sebelum pembongkaran
c. Wajib diserahkan paling lama 12 jam sebelum kedatangan
d. Wajib diserahkan paling lama 24 jam sebelum kedatangan
UMPAN BALIK
3
IMPOR DIPAKAI (Menggunakan PIB)
Dua dokumen terakhir (CN dan CD) dikenal dengan impor menggunakan
sistem official assessment dimana importir cukup memberitahukan jumlah dan
jenis barang yang diimpor sedangkan yang menentukan nilai pabean, klasifikasi
(tarif) beserta perhitungan pungutan impornya dilakukan oleh pejabat bea dan
cukai.
Assist adalah nilai dari barang dan jasa yang dipasok secara langsung
atau tidak langsung oleh pembeli dengan cuma-cuma atau dengan harga yang
diturunkan, untuk kepentingan produksi dan penjualan untuk ekspor barang
impor.
Royalti dan lisensi adalah pembayaran yang berkaitan antara lain dengan
paten, merek dagang dan hak cipta.
Proceeds adalah nilai dari bagian pendapatan yang diperoleh pembeli atas
penjualan kembali, pemanfaatan atau pemakaian barang impor yang kemudian
diserahkan secara langsung atau tidak langsung kepada penjual.
Dalam hal terminologi belum CIF misalnya FOB (free on board) maka
harus ditambah dengan biaya freight (ongkos angkut) dan biaya asuransi. Freight
dapat diketahui dari Bill of Lading atau Airway Bill sedangkan biaya asuransi
dapat dilihat di polis asuransinya.
Apabila biaya asuransi tidak tersedia pada polish asuransi, maka besaran
biaya asuransi ditentukan sebesar 0,5% dari CFR, sedangkan jika asuransi
ditutup (dibayar) di Indonesia, maka besarnya biaya asuransi adalah 0 (nol).
1. berasal dari Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang nilai pabeannya telah
ditetapkan berdasarkan nilai transaksi oleh Kantor Pelayanan Bea dan Cukai;
a) Importir mempunyai bidang usaha yg jelas,
b) Data memuat dgn jelas uraian, spesifikasi, dan satuan brg,
c) Bukan dari importir yg NPnya akan ditetapkan.
2. tanggal Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB)-nya sama atau dalam waktu
tiga puluh hari sebelum atau sesudah tanggal B/L atau AWB barang impor
yang sedang ditetapkan nilai pabeannya;
4. apabila terdapat lebih dari satu nilai transaksi barang identik, maka untuk
menetapkan nilai pabean digunakan nilai transaksi barang identik yang paling
rendah.
Tabel 3.1 : Contoh Penetapan Nilai Pabean Metode II
CONTOH PENETAPAN NILAI PABEAN DENGAN METODE II
Data PIB
Snowman
500 whole
10/03/2016 A B boardmarker, 103
unit saler
made in China
Keputusan Pejabat :
Menentukan nilai pabean sebesar 103 untuk barang Y yang diimpor oleh I.
Data PIB
Snowman
07/03/ whole
E I boardmarker, $5 500 case
2016 saler
made in China
Snowman
10/01/ whole
A B boardmarker, $7 500 case
2016 saler
made in Japan
Keputusan Pejabat :
Menentukan nilai pabean menggunakan metode VI sesuai prinsip metode II
(VI-2) sebesar $ 7 per case.
1) Kurs.
Untuk menghitung nilai pabean tentu diperlukan kurs (nilai tukar) dari mata
uang tertentu dengan rupiah. Pada PIB nilai tukar disebut dengan NDPBM (Nilai
dasar perhitungan bea masuk). Nilai tukar ditetapkan oleh Menteri Keuangan
setiap pekan sekali pada hari selasa dimana nilai tukar ini berlaku mulai hari rabu
hingga hari selasa pekan berikutnya.
b) Dalam hal pengeluaran barang impor dari Kawasan Pabean atau tempat lain
dilakukan dengan penyerahan dokumen pelengkap pabean maka nilai tukar
yang berlaku adalah saat diserahkan dokumen pelengkap pabean.
Nilai tukar yang berlaku untuk Kantor Pabean yang belum menerapkan
sistem penerimaan negara secara elektronik diatur :
a) nilai tukar yang berlaku pada saat pembayaran, jika terdapat pembayaran
bea masuk, cukai, dan/atau pajak dalam rangka impor, dan tidak terdapat
penyerahan jaminan; terdapat pembayaran bea masuk, cukai, dan/atau pajak
dalam rangka impor; dan terdapat penyerahan jaminan yang berlaku terus-
menerus
Terdapat 2 (dua) cara pengenaan tarif bea masuk yaitu menggunakan tarif
spesifik dan tarif advalorum. Tarif spesifik dikenakan berupa besaran rupiah
tertentu untuk tiap satuan barang, sedangkan tarif advalorum dikenakan
3) Tarif Cukai
Selain dikenakan bea masuk, barang impor berupa barang kena cukai juga
dikenakan cukai. Berikut ini gambar untuk barang dikenakan cukai berupa hasil
tembakau impor.
Gambar 3.9 : Tarif Cukai Atas BKC
Pungutan impor dari jenis pajak dapat berupa pajak pertambahan nilai
(PPN) dimana pengenaannya dalam satu tarif yaitu sebesar 10%. PPN tidak
dikenakan jika barang yang diimpor merupakan hasil alam yang belum ada nilai
tambahnya.
C. Pembayaran
Ketentuan tentang teknis pembayaran bea masuk yang diatur dalam PER-
16/BC/2016 tentang Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai telah mengadopsi
cara pembayaran bea masuk menggunakan sistem billing, dimana bukti
pembayaran bea masuk dan PDRI tidak lagi dalam bentuk SSPCP namun
berupa Bukti Penerimaan Negara yang diberikan oleh Bank Devisa Persepsi.
Bukti Penerimaan Negara ini menggantikan fungsi SSPCP sebelumnya.
D. Penyampaian PIB
E. Penjaluran
Data PIB dapat disimpan dalam media elektronik atau pada formulir. Data
PIB dapat dikirimkan melalui media elektronik atau non elektronik (manual).
Penyerahan Hardcopy PIB dan dokumen pelengkap pabean dapat dibedakan
untuk importir kategori Mitra Utama (MITA) dan non MITA. Penyerahan Hardcopy
PIB dan dokumen pelengkap pabean untuk non MITA adalah sebagai berikut:
Dalam hal permohonan diterima, Kepala Kantor Pabean atau Pejabat yang
ditunjuk:
a. melakukan perubahan data PIB dalam SKP, untuk PIB yang diajukan melalui
PDE atau media penyimpan data;
b. melakukan penandasahan formulir PIB perubahan dan menyatukannya
bersama surat persetujuan perubahan data pada berkas PIB yang ada di
Kantor Pabean, untuk PIB yang diajukan melalui tulisan di atas formulir; atau
c. melanjutkan proses pelayanan kepabeanan.
4) PIB Eksep
Dalam hal tertentu terdapat kondisi sebagian barang impor tidak dapat
dikapalkan atau dikirim dari luar negeri ke pelabuhan bongkar di Indonesia.
5) Penerbitan SPPB
6) Pengeluaran Sebagian
I. KEMUDAHAN IMPOR
1. RUSH HANDLING
Pelayanan segera diberikan untuk barang yang memiliki karakteristik,
antara lain: terikat waktu (peka waktu), memerlukan penanganan khusus atau
barang-barang lain yang sangat diperlukan berdasarkan pertimbangan tertentu
dari Kepala Kantor. Yang termasuk kategori barang yang diberikan fasilitas
pelayanan segera:
1) Organ tubuh manusia, antara lain: ginjal, kornea mata, atau darah;
2) Jenazah dan abu jenazah;
3) Barang yang merusak lingkungan, antara lain barang yang mengandung
radiasi;
4) Binatang hidup;
5) Tumbuhan hidup;
6) Surat kabar dan majalah yang peka waktu;
7) Dokumen (surat);
8) Barang lain yang karena karakteristiknya memerlukan pelayanan segera,
apabila mendapat ijin dari Kepala Kantor.
2. VOORUISTLAG
Vooruitslag adalah suatu bentuk perlakuan khusus berupa pemberian izin
untuk mengeluarkan terlebih dahulu barang impor yang masih terutang bea
masuk dan PDRI dari Kawasan Pabean, TPS, atau tempat lain yang
diperlakukan sama dengan TPS, dengan mempertaruhkan jaminan. Status
pengeluaran tersebut dilakukan dengan tujuan impor untuk dipakai
(menggunakan PIB), dengan diberikan penundaan pembayaran bea masuk dan
PDRI.
Dalam hal permohonan pembebasan bea masuk, cukai, dan/atau PDRI atau
keringanan bea masuk dari instansi terkait ditolak dan penolakannya masih
dalam jangka waktu Keputusan pemberian Penundaan, Kepala Kantor Pabean
mencairkan jaminan untuk penyelesaian atas bea masuk, bea masuk dan PDRI,
dan membuat penetapan atas pengenaan bunga sebesar 2% (dua persen) per
bulan dari bea masuk atau cukai yang wajib dibayar.
Dalam hal permohonan pembebasan bea masuk, cukai, dan/ atau PDRI atau
keringanan bea masuk dari instansi terkait ditolak dan penolakannya telah
melebihi jangka waktu Keputusan pemberian Penundaan, Kepala Kantor Pabean
mencairkan jaminan untuk penyelesaian atas bea masuk dan PDRI, dan
membuat penetapan atas pengenaan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan
dari bea masuk atau bea masuk dan cukai yang wajib dibayar.
RANGKUMAN
TES FORMATIF 3
Berilah tanda (X) pada hurf a, b , c atau d pada pernyataan yang benar !
3. SPBL diterbitkan …
a. oleh Pejabat peneliti dokumen atas PIB yang telah mendapat nomor
pendaftaran jika kedapatan izin larangan atau pembatasan belum
terpenuhi.
b. oleh Pejabat peneliti dokumen atas PIB yang belum mendapat nomor
pendaftaran jika kedapatan izin larangan atau pembatasan belum
terpenuhi.
c. oleh sistem INSW atas PIB yang telah mendapat nomor pendaftaran
jika kedapatan izin larangan atau pembatasan belum terpenuhi.
d. oleh sistem INSW atas PIB yang belum mendapat nomor pendaftaran
jika kedapatan izin larangan atau pembatasan belum terpenuhi.
4. Pemeriksaan jabatan dilakukan oleh pejabat Bea dan Cukai dalam hal …
a. importir tidak menyiapkan barangnya untuk diperiksa melebihi waktu
yang telah ditentukan.
b. barang impor mendapatkan NHI (Nota Hasil Intelijen) dari unit
pengawasan.
c. barang diimpor merupakan barang larangan atau pembatasan dan
berisiko sangat tinggi.
d. importir atau kuasanya belum melunasi pungutan yang terutang.
UMPAN BALIK
Penyelenggara Pos terdiri dari Penyelenggara Pos yang Ditunjuk (PT Pos)
dan Pengusaha Jasa Titipan. Barang impor yang diimpor melalui Penyelenggara
Pos dikenal dengan barang kiriman. Barang impor yang merupakan barang
kiriman diberikan fasilitas pembebasan bea masuk dengan ketentuan sebagai
berikut:
PIBK (BC 2.1) dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dilampiri dengan dokumen
pelengkap pabean. Pejabat Bea dan Cukai kemudian melakukan pemeriksaan
fisik, menetapkan tarif, nilai pabean dan menghitung bea masuk, cukai dan pajak
dalam rangka impor. Barang impor dapat dikeluarkan dari TPS untuk dipakai jika
bea masuk, cukai dan pajak dalam rangka impor telah dibayar.
Barang pindahan adalah salah satu jenis barang impor yang menggunakan
sistem official assessment, sehingga nilai pabean dan tarif yang digunakan untuk
menghitung bea masuk adalah yang ditetapkan oleh pejabat bea dan cukai.
PPN dikenakan seperti cara pemungutan lainnya yaitu 10% dan PPh Pasal
22 dikenakan sebesar 7,5% dalam hal penumpang atau awak sarana
pengangkut memiliki NPWP. Dalam hal tidak memiliki NPWP tarif PPh dikenakan
2 (dua) kali lipat menjadi 15%.
1) Indonesia dengan Papua New Guinea, maksimal FOB USD 300 per orang
untuk 1 bulan;
2) Indonesia dengan Malaysia, maksimal FOB MYR 600 per orang untuk 1
bulan, apabila lewat batas daratan, atau FOB MYR 600 per trip apabila
melalui jalur laut;
Apabila dalam pemeriksaan bea dan cukai ternyata nilai barang lebih dari
pembebasan diatas, atas kelebihannya dipungut bea masuk. Untuk pengawasan
pemasukan barang pelintas batas digunakan Buku Pas Barang Lintas Batas
(BPBLB).
RANGKUMAN
Berilah tanda (X) pada hurf a, b , c atau d pada pernyataan yang benar !
1. Atas barang kiriman yang nilainya melebihi USD 1.500,- dan penerima
adalah badan hukum maka penyelesaian barang impor dapat
menggunakan …
a. Consignment Note
b. Consignment Note atau PIBK
c. PIB
d. PIB atau PIBK
7. Tarif bea masuk atas barang impor yang dibawa penumpang untuk
keperluan pribadi adalah …
a. sebesar 10%.
b. sebesar 7,5%.
c. sebesar tarif yang berlaku umum (MFN).
d. tarif yang paling tinggi atas seluruh barang yang dibawa
8. Berikut ini pernyataan yang benar berkaitan dengan barang pindahan ...
a. diberitahukan dengan PIB
b. dapat berupa kendaraan bermotor
c. sekurang-kurangnya telah tinggal di luar negeri selama 2 tahun
d. datang bersama-sama dengan pemiliknya
UMPAN BALIK
FASILITAS KEPABEANAN
A. IMPOR SEMENTARA
1. barang impor tersebut tidak akan habis dipakai baik secara fungsi maupun
bentuk;
2. barang impor tersebut tidak mengalami perubahan bentuk secara hakiki
3. saat diekspor kembali dapat diidentifikasi sebagai barang yang sama saat
diimpor;
4. tujuan penggunaan barang impor jelas;
5. pada saat impor terdapat bukti pendukung bahwa barang impor akan
diekspor kembali;.
Kemudahan impor sementara dapat diberikan dalam dua skema yaitu impor
sementara dengan pembebasan atau keringanan.
6. Pindah Lokasi
Barang impor sementara dapat dipindahlokasikan karena alasan tertentu
misalnya adanya perubahan tempat penggunaan barang sesuai dengan kontrak
kerja yang dilakukan importir. Agar dapat diberikan izin pindah lokasi, importir
wajib mengajukan permohonan kepada kantor yang menerbitkan Surat
Keputusan izin impor sementara dengan melampirkan hal-hal berikut, yaitu:
8. Re-ekspor
Setelah barang impor sementara dimasukkan ke daerah pabean sesuai
dengan jangka waktu yang telah ditentukan maka barang tersebut harus
diekspor kembali. Bagaimana prosedur di kantor pabean untuk ekspor kembali
barang impor sementara? Importir harus mengajukan permohonan kepada
Kepala Kantor Pabean atau Pejabat yang menerbitkan izin impor sementara
dilampiri dengan :
1. berkas dokumen impor (fotokopi izin Impor Sementara, fotokopi PIB dan
fotokopi dokap pabean)
2. berkas dokumen ekspor (fotokopi dokap pabean)
3. PEB
4. fotokopi dokumen data perusahaan (NIK, API, SIUP, NPWP).
Carnet atau yang lebih familiar disebut sebagai ATA Carnet adalah sebuah
dokumen kepabeanan yang berlaku secara internasional untuk kepentingan
pemasukan dan pengeluaran barang dari dan ke suatu negara yang telah
mengadopsi ketentuan temporary admission. Layaknya sebuah “paspor barang”
maka carnet berfungsi sebagai penjamin atas pemasukan barang ke suatu
negara, sehingga ketentuan pajak lalu lintas barang ke negara tersebut tidak
perlu dikenakan. Ketentuan standar internaional membatasi berlakunya carnet
sampai dengan 1 (satu) tahun sejak pemasukannya.
Secara umum, ATA carnet berlaku untuk tiga kategori barang komersial,
yaitu: sampel komersial, peralatan profesional dan barang untuk penggunaan di
pameran. Namun Carnet juga digunakan digunakan untuk memfasilitasi
pergerakan alat transportasi, semacam: yacht, kendaraan bermotor pribadi untuk
touring, kendaraan untuk event balapan. Untuk kategori kendaraan maka
dokumen carnet yang diigunakan adalah CPD carnet.
Fasilitas KITE adalah istilah yang terlanjur populer dan telah melekat cukup
lama sebagai bentuk alternatif fasilitas bagi industri yang berorientasi ekspor.
Terdapat dua model fasilitas KITE, yang pertama adalah fasilitas KITE
pembebasan sesuai pasal 26 ayat 1 huruf (k) Undang-undang Kepabeanan,
yang selanjutnya disebut sebagai fasilitas pembebasan. Fasilitas Pembebasan
adalah pembebasan Bea Masuk dan/atau PDRI tidak dipungut atas impor
bahan baku untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan tujuan
untuk diekspor.
Kepala Kantor Wilayah atau KPU dapat meminta hard copy dokumen
pembuktian kriteria dan persyaratan dokumen, dalam hal terdapat dokumen
dalam bentuk soft copy yang kurang jelas dan/atau memerlukan penjelasan lebih
lanjut. Berdasarkan PMK No.29/PMK.04/2018 Tentang Percepatan Perizinan
Kepabeanan dan Cukai dalam rangka Kemudahan Berusaha, atas permohonan
NIPER maka Pemeriksaan dokumen, pemeriksaan lokasi, dan penerbitan berita
acara pemeriksaan lokasi dilakukan paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah
pernyataan kesiapan pemeriksaan lokasi dalam permohonan. Selanjutnya
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atau Kepala Kantor
Pelayanan Utama Bea dan Cukai atas nama Menteri memberikan keputusan
setelah pemaparan mengenai proses bisnis dan pemenuhan kriteria oleh
perusahaan selesai, paling lama 1 (satu) jam.
3. Mekanisme Fasilitas
paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pendaftaran dokumen PIB,
dengan memperhatikan masa produksi Perusahaan; atau
dapat melebihi jangka waktu 12 bulan, dalam hal Perusahaan memiliki masa
produksi lebih dari 12 (dua belas) bulan. Untuk jangka waktu ekspor inin
1. dokumen Impor yang telah mendapat persetujuan keluar oleh Pejabat Bea
dan Cukai dan bukti pembayaran bea masuk yang menggunakan Akun
Pendapatan Bea Masuk dalam rangka Fasilitas Pengembalian;
2. dokumen Ekspor berupa dokumen pemberitahuan pabean ekspor dan
persetujuan Ekspor
3. dokumen yang membuktikan adanya transaksi Ekspor
4. Laporan Pemeriksaan Ekspor
Pembuktian Ekspor
Ekspor hasil produksi dari perusahaan yang mendapat fasilitas KITE
pembebasan atau pengembalian berlaku ketentuan perundang-undangan yang
mengatur mengenai tatalaksana kepabeanan di bidang ekspor. Atas ekspor
tersebut dilakukan pemeriksaan pabean berdasarkan manajemen risiko.
6. KITE IKM
Sesuai dengan Paket Kebijakan Ekonomi Tahun 2015, Pemerintah melalui
Kementerian Keuangan c.q Direktorat jenderal Bea dan Cukai mengeluarkan
Kebijakan yaitu Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) untuk Industri
Kecil dan Menengah (IKM). KITE IKM adalah fasilitas pembebasan bea masuk
dan pajak atas barang atas bahan baku impor oleh IKM untuk diolah, dirakit,
diapasang pada barang lainnya dan hasil produksinya nantinya akan diekspor.
b. Mesin Produksi
c. Barang Contoh
IKM dapat memanfaatkan fasilitas KITE IKM melalui konsorsium KITE, berupa :
a. Badan usaha yang dibentuk oleh gabungan IKM
b. IKM yang ditunjuk oleh beberapa IKM dalam satu sentra
c. Koperasi dengan syarat 75 % hasil produksinya harus diekspor.
Beberapa kemudahan yang diberikan kepada KITE IKM yang berbeda dengan
fasilitas KITE industri besar antara lain :
1. GUDANG BERIKAT
Gudang Berikat (GB) adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun
barang impor, dapat disertai 1 (satu) atau lebih kegiatan berupa pengemasan/
pengemasan kembali, penyortiran, penggabungan (kitting), pengepakan,
penyetelan, pemotongan, atas barang-barang tertentu dalam jangka waktu
tertentu untuk dikeluarkan kembali. Filosofi dasar kegiatan yang dilakukan di GB
mencakup hal-hal sebagai berikut:
Perlakuan Fasilitas
1. Barang yang dimasukkan dari luar daerah pabean ke Gudang Berikat:
diberikan penangguhan Bea Masuk;
diberikan pembebasan Cukai; dan/atau
tidak dipungut PDRI.
2. Barang modal yang digunakan untuk penyelenggaraan dan/atau
pengusahaan Gudang Berikat, barang modal dan/atau peralatan untuk
pembangunan dan perluasan gudang, peralatan kantor, dan barang untuk
PDRI, berdasarkan :
Nilai impor yang berlaku pada saat barang impor dimasukan ke GB (nilai
impor = nilai pabean saat pemasukan ke GB + BM)
2. KAWASAN BERIKAT
Definisi Kawasan Berikat
Persyaratan Lokasi
Kawasan Berikat harus berlokasi di
1. Bahan Baku dan Bahan Penolong asal luar daerah pabean untuk diolah
lebih lanjut;
2. Barang Modal asal luar daerah pabean dan Barang Modal dari Kawasan
Berikat lain yang dipergunakan di Kawasan Berikat;
3. Peralatan asal luar daerah pabean yang dipergunakan oleh Pengusaha
Kawasan Berikat dan/atau PDKB;
4. Barang Hasil Produksi Kawasan Berikat lain untuk diolah lebih lanjut atau
dijadikan Barang Modal untuk proses produksi;
5. Barang Hasil Produksi Kawasan Berikat yang dimasukkan kembali dari luar
daerah pabean ke Kawasan Berikat;
6. Barang Hasil Produksi Kawasan Berikat yang dimasukkan kembali dari
Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat (TPPB) ke Kawasan Berikat;
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) tidak dipungut atas :
Dokumen Uraian
Perizinan
2) memiliki Surat Izin Tempat Usaha, Dokumen Lingkungan Hidup, dan izin
lainnya yang diperlukan dari instansi teknis terkait; dan
Konsep Toko Bebas Bea (TBB) adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk
menimbun barang asal impor dan/atau barang asal Daerah Pabean untuk dijual
kepada orang tertentu. Tujuan utama penyelenggaraan Toko bebas bea ini
adalah untuk menyediakan barang-barang konsumsi kepada penumpang yang
akan bepergian ke luar negeri, turis-turis asing dan tamu-tamu negara pemegang
paspor diplomatik dan pemegang yellow card.
orang yang bepergian ke luar negeri atau datang dari luar negeri; atau
penumpang yang sedang transit di Kawasan Pabean dengan tujuan ke luar
negeri.
Atas pembelian barang di Toko Bebas Bea tersebut dilakukan dengan
menunjukkan paspor dan tanda bukti penumpang (boarding pass).
Orang tertentu yang berhak membeli barang di Toko Bebas Bea yang
berlokasi di bandar udara internasional dan pelabuhan kedatangan adalah orang
yang baru tiba dari Luar Negeri dengan fasilitas pembebasan bea masuk dan
cukai serta tidak dipungut PDRI sesuai ketentuan Barang Penumpang.
Orang tertentu yang berhak membeli barang di Toko Bebas Bea yang
berlokasi di dalam kota dengan mendapatkan pembebasan bea masuk dan
cukai serta tidak dipungut PDRI adalah:
Untuk setiap pembelian barang di TBB oleh subjek anggota korps diplomatik
dan pejabat/tenaga ahli badan internasional harus memiliki kartu kendali. Kartu
Kendali ini diterbitkan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas permohonan
yang bersangkutan.
Dalam hal barang yang dibeli di Toko Bebas Bea oleh pejabat/tenaga ahli
yang bekerja pada badan internasional, merupakan barang kena cukai, maka
batasan pembelian BKC diberikan berdasarkan rekomendasi oleh instansi teknis
terkait dalam jumlah paling banyak:
10 (sepuluh) liter minuman mengandung etil alkohol per orang dewasa per
bulan; dan/atau
300 (tiga ratus) batang sigaret atau 100 (seratus) batang cerutu atau 500
(lima ratus) gram tembakau iris/hasil tembakau lainnya per orang dewasa
per bulan atau dalam hal lebih dari satu jenis hasil tembakau, setara dengan
perbandingan jumlah per jenis hasil tembakau tersebut, dengan
mendapatkan pembebasan cukai
Dalam hal pembelian barang oleh turis asing yang akan ke luar Daerah
Pabean, maka penyerahan barang yang dibeli harus dilakukan di Toko Bebas
Bea yang berlokasi di:
2. Persyaratan :
Perizinan KDUB
1. Untuk mendapatkan penetapan tempat sebagai KDUB dan izin penyelenggara
sebagai KDUB dilaksanakan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
2. Persyaratan :
Mendapat Rekomendasi dari Menteri Lingkungan hidup
Berlokasi di kawasan industri yang ditunjuk khusus untuk daur ulang
Pusat Logistik Berikat (PLB) mulai diaplikasikan pada tahun 2015 yang lalu
dengan adanya amandemen Peraturan Pemerintah tentang Penimbunan Berikat
berdasarkan PP No. 85 Tahun 2015. Kelembagaan PLB muncul sebagai bentuk
antisipasi dari perkembangan praktik-praktik perdagangan internasional.
Harapannya adalah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat distribusi
internasional yang mengedepankan biaya yang murah serta efisiensi yang tinggi.
PLB adalah tempat penimbunan berikat untuk menimbun barang asal luar
daerah pabean dan/atau barang yang berasal dari tempat lain dalm daerah
pabean, dapat disertai 1 (satu) atau lebih kegiatan sederhana dalam jangka
waktu tertentu untuk dikeluarkan kembali. Di dalam PLB dilakukan kegiatan
penimbunan dapat disertai dengan 1(satu) atau lebih kegiatan sederhana, yaitu:
Barang yang ditimbun di dalam PLB diberikan waktu paling lama 3 (tiga) tahun,
terhitung sejak tanggal pemasukan ke PLB. Khusus untuk keperluan
operasional minyak dan gas bumi, pertambangan, industri tertentu dan yang
mendapat izin Kepala Kantor Bea dan Cukai, jangka waktu tersebut dapat
diperpanjang.
Atas pengeluaran barang impor dari PLB dengan tujuan ke TLDDP untuk
dipakai, dikenakan bea masuk, cukai dan/atau PDRI. Ketentuan pemungutannya
sebagai berikut:
1. Bea masuk dihitung dengan tarif 5% dikalikan harga jual, apabila beban tarif
BM MFN nya 5% atau lebih. Apabila tarif BM atas waste/scrap tersebut
kurang dari 5% maka beban tarif yang dikenakan sesuai dengan tarif yang
berlaku
2. Untuk PDRI dihitung berdasarkan harga jual
Penelitian Dokumen
Tarif Preferensi
Berdasarkan kerjasama perdagangan, pemerintah dapat memberikan perlakuan
tarif preferensi atau tarif istimewa. Pengertian tarif preferensi disini adalah
perlakuan pembebanan tarif bea masuk yang besarnya berbeda (umumnya lebih
rendah atau dihapuskan) daripada tarif yang berlaku umum (MFN).
Untuk mendapatkan fasilitas tarif preferensi atas barang impor, maka suatu
produk impor wajib memenuhi persyaratan yang terkumpul dalam satu paket
ketentuan yang disebut rules of origin (Abdul Hadi, 2014). Rules of Origin
(RoO) adalah suatu ketentuan asal barang yang memberikan makna bahwa
barang yang diimpor benar-benar berasal dari suatu negara (nationality atas
barang).
Sumber: DJBC
KAWASAN BEBAS
Kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, yang selanjutnya
disebut Kawasan Bebas, adalah suatu kawasan yang berada dalam wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah dari Daerah Pabean
sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak
Penjualan atas Barang Mewah, dan cukai. (Undang-Undang 36/2000)
RANGKUMAN
Berilah tanda (X) pada hurf a, b , c atau d pada pernyataan yang benar !
5. Pembelian barang di toko bebas bea dalam kota, dilakukan sebagai berikut
...
a. Turis asing tetap membayar BM dan PDRI, nanti pada saat ke LN baru
dilakukan pengembalian
b. Turis asing membeli barang dengan pembebasan BM namun penyerahan
fisik barang dilakukan di TBB di terminal/pelabuhan keberangkatan
c. Turis asing langsung mendapatkan pembebasan dan barangnya dapat
langsung dibawa dari tempat pembelian TBB
d. Turis asing dapat membeli di TBB Dalam Kota namun tidak berhak untuk
mendapatkan pembebasan
7. Atas pemasukan BKP untuk diolah lebih lanjut dari TLDDP ke PDKB
diberikan fasilitas ...
a. penangguhan BM dan tidak dipungut PPN dan PPnBM.
b. pembebasan BM dan tidak dipungut PPN dan PPnBM.
c. tidak dipungut PPN dan PPnBM.
d. pembebasan PPN dan PPnBM
UMPAN BALIK
8. Penelitian PEB
Untuk lebih jelasnya tatacara penelitian PEB, berikut ini gambar penelitian PEB
menggunakan sistem PDE dimana izin lartas melalui INSW.
Pada prinsipnya barang ekspor tidak diperiksa fisik namun hanya diteliti
dokumennya. Barang ekspor akan diperiksa fisik dalam hal-hal tertentu saja
dengan mempertimbangkan tingkat risiko. Gambar berikut ini menjelaskan dalam
hal apa barang ekspor diperiksa fisik dan dimana lokasi pemeriksaan fisik.
PEB yang telah diproses harus direkonsiliasi oleh pejabat bea cukai untuk
memastikan bahwa barang benar-benar telah diangkut oleh sarana pengangkut
untuk diekspor keluar daerah pabean. Berikut ini gambar untuk pelaksanaan
rekonsiliasi dan elemen-elemen data yang direkonsiliasi.
PEB yang telah diberitahukan, dapat dibetulkan terkait jenis barang, jumlah
barang atau nomor petikemas, sepanjang barang belum dimasukkan ke kawasan
pabean. Pembetulan tiga hal tersebut masih dapat diizinkan meskipun barang
telah masuk kawasan pabean jika berkaitan dengan short shipment,
makanan/minuman untuk kebutuhan penumpang di pesawat, atau barang curah
dengan ketentuan sebagaimana gambar berikut ini.
Selain hal-hal diatas, berikut ini ketentuan pembetulan PEB yang dapat
diizinkan barang bukan makanan atau minuman yang diangkut pesawat,
pembetulan atas nilai FOB barang, atau pembetulan lainnya.
Tidak selalu kesalahan data PEB dapat dibetulkan. Dalam hal apa PEB
tidak dapat dibetulkan, berikut ini ketentuan tentang hal tersebut.
PEB yang telah diberitahukan, karena suatu hal dapat dibatalkan oleh
eksportirnya.Namun tidak selalu permohonan pembatalan PEB dapat dikabulkan.
Dalam hal tertentu sebagian atau seluruh barang yang akan diekspor harus
dikeluarkan dari kawasan pabean. Bagaimana ketentuan tentang hal ini, berikut
gambar yang menjelaskan hal tersebut.
Secara umum atas barang ekspor tidak dikenakan bea keluar. Barang
ekspor dikenakan bea keluar bilamana suatu barang dibatasi ekspornya untuk
menjamin terpenuhinya pasokan di dalam negeri atau untuk mencegah
terkurasnya sumber daya alam yang berdampak negatif pada sisi ekonomi
maupun lingkungan.
1. Barang dikenakan BK
Pada prinsipnya sesuai prinsip kepabeanan atas barang yang akan
diekspor tidak dikenakan bea keluar. Bea keluar hanya dikenakan atas beberapa
barang tertentu atas rekomendasi dari kementerian terkait. Bea keluar dikenakan
terhadap barang ekspor dengan tujuan untuk:
1. menjamin terpenuhinya kebutuhan dalam negeri,
2. melindungi kelestarian sumber daya alam,
3. mengantisipasi kenaikan harga yang cukup drastis dari komoditi
4. ekspor tertentu di pasaran internasional, atau menjaga stabilitas harga
komoditi tertentu di dalam negeri.
Saat ini hanya terdapat 5 kelompok barang ekspor yang dikenakan bea
keluar. Untuk lebih jelasnya berikut ini rincian barang yang dikenakan bea keluar.
1) Pembetulan PEB
Terhadap PEB yang dikenakan bea keluar, data dapat dibetulkan dengan
syarat-syarat tertentu. Gambar berikut ini menjelaskan tentang pembetulan PEB
yang dikenakan bea keluar.
2) Pembatalan PEB
Terhadap PEB yang dikenakan bea keluar, PEB harus dibatalkan dalam
hal terdapat kondisi-kondisi dibawah ini. Terhadap PEB yang dibatalkan,
penyelesaian barang yang telah berada di kawasan pabean dapat ditentunkan
dalam dua alternatif, yaitu tetap diekspor atau tidak jadi diekspor. Selengkapnya
ketentuan tersebut adalah sebagaimana gambar berikut.
Penetapan perhitungan bea keluar paling lama 30 hari sejak tanggal PEB
dan dituangkan dalam surat penetapan perhitungan bea keluar (SPPBK). Nilai
tukar mata uang yang digunakan adalah nilai tukar yang berlaku pada saat
pemberitahuan pabean ekspor mendapat tanggal pengajuan dari kantor pabean
berdasarkan mekanisme billing. Jika dari hasil penetapan pejabat ternyata
terdapat kekurangan pembayaran, maka eksportir wajib melunasi kekurangan
pembayaran.
Dalam hal kekurangan pembayaran bea keluar terjadi karena kesalahan jumlah
dan/atau jenis barang, maka eksportir dikenakan sanksi administrasi berupa
denda. Jika terdapat kelebihan pembayaran, eksportir dapat mengajukan
permohonan pengembalian. Jika perbedaan jumlah dan/atau jenis
mengakibatkan kekurangan pembayaran bea keluar atas barang ekspor dengan
karakteristik tertentu, tidak dikenakan sanksi administrasi berupa denda.
RANGKUMAN
4) Dalam hal terdapat perubahan data B/L atau AWB maka manifes juga
harus dilakukan perubahan. Perubahan diperlukan agar elemen data
pada B/L atau AWB yang telah berubah tersebut sama dengan elelmen
data pada manifes pada saat pembertahuan impor barang dilakukan
importir.
TES FORMATIF 6
Berilah tanda (X) pada hurf a, b , c atau d pada pernyataan yang benar !
8. Ekspor barang kiriman berupa biji coklat seharga Rp. 2.000.000,- ...
a. Wajib dikenakan bea keluar
b. Dapat dikenakan bea keluar
c. Tidak dikenakan bea keluar
d. Bukan objek bea keluar
UMPAN BALIK
A. CEISA
PENGANGKUT RKSP/Initial
Shipping Lines Manifest
Air Lines CEISA Manifes
Dan BC 1.0
diakses
PENGANGKUT
KONTRAKTUAL Actual Kedatangan KPU/KPPBC
(NVOCC/ IN. MANIFES
PENYELENGGARA
POS) BC 1.1
Langkah untuk melakukan rekonsiliasi adalah pilih salah satu data yang
sudah status D, A, atau G, kemudian akan ditampilkan persandingan data
sebagai berikut :
1. CEISA IMPOR
Perlu diketahui bahwa tidak semua menu akan tampil seperti gambar
diatas, tergantung dari user otoritas yang diberikan terhadap saudara.
- Pilih flat file yang akan di Upload kemudian klik tombol Open atau klik
2X pada file yang dipilih.
- Kemudian klik tombol Upload. Jika sistem berhasil meng upload data
maka akan muncul :
- Pilih data dengan memastikan tanda cek terisi, kemudian klik tombol
- Pilih data yang ada pada list data, maka akan muncul data pada tab
Header AP, lihat gambar berikut :
Akan muncul form PFPB - Absen Masuk Harian, kemudian tekan tombol
Absen untuk melakukan absen, berikut gambar ketika sudah
dilakukan absen :
- Perekaman LHP
Form ini digunakan untuk merekam hasil pemeriksaan yang sudah
dilakukan oleh petugas pemeriksa barang. Untuk membuka form
Perekaman LHP dari menu utama pilih PFPB>Perekaman Hasil
e) Menu Pabean
- Perekaman Ijin Kesiapan Barang
Untuk PIB yang terkena jalur merah dan barangnya sudah siap untuk
diperiksa oleh petugas pemeriksa barang maka importir akan menyatakan
siap diperiksa ke pabean dan selanjutnya petugas akan merekam kesiapan
barangnya melalui form Perekaman Ijin Kesiapan Barang. Salah satu
syarat perekaman kesiapan barang dilakukan perekaman ini adalah
dokumen hardcopy sudah diserahkan dan dilakukan perekaman oleh
petugas Penerima Dokumen dalam menu CEISA Impor penerimaan
dokumen. Output perekaman ini akan diterbitkan Instruksi Pemeriksaan
(IP) dari CEISA Impor.
f) Menu Pendok
Menu ini digunakan oleh petugas Penerima Dokumen PIB. Setelah dokumen
PIB diserahkan oleh importir ke petugas pendok, maka dokumen PIB nya
harus segera direkam melalui form Penerimaan Hardcopy PIB. Jika
terlambat merekam sesuai peraturan impor maka importir dapat terkena
blokir hardcopy.
- Dari menu utama pilih Pendok>Penerimaan Hardcopy PIB :
h) Menu Gate
Menu ini digunakan oleh petugas gate yang menjaga pintu pengeluaran
barang impor. Setiap barang/container yang keluar wajib direkam oleh
petugas gate impor.
- Dari menu utama pilih Gate>Pengeluaran Barang>Container
Menu ini digunakan oleh petugas penerima dokumen untuk melakukan upload
data PEB ke dalam CEISA Ekspor. Tampilan menunya sebagai berikut :
Pada menu Loading PEB Disket, ada beberapa sub menu yaitu :
1. Loading PEB Disket
Menu ini digunakan untuk melakukan upload data PEB untuk Kantor
Pelayanan yang belum menerapkan PDE.
Klik tombol Browse akan tampil window explorer untuk memilih flat file PEB.
Tekan tombol Upload untuk melanjutkan proses upload data PEB.
Maka akan muncul data yang berhasil di upload dalam database dan data PEB
akan ada pada daftar PEB yang akan di validasi seperti diperlihatkan pada
gambar dibawah ini:
- Rekam LHP
Form ini berfungsi untuk merekam hasil pemeriksaan fisik oleh petugas PFPB.
Untuk membuka form Perekaman Hasil Pemeriksaan LHP dari menu-menu yang
tersedia pada aplikasi ekspor, langkah-langkahnya adalah | Pemeriksaan Barang
| --> | Rekam LHP | maka akan terlihat form seperti gambar berikut ini :
Pada menu ini pencarian berdasarkan nomor dan tanggal PEB, yang dapat
melakukan perekaman LHP terhadap PEB tersebut adalah petugas PFPB yang
melakukan pemeriksaan fisik.
- Gate
Menu ini digunakan oleh petugas gate untuk melakukan perekaman kontainer
masuk ke dalam TPS. Untuk membuka menu ini yaitu menu Gate -->
Pemasukan Barang, akan tampil layar sebagai berikut :
Yang harus direkam absen pegawainya yaitu pegawai yang memiliki otoritas
sebagai analyzing point, pemeriksa dokumen dan pemeriksa barang. Jika
LATIHAN 7
RANGKUMAN 7
3) Alur proses dalam CEISA impor dimulai dari dari data PIB yang dibuat
oleh Importir atau kuasanya dengan modul aplikasi PIB yang
selanjutnya akan dikirimkan melalui system Pertukaran data Elektronik
(PDE). Untuk Kantor Pabean yang sudah terintergerasi dengan portal
INSW, pengecekan ketentuan larangan pembatasan dilakukan pada
portal INSW. Proses pengecekan dalam system CEISA Impor meliputi,
4) Alur proses dalam CEISA Ekspor dimulai dari dari data PEB yang
dibuat oleh Eksportir atau kuasanya dengan modul aplikasi PEB yang
selanjutnya akan dikirimkan melalui system Pertukaran data Elektronik
(PDE). Untuk Kantor Pabean yang sudah terintergerasi dengan portal
INSW, pengecekan ketentuan larangan pembatasan dilakukan pada
portal INSW. Proses pengecekan dalam system CEISA Ekspor meliputi,
validasi data, penerbitan kode billing khusunya komoditi yang terkena
Bea Keluar, pengecekan lartas (bagi kantor yang belkum terintegerasi
dengan Portal INSW) dan selanjutnya pemberian Nomor Pendaftran
dan penjaluran. Penjaluran dalam CEISA Ekspor meliputi pemeriksaan
fisik (PPB) dan tidak dilakukan pemeriksaan fisik (NPE).
TES FORMATIF 7
Berilah tanda (X) pada hurf a, b , c atau d pada pernyataan yang benar !
1. Pengangkut yang telah menyerahkan RKSP/Initial manifes ke PDE
CEISA Inward Manifes yang telah diakses oleh KPU/KPPBC akan
diberikan respon berupa….
a. Penomoran dan tanggal BC 1.0
b. Penomoran dan tanggal BC 1.1 Inward
c. Penomoran dan tanggal BC 1.1 Outward
d. Penomoran BC 1.2
10. Proses penetapan jalur barang ekspor yang diwajibkan untuk dilakukan
periksa fisik pada CEISA Ekspor dalam hal sebagai berikut , KECUALI….
a. Barang Ekspor akan diimpor kembali (Re-Impor)
UMPAN BALIK
Pada bagian akhir modul ini, Anda dapat melihat kunci jawaban
test formatif dan Anda dipersilahkan untuk menyelesaikan test
formatif di atas sebelum mencocokkannya dengan kunci jawaban.
Hal ini perlu dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan Anda terhadap
materi pada Kegiatan Belajar ini. Anda dapat menghitung hasil penilaian sendiri
dengan cara menggunakan rumus berikut ini:
1. Dirjen bea cukai dapat menetapkan kembali tarif dan nilai pabean dalam
jangka waktu …
a. 2 tahun sejak tanggal pemberitahuan
b. 2 tahun setelah barang impor dikeluarkan dari TPS
c. 2 tahun sejak ditetapkan oleh pejabat bea cukai
d. 2 tahun sejak kedatangan barang impor
2. Barang yang dilarang atau dibatasi untuk diimpor atau diekspor yang tidak
diberitahukan atau diberitahukan secara tidak benar dinyatakan sebagai ...
a. Barang dinyatakan tidak dikuasai
b. Barang yang dikuasai negara
c. Barang milik Negara
d. Barang dalam pengawasan negara
4. Dalam hal waktu tempuh kapal laut selama 40 jam, berikut pernyataan
berkaitan dengan kewajiban RKSP yang benar …
a. Wajib diserahkan paling lama sebelum kedatangan
b. Wajib diserahkan paling lama sebelum pembongkaran
c. Wajib diserahkan paling lama 12 jam sebelum kedatangan
d. Wajib diserahkan paling lama 24 jam sebelum kedatangan
8. Dalm hal PIB telah mendapatkan respon billing, pembayaran bea masuk dan
PDRI harus telah dilakukan paling lama … sejak tanggal billing diterbitkan.
a. 1 hari
b. 3 hari
c. 5 hari
d. 7 hari
11. Impor barang pelintas batas dari Philipina diberikan pembebasan bea masuk
sepanjang tidak lebih dari …
a. USD 300 per bulan
b. USD 250 per bulan
13. Atas pemasukan BKP untuk diolah lebih lanjut dari TLDDP ke PDKB
diberikan fasilitas ...
a. penangguhan BM dan tidak dipungut PPN dan PPnBM.
b. pembebasan BM dan tidak dipungut PPN dan PPnBM.
c. pembebasan PPN dan PPnBM
d. tidak dipungut PPN dan PPnBM.
14. Pengeluaran barang hasil olahan PDKB dengan tujuan dijual ke TLDDP
hanya dapat dilakukan paling banyak …
a. 50 % dari total produksi (nilai barang) selama 1 (satu) tahun tahun
sebelumnya.
b. 50 % dari nilai realisasi ekspor atau pengeluaran ke PDKB lainnya
tahun sebelumnya.
c. 75 % dari nilai realisasi ekspor atau pengeluaran ke PDKB lainnya.
d. 75 % dari total produksi (nilai barang) selama 1 (satu) tahun.
16. Pembatalan PEB wajib dilakukan oleh eksportir atau kuasanya kepada
pejabat Bea dan Cukai paling lambat...
a. 3 (tiga) hari kerja sejak pendaftaran PEB
b. 3 (tiga) hari sejak pemuatan barang ekspor
c. 3 (tiga) hari kerja sejak keberangkatan sarana pengangkut
d. 3 (tiga) hari sejak pemasukan barang ekspor ke kawasan pabean
18. Semua Pos-Pos BC 1.1 dalam CEISA Inward Manifes harus dilakukan
penutupan dengan dokumen penutupan sebagai berikut, KECUALI ...
a. Dokumen Pemberitahuan Konsolidasi Barang Ekspor (PKBE)
b. Dokumen Impor Barang/PIB (BC 2.0)
c. Dokumen Kawasan Berikat (BC 2.3)
d. Dokumen Re-Ekspor (BC 3.0)
19. Petugas yang melakukan penelitian terhadap uraian barang dalam dokumen
PIB yang termasuk kategori barang larangan dan atau pembatasan dalam
CEISA Impor adalah....
a. Konsol
b. PFPD
c. PFPB
d. Analyzing Point
20. Dalam hal proses penetapan penjaluran PEB tidak dilakukan pemeriksaan
fisik, maka CEISA Ekspor akan menerbitkan respon ....
a. Nota Pelayanan Ekspor
b. Laporan Pemeriksaan Ekspor
c. Pemberitahuan Pemeriksaan Barang
d. Nota Pemberitahuan Persyaratan Dokumen
NO KB 1 KB 2 KB 3 KB 4 KB 5 KB 6 KB 7
1 D B C D B C A
2 C B B B D D D
3 D B A C C B D
4 B C A B A D C
5 A D A B B B D
6 C A B B A B B
7 D A D A C A B
8 C D B D D C D
9 B C C A A B B
10 C A C A A A C
NO NO
1 A 11 B
2 B 12 A
3 D 13 D
4 D 14 B
5 B 15 A
6 B 16 C
7 A 17 A
8 C 18 A
9 D 19 D
10 A 20 A