PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
Lukas Eko Widyasmoro
NIM : 028114024
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
Lukas Eko Widyasmoro
NIM : 028114024
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
ii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
iv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
Kamboja Jepang (Adenium obesum (Forssk.) Roem. & Schult.) dalam Woody
mudah. Penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin
1. Kedua orang tuaku, atas pengorbanan, doa, kesabaran, dan dukungan yang
telah diberikan.
2. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dan memotivasi
vi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
4. Ibu Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah
6. Romo Drs. P. Sunu Hardiyanta, S.Si., S.J., yang telah memberikan doa dan
3: Mas Sigit, Mas Wagiran, Mas Andri, dan Mas Sarwanto yang telah
11. Para pendahulu di Laboratorium Kultur Jaringan: Ratna, Mina, Christin, dan
Vero, terima kasih atas semua bantuan dan wejangannya ya.... Untuk Ratna,
terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama nge-lab. Thank U very
much, folks!
vii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
13. Teman-teman 2003: Ratih, Vian, Rosa, Vera, Irwan. Terima kasih atas
perhatian, dukungan, dan semangatnya! Untuk Ratih, terima kasih sudah jadi
15. Eks-de Britto 2002: Yusuf ‘Kirmanta’, Yuda ‘TG’, ‘Adhit’ Nugraha Arisadha,
17. Keluarga besar Squadra Viola, terima kasih atas perhatian dan semangatnya.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
ini. Skripsi ini pun masih belum sempurna karena adanya keterbatasan waktu,
tenaga, dan pikiran. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik agar skripsi ini makin sempurna dan berguna bagi ilmu pengetahuan.
Penulis
viii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
ix
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
INTISARI
Kata kunci: daun kamboja jepang, glikosida jantung, 2,4-D, FAP, WPM
x
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
Key words: desert rose’s leaf, cardiac glycoside, 2,4-D, FAP, WPM
xi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
INTISARI ............................................................................................... x
ABSTRACT ............................................................................................. xi
xii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
3. Morfologi ..................................................................................... 6
4. Khasiat ......................................................................................... 7
1. Pengertian ..................................................................................... 8
3. Eksplan ......................................................................................... 20
4. Kalus ............................................................................................ 22
5. Sterilisasi ...................................................................................... 24
7. Subkultur ...................................................................................... 27
F. Hipotesis ............................................................................................. 35
xiii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
7. Subkultur ...................................................................................... 46
8. Pemanenan ................................................................................... 47
16. Uji KLT ekstrak kalus, ekstrak daun kamboja jepang dan
xiv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
A. Kesimpulan ........................................................................................ 73
B. Saran ................................................................................................... 73
LAMPIRAN ............................................................................................ 78
xv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel III Hasil pengamatan KLT dengan fase diam silika gel GF254
WPM 2 ................................................................................. 87
WPM 3 ................................................................................. 89
xvi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Kedde .................................................................................. 67
SbCl3 ................................................................................... 68
xvii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Gambar 15 Foto KLT dengan fase diam silika gel GF254, fase gerak
Gambar 16 Foto KLT dengan fase diam silika gel GF254, fase gerak
Gambar 17 Foto KLT dengan fase diam silika gel GF254, fase gerak
Gambar 18 Foto KLT dengan fase diam silika gel GF254, fase gerak
Gambar 19 Foto KLT dengan fase diam silika gel GF254, fase gerak
Gambar 20 Foto KLT WPM 2 dengan fase diam silika gel GF254,
Gambar 21 Foto KLT WPM 3 dengan fase diam silika gel GF254, fase
xviii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xix
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
merupakan jenis tanaman sukulen atau tanaman yang mengandung banyak air
dengan ciri utama adalah batang tanaman digunakan untuk menyimpan air.
Adenium obesum, termasuk suku Apocynaceae, juga dikenal sebagai mawar gurun
(desert rose) (Beikram dan Andoko, 2003; Ranger, 1996). Selama ini kamboja
jepang digunakan sebagai tanaman hias dan secara tradisional digunakan untuk
tanaman ini sebagai racun ikan dan anak panah (Ranger, 1996) serta digunakan
dan mengidentifikasi 4 senyawa dari daun Adenium yang diduga berperan dalam
meneliti ekstrak akar dan kulit batang kamboja jepang yang ternyata berpotensi
dilakukan oleh Yamauchi dan Abe (1990) menunjukkan bahwa Adenium obesum
glikosida yang utama. Selain itu, kamboja jepang juga memiliki kandungan
dan Asia banyak ditemukan terjadinya kasus cardiac toxicity yang disebabkan
1
2
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
komersial dengan cara diisolasi dari tanaman, dan ini menimbulkan permasalahan
dengan terbatasnya sumber-sumber bahan baku untuk diisolasi. Oleh karena itu
satu alternatif tersebut adalah melalui teknik kultur jaringan tanaman. Metode
kultur jaringan dapat dipakai untuk produksi metabolit sekunder yang selanjutnya
dapat disintesis menjadi senyawa murni dalam bidang industri obat (Suryowinoto,
1992).
Wijaya (2007) dan Chandra (2007). Wijaya (2007) telah berhasil menumbuhkan
kalus yang berasal dari daun kamboja jepang dalam medium tumbuh Murashige-
Skoog (MS) dengan penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT) 2,4-D sebanyak 4
ppm. Pada penelitian tersebut diperoleh 2 senyawa pada ekstrak kalus daun
kamboja jepang yang mirip dengan senyawa yang terkandung di dalam ekstrak
daun kamboja jepang dan ekstrak daun Nerium olender L. yang diduga sebagai
glikosida jantung. Chandra (2007) juga berhasil menumbuhkan kalus yang berasal
dari daun kamboja jepang meskipun dengan medium tumbuh yang berbeda, yaitu
medium Gamborg, dan dengan penambahan 2 variasi konsentrasi 2,4-D dan FAP.
Pada penelitian tersebut diperoleh 1 senyawa pada ekstrak kalus daun kamboja
jepang yang mirip dengan senyawa yang terkandung di dalam ekstrak daun
3
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
kamboja jepang dan standar digitoksin yang diduga sebagai glikosida jantung.
Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kalus yang berasal
dari daun kamboja jepang dan dari kalus yang dihasilkan diperoleh senyawa
glikosida jantung seperti pada tanaman asalnya. Media tumbuh yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Woody Plant Medium (WPM) karena menurut
Hendaryono dan Wijayani (1994) media WPM cocok sebagai media kultur untuk
konsentrasi 2,4-D dan FAP untuk membandingkan pertumbuhan kultur kalus dan
dari bagian daun serta mengidentifikasi metabolit sekunder glikosida jantung yang
1. Rumusan Permasalahan
dikulturkan?
2. Keaslian Penelitian
profil pertumbuhan dan kandungan glikosida jantung kalus daun kamboja jepang
(Adenium obesum (Forssk.) Roem. & Schult.) dalam Woody Plant Medium
obesum (Forssk.) Roem. & Schult.) dalam media tumbuh Gamborg dengan
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
b. Manfaat praktis
B. Tujuan Penelitian
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
2. Nama Ilmiah
3. Morfologi
merupakan jenis tanaman sukulen atau tanaman yang mengandung banyak air
dengan ciri utama adalah batang tanaman digunakan untuk menyimpan air.
pasir Afrika dan Jazirah Arab, namun juga ditemukan di kawasan Asia
(Ranger, 1996).
Roem. & Schult. ) memiliki akar yang mampu membesar seperti umbi dan
lanset dengan ujung membulat, tebal dan berserat, berwarna hijau, tampak
mengkilap dan licin; bunganya berwarna merah muda sampai merah tua,
6
7
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
4. Khasiat
Selama ini kamboja jepang digunakan sebagai tanaman hias dan secara
bagian timur menggunakan tanaman ini sebagai racun ikan dan anak panah
al, 2000). Ekstrak kulit batang Adenium obesum berpotensi sebagai acaricidal
(Mgbojikwe dan Okoye, 2001). Ekstrak dari tanaman ini juga menunjukkan
(1996) telah meneliti ekstrak akar dan kulit batang kamboja jepang yang
trypanosomiasis.
5. Kandungan Kimia
1. Pengertian
potongan kecil sel, jaringan atau organ yang dipelihara dalam satu medium
dan dalam kondisi aseptik atau bebas mikroorganisme (Katuuk, 1989; Santoso
yang besar dan dalam waktu yang singkat (Hendaryono dan Wijayani, 1994).
jaringan atau organ ini berdasarkan teori sel yang dikemukakan oleh Schleiden
dan Schwann, yaitu bahwa sel merupakan satuan struktur, fungsional, dan
hereditas terkecil dari makhluk hidup sehingga dapat tumbuh dan berkembang
totipotensi, yaitu kemampuan setiap sel, dari mana saja sel tersebut diambil,
yang apabila ditumbuhkan pada lingkungan yang sesuai akan tumbuh dan
d. Kontrol automatis dari pertumbuhan sel dan proses pengaturan metabolit yang
meningkatkan produktivitas.
e. Substansi organik dapat diekstrak dari kultur kalus. (Dicosmo dan Misawa,
1995)
yang aseptik, dan pengaturan udara yang baik terutama untuk kultur cair.
Kultur kalus ini bertujuan untuk memperoleh kalus dari eksplan yang diisolasi
2. Media kultur
terbukti cocok untuk kultur jaringan banyak tanaman dan banyak digunakan di
Media kultur dapat berbentuk cair atau padat. Media cair merupakan
hara mikro dari dalam media tumbuh. Media kultur juga harus mengandung
perlu diberikan unsur hara ke dalam media kultur untuk membantu eksplan
organik yang meliputi karbohidrat, vitamin, asam amino, serta zat pengatur
a. Air
karena 95% dari media kultur terdiri dari air. Air yang digunakan adalah air
distilata (akuades) atau air distilata ganda (akuabides). Air ledeng atau air
kultur eksplan. Air suling disimpan dalam kondisi steril dengan tidak memberi
peluang pada bakteri untuk hidup dan berkembang (Katuuk, 1989; Yusnita,
2003).
11
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
b. Garam-garam anorganik
ditumbuhkan di tanah. Kebutuhan nutrisi yang berupa unsur makro dan mikro
medium agar. Unsur makro adalah unsur yang dibutuhkan tanaman dalam
sedikit. Fungsi dari unsur-unsur mikro belum diketahui secara pasti, namun
(Katuuk, 1989).
1) Nitrogen (N)
Wijayani, 1994).
2) Fosfor (P)
unsur lainnya seperti seng, besi, dan tembaga (Katuuk, 1989; Hendaryono
3) Kalium (K)
4) Kalsium (Ca)
Wijayani, 1994).
5) Magnesium (Mg)
6) Sulfur (S)
jenis protein, seperti asam amino dan vitamin B1. Sulfur juga berperan
Wijayani, 1994).
1) Besi (Fe)
bersifat tidak larut dalam air sehingga dapat menimbulkan endapan yang
menyebabkan besi tidak dapat digunakan oleh jaringan atau kultur. Cara
untuk mengatasi hal ini adalah dengan menambahkan chelating agent yang
2) Tembaga (Cu)
3) Mangan (Mn)
4) Seng (Zn)
5) Boron (B)
6) Molibdenum (Mo)
(Katuuk, 1989).
7) Kobalt (Co)
8) Iodium (I)
supaya lebih mudah larut dalam air (Yusnita, 2003). Unsur-unsur makro
cukup banyak. Media tumbuh untuk eksplan berisi kualitatif komponen bahan
media yang hampir sama, hanya agak berbeda dalam besarnya kadar untuk
berkayu adalah medium standar WPM (Woody Plant Medium). Kesulitan yang
yang akhirnya tidak tumbuh. Hal ini disebut ‘browning’ (Hendaryono dan
Wijayani, 1994).
dan riboflavin (vitamin B2). Tiamin adalah vitamin yang terpenting untuk
pembelahan sel pada meristem akar, juga berperan sebagai koenzim dalam
Fungsi dari vitamin B6 adalah sebagai ko-enzim yang membantu reaksi kimia
dalam proses metabolisme (Katuuk, 1989). Asam nikotinat juga penting dalam
Yusnita, 2003).
d. Asam amino
dapat menjadi pembawa dan sumber amonia untuk sintesis asam-asam amino
e. Sumber energi
Pada umumnya, tidak semua sel tanaman yang terisolasi dalam kultur
2003). Karbohidrat adalah kimia karbon yang meliputi gula, pati, dan selulosa.
Ada banyak jenis karbohidrat yang dipakai dalam kultur jaringan, namun yang
menggunakan bahan tanam yang tidak lazim (sel, jaringan, atau organ) dan
Hormon adalah zat yang diproduksi dalam tumbuhan itu sendiri dan aktif
dalam konsentrasi kecil. Zat itu disebut juga zat endogenus. Untuk keperluan
18
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
kultur jaringan, telah dibuat hormon tumbuhan buatan secara sintetik maupun
melalui fermentasi. Hormon atau zat tersebut dinamakan zat pengatur tumbuh
(Katuuk, 1989). Zat pengatur tumbuh (ZPT) pada tanaman adalah senyawa
untuk tujuan kultur tertentu tidak mudah. Diperlukan pengetahuan yang lebih
luas tentang kedua zat tersebut, dan melihat serta mempelajari contoh-contoh
sudah dikenal antara lain auksin, sitokinin, adenin, giberelin, etilen, dan
abscicin. Dari semua jenis ZPT tersebut, auksin dan sitokinin adalah yang
1) Auksin
dalam tubuh tanaman dan juga dapat secara sintesis. Dalam media, auksin
indoleasetic acid). Selain IAA dikenal juga auksin sintetik, yaitu NAA (a-
1989).
tekanan dinding sel sehingga air dapat masuk ke dalam sel yang disertai
2) Sitokinin
bentuk sitokinin bebas, maupun sebagai glukosa atau ribosa. Dua sitokinin
alami yang paling banyak digunakan dalam kultur jaringan adalah zeatin
3. Eksplan
Eksplan adalah bagian kecil jaringan atau organ yang dikeluarkan atau
pemilihan eksplan, sebaiknya dipilih bagian atau jaringan tanaman yang masih
muda dan mudah tumbuh, yaitu jaringan meristem. Jaringan meristem terdiri
dimiliki oleh eksplan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut meliputi ukuran, umur
a. Ukuran eksplan.
21
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
untuk potongan itu sendiri, sehingga makin besar potongan, makin besar
daya tahan yang kurang. Ukuran eksplan yang paling baik adalah 0,5 sampai
1,0 cm, namun ukuran ini dapat bervariasi, tergantung pada material
b.Umur eksplan.
Jaringan yang masih muda serta belum banyak berdiferensiasi terdapat pada
bagian meristematik. Bagian inilah yang paling banyak berhasil dari semua
jenis tanaman. Sel atau jaringan yang masih muda (juvenile) akan tetap
1989).
c. Sumber eksplan.
hara, lama penyinaran, intensitas cahaya serta hormon tumbuh. Dengan kata
lebih berdasar pada aspek fisiologi dan biokimia bahan tanam (Santoso dan
Nursandi, 2002).
d.Genotip eksplan.
dengan mudah beregenerasi in vivo maka sifat ini berlaku juga pada in vitro
(Katuuk, 1989).
4. Kalus
Jika suatu eksplan ditanam pada medium padat atau dalam medium
terbentuk massa kalus (Yuwono, 2006). Kalus adalah jaringan yang tak
berbentuk dan tak terorganisasi. Jaringan ini merupakan hasil pembelahan sel
yang berpotensi tinggi untuk terus-menerus membelah diri. Kalus adalah satu
membentuk tumor sebagai akibat dari pengaruh auksin dan sitokinin yang
tinggi.
gigitan serangga atau nematoda) dan juga karena tanaman mengalami stress
(Santoso dan Nursandi, 2002). Dalam kultur jaringan, kalus terbentuk karena
ikatan yang renggang dengan sel-sel lainnya (Santoso dan Nursandi, 2002).
Pembelahan sel tidak terjadi pada seluruh permukaan eksplan, tetapi hanya
pada bagian meristematik, yaitu lapisan yang terletak pada bagian luar sel
perifer. Lapisan bagian dalam merupakan jaringan yang sudah tua dan tidak
membelah lagi. Setelah pembelahan sel bagian luar berkurang, kalus akan
5. Sterilisasi
yang paling berat dalam kultur jaringan. Spora dari bakteri dan jamur yang ada
di sekitar kita dapat jatuh atau terbawa sampai pada eksplan karena adanya
pergerakan udara. Akhirnya spora dan jamur akan tumbuh dan berkembang,
dan dalam beberapa hari akan tumbuh menjadi koloni mikrobial sehingga
bakteri dan fungi, dan semua prosedur in vitro harus memuat pencegahan
Cara sterilisasi panas basah adalah dengan menggunakan uap air. Alat
mikroba akan mati setelah diberi uap air dengan suhu 121˚C selama 10-15
tahan akan suhu panas. Lama sterilisasi ada aturannya, untuk mensterilkan
dan dalam kondisi kering. Alat yang digunakan untuk sterilisasi ini adalah
terbakar, antara lain: alat-alat gelas dan alat-alat dari logam. Namun dalam
keadaan tertentu dimana suhu tidak terlalu panas, alat dapat dibungkus
dengan kertas kemudian disterilkan. Namun bukan berarti semua alat dari
bahan logam harus disterilkan dengan cara ini. Alat-alat seperti pisau serta
scalpel tidak dapat disterilkan dengan cara ini sebab dapat merusak
selama 7,5 menit, dan 190˚C selama 1,5 menit. Suhu harus terus dikontrol,
sebab pada suhu 170˚C, kertas mulai hancur. Setelah selesai proses
1989).
brom; sedangkan instrumen, tangan pekerja, serta ruang atau kotak transfer
hendaknya bersifat lebih mudah larut. Bila tidak demikian, sisa zat pencuci
dengan alkohol atau bahan kimia pada permukaan. Untuk itu digunakan
6. Penanaman eksplan
tangan harus dilepas dan tangan dibasuh dengan alkohol 70%. Saat menanam
foil atau parafin untuk mencegah penguapan. Media yang berisi eksplan
7. Subkultur
dengan media yang baru, sehingga kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan kalus
berisi media baru dengan komposisi media yang sama dengan media lama dan
8. Pertumbuhan kalus
pembelahan sel aktif dan tahap pembelahan sel lambat atau sel berhenti
kalus basah merupakan selisih antara bobot kalus basah pada periode tertentu
dikurangi bobot kalus mula-mula atau bobot inokulum. Selanjutnya dari kurva
kalus basah dengan umur dapat diketahui fase-fase pertumbuhan kalus antara
lain:
a. Fase lag, yaitu fase belum terjadinya pertumbuhan secara nyata, keadaan
merupakan waktu adaptasi kalus dengan media yang baru. Pada fase ini
pertambahan bobot kalus hanya sedikit dan terlihat hampir mendatar pada
kurva.
Pertambahan bobot kalus mulai terlihat nyata dan diikuti fase linier
c. Fase stasioner, yaitu fase saat pertumbuhan kalus sama dengan kematian
sel-sel kalus. Pada fase ini, kalus tidak dapat bertahan hidup dalam waktu
yang lama. Sel-sel mulai mati, media pertumbuhan kelebihan muatan dan
29
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
nutrien telah habis digunakan, sehingga kematian sel menjadi lebih cepat
C. Glikosida Jantung
tidak berkaitan satu sama lain seperti Apocynaceae, Liliaceae, Moraceae, dan
racun panah dan siksaan pada zaman prasejarah. Contoh glikosida yang
Digitalis mempunyai efek langsung pada jantung yaitu memberi kekuatan bila
(Robinson, 1995).
menggunakan pelarut yang polar antara lain: etanol, etil asetat, campuran
etanol dan air serta campuran etanol dan kloroform (Samuelsson, 1999).
yang tidak jenuh (dengan sisi 5 atau 6) pada C17, sebuah β-oriented hydroxyl
pada C14, sebuah penggabungan cis dari cincin C dan D pada C13-C14 dan
tambahan satu atau lebih gula pada C3, biasanya deoksiheksometilosa. Cincin
O
O
O
O
CH3 CH3
CH3 CH3 H
H
H OH H OH
HO HO
H H
bufadienolida kardenolida
metilen aktif yang ditemukan dalam cincin lakton tidak jenuh. Pereaksi ini
akan memberikan warna oranye, ungu, biru, dan violet, yang menunjukkan
dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Pemisahan-pemisahan tergantung
pada gerakan relatif dari dua fase ini. Kromatografi dapat digolongkan
berdasarkan sifat-sifat fase diam, yang dapat berupa zat padat atau zat cair.
Apabila fase diam berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai
kromatografi serapan, sedangkan untuk fase diam yang berupa cairan dikenal
Fase diam yang digunakan dalam kromatografi lapis tipis adalah bahan
penyerap atau adsorben (Stahl, 1969). Fase diam dapat berupa serbuk halus
(Gritter et al, 1991). Dua sifat penting yang perlu diperhatikan dalam
32
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
penyerap. Kedua sifat ini sangat berpengaruh pada gaya adhesi. Besar partikel
yang biasa digunakan adalah 1-25 mikron. Fase diam yang umum dan paling
banyak digunakan adalah silika gel yang dicampur dengan CaSO4 untuk
menambah daya lengket partikel silika gel pada pendukung (pelat). Adsorben
lain yang juga biasa digunakan adalah alumina, kieselguhr, celite, serbuk
selulosa, serbuk poliamida, kanji dan sephadex (Mulja dan Suharman, 1995).
Fase diam yang digunakan untuk analisis secara kromatografi lapis tipis untuk
Fase gerak adalah medium angkut dan terdiri atas satu atau beberapa
pelarut. Fase ini bergerak dalam fase diam karena adanya gaya kapiler. Fase
gerak yang digunakan adalah pelarut bertingkat mutu analitik dan bila
Ada beberapa macam pilihan fase gerak untuk glikosida jantung, yaitu etil
bercak. Setelah itu pelat atau lapisan dimasukkan ke dalam bejana tertutup
rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak). Pemisahan
tipis dapat dilakukan dengan tanpa pereaksi kimia dan disemprot dengan
pereaksi kimia yaitu dengan menggunakan sinar ultraviolet 254 dan 365 nm,
antara senyawa dari titik awal dengan jarak tepi muka pelarut dari awal.
Harga Rf yang diperoleh pada KLT tidak tetap jika dibandingkan dengan
diperoleh dengan pengamatan dua bercak dengan harga Rf dan ukuran yang
hampir sama. Angka Rf berkisar antara 0,01 – 1,00 dan hanya dapat
ditentukan dengan dua desimal. hRf adalah angka Rf dikalikan faktor 100 (h),
E. Landasan Teori
Selama ini kamboja jepang digunakan sebagai tanaman hias dan secara
yang dikemukaan oleh Schleiden dan Schwann, yaitu bahwa sel merupakan
sehingga dapat tumbuh dan berkembang menjadi suatu individu yang normal.
Sel juga mempunyai kemampuan totipotensi, yaitu kemampuan setiap sel, dari
mana saja sel tersebut diambil, yang apabila ditumbuhkan pada lingkungan
yang sesuai akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman lengkap yang
baru yang mempunyai kandungan kimia yang sama dengan tanaman asalnya.
digunakan dalam penelitian ini adalah Woody Plant Medium (WPM) karena
menurut Hendaryono dan Wijayani (1994) media WPM cocok sebagai media
kalus dapat menunjukkan fase-fase pertumbuhan kalus, yaitu fase lag (fase
mempunyai profil KLT yang mirip dengan profil KLT pada tanaman induknya
F. Hipotesis
2. Kultur kalus yang dihasilkan melalui teknik kultur jaringan ini memiliki
3. Ekstrak kalus daun tanaman kamboja jepang memiliki profil KLT yang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Variabel utama
a. Variabel bebas : waktu pemanenan (hari ke-) dan variasi konsentrasi 2,4-D
dan FAP.
a. Subyek uji : daun yang digunakan sebagai eksplan adalah daun segar dan
sehat yang terletak pada nomor 3-5 dari ujung batang atau cabang dengan
inkubator.
36
37
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
4. Definisi Operasional
a. Daun yang digunakan sebagai eksplan dalam penelitian ini adalah daun
yang segar dan sehat, terletak pada nomor 3-5 dari ujung batang atau
cabang.
membentuk kalus dihitung mulai dari saat penanaman eksplan sampai hari
pertama kalus mulai terbentuk berupa bintik putih dari tepi irisan daun
eksplan.
d. Bobot kalus basah awal adalah hasil pengurangan antara bobot botol +
e. Bobot kalus basah akhir adalah bobot kalus yang ditimbang pada saat
pemanenan.
f. Bobot kalus kering adalah bobot kalus pada saat pemanenan dan sesudah
penimbangan yang pertama dan berikutnya selama 1 jam tidak berbeda 0,5
mg.
38
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
kalus basah akhir- bobot kalus basah awal) dengan waktu pemanenan serta
dengan rerata bobot kalus kering lalu dibagi dengan rerata bobot kalus
yang digunakan adalah 4 ppm dan 2 ppm yang terkandung dalam satu liter
adalah 1 ppm.
1. Alat penelitian
6) Glassfirn.
39
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
7) Magnetic stirrer.
8) Pinset.
9) Skapel.
18) Sprayer.
b. Alat untuk penyarian : alat gelas (pyrex), kertas saring, dan waterbath
1) Bejana gelas.
2) Lempeng kaca.
3) Lemari asam.
4) Pipa kapiler.
5) Penyemprot bercak.
2. Bahan Penelitian
a. Bahan eksplan : daun yang segar dan sehat terletak no. 3-5 dari ujung
b. Bahan kimia
1.02121.0500.
1.05886.0500
England, 10153.
Germany, 1.08418
7) Desinfektan
8) Akuades
1. Determinasi tanaman
(Anonim, 2006).
2. Pembuatan stok
Disiapkan gelas piala dengan volume 500 ml yang telah diisi akuades
300 ml. Mangan (II) sulfat tetrahidrat sebanyak 2,23 mg, seng sulfat
heptahidrat sebanyak 860 mg, asam borat sebanyak 620 mg, dimasukkan
satu per satu ke dalam gelas piala tersebut, sambil diaduk dengan
Stok untuk bahan ini terpisah dari unsur hara mikro lainnya, karena
komponen natrium etilen diamin tetra asetat dan besi (II) sulfat heptahidrat
sukar larut dalam akuades, maka perlu ditambahkan beberapa tetes HCl,
telah diisi akuades 300 ml. Besi (II) sulfat heptahidrat sebanyak 0,278 g
HCl sambil diaduk dengan menggunakan magnetis stirer hingga larut dan
43
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
akuades hingga volume 500 ml. Perlu diperhatikan bahwa satu liter media
dimasukkan satu per satu ke dalam gelas piala tersebut, sambil diaduk
ditambahkan aquades hingga volume 500 ml. Tiap satu liter media
yang dilarutkan dalam 500 ml aquades dalam gelas piala sampai larut
ml, diaduk kembali kemudian dituangkan ke dalam labu ukur 100 ml.
Akuades ditambahkan ke dalam labu ukur hingga volume tepat 100 ml.
Untuk 1 liter media yang akan ditambahkan zat pengatur tumbuh sejumlah
Bahan-bahan nutrisi makro dimasukkan satu per satu ke dalam Beaker glass
sambil terus diaduk menggunakan strirer hingga larut. Setelah itu dimasukkan
ml stok vitamin dan asam amino, dan 10 ml stok myo-inositol. Sedikit demi
hingga mendidih dan berwarna jernih. Setelah jernih, media dibagi menjadi 2
bagian dan stok zat pengatur tumbuh dimasukkan sesuai konsentrasi yang
dan 0,5 ml (1 ppm) larutan stok FAP. pH kedua media diatur pada 5,2 – 5,6.
45
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Jika terlalu basa ditambahkan HCl 1 N dan jika terlalu asam ditambahkan
ketebalan media kurang lebih 1 cm. Botol yang berisi media kemudian ditutup
1210 C selama 15 menit. Media yang aman digunakan adalah media yang
telah disimpan dalam inkubator selama kurang lebih 1 minggu dan tidak
bakteri.
a. Sterilisasi alat
Erlenmeyer yang berisi akuades dan gelas piala kosong ditutup dengan
b. Sterilisasi ruangan
jam.
a. Sterilisasi eksplan
diambil dari tanaman induk dicuci di bawah air keran yang mengalir
46
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
menit. Eksplan dibilas dengan air steril (air yang sudah disterilisasi dengan
yang sudah dibilas dengan air steril ini sudah siap untuk ditanam.
b. Penanaman eksplan
suhu ruangan 18˚C serta disinari dengan lampu TL ”Day Light” 20 watt
Waktu inisiasi kalus dihitung dari saat kalus mulai terbentuk. Karena
inisiasi kalus dilakukan secara visual yaitu mulai terlihatnya bintik putih pada
7. Subkultur
bagian yang lebih kecil kemudian ditanam lagi ke dalam media baru. Proses
47
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
yaitu pinset, skapel, bunsen, alat-alat gelas, botol berisi alkohol 70% dan
kedalam laminar air flow dan disterilkan selama ± 1 jam dengan lampu UV.
kemudian dimasukkan ke dalam laminar air flow. Ketika botol akan dibuka
dan ditutup, maka dilakukan proses flambir. Kemudian ambil kalus dengan
pinset dan letakkan di atas cawan petri. Bersihkan kalus dari sisa-sisa eksplan
awal, yaitu 3–5 mm lalu ditanam dalam media yang baru secara aseptis. Kalus
dengan suhu ruangan 18˚C serta disinari dengan lampu TL “Day Light” 20
watt dengan ketinggian 40 cm. Sub-kultur ini dibuat sebanyak 27 botol. Untuk
mengetahui bobot kalus maka dilakukan penimbangan pada media baru yang
8. Pemanenan
sebanyak 3 buah botol yang berisi kalus lalu dibersihkan dari sisa-sisa agar
dan akan mendapatkan bobot kalus basah. Kalus yang telah dipanen kemudian
0,5 mg bobot zat dari 2 penimbangan berurutan berselang 1 jam atau dengan
kata lain setelah didapatkan berat kalus kering yang konstan. Catat bobot
kering kalus hasil setiap pemanenan. Kalus kering yang diperoleh kemudian
untuk dibuat ekstrak sehingga dapat diketahui metabolit sekunder dalam kalus.
dalam flakon.
70%. Larutan disaring, dan filtrat yang diperoleh ditambah larutan Pb-asetat
sulfat 6,3% untuk menghilangkan sisa-sisa Pb. Bila terjadi endapan, endapan
a. uji Baljet
aglikon kardenolida.
b. uji Raymond
Wulandari, 2005). Ekstrak yang ditotolkan pada plat KLT 30-50μl (Wagner et
al., 1984).
50
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Ekstrak yang ditotolkan pada plat KLT 30-50μl (Wagner et al., 1984).
Wulandari, 2005) . Ekstrak yang ditotolkan pada plat KLT 30-50μl (Wagner
et al., 1984).
(Anonim, 1995).
16. Uji KLT ekstrak kalus, ekstrak daun kamboja jepang dan larutan
standar digitoksin.
silica gel GF254 dan fase gerak berupa etil asetat-metanol-air (81 : 11 : 8 v/v)
dan 365 nm, serta disemprot dengan pereaksi Kedde dan SbCl3 (bercak
E. Analisis Hasil
titik-titik tumbuh kalus yang berwarna putih kekuningan untuk yang pertama
cara, yaitu :
yakni dengan cara mengurangkan bobot kalus basah akhir dengan bobot kalus
basah awal. Data yang diperoleh digambar dalam grafik hubungan antara hari
biomassanya.
menghubungkan antara pertambahan bobot kalus kering dan umur kalus. Data
terhadap kadar air yang terkandung di dalam kalus maka diperlukan perhitungan
mengurangkan rerata bobot kalus basah akhir dengan rerata bobot kalus kering
dilakukan uji KLT dengan membandingkan bercak KLT ekstrak kalus kamboja
jepang dengan bercak KLT ekstrak daun tanaman asal dan larutan standar
digitoksin.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB IV
digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman kamboja jepang (Adenium obesum
Bahan yang digunakan sebagai eksplan dalam penelitian ini adalah daun
yaitu proses perkembangan terbalik dari bagian tanaman atau organ tanaman
menjadi sekelompok sel yang terus-menerus membelah berupa kalus dalam media
tanam yang digunakan. Eksplan daun lebih mudah disterilisasi dalam proses
Dalam penelitian ini, daun yang digunakan sebagai eksplan berasal dari
daun sehat dan segar yang terletak nomor 3 sampai 5 dari ujung batang atau
cabang karena daun pada daerah tersebut masih banyak memiliki jaringan
berkembang. Daun yang terletak pada ujung batang atau cabang sel-selnya masih
53
54
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
terlalu muda dan tidak tahan dengan sterilisasi secara kimiawi menggunakan
matinya eksplan yang digunakan. Sedangkan pada pangkal batang atau cabang,
sel-sel daunnya sudah tidak aktif membelah karena hanya memiliki sedikit
jaringan meristem sehingga untuk membentuk kalus akan dibutuhkan waktu yang
sangat lama.
penelitian ini menghasilkan kalus dari daun kamboja jepang yang mengandung
yang terlalu besar memiliki resiko kontaminasi yang besar dan penyerapan nutrisi
yang kurang sempurna karena tidak semua bagian eksplan menempel pada media
sehingga kalus yang terbentuk hanya pada sebagian eksplan saja selebihnya
eksplan mulai menguning, menjadi coklat dan akhirnya mati. Sebaliknya, eksplan
yang terlalu kecil memiliki daya tahan yang kurang karena semakin kecil eksplan
semakin besar luka sehingga semakin besar derajat kerusakan eksplan. Percobaan
yang lebih merata karena nutrisi dari medium tanam terdistribusi lebih cepat dan
merata. Sedangkan pada eksplan yang lebih besar, tidak semua bagian eksplan
55
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
tumbuh kalus karena distribusi nutrisi yang lebih lambat. Berdasarkan orientasi,
permukaan eksplan yang bersentuhan dengan media semakin luas sehingga nutrisi
dapat diserap dengan lebih baik oleh eksplan. Pengirisan dan pemindahan eksplan
ke dalam botol kultur dilakukan menggunakan pisau dan pinset yang telah
ruang inkubator dengan suhu ruangan 18˚C serta disinari dengan lampu TL day
light 20 watt dengan ketinggian 40 cm. Suhu 18˚C adalah suhu yang ideal bagi
pertumbuhan eksplan dan kalus. Lampu TL day light berfungsi sebagai pengganti
kalusnya dan ketinggiannya diatur (sekitar 40 cm) untuk menjaga agar radiasi
sinar dari lampu tidak menyebabkan kenaikan suhu ruangan yang dapat
mengganggu pertumbuhan kalus serta untuk menjaga supaya aerasi dapat berjalan
dengan baik.
56
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
eksplan hingga saat kalus mulai terbentuk. Idealnya, waktu inisiasi kalus ditandai
dengan pertambahan bobot eksplan yang telah ditanam dari bobot awalnya.
Namun, berdasarkan pengamatan bobot media dan eksplan dari hari ke hari
lurus dengan umur penanaman. Penurunan bobot tersebut terjadi karena laju
pertumbuhan kalus lebih lambat daripada laju pengurangan kadar air media akibat
penguapan dan penyerapan air oleh eksplan. Oleh karena itu, penentuan waktu
visual, yaitu dengan melihat munculnya titik-titik tumbuh kalus yang berwarna
2 9
2,4-D : FAP 3 11
4:0 5 12
Rata-rata 11,1
57
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
6 8
2,4-D : FAP 3 9
2:1 1 11
Rata-rata 8,6
Ada dua media yang digunakan, yaitu WPM 2 dan WPM 3. WPM 2
adalah media Woody Plant Medium dengan konsentrasi 2,4-D 4 ppm. WPM 3
adalah media Woody Plant Medium dengan perbandingan konsentrasi 2,4-D dan
FAP (2 ppm : 1 ppm). Tabel di atas menunjukkan bahwa waktu inisiasi kalus
WPM 3 lebih cepat dibandingkan WPM 2. Kalus yang terbentuk pada WPM 3
pun lebih optimal dibanding WPM 2. Hal ini berarti variasi konsentrasi pada
Kalus yang terbentuk paling cepat adalah pada irisan eksplan dekat ibu
tulang daun. Di antara berkas pengangkut pada ibu tulang daun tersusun jaringan
meristem sehingga mudah membentuk kalus. Selain itu, berkas pengangkut akan
memudahkan difusi zat hara dari medium tumbuh ke dalam jaringan parenkim
penambahan sitokinin dan auksin yang berbeda. Dalam kultur jaringan, auksin
eksplan tanaman diperlakukan pada kondisi percobaan yang sama, namun eksplan
tanaman yang satu dan yang lainnya memiliki kepotensialan yang berbeda untuk
tumbuhnya kalus. Oleh karena itu, selain dilakukan penentuan waktu inisiasi kalus
secara visual perlu dilakukan juga analisis profil pertumbuhan kalus dengan
Kalus yang dihasilkan dari eksplan harus disubkultur apabila kalus sudah
mulai cokelat yang artinya sebagian besar nutrisi pada media WPM sudah diserap
Kalus yang dihasilkan pada penelitian ini berwarna putih kekuningan dan bersifat
freeable, yaitu antara satu sel dengan sel yang lain mudah dipisahkan.
terlambat dilakukan, massa kalus akan mati kehabisan nutrisi. Tanda-tanda kalus
kehabisan nutrisi dan harus segera dipindah ke dalam media yang baru adalah
59
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
warna kalus menjadi cokelat, media tumbuh mulai retak, dan selanjutnya sedikit
demi sedikit kalus akan mengering. Waktu 36 hari yang digunakan dalam
penelitian ini didapat dari hasil orientasi. Pada umur 36 hari kalus telah mulai
pemanenan. Kalus yang dipanen adalah hasil dari subkultur pertama. Hal ini
dilakukan karena pada subkultur yang pertama eksplan sudah membentuk kalus
seluruhnya.
Bagian kalus yang disubkultur adalah bagian yang belum berubah warna
menjadi cokelat (mengalami “browning”) dan memiliki titik tumbuh yang baik
yaitu di bagian kalus terluar. Apabila menanam kalus yang sudah mengalami
“browning”, kalus tersebut tidak dapat tumbuh dan berkembang membentuk kalus
baru. Kalus bagian luar merupakan kalus yang masih tersusun oleh sel-sel
adanya resiko kontaminasi. Oleh karena itu, jumlah kalus awal dikendalikan
dengan menyamakan ukuran kalus awal, yaitu ± 3–5 mm. Ukuran ini ditetapkan
dengan orientasi. Ukuran kalus awal yang lebih kecil menghasilkan pertumbuhan
yang lebih pesat karena difusi nutrisi lebih cepat dan lebih optimal.
sampai hari ke-36, karena pada hari ke-28 hingga hari ke-36 kalus menunjukan
60
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
fase stasioner. Pada fase tersebut diharapkan kalus memiliki kandungan metabolit
kalus basah. Pada pengamatan bobot media terjadi penurunan bobot media setiap
harinya karena adanya penguapan media yang lebih besar daripada laju
pertumbuhan kalus sehingga sulit untuk melihat pertambahan bobot kalus basah.
Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan pemanenan setiap 4 hari sekali sehingga
bobot kalus basah akhir (n hari setelah penanaman) dengan bobot kalus basah
awal (bobot kalus pada saat ditanam). Pola pertumbuhan kalus mengikuti
persamaan kuva sigmoid dengan adanya fase lag, fase eksponensial, dan fase
stasioner.
Pada analisis profil pertumbuhan ini ada dua media yang digunakan.
Kedua media tersebut disebut sebagai WPM 2 dan WPM 3. WPM 2 adalah media
Woody Plant Medium dengan konsentrasi 2,4-D 4 ppm. WPM 3 adalah media
Woody Plant Medium dengan perbandingan konsentrasi 2,4-D dan FAP (2 ppm :
1 ppm).
61
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
1.2
Pertumbuhan Kalus
pertumbuhan kalus yaitu fase lag, fase eksponensial, dan fase stasioner. (i) Fase
lag, yaitu fase penyesuaian. Pada fase ini laju pertumbuhan kalus sangat kecil.
Pada WPM 2, fase lag dimulai pada hari ke-4 sampai hari ke-20. Pada fase lag,
terjadi penyesuaian diri daun kamboja jepang dengan lingkungan sehingga laju
pertumbuhan sangat kecil. Pada fase ini, kalus mulai tumbuh dan ditandai dengan
adanya bintik berwarna putih kekuningan pada bagian pelukaan daun. (ii) Fase
eksponensial, yaitu fase saat laju pertumbuhan kalus sangat besar. Pada fase ini
kalus dapat menyerap nutrisi dengan baik yang diperlukan untuk pembelahan sel.
Fase eksponensial terjadi pada hari ke-20 hingga hari ke-28. (iii) Fase stasioner,
yaitu fase saat laju pertumbuhan kalus mulai konstan. Pada fase ini nutrisi dalam
media mulai berkurang sehingga penyerapan nutrisi juga berkurang dan laju
pertumbuhan kalus sebanding dengan laju kematian. Pada WPM 2, fase stasioner
terjadi setelah hari ke-28. Pada fase stasioner inilah metabolit aktif berupa
glikosida jantung dihasilkan. Oleh karena itu, pemanenan kalus dapat dilakukan
1.6
Pertumbuhan Kalus
pertumbuhan kalus, yaitu fase lag, fase eksponensial, dan fase stasioner. (i) Fase
lag, yaitu fase penyesuaian. Pada fase ini laju pertumbuhan kalus sangat kecil.
Pada WPM 3, fase lag dimulai pada hari ke-4 sampai hari ke-20. Pada fase lag,
terjadi penyesuaian diri daun kamboja jepang dengan lingkungan sehingga laju
pertumbuhan sangat kecil. Pada fase ini, kalus mulai tumbuh dan ditandai dengan
adanya bintik berwarna putih kekuningan pada bagian pelukaan daun. (ii) Fase
eksponensial, yaitu fase saat laju pertumbuhan kalus sangat besar. Pada fase ini
kalus dapat menyerap nutrisi dengan baik yang diperlukan untuk pembelahan sel.
Fase eksponensial terjadi pada hari ke-20 hingga hari ke-28. (iii) Fase stasioner,
yaitu fase saat laju pertumbuhan kalus mulai konstan. Pada fase ini nutrisi dalam
media mulai berkurang sehingga penyerapan nutrisi juga berkurang dan laju
pertumbuhan kalus sebanding dengan laju kematian. Pada WPM 3, fase stasioner
terjadi setelah hari ke-28. Pada fase stasioner inilah metabolit aktif berupa
glikosida jantung dihasilkan. Oleh karena itu, pemanenan kalus dapat dilakukan
1.6
1.4
pertumbuhan (g)
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40
hari panen
wpm 3 wpm 2
pertumbuhan yang lebih optimum (puncak yang lebih tinggi) dibanding WPM 2.
Hal ini berarti konsentrasi zat pengatur tumbuh yang ada dalam WPM 3 adalah
untuk mengetahui banyak sedikitnya kandungan air dari kalus. Kandungan air
kalus dipengaruhi oleh zat pengatur tumbuh auksin yang dapat meningkatkan
permeabilitas sel terhadap air dan melunakkan dinding sel yang diikuti dengan
menurunnya tekanan dinding sel sehingga air dapat masuk ke dalam sel
(Hendaryono dan Wijayani, 1994). Semakin sedikit kandungan air dari kalus,
(dalam hal ini glikosida jantung) semakin banyak. Untuk melihat pengaruh variasi
pengeringan dari kalus pada kedua media. Persen susut pengeringan adalah nilai
persen dari pengurangan rerata bobot kalus basah dengan rerata bobot kalus
drastis pada hari ke-0 hingga hari ke-4. Hal tersebut menunjukkan bahwa kalus
menyerap lebih banyak air pada fase awal pertumbuhan kalus yaitu pada fase lag
akibat adanya penambahan zat pengatur tumbuh auksin (2,4-D) ke dalam media.
Adanya 2,4-D dapat menurunkan tekanan dinding sel sehingga air dapat masuk ke
dalam disertai dengan kenaikan volume sel, sehingga kalus membesar dan persen
kalus mulai konstan pada hari ke-4 hingga hari ke-36. Hal tersebut menunjukkan
menyerap air
100
Susut Pengeringan (%)
80
60
40
20
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40
Umur Kalus (hari)
tidak berbeda jauh dan perbedaan konsentrasi ZPT, terutama auksin, pada kedua
media tidak mempengaruhi kandungan air dalam kalus. Hal ini diduga karena
menyimpan air.
65
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
jantung yang sama antara kalus daun kamboja jepang dengan tanaman asalnya
kalus dengan menggunakan 2 macam pereaksi, yaitu uji dengan pereaksi Baljet
dan uji dengan pereaksi Raymond. Apabila hasil uji ini memberikan hasil yang
positif, akan terjadi warna jingga dan ungu yang menunjukkan adanya aglikon
pereaksi tersebut. Hal ini berarti ekstrak kalus daun kamboja jepang mengandung
aglikon kardenolida.
kromatografi lapis tipis (KLT). Fase diam yang digunakan pada penelitian ini
adalah silika gel GF254. Silika gel GF254 adalah silika gel yang mengandung bahan
gelombang 254 nm. Penggunaan fase diam ini karena glikosida jantung hanya
pada silika gel tanpa indikator fluoresensi akan memberikan bercak dengan
intensitas warna yang lemah. Oleh karena itu digunakan silika gel GF254 yang
dengan perbandingan 81 : 11 : 8 v/v. Fase gerak ini bersifat lebih non polar
kromatografi fase normal. Pereaksi semprot yang digunakan dalam penelitian ini
Namun kepolaran fase diam yang digunakan dalam penelitian lebih tinggi
dapat bergerak mengikuti fase gerak. Dari pengamatan bercak hasil KLT,
Tabel III. Hasil pengamatan KLT dengan fase diam silika gel GF254 dan
fase gerak etil asetat - metanol - air (81 : 11 : 8 v/v )
No. Sinar UV
Totolan Pereaksi Kedde Pereaksi SbCl3
Ber- 254 nm 365 nm
Ekstrak
cak Rf Warna Rf Warna Rf Warna Rf Warna
Ungu
Standar A1 0,54 Ungu 0,54 Biru terang 0,53 0,41 Biru tua
gelap
Digitok-
Coklat
sin A2 0,78 Ungu 0,78 Merah 0,74 0,66 Cokelat tua
muda
B1B 0,21 Ungu - - - - 0,18 Kuning
B2B 0,26 Ungu 0,25 0,26 Kuning 0,41 Cokelat
B3 0,50 Hijau muda - - 0,50 Hijau 0,49 Cokelat
Daun
B
Hijau-
Kamboja B4 0,55 Hijau muda - - 0,55 0,53 Hijau-kuning
kuning
B
Jepang
B5B 0,59 Hijau 0,58 Ungu gelap 0,59 Ungu 0,56 Biru
B6B 0,73 Hijau 0,73 Ungu gelap 0,73 Kuning 0,69 Cokelat
B7B 0,80 Hijau tua 0,80 Ungu gelap 0,79 Hijau tua 0,76 Hijau tua
Kalus Cokelat
C1 - - 0,15 Ungu gelap 0,14 Cokelat 0,41
Kamboja muda
Jepang
WPM 2 C2 - - - - - - 0,66 Cokelat
Kalus
Kamboja Kuning
D1 0,68 Ungu 0,68 0,68 Cokelat 0,68 Cokelat
Jepang muda
WPM 3
67
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Rf Keterangan gambar :
jepang WPM 2
2
D : Ekstrak kalus daun kamboja
1
jepang WPM 3
0
Deteksi : pereaksi Kedde
A B C D
Jarak pengembangan : 8 cm
Gambar 9. Kromatogram ekstrak kalus daun kamboja jepang, ekstrak daun kamboja
jepang tanaman asal dan standar digitoksin setelah disemprot
dengan pereaksi Kedde
Rf
Keterangan gambar :
1
Fase diam : silika gel GF254
jepang WPM 2
1
D : Ekstrak kalus daun kamboja
jepang WPM 3
0
A B C D Deteksi : Antimon-triklorida
selama 6 menit
Jarak pengembangan : 8 cm
Gambar 10. Kromatogram ekstrak kalus daun kamboja jepang, ekstrak daun kamboja
jepang tanaman asal dan standar digitoksin setelah disemprot
dengan pereaksi SbCl3
Dari hasil penelitian di atas, ekstrak kalus daun kamboja jepang WPM 2
satu bercak ekstrak kalus daun kamboja jepang, yaitu bercak no. 2 pada WPM 2
dan bercak no. 1 pada WPM 3, yang mempunyai harga Rf yang hampir sama
69
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
dengan bercak ekstrak daun kamboja jepang, yaitu bercak no. 6, dan bercak
standar digitoksin, yaitu bercak no. 2. Bila dilihat dari warna bercak, bercak
standar digitoksin no. 2 berwarna cokelat tua, sedangkan bercak ekstrak daun
kamboja jepang no. 6 dan ekstrak kalus daun kamboja jepang no. 2 (untuk WPM
konsentrasi kandungan glikosida pada ekstrak kalus daun kamboja jepang dan
ekstrak daun kamboja jepang hasil preparasi lebih kecil dibanding standar
digitoksin.
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa dengan sistem KLT yang
digunakan pada penelitian ini, diperoleh 1 senyawa pada ekstrak kalus daun
kamboja jepang yang mirip dengan senyawa yang terkandung di dalam ekstrak
daun kamboja jepang dan standar digitoksin yang diduga sebagai glikosida
jantung.
jantung dalam kalus daun kamboja jepang yang dihasilkan. Verifikasi dilakukan
dengan menghidrolisis ekstrak kalus daun kamboja jepang dengan asam sulfat
(H2SO4) 5% sehingga glikosida jantung akan terurai menjadi glikon (gugus gula)
dan aglikon (gugus non gula, dalam hal ini kardenolida). Sistem KLT (fase gerak
dan fase diam) yang digunakan sama dengan digunakan sebelumnya, yaitu dengan
fase diam silika gel GF254 dan fase gerak etil asetat-metanol-air (81 : 11 : 8 v/v).
Tabel IV. Hasil pengamatan KLT ekstrak kalus WPM 2 dan WPM 3
UV 254
Totolan bercak
No. bercak Rf Warna
Non-
A1 0,63 Ungu
hidrolisis
WPM 2 B1
B 0,49 Ungu
hidrolisis
B2
B 0,61 Ungu
Non-
A1 0,65 Ungu
hidrolisis
WPM 3 B1
B 0,64 Ungu
hidrolisis
B2
B 0,71 Ungu
Rf
Keterangan gambar :
1
Fase diam : silika gel GF254
(81 : 11 : 8 v/v)
1
2
A : Ekstrak kalus daun kamboja jepang
1
WPM 2
H2SO4 5%
0 Pengamatan : UV 254 nm
A B
Jarak pengembangan : 8 cm
Rf
Keterangan gambar :
1
Fase diam : silika gel GF254
2 (81 : 11 : 8 v/v)
1 1
A : Ekstrak kalus daun kamboja jepang
WPM 3
H2SO4 5%
0 Pengamatan : UV 254 nm
A B
Jarak pengembangan : 8 cm
Sama seperti pada WPM 2, ekstrak kalus daun kamboja jepang WPM 3
Bercak yang dihasilkan oleh ekstrak kalus daun kamboja jepang (WPM
dihasilkan oleh ekstrak kalus daun kamboja jepang yang dihidrolisis dengan
H2SO4 5% diduga merupakan glikosida jantung yang sudah terurai menjadi glikon
dan aglikonnya. Glikon bersifat lebih polar dibanding aglikon. Sistem KLT yang
digunakan adalah fase normal, yaitu fase diam memiliki kepolaran yang lebih
tinggi dibanding fase gerak, akibatnya glikon akan terikat lebih kuat pada fase
diam sehingga Rf yang dihasilkan lebih kecil dibanding aglikon. Berdasarkan hal
72
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB V
A. Kesimpulan
secara optimal dengan zat pengatur tumbuh 2,4-D sebanyak 2 ppm dan
2. Pertumbuhan kalus daun kamboja jepang pada kedua media (WPM 2 dan
lag (hari ke-4 sampai hari ke-20), fase eksponensial (hari ke-20 sampai
3. Ekstrak kalus daun kamboja jepang memiliki profil KLT yang mirip
B. Saran
73
74
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Dicosmo, F., dan M. Misawa. 1995. Plant cell and tissue culture: Alternatives for
metabolit production, Biotechnol, Adv.13(3): 425-453
Dixon, R.A. 1985. Plant Cell Culture, A practical Approach, IRL Press :
Washington DC, 3-11
George, E.F., dan P.D. Sherrington. 1984. Plant Propagation by Tissue Culture.
Eastern Press : Reading, 301-310
Gritter, R.J., J.M. Bobbitt, dan A.E. Schwarting. 1991. Pengantar Kromatografi,
edisi 2, terj. Kosasih Padmawinata. ITB : Bandung, 109
Hartmann, H.T., D.E. Kester, dan F.T. Davies. 1990. Plant Propagation :
Principles and Practices. Prentice-Hall, Inc. : New Jersey, 466, 471, 479-
481, 500-503
Mauseth, J.D. 1998. Botany : An Introduction to Plant Biology. Jones and Bartlett
Publishers : Canada, 381-385
Melero, P., M. Medarde, dan Arturo San Feliciano. 2000. A Short Review on
Cardiotonic Steroids and Their Aminoguanidine Analogues, Molecules, 5 :
51-81
76
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Mgbojikwe, L.O., dan Z.S.C. Okoye. 2001. Acaricidal Efficacy of the Aqueous
Stem Bark Extract of Adenium obesum on the Various Life Stages of Cattle
Ticks, Nig.J.Exptl.Appl.Biol. Vol. 2, No. 1, 39-43
Ramachandra Rao, S., dan G.A. Ravishankar. 2002. Plant cell cultures: Chemical
factories of secondary metabolites, Biotechnol, Adv 20:101-153
Ranger, E., 1996, Herbal Gram, The Jurnal of The American Botanical Council,
http://www.herbalgram.org/youngliving/herbalgram/articleview.asp?a=64
&p=Y, I. 36, 34 ,diakses pada tanggal 4 Oktober 2005
Santoso, U., dan F. Nursandi. 2002. Kultur Jaringan Tanaman, cetakan pertama,
edisi pertama. Universitas Muhammadiyah : Malang, 1-2, 9, 115-120
Wagner, H., S. Bladt, dan E.M. Zgainski. 1984. Plant Drug Analysis: A Thin
Layer Chromatography Atlas, transl.: Th.A. Scoot. Springer-Verlag :
Berlin, 195-223
Wijaya, M., 2007, Profil Pertumbuhan dan Kandungan Glikosida Jantung dari
Kalus Daun Kamboja Jepang (Adenium Obesum (Forssk.) Roem. & Schult.)
dalam Media Tumbuh MS, Skripsi, Fakultas Farmasi USD, Yogyakarta, 66
Yamauchi, T., dan F. Abe. 1990. Cardiac glycosides and pregnanes from Adenium
obesum (studies on constituents of Adenium. I)., Chem Pharm Bull, 38 (3) :
669-72
Lampiran 1
Lampiran 2
Gambar 12. Foto tanaman kamboja jepang (Adenium obesum (Forssk.) Roem. &
Schult.)
A B C D
Gambar 14. Foto KLT dengan fase diam silika gel GF254, fase gerak etil asetat-
metanol-air (81 : 11 : 8 v/v), pada pengamatan dengan sinar tampak
Keterangan:
Bercak : A. Standar digitoksin
B. ekstrak daun kamboja jepang
C. ekstrak kalus daun kamboja jepang WPM 2
D. ekstrak kalus daun kamboja jepang WPM 3
81
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
A B C D
Gambar 15. Foto KLT dengan fase diam silika gel GF254, fase gerak etil asetat-
metanol-air (81 : 11 : 8 v/v), pada pengamatan dengan sinar UV 254 nm
Keterangan:
Bercak : A. Standar digitoksin
B. ekstrak daun kamboja jepang
C. ekstrak kalus daun kamboja jepang WPM 2
D. ekstrak kalus daun kamboja jepang WPM 3
82
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
A B C D
Gambar 16. Foto KLT dengan A fase B diam D gel GF , fase gerak etil asetat-
C silika
254
metanol-air (81 : 11 : 8 v/v), pada pengamatan dengan sinar UV 365 nm
Keterangan:
Bercak : A. Standar digitoksin
B. ekstrak daun kamboja jepang
C. ekstrak kalus daun kamboja jepang WPM 2
D. ekstrak kalus daun kamboja jepang WPM 3
83
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
A B C D
Gambar 17. Foto KLT dengan fase diam silika gel GF254, fase gerak etil asetat-
metanol-air (81 : 11 : 8 v/v), deteksi penampak bercak penyemprot pereaksi Kedde
Keterangan:
Bercak : A. Standar digitoksin
B. ekstrak daun kamboja jepang
C. ekstrak kalus daun kamboja jepang WPM 2
D. ekstrak kalus daun kamboja jepang WPM 3
84
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
A B C D
Gambar 18. Foto KLT dengan fase diam silika gel GF254, fase gerak etil asetat-
metanol-air (81 : 11 : 8 v/v); deteksi penampak bercak penyemprot antimon-
triklorida (SbCl3), 100˚C selama 6 menit
Keterangan:
Bercak : A. Standar digitoksin
B. ekstrak daun kamboja jepang
C. ekstrak kalus daun kamboja jepang WPM 2
D. ekstrak kalus daun kamboja jepang WPM 3
85
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
A B
Gambar 19. Foto KLT WPM 2 dengan fase diam silika gel GF254, fase gerak etil
asetat-metanol-air (81 : 11 : 8 v/v), pada pengamatan dengan sinar UV 254 nm
Keterangan:
Bercak : A. ekstrak kalus daun kamboja jepang WPM 2
B. ekstrak kalus daun kamboja jepang WPM 2 yang dihidrolisis
dengan H2SO4 5%
86
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
A B
Gambar 20. Foto KLT WPM 3 dengan fase diam silika gel GF254, fase gerak etil
asetat-metanol-air (81 : 11 : 8 v/v), pada pengamatan dengan sinar UV 254 nm
Keterangan:
Bercak : A. ekstrak kalus daun kamboja jepang WPM 3
B. ekstrak kalus daun kamboja jepang WPM 3 yang dihidrolisis
dengan H2SO4 5%
87
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lampiran 3
Data-data Penelitian
Tabel IV. Hasil penimbangan bobot kalus dengan pemanenan pada WPM 2
rata-rata rata-
bobot bobot bobot
hari bobot bobot rata Partum-
botol bobot kalus bobot wadah+ kalus
panen media+ kalus bobot buhan
no. media basah wadah kalus basah
ke- kalus basah basah kalus
awal basah akhir
awal akhir
5 4 82.2342 82.2995 0.0653 15.9726 16.0862 0.1136
13 4 80.3951 80.4599 0.0648 0.0654 15.4312 15.5446 0.1134 0.1137 0.0483
25 4 85.7121 85.7783 0.0662 15.6855 15.7997 0.1142
15 8 85.8813 85.9146 0.0333 15.9729 16.1033 0.1304
9 8 89.1534 89.2053 0.0519 0.0439 15.4404 15.5277 0.0873 0.0975 0.0536
23 8 81.3747 81.4212 0.0465 15.6913 15.7661 0.0748
10 12 80.3646 80.4278 0.0632 15.9725 16.1666 0.1941
1 12 82.7543 82.8189 0.0646 0.0633 15.4309 15.6305 0.1996 0.1944 0.1311
24 12 83.3151 83.3772 0.0621 15.6853 15.8747 0.1894
17 16 79.8187 79.9060 0.0873 15.9726 16.2160 0.2434
12 16 82.4150 82.4862 0.0712 0.0769 15.4323 15.6433 0.2110 0.2361 0.1592
6 16 80.0356 80.1078 0.0722 15.6875 15.9414 0.2539
14 20 84.7639 84.8046 0.0407 15.9727 16.1747 0.2020
26 20 82.2016 82.2447 0.0431 0.0421 15.4414 15.6586 0.2172 0.2104 0.1683
3 20 86.5505 86.5930 0.0425 15.6848 15.8968 0.2120
4 24 89.2675 89.3130 0.0455 15.9724 16.4404 0.4680
27 24 83.3756 83.4351 0.0595 0.0461 15.4421 15.9494 0.5073 0.4626 0.4165
20 24 85.1228 85.1561 0.0333 15.6845 16.0970 0.4125
16 28 83.1944 83.2800 0.0856 15.9725 17.1441 1.1716
21 28 85.2353 85.3170 0.0817 0.0867 15.4419 16.5504 1.1085 1.1352 1.0485
7 28 81.3459 81.4387 0.0928 15.6846 16.8101 1.1255
19 32 81.6969 81.8185 0.1216 15.9731 17.2906 1.3175
8 32 85.1758 85.2756 0.0998 0.0915 15.4424 16.5565 1.1141 0.9852 0.8937
22 32 84.9134 84.9665 0.0531 15.6850 16.2090 0.5240
2 36 87.3150 87.4033 0.0883 15.9737 16.4201 0.4464
18 36 83.4343 83.5478 0.1135 0.0798 15.4427 16.4553 1.0126 0.7220 0.6422
11 36 85.7798 85.8174 0.0376 15.6851 16.3921 0.7070
Keterangan: WPM 2 adalah media tumbuh Woody Plant Medium dengan penambahan 4
ppm 2,4-D
88
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
rata-rata rata-rata
bobot bobot bobot bobot
hari bobot bobot % susut
botol bobot wadah+ kalus wadah+ kalus
panen kalus kalus pengering
no. wadah kalus basah kalus kering
ke- basah kering -an
basah akhir kering akhir
akhir akhir
5 4 15.9726 16.0862 0.1136 15.9809 0.0083
13 4 15.4312 15.5446 0.1134 0.1137 15.4419 0.0107 0.0096 91.5592
25 4 15.6855 15.7997 0.1142 15.6953 0.0098
15 8 15.9729 16.1033 0.1304 15.9828 0.0099
9 8 15.4404 15.5277 0.0873 0.0975 15.4469 0.0065 0.0072 92.6154
23 8 15.6913 15.7661 0.0748 15.6965 0.0052
10 12 15.9725 16.1666 0.1941 15.9897 0.0172
1 12 15.4309 15.6305 0.1996 0.1944 15.4490 0.0181 0.0173 91.1164
24 12 15.6853 15.8747 0.1894 15.7018 0.0165
17 16 15.9726 16.2160 0.2434 15.9922 0.0196
12 16 15.4323 15.6433 0.2110 0.2361 15.4505 0.0182 0.0193 91.8255
6 16 15.6875 15.9414 0.2539 15.7076 0.0201
14 20 15.9727 16.1747 0.2020 15.9887 0.0160
26 20 15.4414 15.6586 0.2172 0.2104 15.4593 0.0179 0.0170 91.9043
3 20 15.6848 15.8968 0.2120 15.7020 0.0172
4 24 15.9724 16.4404 0.4680 16.0249 0.0525
27 24 15.4421 15.9494 0.5073 0.4626 15.5023 0.0602 0.0548 88.1539
20 24 15.6845 16.0970 0.4125 15.7362 0.0517
16 28 15.9725 17.1441 1.1716 16.0392 0.0667
21 28 15.4419 16.5504 1.1085 1.1352 15.5023 0.0604 0.0636 94.3945
7 28 15.6846 16.8101 1.1255 15.7484 0.0638
19 32 15.9731 17.2906 1.3175 16.0785 0.1054
8 32 15.4424 16.5565 1.1141 0.9852 15.5293 0.0869 0.0779 92.0930
22 32 15.6850 16.2090 0.5240 15.7264 0.0414
2 36 15.9737 16.4201 0.4464 16.0094 0.0357
18 36 15.4427 16.4553 1.0126 0.7220 15.5338 0.0911 0.0614 91.5005
11 36 15.6851 16.3921 0.7070 15.7424 0.0573
Keterangan: WPM 2 adalah media tumbuh Woody Plant Medium dengan penambahan 4
ppm 2,4-D
89
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Tabel VI. Hasil penimbangan bobot kalus dengan pemanenan pada WPM 3
rata-rata rata-
bobot bobot bobot
hari bobot bobot rata Partum-
botol bobot kalus bobot wadah+ kalus
panen media+ kalus bobot buhan
no. media basah wadah kalus basah
ke- kalus basah basah kalus
awal basah akhir
awal akhir
13 4 87.3704 87.4290 0.0586 15.4245 15.5767 0.1522
5 4 85.7341 85.7938 0.0597 0.0589 15.5342 15.6873 0.1531 0.1523 0.0934
19 4 86.2345 86.2929 0.0584 15.3101 15.4618 0.1517
7 8 87.4038 87.4733 0.0695 15.4251 15.5742 0.1491
26 8 84.0312 84.0995 0.0683 0.0702 15.5411 15.7600 0.2189 0.1986 0.1284
14 8 88.1356 88.2084 0.0728 15.3250 15.5528 0.2278
4 12 81.8438 81.9158 0.0720 15.4242 15.6753 0.2511
10 12 83.3756 83.4514 0.0758 0.0721 15.5341 15.7866 0.2525 0.2513 0.1792
17 12 87.2125 87.2810 0.0685 15.3113 15.5616 0.2503
12 16 84.0655 84.0907 0.0252 15.4240 15.5910 0.1670
6 16 87.7751 87.8222 0.0471 0.0521 15.5457 15.7299 0.1842 0.2386 0.1865
20 16 83.0134 83.0973 0.0839 15.3226 15.6872 0.3646
11 20 84.5527 84.6048 0.0521 15.4235 15.6408 0.2173
8 20 85.6123 85.6591 0.0468 0.0515 15.5339 15.7295 0.1956 0.2255 0.1740
21 20 81.4726 81.5282 0.0556 15.3221 15.5857 0.2636
3 24 83.8551 83.9470 0.0919 15.4234 15.5792 0.1558
23 24 80.3157 80.4092 0.0935 0.0934 15.5340 16.3611 0.8271 0.6110 0.5176
18 24 82.0598 82.1546 0.0948 15.3235 16.1736 0.8501
9 28 81.8960 82.0078 0.1118 15.4238 15.7365 0.3127
25 28 87.3059 87.4636 0.1577 0.1952 15.5341 17.3126 1.7785 1.6475 1.4523
27 28 86.1135 86.4296 0.3161 15.3237 18.1750 2.8513
24 32 83.3756 83.6198 0.2442 15.4240 16.9564 1.5324
1 32 85.0453 85.1289 0.0836 0.1571 15.5347 15.6754 0.1407 1.4463 1.2892
16 32 82.1123 82.2558 0.1435 15.3229 17.9887 2.6658
22 36 89.1899 89.3617 0.1718 15.4237 16.4621 1.0384
2 36 80.8751 81.129 0.2539 0.1633 15.5343 17.2136 1.6793 1.0767 0.9134
15 36 81.4433 81.5075 0.0642 15.3238 15.8362 0.5124
Keterangan: WPM 3 adalah media tumbuh Woody Plant Medium dengan penambahan 2
ppm 2,4-D dan 1 ppm FAP.
90
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
rata-rata rata-rata
bobot bobot bobot bobot
hari bobot bobot % susut
botol bobot wadah+ kalus wadah + kalus
panen kalus kalus pengering-
no. wadah kalus basah kalus kering
ke- basah kering an
basah akhir kering akhir
akhir akhir
13 4 15.4245 15.5767 0.1522 15.4376 0.0131
5 4 15.5342 15.6873 0.1531 0.1523 15.5484 0.0142 0.0130 91.4880
19 4 15.3101 15.4618 0.1517 15.3217 0.0116
7 8 15.4251 15.5742 0.1491 15.4353 0.0102
26 8 15.5411 15.7600 0.2189 0.1986 15.5559 0.0148 0.0135 93.2024
14 8 15.3250 15.5528 0.2278 15.3405 0.0155
4 12 15.4242 15.6753 0.2511 15.4442 0.0200
10 12 15.5341 15.7866 0.2525 0.2513 15.5553 0.0212 0.0203 91.9087
17 12 15.3113 15.5616 0.2503 15.3311 0.0198
12 16 15.4240 15.5910 0.1670 15.4382 0.0142
6 16 15.5457 15.7299 0.1842 0.2386 15.5616 0.0159 0.0199 91.6597
20 16 15.3226 15.6872 0.3646 15.3522 0.0296
11 20 15.4235 15.6408 0.2173 15.4413 0.0178
8 20 15.5339 15.7295 0.1956 0.2255 15.5504 0.0165 0.0175 92.2247
21 20 15.3221 15.5857 0.2636 15.3404 0.0183
3 24 15.4234 15.5792 0.1558 15.4369 0.0135
23 24 15.5340 16.3611 0.8271 0.6110 15.6035 0.0695 0.0537 91.2111
18 24 15.3235 16.1736 0.8501 15.4016 0.0781
9 28 15.4238 15.7365 0.3127 15.4473 0.0235
25 28 15.5341 17.3126 1.7785 1.6475 15.7187 0.1846 0.1126 93.1654
27 28 15.3237 18.1750 2.8513 15.4534 0.1297
24 32 15.4240 16.9564 1.5324 15.5566 0.1326
1 32 15.5347 15.6754 0.1407 1.4463 15.5460 0.0113 0.1146 92.0763
16 32 15.3229 17.9887 2.6658 15.5228 0.1999
22 36 15.4237 16.4621 1.0384 15.5016 0.0779
2 36 15.5343 17.2136 1.6793 1.0767 15.6619 0.1276 0.0822 92.3687
15 36 15.3238 15.8362 0.5124 15.3648 0.0410
Keterangan: WPM 3 adalah media tumbuh Woody Plant Medium dengan penambahan 2
ppm 2,4-D dan 1 ppm FAP.
91
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lampiran 4
Makronutrien
Ammonium nitrat (NH4NO3) 400 mg/l
Kalsium nitrat-tetrahidrat (Ca(NO3)2.4H2O) 576 mg/l
Kalsium klorida-dihidrat (CaCl2.2H2O) 96 mg/l
Magnesium sulfat-heptahidrat (MgSO4.7H2O) 370 mg/l
Kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4) 170 mg/l
Mikronutrien
Mangan (II) sulfat tetrahidrat (MnSO4.4H2O) 22,3 mg/l
Seng sulfat heptahidrat (ZnSO4.7H2O) 8,6 mg/l
Asam borat (H3BO3) 6,2 mg/l
Besi (II) sulfat heptahidrat (FeSO4.7H2O) 27,8 mg/l
NaFeEDTA 37,3 mg/l
Vitamin
Mio-inositol 100 mg/l
Thiamin HCl 1 mg/l
Asam nikotinat 0,5 mg/l
Piridoksin HCl 0,5 mg/l
(Hendaryono dan Wijayani, 1994)
92
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS