Cooling Tower
Cooling Tower
I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat :
1. Minggu ke-1
a. Memahami prinsip kerja menara pendingin
b. Mampu membuat flowsheet menara pendingin
2. Minggu ke-2
a. Menghitung kelembaban udara
b. Menghitung entalphi
c. Menghitung neraca massa
d. Menghitung neraca panas
e. Menghitung efisiensi
Prinsip kerja menara pendingin dapat dilihat pada gambar di atas. Air
dari bak/basin dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke menara
pendingin. Air panas yang keluar tersebut secara langsung melakukan kontak
dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan atau blower
yang terpasang pada bagian atas menara pendingin, lalu mengalir jatuh ke bahan
pengisi.
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu
kondensasinya sangat rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Air yang sudah
mengalami penurunan suhu ditampung ke dalam bak/basin. Pada menara
pendingin juga dipasang katup make up water untuk menambah kapasitas air
pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative cooling tersebut
sedang berlangsung.
Konstruksi Menara Pendingin
Adapun konstruksi menara pendingin jenis aliran angin tarik (induced
draft counterflow cooling tower) adalah sebagai berikut
Minggu ke-2
1. Mengisi menara pendingin dengan air make-up
2. Menghidupkan pompa
3. Mengukur suhu outlet menara pendingin (air dingin)
4. Mengukur laju alir air
5. Mengukur suhu udara masuk dan keluar menara pendingin
6. Mengukur suhu air masuk menara pendingin (air panas)
VI. Data Pengamatan (terlampir)
1. Contoh soal menara pendingin
Cooling Tower
Y1 = 0,021 LbH2O/Lb
Blow Down ....... ?
= 77,12%
TBB2 = 26,50C = 79,70F Air Make up = 122327,3314 lb/hr
TBK2 = 28,50C = 83,30F Tin = 490C = 1200F
Dari Grafik Psychometrik :
M2 = 7100 m3/hr
Y2 = 0,023 LbH2O/Lb
Drift Loss = 15905,42
lb/hr
Cooling Tower
Y1 = 0,021 LbH2O/Lb
Blow Down = 15905,42 lb/hr
VII. Analisa Percobaan
Pada percobaan yang dilakukan dapat dianalisa bahwa menara pendingin
merupakan peralatan pendukung yang sangat dibutuhkan pada proses kimia. Pada
menara air pendingin ini memiliki tipe sirkulasi terbuka dimana air dingin yang
dialirkan pada peralatan perpindahan panas untuk mendinginkan produk-produk
proses dan keluar dari heat exchanger dan kemudian air dilewatkan kembali ke
menara pendingin pada unit penguapan, dimana air yang teruapkan berfungsi
sebagai pendingin untuk air yang tinggal. Namun pada menara pendingin tipe
sirkulasi terbuka ini terdapat beberapa masalah yang timbul pada sistem ini yaitu
terjadinya korosi, kerak, mikroorganisme dan pelapukan kayu.
Menara air pendingin ini memiliki fungsi menyerap kalor dari air dan
menyediakan sejumlah air yang relatif sejuk (dingin) untuk dipergunakan kembali
disuatu instansi pendingin, menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi
panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfir, mampu menurunkan suhu air
lebih rendah dibandingkan dengan peralatan-peralatan yang hanya menggunakan
udara untuk membuang panas, oleh karrena itu biayanya lebih efektif dan efisien
energinya.
Pada menara pendingin harus memiliki fan (kipas) yang berfungsi untuk
menarik udara dingin dan mensirkulasikan udara tersebut didalam menara untuk
mendinginkan air.
VIII. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan didapatkan bahwa Menara air pendingin
yang terdapat pada laboratorium teknik kimia polsri adalah jenis menara air
pendingin sirkulasi terbuka
Pembagian menara pendingin:
1. Menara atmospheric
2. Menara Natural Draft
3. Menara mechanical Draft
Konstruksi menara pendingin antara lain fan, tower supporter, casing, pipa
spinkler, water basin, inlet louver dan filling material.
Daftar Pustaka
Disusun Oleh:
Ahsanul Amali
Arief Ferdiansyah
Choirunniza R
Dian Yunita Sari
Dwi Damayanti
Dwi Setia.I.S
Esa Adhmeilawati N
TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2014