Fraktur Pada Orang Tua
Fraktur Pada Orang Tua
Fraktur Pada Orang Tua
Disusun oleh :
Pembimbing :
SMF ORTHOPEDI
RUMAH SAKIT HAJI
MEDAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Nilai :
Dokter
Pembimbing,
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman........
.
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................ 2
1.3 Manfaat .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3
2.1 Fraktur ............................................................................................ 3
2.1.1 Definisi .................................................................................... 3
2.1.2 Klasifikasi.................................................................................. 3
2.1.3 Proses Penyembuhan Fraktur .................................................... 6
2.2 Fraktur pada Orang Tua ..................................................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Fraktur adalah rusaknya kontinuitas dari struktur tulang, tulang rawan dan
lempeng pertumbuhan yang disebabkan oleh trauma dan non trauma. Tidak hanya
keretakan atau terpisahnya korteks, kejadian fraktur lebih sering mengakibatkan
kerusakan yang komplit dan fragmen tulang terpisah. Tulang relatif rapuh, namun
memiliki kekuatan dan kelenturan untuk menahan tekanan. Fraktur dapat
diakibatkan oleh cedera, stres yang berulang, kelemahan tulang yang abnormal
atau disebut juga fraktur patologis.1 Penyebab terbanyak fraktur adalah
kecelakaan, baik itu kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya,
World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2011-2012 terdapat 5,6
juta orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita fraktur akibat kecelakaan
lalu lintas.2
Menurut Depkes RI 2011, dari sekian banyak kasus fraktur di indonesia,
fraktur pada ekstremitas bawah akibat kecelakaan memiliki prevalensi yang paling
tinggi diantara fraktur lainnya yaitu sekitar 46,2%. Dari 45.987 orang dengan
kasus fraktur ekstremitas bawah akibat kecelakaan, 19.629 orang mengalami
fraktur pada tulang femur.2 Delapan puluh persen pasien 35 tahun atau lebih tua
dengan fraktur femur diakibatkan karena trauma, pada orang dewasa yang lebih
tua, jatuh adalah penyebab paling umum sekitar 65 persen dari patah tulang.2
Jumlah lansia di Dunia terus mengalami peningkatan yang diikuti dengan
peningkatan jumlah geriatri beserta berbagai komplikasinya. Salah satu
komplikasi dari proses degeneratif tersebut adalah fraktur femur proksimal.
Resiko mengalami komplikasi ini semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya angka kasus osteoporosis pada geriatri. Fraktur femur secara umum
dapat dengan segera memperburuk kualitas hidup lansia akibat timbulnya
kecacatan atau komplikasi lain yang lebih buruk dan tak jarang kematian.3 Pada
orang yang telah lanjut usia atau penderita osteoporosis, kekuatan tekanan yang
ringan pada femur bisa menyebabkan fraktur.1 Fraktur femur yang disebabkan
1
oleh kekuatan tekanan yang tinggi biasanya terjadi oleh karena jatuh dari
ketinggian dan kecelakaan kendaraan bermotor. Fraktur femur juga bisa dicetus
oleh berbagai macam penyakit contohnya Paget’s disease, tumor, kanker dan
kelainan metabolisme.4
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Paper ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan pembaca
khususnya yang terlibat dalam bidang medis serta masyarakat secara umum agar
dapat lebih mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai Fraktur pada Orang
Tua.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fraktur
2.1.1 Definisi
Fraktur merupakan istilah dari hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan,
baik bersifat total maupun sebagian, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga
fisik. Kekuatan, sudut dan tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, serta
jaringan lunak di sekitar tulang yang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi
itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang
patah, sedangkan fraktur tidak lengkap, tidak melibatkan seluruh ketebalan
tulang.5
2.1.2 Klasifikasi
Secara klinis, fraktur dibagi menurut ada tidaknya hubungan patahan
tulang dengan dunia luar, yaitu fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Fraktur tulang
terbuka dibagi menjadi tiga derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan
fraktur yang terjadi, seperti yang dijelaskan pada tabel 1.
3
Menurut klasifikasi radiologis, dibagi atas :
1. Lokalisasi
a. Diafisis
b. Metafisis
c. Fraktur dengan dislokasi
2. Konfigurasi
a. Transversal
Adalah fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang
atau bentuknya melintang dari tulang. Fraktur semacam ini biasanya mudah
dikontrol dengan pembidaian gips.
b. Spiral
Adalah fraktur meluas yang mengelilingi tulang yang timbul akibat torsi
ekstremitas atau pada alat gerak. Fraktur jenis ini hanya menimbulkan sedikit
kerusakan jaringan.
c. Oblik
Adalah fraktur yang memiliki patahan arahnya miring dimana garis patahnya
membentuk sudut terhadap tulang.
d. Segmental
Adalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang, ada segmen tulang yang retak
dan ada yang terlepas menyebabkan terpisahnya segmen sentral dari suplai darah.
e. Kominuta
Adalah fraktur yang mencakup beberapa fragmen, atau terputusnya keutuhan
jaringan dengan lebih dari duafragmen tulang.
f. Fraktur Bajibiasanyapada vertebra karena trauma kompresi.
g. Fraktur avulsi, fragmenkeciltertarikolehotot atau tendon.
h. Fraktur depresi, karena trauma langsungmisalnyapadatulangtengkorak.
i. Fraktur Impaksi
Adalah fraktur yang terjadi ketika dua tulang menumbuk tulang ketiga yang
beradadiantaranya, seperti pada satu vertebra dengan dua vertebra lainnya.
j. Fraktur Pecah (Burst)
Dimana terjadi fragmen kecil yang berpisah misalnya pada fraktur vertebra,
patela, talus, kalkaneus.
4
k. Fraktur epifisis
Fraktur sangat bervariasi dari segi klinis, namun untuk alasan praktis,
fraktur dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu :
a. Complete fractures
Tulang terbagi menjadi dua atau lebih fragmen. Patahan fraktur yang
dilihat secara radiologi dapat membantu untuk memprediksi tindakan yang harus
dilakukan setelah melakukan reduksi. Pada fraktur transversal (gambar 1a),
fragmen tetap pada tempatnya setelah reduksi, sedangkan pada oblik atau spiral
(gambar 1c) lebih cenderung memendek dan terjadi pergeseran meskipun tulang
telah dibidai. Fraktur segmental (gambar 1b) membagi tulang menjadi 3 bagian.
Pada fraktur impaksi fragmen menumpuk saling tumpang tindih dan garis fraktur
tidak jelas. Pada raktur kominutif terdapat lebih dari dua fragmen, karena kurang
menyatunya permukaan fraktur yang membuat tidak stabil.1
b. Incomplete fractures
Pada fraktur ini, tulang tidak terbagi seutuhnya dan terdapat kontinuitas
periosteum. Pada fraktur buckle, bagian yang mengalami fraktur hampir tidak
5
terlihat (gambar 1d). Pada fraktur greenstick (gambar 1e dan 1f), tulang
melengkung atau bengkok seperti ranting yang retak. Hal ini dapat terlihat pada
anak‒anak, yang tulangnya lebih elastis daripada orang dewasa. Pada fraktur
kompresi terlihat tulang spongiosa tertekan kedalam.1
6
Diferensiasi stem sel menyediakan sejumlah sel kondrogenik dan osteogenik.
Pada kondisi yang tepat mereka akan mulai membentuk tulang dan pada
beberapa kasus, juga membentuk kartilago (gambar 2b). Di sejumlah sel ini
terdapat osteoklas yang siap membersihkan tulang yang mati. Massa seluler
yang tebal bersama pulau‒pulau tulang imatur dan kartilago, membentuk kalus
atau rangka pada permukaan periosteum dan endosteum. Saat anyaman tulang
yang imatur termineralisasi menjadi lebih keras (gambar 2c), pergerakan pada
lokasi fraktur menurunkan progresivitas dan fraktur menyatu dalam 4 minggu
setelah cidera.
4. Konsolidasi
Tulang anyaman terbentuk menjadi tulang lamelar dengan aktivitas osteoklas
dan osteoblas yang kontinyu. Osteoklas pada proses ini melakukan pelubangan
melalui debris pada garis fraktur, dan menutup kembali jaringan tersebut.
Osteoblas mengisi ruang yang tersisa antara fragmen dan tulang baru. Proses
ini berjalan lambat sebelum tulang cukup kuat untuk menopang beban dengan
normal.
5. Remodeling
Fraktur telah dijembatani dengan lapisan tulang yang solid. Pada beberapa
bulan atau bahkan tahun, dilakukan pembentukkan ulang atau reshaped dengan
proses yang kontinu dari resorpsi dan pembentukan tulang.
7
2.2 Fraktur pada Orang Tua
Tulang mengalami kepadatan maksimal pada usia 30 – 40 tahun. Setelah
usia lebih dari 40 tahun, osteoblas menurun tapi osteoklas (penghancuran tulang)
meningkat. Osteoporosis terjadi karena penyerapan tulang lebih banyak daripada
pembentukan tulang. Ciri-ciri orang yang mengalami osteoporosis antara lain
sering mengalami sakit leher dan low back pain.
Patologi utama fraktur femur proksimal pada lansia adalah akibat
penurunan massa jenis tulang (osteoporosis) pada bagian femur proksimal akibat
ketidakseimbangan bone turnover yang berhubungan erat dengan peningkatan
umur. Tingginya resiko terjatuh pada lansia semakin meningkatkan angka
kejadian fraktur, mengingat tulang osteoporosis dapat dengan mudah mengalami
fraktur meskipun tanpa trauma yang hebat (trivial trauma). Selain faktor-faktor di
atas, terdapat pula faktor resiko lainnya yang semakin meningkatkan resiko lansia
mengalami fraktur femur proksimal, yaitu rendahnya aktivitas fisik, antropometri
yang tidak ideal baik berlebih5 maupun kurang, dan status nutrisi yang buruk
terutama rendahnya asupan kalsium.3 Fraktur yang sering dialami oleh lansia
adalah :
1. Fraktur Panggul
8
dan kelainan metabolisme. Femur atau tulang paha adalah tulang terberat,
terpanjang, dan terkuat yang terdapat di tubuh kita. Femur di tutupi oleh lapisan
otot-otot yang tebal oleh karena itu butuh kekuatan tekanan yang besar pada
femur untuk menyebabkan fraktur.4 Terdapat beberapa jenis fraktur femur
berdasar lokasi anatomis yaitu:5
9
d. Fraktur Suprakondiler Femur
Pada bagian fragmen distal selalu terjadi dislokasi ke posterior. Hal ini biasanya
disebabkan karena adanya tarikan dari otot-otot gastroknemius.
2. Fraktur Vertebral
Fraktur vertebra merupakan rusaknya struktur bada vertebra oleh sesuatu kondisi
trauma dengan atau tanpa defisit neurologis. Mekanisme yang dapat menyebabkan
fraktur vertebra meliputi fleksi, fleksi dan kompresi digabungkan dengan distraksi
posterior, rotasi-fleksi dan translasi horizontal. Antara 35-50% dari seluruh wanita
usia di atas 50 tahun setidaknya satu mengidap fraktur vertebral. Kompresi
vertical (aksial); suatu trauma vertical yang secara langsung mengenai vertebra
yang akan menyebabkan kompresi aksial. Nukleus pulposus akan memecahkan
permukaan dan badan vertebra secara vertical. Material diskus akan masuk dalam
badan vertebra dan menyebabkan vertebra pecah (burst). Pada konsisi ini terjadi
burst fracture, kerusakan pada badan tulang belakang dan spina secara klinis akan
lebih parah di mana apabila ligament posterior robek sehingga terjadi fraktur
spina tidak stabil. Keluhan utama yang sering menjadi alasan untuk meminta
pertolongan kesehatan adalah nyeri, kelemahan dan kelumpuhan ekstremitas,
inkontinensia defekasi dan berkemih, nyeri tekan otot, hiperestesi tepat di atas
daerah trauma, serta mengalami deformitas pada daerah trauma.5 Terapi pada
fraktur vertebra diawali dengan mengatasi nyeri dan stabilisasi untuk mencegah
kerusakan yang lebih parah. Beberapa penalataksanaan yang dapat dilakukan
sebagai berikut:
a. Menurut Braces dan Orthotics ada 3 hal yang dilakukan yaitu mempertahankan
kesegarisan vertebra (alignment), imobilisasi vertebra dalam masa penyembuhan
dan mengatasi rasa nyari yang diirasakandengan membatasi pergerakan. Fraktur
yang bersifat stabil membutuhkan stabilisasi sebagai contoh cervical-thoracic
10
brace untuk punggung bagian atas, thoracolumbar-sacralorthosis untuk fraktur
punggung bawah.
b. Pemasangan alat dan proses penyatuan (fusi). Teknik ini adalah teknik
pembedahan yang dipakai untuk fraktur tidak stabil.Fusi adalah proses
penggabungan dua vertebra dengan adanya bone graft. Hasil dari bone graft
adlah penyatuan vertebra bagian atas dan bagian bawah disambung.
c. vertebroplasty dan Kyphoplasty adalah prosedur invasi yang minimal. Teknik
ini digunakan pada fraktur kompresi yang disebabkan oleh osteoporosis dan tumor
vertebra.
Fraktur pergelangan tangan merupakan tipe fraktur ketiga paling umum dari
osteoporosis. Ketika wanita mencapai usia 70 tahun, sekitar 20%-nya setidaknya
terdapat satu fraktur pergelangan tangan.
11
BAB III
PENUTUP
12
DAFTAR PUSTAKA
(1)
Unila. 2011. Fraktur. Lampung.
http://digilib.unila.ac.id/20735/127/BAB%20II.pdf diakses pada 07
Maret 2019
(3)
Sulastiyaningsih.K., Aryana.W. 2016. Karakteristik Fraktur Femur Proksimal
Pada Geriatri Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Tahun
2013. Bali.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/24701/15941
diakses pada 07 Maret 2019.
13