Nomor: 0010.E/DIR/2016
Tentang
Petunjuk Teknis Pengadaan Barang/Jasa PT PLN (Persero)
DAFTAR ISI
i
4.1.3 Harga Perkiraan Sendiri .........................................................................31
4.2 Metode Pengadaan Barang/Jasa .......................................................................34
4.2.1 Pelelangan Terbatas ..............................................................................34
4.2.2 Pelelangan Terbuka ...............................................................................35
4.2.3 Pengecualian Dari Kompetisi ..................................................................37
4.3 Joint Procurement ..............................................................................................46
4.4 Metode Penawaran ............................................................................................46
4.4.1 Request for Quotations (RFQ) ................................................................46
4.4.2 Invitation for Bid (ITB) .............................................................................46
4.4.3 Request for Proposals (RFP) ..................................................................46
4.5 Jangka Waktu Pengadaan Barang/Jasa ............................................................47
4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa ..............................................................47
4.6.1 Tahapan Persiapan Pengadaan .............................................................47
4.6.2 Undangan Pelelangan /Pengumuman ....................................................48
4.6.3 Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pelelangan .............................48
4.6.4 Penilaian Kualifikasi Calon Penyedia Barang/Jasa .................................48
4.6.5 Penjelasan Pengadaan (Aanwijzing) ......................................................48
4.6.6 Addendum Dokumen Pelelangan ...........................................................49
4.6.7 Dokumen Penawaran .............................................................................50
4.6.8 Metode Penyampaian Dokumen Penawaran ..........................................51
4.6.9 Metode Pembukaan Dokumen Penawaran ............................................54
4.6.10 Jaminan Pengadaan Barang/Jasa ..........................................................55
4.6.11 Evaluasi Penawaran ...............................................................................63
4.6.12 Metode Evaluasi .....................................................................................65
4.6.13 Negosiasi Penawaran .............................................................................67
4.6.14 Laporan Evaluasi ....................................................................................67
4.6.15 Review Value for Money .........................................................................68
4.6.16 Penetapan Pemenang ............................................................................68
4.6.17 Pengumuman Pemenang .......................................................................69
4.6.18 Sanggahan .............................................................................................69
4.6.19 Penunjukan Pemenang ..........................................................................70
4.6.20 Pengadaan Gagal dan Pengadaan Ulang ..............................................72
4.6.21 Contract Discussion Agreement (CDA)...................................................73
4.6.22 Dokumen Perjanjian/Kontrak ..................................................................74
ii
BAB V PENGADAAN KHUSUS.............................................................................................95
5.1 Pengadaan Energi Primer ..................................................................................95
5.2 Pembelian Tenaga Listrik ...................................................................................97
5.3 Sewa Menyewa dan Sewa Beli ........................................................................104
5.4 Sewa Guna Usaha (Leasing) ...........................................................................105
5.5 Alih Daya .........................................................................................................106
5.6 Pengadaan Jasa Konsultansi Perorangan .......................................................109
5.7 Pengadaan Asuransi ........................................................................................109
5.8 Pengadaan Parts Pembangkit Reverse Engineering dan Re-Engineering .......114
BAB VI PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI .................................................116
6.1 Pengertian Produksi Dalam Negeri ..................................................................116
6.2 Ketentuan Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri.........................................116
6.3 Insentif .............................................................................................................116
6.4 Keikutsertaan Perusahaan Asing .....................................................................120
iii
PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0010.E/DIR/2016
TENTANG
BAB I
KETENTUAN UMUM
1
1.3 Pengertian/Istilah
1.3.1 APLN adalah Anggaran PLN yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah disahkan oleh RUPS, termasuk
anggaran untuk pekerjaan mendesak atau Keadaan Darurat (Emergency)
yang belum ditetapkan di dalam RKAP.
1.3.3 Anak Perusahaan PLN adalah Perusahaan yang sahamnya minimum 90%
(sembilan puluh persen) dimiliki oleh PLN.
1.3.5 Asuransi Masa Operasi adalah asuransi yang menjamin atau memproteksi
risiko kerugian yang mungkin timbul atas harta benda atau aset milik
perusahaan pada masa operasi dan dimulai sejak proyek Commercial
Operation Date (COD) atau proyek dioperasikan secara komersial.
1.3.6 Barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian meliputi antara lain
bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi/peralatan, yang
spesifikasinya ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa.
1.3.8 Berita Acara Serah Terima Tahap Pertama adalah berita acara yang dibuat
setelah fisik pekerjaan mencapai 100% (seratus persen).
1.3.9 Berita Acara Serah Terima Tahap Kedua adalah berita acara yang dibuat
setelah masa pemeliharaan selesai.
1.3.10 Commercial Operation Date (COD) adalah tanggal yang telah disepakati
oleh para pihak untuk mulai beroperasinya Aset Operasional secara
komersial.
2
1.3.12 Consortium’s Member Jasa Asuransi Aset Operasional adalah perusahaan
asuransi yang telah dinyatakan lulus sebagai anggota konsorsium dan
diikutsertakan dalam penutupan asuransi di PLN.
1.3.13 Daftar Penyedia Terseleksi yang selanjutnya disebut DPT adalah daftar
Penyedia Barang/Jasa yang dinyatakan lulus oleh PLN melalui mekanisme
penilaian kualifikasi, ditetapkan dan disahkan oleh Pengguna Barang/Jasa,
yang dimutakhirkan secara periodik.
1.3.14 Dewan Komisaris yang selanjutnya disebut Dekom adalah organ PLN yang
bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasehat kepada Direksi.
1.3.15 Direksi adalah organ PLN yang terdiri dari anggota Direksi/Direktur yang
bertanggungjawab penuh atas pengurusan PLN untuk kepentingan, tujuan
dan mewakili kepentingan PLN.
1.3.17 Direktur adalah Anggota dari Direksi yang membawahi Direktorat tertentu
sesuai pembagian tugas yang ditetapkan oleh Rapat Direksi Perseroan.
1.3.18 Direksi Teknis adalah wakil Pengguna Barang/Jasa untuk membantu Direksi
Pekerjaan dalam pengawasan pekerjaan (misalnya Unit Enjiniring, Unit
Penelitian dan Pengembangan, Unit Pemeliharaan Ketenagalistrikan, Unit
Sertifikasi dan Unit Manajemen Konstruksi).
3
1.3.24 Dokumen Penawaran adalah surat penawaran beserta seluruh dokumen
lampirannya yang disiapkan oleh Penyedia Barang/Jasa.
1.3.25 Due Diligence adalah bagian dari Penilaian Kualifikasi untuk melakukan
verifikasi langsung, lebih detail, dan komprehensif atas dokumen kualifikasi,
kompetensi dan kemampuan usaha Penyedia Barang/Jasa yang
memasukkan aplikasi untuk kategori Leverage, Critical/Bottleneck, dan
Strategis.
1.3.28 Excess Power adalah energi listrik yang merupakan kelebihan dari
pembangkit tenaga listrik swasta yang sudah ada dan sudah beroperasi.
1.3.29 General Manager (GM) adalah Pejabat yang memiliki kewenangan dan
membawahi suatu Unit Induk (Pembangunan, Pembangkit, Transmisi,
Pengatur Beban, Distribusi, Wilayah dan Unit Penunjang) berdasarkan
Keputusan Direksi.
1.3.31 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan harga perkiraan dari
suatu barang/jasa yang dihitung berdasarkan estimasi biaya pokok produksi
atau estimasi biaya pokok pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi
ekonomi terkini dan faktor-faktor lain yang berfungsi untuk melihat
kewajaran harga penawaran.
1.3.32 Incoterms adalah syarat dan ketentuan penyerahan barang komersial yang
diatur oleh International Chamber of Commerce, dimana dideskripsikan
kewajiban biaya dan risiko dari pembeli dan penjual.
1.3.37 Jasa Konsultansi adalah layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai
bidang yang dilaksanakan oleh perorangan atau badan usaha/lembaga.
4
1.3.38 Jasa Lainnya adalah layanan jasa selain Jasa Konstruksi dan Jasa
Konsultansi.
1.3.40 Kantor Pusat adalah induk organisasi PLN yang membawahi Unit Induk.
1.3.46 Komite Direktur adalah komite yang dibentuk oleh Direksi untuk membantu
pelaksanaan tugas Direksi agar lebih efisien dan efektif, yang terdiri dari
beberapa Direktur yang diberi wewenang untuk dan atas nama Direksi
mengambil keputusan di bidang-bidang tertentu sesuai ketentuan yang
berlaku.
1.3.49 Negosiasi adalah kegiatan untuk pembahasan aspek teknis, harga dan
waktu pelaksanaan antara Pejabat Pelaksana Pengadaan dengan Penyedia
Barang/Jasa.
1.3.51 Pagu Anggaran (Budget Ceiling) adalah anggaran maksimal yang terdapat
dalam RKAP yang dihitung secara profesional berdasarkan perkiraan biaya
pekerjaan ditambah dengan perkiraan penyesuaian karena kondisi ekonomi.
5
1.3.52 Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang berisi ikrar untuk mencegah
dan tidak melakukan persekongkolan baik vertical atau horizontal, bertindak
dengan penuh kehati-hatian sesuai dengan ketentuan peraturan yang
berlaku dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
1.3.53 Pejabat Perencana Pengadaan adalah pejabat struktural yang bertugas dan
bertanggung jawab dalam perencanaan Pengadaan Barang/Jasa atau
pejabat struktural lainnya yang ditunjuk untuk melakukan perencanaan
Pengadaan Barang/Jasa.
1.3.54 Pejabat Pelaksana Pengadaan adalah pejabat struktural yang bertugas dan
bertanggung jawab dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa atau
pejabat struktural lainnya yang ditunjuk untuk melakukan pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa.
1.3.59 Pengguna Barang/Jasa adalah Direksi atau Pejabat struktural satu tingkat di
bawah Direksi, atau Pejabat struktural di bawah GM yang diberi kuasa atau
diberi pelimpahan wewenang berdasarkan Peraturan yang berlaku, yang
menggunakan dan/atau menerima manfaat baik langsung maupun tidak
langsung dari barang/jasa yang dihasilkan dari proses pengadaan
barang/jasa.
6
1.3.61 Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau badan hukum
publik lainnya, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), lembaga, konsorsium,
Joint Operation, Koperasi, Firma, Commanditaire Vennotschap (CV),
persekutuan perdata (Maatschap), badan usaha luar negeri dan/atau
perorangan yang kegiatan usahanya menyediakan barang/jasa.
1.3.63 Perusahaan Asuransi Kerugian adalah suatu Badan Usaha yang bergerak
dalam bidang Asuransi Kerugian Umum (bukan Asuransi Jiwa) antara lain
asuransi property, asuransi kerusakan mesin, asuransi gangguan usaha,
asuransi mobil, asuransi kebakaran, asuransi pengangkutan dan ijin
usahanya adalah dalam bidang asuransi kerugian yang dikeluarkan oleh
Kementerian Keuangan dan/atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
1.3.70 Production Sharing Contract (PSC) atau Kontrak Kerjasama Migas adalah
Perjanjian/Kontrak yang dibuat antara badan pelaksana dengan badan
usaha dan atau bentuk usaha tetap untuk melakukan kegiatan eksplorasi
dan eksploitasi di bidang minyak dan gas bumi dengan prinsip bagi hasil.
7
1.3.72 PO (Purchase Order atau Surat Pesanan) adalah dokumen pembelian yang
mendeskripsikan tipe, jenis, spesifikasi, jumlah dari barang yang akan dibeli,
tempat dan waktu penyerahan, persyaratan pembayaran, serta syarat dan
ketentuan lainnya.
1.3.75 Request for Proposals (RFP) adalah metode permintaan penawaran untuk
kebutuhan yang spesifikasinya/TOR tidak dapat dilakukan secara penuh
pada saat undangan penawaran diumumkan.
1.3.76 Request for Quotations (RFQ) adalah metode permintaan penawaran untuk
pengadaan yang bersifat kecil atau rutin dengan spesifikasi yang mudah
ditemui di pasar.
1.3.77 Riset Pasar adalah riset untuk mengidentifikasi dan mendapatkan seluruh
informasi yang relevan terkait kebutuhan Pengadaan Barang/Jasa atau
pekerjaan yang akan digunakan untuk membuat strategi Pengadaan
Barang/Jasa dan Perjanjian/Kontrak.
1.3.78 RUPS adalah Rapat Umum Pemegang Saham yang merupakan organ PLN
dan mempunyai wewenang yang tidak dimiliki Direksi dan Dewan Komisaris.
1.3.80 Sewa Guna Usaha (Leasing) adalah suatu transaksi pembiayaan untuk
penyediaan barang modal secara sewa guna dengan hak opsi memiliki
(Financial Lease) maupun sewa guna tanpa hak opsi memiliki (Operating
Lease) antara pihak penyedia pembiayaan atau barang (Lessor) untuk
digunakan oleh pihak yang membutuhkan pembiayaan atau barang
(Lessee) selama jangka waktu tertentu dengan pembayaran secara
berkala/bertahap.
1.3.81 Shortlist adalah daftar Penyedia Barang/Jasa yang didapat dari riset pasar
yang diyakini mempunyai kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang
akan diadakan dan ditetapkan oleh Direksi atau Komite Direktur atau
Direktur terkait.
1.3.82 Tahun Anggaran adalah kurun waktu 1 (satu) tahun takwim terhitung sejak
tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
8
1.3.83 Tenaga Ahli adalah orang yang dianggap ahli untuk melaksanakan
pekerjaan Jasa Konsultansi baik selaku konsultan perorangan maupun
konsultan yang bekerja pada suatu badan usaha atau lembaga.
1.3.84 Total Cost of Ownership (TCOO) adalah biaya keseluruhan dari pembelian
barang/jasa, tidak hanya merupakan harga awal yang ditawarkan (initial
purchase price) tetapi merupakan biaya keseluruhan yang dapat terjadi
selama umur ekonomis barang/jasa tersebut.
1.3.85 Unit Induk adalah unit organisasi satu tingkat dibawah Kantor Pusat yang
melaksanakan kegiatan usaha tertentu sesuai dengan tujuan dan lapangan
usaha PLN.
1.3.86 Value for Money Committee adalah fungsi yang melakukan kajian/analisa
Value for Money terhadap proses Pengadaan Barang/Jasa di PLN.
1.4.1 Efisien
1.4.2 Efektif
1.4.3 Kompetitif
1.4.4 Transparan
9
1.4.6 Akuntabel
10
1.6 Etika Pengadaan
1.6.2 Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga
kerahasiaan Dokumen Pelelangan/RKS yang seharusnya dirahasiakan
untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam proses Pengadaan
Barang/Jasa.
1.6.3 Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung untuk
mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat.
1.6.8 Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi
atau menerima hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang
diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan Pengadaan
Barang/Jasa.
11
1.7.2 Reward
1.7.3 Punishment
1.8.1 Internal
Untuk Direksi dan Pejabat Struktural yang pada saat diangkat dalam jabatan
struktural tersebut telah menandatangani Pakta Integritas untuk
menjalankan fungsi jabatannya maka Pejabat Struktural tersebut tidak perlu
menandatangani Pakta Integritas terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa.
1.8.2 Eksternal
Sebelum Pengadaan dilaksanakan, GM wajib terlebih dahulu meminta Ijin Prinsip dari
Direksi/Komite Direktur/Direktur sesuai batasan kewenangan yang diatur dalam
ketentuan Batasan Kewenangan Pengambilan Keputusan di Lingkungan PLN, dalam
hal melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa dibawah ini:
12
BAB II
ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA
b. Dokumen Kualifikasi.
d. Dokumen Pelelangan/RKS.
e. HPS.
13
b. Dokumen Kualifikasi oleh Kepala Satuan/Kepala Divisi
yang menangani Perencanaan Pengadaan.
14
2.2 Wakil Pengguna Barang/Jasa
2.2.3 Wakil Pengguna Barang/Jasa dapat ditunjuk sebagai Direksi Pekerjaan atau
Pengawas Pekerjaan atau Manajer Proyek.
15
2.3.4.6 Bekerjasama dengan Wakil Pengguna Barang/Jasa melakukan
evaluasi kinerja Penyedia Barang/Jasa untuk pemutakhiran
DPT.
2.4.1 Fungsi Pelaksana Pengadaan di Kantor Pusat dan Unit Induk dilaksanakan
oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan.
16
2.4.4.7 Memberikan penjelasan pengadaan (Aanwijzing).
17
2.5 Value for Money Committee
2.5.1 Prinsip value for money, adalah pengadaan yang mengutamakan hasil
terbaik untuk PLN dalam jangka panjang, yang mempertimbangkan Total
Cost of Ownership dan tidak selalu merupakan harga pembelian awal
terendah, serta memenuhi unsur tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu,
tepat tempat, tepat tujuan sosio-ekonomi, dan tepat biaya.
18
2.6 Procurement Agent
2.6.1 Tugas Pejabat Pelaksana Pengadaan dapat dilakukan oleh pihak ketiga
sebagai Procurement Agent yang ditunjuk oleh Pengguna Barang/Jasa.
2.6.3 Justifikasi sebagaimana dimaksud pada angka 2.6.2, antara lain adalah:
2.6.3.2 Adanya keterbatasan sumber daya internal PLN baik dari sisi
jumlah ataupun keahlian; atau
2.6.4 Procurement Agent dapat berupa badan usaha berbentuk Badan Hukum
nasional atau internasional, lembaga pemerintah dan non pemerintah, atau
lembaga pendidikan yang mempunyai keahlian dalam bidang procurement.
19
BAB III
DAFTAR PENYEDIA BARANG/JASA TERSELEKSI (DPT)
Penyusunan DPT menjadi tugas dan tanggung jawab Pejabat Perencana Pengadaan
dan disahkan oleh Pengguna Barang/Jasa.
3.3.1 Melakukan Riset Pasar untuk mendapatkan data dan informasi Penyedia
Barang/Jasa yang mempunyai kualifikasi sesuai dengan jenis pekerjaan
yang dibutuhkan.
3.3.4 Dalam pelaksanaan angka 3.3.1, angka 3.3.2 dan angka 3.3.3 dapat
dilakukan due diligence (uji tuntas) antara lain untuk pekerjaan yang
bersifat:
20
3.3.4.3 Barang/Jasa yang mempunyai risiko tinggi.
3.4.1 DPT Lokal dibuat oleh Pejabat Perencana Pengadaan di Unit Induk atau
Pejabat Perencanaan di Kantor Pusat, untuk dipergunakan dalam proses
pemilihan Penyedia Barang/Jasa setempat.
3.4.2 DPT Korporat dibuat oleh Pejabat Perencana Pengadaan di Kantor Pusat
untuk dipergunakan dalam proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa secara
nasional.
3.5.3 DPT harus dilakukan pemuktahiran secara berkala dan terus menerus
antara lain berupa penambahan/pengurangan Calon Penyedia Barang/Jasa
dalam daftar DPT, pemuktahiran data dan/atau kinerja Calon Penyedia
Barang/Jasa yang sudah terdaftar dalam DPT. Penambahan DPT dapat
dilakukan apabila ada pendaftar baru yang dinyatakan lulus kualifikasi dan
disahkan sebagai DPT oleh Pengguna Barang/Jasa, serta pengurangan
DPT dapat dilakukan apabila dikenakan Backlist, masa berlaku DPT sudah
berakhir, data kualifikasi tidak dimutakhirkan tanpa keterangan yang dapat
dipertanggungjawabkan atau berkinerja buruk.
3.5.5 Untuk kategori Leverage yang signifikan, pada setiap proses pemilihan
Penyedia Barang/Jasa dapat dilakukan pemutakhiran kualifikasi teknis dan
keuangan dari Calon Penyedia Barang/Jasa dalam DPT berdasarkan
justifikasi Pejabat Perencana Pengadaan.
3.5.6 DPT memuat catatan Penyedia Barang/Jasa yang terkena daftar hitam
(Blacklist).
3.5.7 PLN dapat mengakui daftar hitam (Blacklist) dari lembaga yang mempunyai
keterkaitan dengan bisnis PLN, atau perusahaan yang sejenis dengan
usaha PLN, atau mempunyai kesamaan kepentingan dengan bisnis PLN.
21
3.6.2 Dokumen Kualifikasi berisi sekurang-kurangnya :
22
3.7.2.2 Mempunyai kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan
serta personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
termasuk pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
23
3.8.6 Penyedia Barang/Jasa wajib menandatangani Surat Pernyataan bermeterai
cukup yang menyatakan kebenaran seluruh data dan informasi yang
disampaikan di dalam formulir isian kualifikasi dan apabila ditemukan
penipuan, pemalsuan atas data dan informasi yang disampaikan maka yang
bersangkutan bersedia dikenakan sanksi digugurkan sebagai Calon
Penyedia Barang/Jasa dan sanksi daftar hitam (Blacklist).
3.8.8 Pejabat Perencana Pengadaan dapat melakukan due diligence (uji tuntas)
sebagai pembuktian kualifikasi, sebagai berikut:
3.8.13 Jawaban sanggahan diberikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan Pejabat
Perencana Pengadaan dalam Dokumen Kualifikasi dan bersifat final.
3.8.14 Sanggahan yang setelah diperiksa tidak benar, akan menjadi catatan itikad
tidak baik bagi penyanggah.
24
3.8.15 Penyedia Barang/Jasa harus lulus tahap Penilaian Kualifikasi untuk
dimasukkan dalam DPT dan diterbitkan Surat Tanda DPT yang disahkan
oleh Pengguna Barang/Jasa.
3.9.1 Dalam hal untuk pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang belum mempunyai
DPT, dapat dilakukan melalui Metode Pelelangan Terbuka dengan
Prakualifikasi atau Pascakualifikasi, dengan persyaratan kualifikasi
sebagaimana diatur pada Angka 3.7.
3.9.3 Pengadaan barang dan/atau jasa yang belum pernah diadakan sebelumnya
atau teknologi yang belum pernah digunakan di PLN namun mempunyai
pasar Penyedia yang telah mapan (terbukti/proven) atau pengadaan
barang/jasa tertentu yang ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa, dapat
dilakukan dengan menggunakan Shortlist. Shortlist disusun berdasarkan
riset pasar yang mencukupi, memenuhi kriteria tertentu dan ditetapkan oleh
Direksi/Komite Direktur/Direktur terkait. Shortlist yang telah digunakan
dalam pelelangan dapat dijadikan DPT setelah memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan.
25
BAB IV
PROSES PENGADAAN BARANG/JASA
26
6) Meminta rekomendasi Value for Money
Committee atas hasil perencanaan.
27
h. Dalam hal Rencana Pengadaan Barang/Jasa yang
dikonsolidasikan, proses perencanaan dipimpin oleh
Pejabat Perencana Pengadaan Kantor Pusat
bekerjasama dengan Wakil Pengguna Barang/Jasa dan
fungsi perencanaan Unit Induk.
28
4.1.2 Dokumen Pelelangan/RKS.
h) Jadwal Pengadaan.
3) Surat Penawaran.
4) Jenis Perjanjian/Kontrak.
29
6) Syarat-syarat khusus Perjanjian/Kontrak.
7) Spesifikasi teknis.
h) Jadwal Pengadaan.
3) Surat Penawaran.
4) Jenis Perjanjian/Kontrak.
30
7) Term of Reference (TOR)/Kerangka Acuan
Kerja (KAK), yang memuat antara lain:
31
4.1.3.3 HPS dibuat oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan dan disahkan
oleh Pengguna Barang/Jasa.
32
c. Dalam hal HPE sudah memperhitungkan ROK, maka
HPS tidak lagi memasukan unsur ROK.
4.1.3.8 Nilai HPS maksimal sama dengan pagu anggaran dalam RKAP.
33
g. Menghitung harga total pekerjaan termasuk PPN
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
a. Undangan.
c. Pemberian Penjelasan.
i. Penetapan Pemenang.
j. Pengumuman Pemenang.
k. Sanggah.
o. Penunjukan Pemenang.
r. Perjanjian/Kontrak.
34
4.2.2 Pelelangan Terbuka
4) Pembuktian Kualifikasi.
7) Sanggahan kualifikasi.
19) Sanggah.
35
20) Jawaban Sanggah (apabila ada).
26) Perjanjian/Kontrak.
1) Pengumuman pelelangan.
3) Pemberian Penjelasan.
7) Pembuktian Kualifikasi.
12) Sanggah.
36
18) Penyerahan Jaminan Pelaksanaan (apabila
ada).
19) Perjanjian/Kontrak.
37
5) Barang/Jasa Konstruksi/Jasa lainnya lanjutan
yang secara teknis merupakan satu kesatuan
yang sifatnya tidak dapat dipecah-pecah dari
pekerjaan yang sudah dilaksanakan
sebelumnya;
38
b) Untuk menjaga keandalan sistem
operasi pemeliharaan pembangkit,
transmisi dan distribusi;
39
c. Apabila terdapat kondisi yang belum diatur pada angka
4.2.3.1 huruf b diatas harus melalui persetujuan Direksi
terlebih dahulu.
40
5) Penasehat ahli Direksi yang melakukan suatu
bidang pekerjaan yang bersifat khusus seperti
penasehat hukum korporat, accounting, pajak
atau bidang khusus lainnya yang ditentukan
oleh Direksi;
41
1) Undangan kepada Penyedia Barang/Jasa
yang akan ditunjuk disertai dengan Dokumen
Pelelangan/RKS.
3) Pemberian penjelasan.
10) Perjanjian/Kontrak.
4) Perjanjian/Kontrak.
42
4.2.3.2 Pengadaan Langsung
43
1) Pengadaan barang/jasa yang bernilai tinggi
dan termasuk kategori Strategis yang
ditentukan oleh Value for Money Committee;
44
b) Melakukan evaluasi dan negosiasi
harga terhadap proposal penawaran
yang diterima dari calon Penyedia
Barang/Jasa.
c) Penandatanganan Kontrak/Perjanjian
dilakukan oleh Pengguna Barang/jasa
dan Penyedia Barang/Jasa.
9) Pengawasan Kontrak/Perjanjian
45
d) Perbaikan atau penggantian barang
sebagaimana butir c) tersebut tidak
menghilangkan kewajiban Penyedia
Barang/Jasa untuk menepati jadwal
penyerahan barang yang telah
ditetapkan, termasuk apabila terjadi
keterlambatan penyerahan barang
maka Penyedia Barang/Jasa akan
dikenakan denda keterlambatan.
46
yang memerlukan inovasi serta keahlian tertentu.
4.5.5 Masa Sanggah diberikan selama 3 (tiga) hari kerja sejak pengumuman hasil
Prakualifikasi/Evaluasi Tahap 1/hasil pelelangan.
4.5.6 Jawaban atas sanggahan dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya
sanggahan.
4.5.7 Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) atau Letter of Intent (LoI)
atau Letter of Award (LoA) atau Notification of Award (NoA) diterbitkan
setelah pengumuman pemberitahuan penetapan pemenang pengadaan
apabila tidak ada sanggahan, atau setelah sanggahan dijawab.
47
b. Pembuatan HPS dapat dibantu oleh Pengguna
Barang/Jasa atau Wakil Pengguna Barang/Jasa dan
Pejabat Perencana Pengadaan.
48
c. Metode evaluasi.
49
Pelelangan/RKS dan harus disahkan oleh Pengguna
Barang/Jasa.
50
a. Surat Penawaran bertanggal dan ditandatangani oleh
yang memiliki kewenangan.
2) Metode Pelaksanaan.
51
6) Jika Dokumen Penawaran disampaikan melalui
pos atau jasa pengiriman, Pejabat Pelaksana
Pengadaan mencatat tanggal dan jam
penerimaannya.
52
9) Dalam hal Dokumen Penawaran diterima
melalui pos atau jasa pengiriman, pada Sampul
luarnya diberi catatan tanggal dan jam
penerimaan oleh Pejabat Pelaksana
Pengadaan.
53
7) Dalam hal Dokumen Penawaran diterima
melalui pos atau jasa pengiriman, Pejabat
Pelaksana Pengadaan Barang/Jasa memberi
catatan tanggal dan jam penerimaan pada
sampul luarnya.
c. Dua Tahap
54
4.6.9.3 Pembukaan penawaran dilakukan di hadapan Calon Penyedia
Barang/Jasa yang hadir serta disaksikan minimal 2 (dua) orang
saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa, untuk selanjutnya
dibacakan serta dicatat dan dijadikan lampiran Berita Acara
Pembukaan Penawaran.
4.6.9.4 Dalam hal saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa tidak
ada, Pejabat Pelaksana Pengadaan dapat menunjuk saksi
selain dari calon Penyedia Barang/Jasa.
a. Jaminan Penawaran.
b. Jaminan Pelaksanaan.
a. Jaminan Penawaran
55
i Untuk Pelelangan Terbatas
atau Pelelangan Terbuka
sebesar minimal 1% (satu
persen) dari perkiraan nilai
total biaya proyek.
56
b) Untuk Calon Pemenang urutan
kedua dan ketiga dapat dikembalikan
setelah Perjanjian/Kontrak
ditandatangani oleh Penyedia
Barang/Jasa yang ditunjuk, atau
setelah Pemenang yang ditunjuk
telah menyatakan persetujuannya.
b. Jaminan Pelaksanaan.
57
ii. minimal sejumlah 5% (lima
persen) dari perkiraan nilai
total biaya proyek berlaku
sejak Financing Date (atau
Effective Date untuk PLTP)
sampai Commissioned Date
(COD Unit 1);
i. Jaminan Pelaksanaan I
minimal sebesar 5% (lima
persen) dari perkiraan nilai
total biaya proyek berlaku
sejak penandatanganan
Power Purchase Agreement
(PPA) sampai Financing Date
(atau Effective Date untuk
PLTP) dan dikembalikan
dengan tercapainya Financing
Date (atau Effective Date
untuk PLTP); dan
58
Purchase Agreement (PPA)
sampai Commercial Operation
Date (Plant) dan dikembalikan
dengan tercapainya
Commercial Operation Date
(Plant).
59
2) Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan :
a) Jasa Konsultansi;
60
c) Pembelian excess power;
61
b. Format jaminan (bank garansi) sesuai dengan format
yang ditetapkan oleh PLN.
62
4.6.11 Evaluasi Penawaran
63
4.6.11.7 Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan teknis,
apabila spesifikasi teknis memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Dokumen Pelelangan/RKS termasuk
perubahannya.
64
Governance (GCG).
65
1) Penentuan pemenang dilakukan berdasarkan
penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa
yang telah dievaluasi dengan hasil:
2) Responsive/compliant/acceptable merupakan
pemenuhan keseluruhan Spesifikasi/
TOR/Scope of Works (SOW), atau mencapai
batas minimum nilai yang disyaratkan dalam
spesifikasi/TOR/Scope of Works (SOW).
3) Tingkat responsiveness/compliance/
acceptability dapat dilakukan memakai sistem
gugur atau pembobotan nilai.
67
f. Berita acara-berita acara terkait proses pengadaan
barang/jasa serta jumlah Calon Penyedia
Barang/Jasa yang lulus dan tidak lulus pada setiap
tahapan evaluasi.
4.6.15.1 Tujuan kajian dari Value for Money Committee adalah untuk
membuat rekomendasi sebagai berikut:
68
b. Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP).
4.6.18 Sanggahan
69
4.6.18.7 Pengguna Barang/Jasa wajib menyampaikan jawaban atas
sanggah banding tersebut selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kerja dari tanggal diterimanya pengajuan sanggah banding.
70
c. Sanggah banding yang diterima Pengguna
Barang/Jasa dalam masa sanggah banding ternyata
tidak benar;
71
c. Apabila Calon Pemenang Pengadaan urutan ketiga
mengundurkan diri, maka Pengadaan Barang/Jasa
dinyatakan gagal.
72
8) Berdasarkan rekomendasi dari Value for Money
Committee atas usulan Pejabat Pelaksana
Pengadaan, Pengguna Barang/Jasa, Pejabat
Pengawasan, atau Pejabat lain yang terkait.
73
4.6.21.2 Contract Discussion Agreement (CDA) dapat dilaksanakan
sepanjang tidak berpengaruh terhadap hasil evaluasi yang
dilakukan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan.
74
4.6.22.2 Perjanjian/Kontrak dibuat berdasarkan kesepakatan para
pihak.
75
peralatan dan jaringan utama maupun penunjangnya
dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria
kinerja yang telah ditetapkan.
3) Kriteria KHS
76
6) Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan
Jaminan Pelaksanaan sebelum atau pada
saat pelaksanaan Perjanjian/Kontrak KHS
dan penerbitan Surat Pesanan Barang/Jasa
(SPBJ).
a. Perjanjian/Kontrak.
g. Spesifikasi Teknis.
77
4.6.22.8 Kerangka Dokumen Perjanjian/Kontrak
a. Pembukaan
1) Judul Perjanjian/Kontrak
2) Nomor Perjanjian/Kontrak
3) Tanggal Perjanjian/Kontrak
4) Kalimat Pembuka
78
ii. Pihak kedua adalah pihak
Penyedia Barang/Jasa yang
telah ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan.
b. Isi Perjanjian/Kontrak
79
6) Pernyataan mengenai persetujuan para pihak
untuk melaksanakan kewajiban masing-
masing, yaitu pihak pertama membayar harga
Perjanjian/Kontrak dan pihak kedua
melaksanakan pekerjaan yang diperjanjikan
dalam Perjanjian/Kontrak.
c. Penutup
a. Ketentuan Umum
1) Definisi
2) Penerapan
80
3) Asal Barang/Jasa
6) Jaminan
81
7) Asuransi
8) Pembayaran
9) Harga
Addendum/Amandemen Perjanjian/Kontrak
adalah ketentuan mengenai perubahan
Perjanjian/Kontrak. Perubahan Perjanjian/
Kontrak dapat dilakukan meliputi:
82
c) Mengubah harga Perjanjian/Kontrak
akibat adanya perubahan pekerjaan
dan perubahan pelaksanaan
pekerjaan.
12) Pengawasan
83
Barang/Jasa atau Pengguna
Barang/Jasa dari jadwal yang
ditentukan dalam Perjanjian/Kontrak.
d) Keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan yang diakibatkan oleh
karena terjadinya keadaan kahar tidak
dapat dikenai sanksi.
84
b) Para pihak setuju untuk
melaksanakan Perjanjian/Kontrak
dengan jujur tanpa menonjolkan
kepentingan masing-masing pihak.
Jika selama Perjanjian/Kontrak, salah
satu pihak merasa dirugikan, maka
diupayakan tindakan yang terbaik
untuk mengatasi keadaan tersebut.
85
19) Perpajakan
20) Korespondensi.
b. Ketentuan Khusus
a) Standar
b) Pengepakan (Packaging).
c) Pengiriman
d) Transportasi
86
atau udara). Biaya transportasi pada
waktu pengiriman barang dimasukkan
dalam harga Perjanjian/Kontrak.
f) Layanan Tambahan
87
Konsultansi mengenai
kebiasaan-kebiasaan setempat.
iv Selama pelaksanaan
Perjanjian/Kontrak, Penyedia
Jasa Konsultansi dilarang untuk
melaksanakan jasa maupun
mengadakan barang yang tidak
sesuai dengan Perjanjian/
Kontrak.
88
ix Penyedia Jasa Konsultansi,
segera setelah pekerjaan
selesai atau berakhirnya
Perjanjian/Kontrak, harus
menyerahkan seluruh dokumen
dan data pendukung lainnya
kepada Pengguna Barang/
Jasa.
89
ii Waktu kerja tenaga kerja asing
yang dimobilisasi ke Indonesia
dihitung sejak kedatangannya
di Indonesia sesuai dengan
surat perintah mobilisasi.
90
pekerjaan pada masa
pelaksanaan
Perjanjian/Kontrak, maka
Penyedia Barang/Jasa wajib
memberitahukan kepada pihak
Pengguna Barang/Jasa dan
kepada pihak yang berwenang
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
iv Penangguhan (Suspension)
91
v Hari Kerja (Work day)
Daftar pembayaran
ditandatangani oleh
masing-masing pekerja
dan dapat diperiksa
oleh Pengguna
Barang/Jasa.
93
4.6.22.12 Dokumen Lain Yang Merupakan Bagian Dari
Perjanjian/Kontrak.
94
BAB V
PENGADAAN KHUSUS
5.1.1.2 Energi Primer terdiri dari Energi Terbarukan (ET) dan Energi
Tidak Terbarukan (ETT).
5.1.1.3 Energi Terbarukan meliputi antara lain aliran dan terjunan air,
panas bumi, angin, sinar matahari, gerakan dan perbedaan
suhu lapisan laut dan bioenergi, bahan bakar nabati.
5.1.1.4 Energi tidak terbarukan meliputi antara lain Minyak Bumi, Gas
Bumi/LNG/CNG/Gas Bumi lainnya, Batubara, Gambut dan
serpihan bitumen.
95
5.1.3.2 PSC yang memiliki Seller Appointment Agreement Letter
(SAAL) dari Pemerintah; atau
5.1.3.4 Penyedia Gas Bumi di sisi hilir yang memiliki Ijin Usaha Niaga
Umum; yang memenuhi kriteria Penunjukan Langsung.
96
5.1.6.4 Pengadaan Gas lainnya dilakukan dengan Metode Pelelangan
Terbatas atau Penunjukan Langsung sesuai kriteria pemilihan
Metode pada angka 5.1.4.
97
b. Mempunyai pengalaman dalam pengembangan IPP
yang dipersyaratkan;
98
g. Kriteria pembelian tenaga listrik melalui metode
Penunjukan Langsung sebagaimana dimaksud pada
angka 5.2.1.8 huruf c meliputi :
99
5.2.1.10 Harga Pembelian Tenaga Listrik IPP
100
dengan asumsi dalam Harga Patokan
Tertinggi (HPT), maka dapat dilakukan
perhitungan ulang terhadap harga
komponen bahan bakar sesuai
parameter komponen bahan bakar
yang ditawarkan.
2) PLTG/PLTGU/PLTMG :
3) PLTA :
101
1) Penyesuaian harga hanya dilakukan terhadap
komponen bahan bakar (heat rate, calorific
value, harga bahan bakar), dan tidak dapat
dilakukan penyesuaian terhadap harga
komponen lainnya.
102
m. Harga Komponen E dan/atau Harga Komponen F
untuk pembelian tenaga listrik yang diproses di Unit
Induk ditetapkan oleh General Manager.
5.3.3 Barang yang dapat dilakukan sewa menyewa/sewa beli antara lain:
5.3.4 Khusus untuk barang tidak bergerak seperti gedung dan /atau tanah, sewa
menyewa/sewa beli dapat dilakukan dengan Penunjukan Langsung.
c. Jenis Barang:
c. Jenis Barang
5.5 Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain (Alih Daya)
106
5.5.1 Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain
(Alih Daya) dengan sistem Pemborongan Pekerjaan.
107
pemerintah, maka nilai UMK pada tahun
berikutnya disesuaikan dengan ketentuan
pemerintah tersebut, termasuk perubahan nilai
nominal ROK (nilai prosentase ROK tetap).
108
5.5.3.1 Jangka waktu kontrak adalah sesuai dengan kebutuhan
proyek.
5.5.3.2 Proses pengadaan mengacu kepada ketentuan pengadaan
yang berlaku, dengan tetap mengikuti ketentuan
ketenagakerjaan yang ada.
109
Party Liability (TPL), Plant and Equipment,
Automobile, Worker Compensation, Delay and
Start Up Insurance) .
5) Automobile Liability.
6) Personal Accident.
110
5.7.3.3 Jenis Asuransi lainnya antara lain:
h. Jaminan (Bonding/Guarantee).
111
5.7.4.5 Dalam Dokumen Pelelangan ditetapkan kriteria penilaian
peserta pengadaan bagi Calon Consortium’s Leader dan
Consortium’s Member.
a. Persyaratan Administrasi
b. Persyaratan Teknis
112
c. Persyaratan Keuangan
5.7.6 Tata Cara Pengadaan Jasa Asuransi mengikuti ketentuan dalam Bab IV
Edaran ini, kecuali Pengadaan Jasa Asuransi Masa Operasi dilakukan
melalui 2 tahap sebagai berikut :
113
b. Calon Consortium’s Leader membuat dokumen
Seleksi International Reinsurance Broker termasuk
merancang term and conditions Polis Asuransi yang
paling sesuai dengan kebutuhan PLN dan wajib
mendapatkan persetujuan PLN sebelum proses
seleksi International Reinsurance Broker.
5.7.7 Pengadaan Jasa Asuransi dapat dibantu oleh Konsultan, baik internal
maupun eksternal.
5.8.1 Pengadaan Parts Pembangkit dengan cara Reverse Engineering dan Re-
Engineering adalah pengadaan parts pembangkit dengan membuat
duplikasi komponen seperti aslinya atau lebih baik dengan cara melakukan
pengukuran, pembuatan detail desain termasuk evaluasi data teknik,
analisa unjuk kerja dan pengujian.
114
5.8.2 Pola pengadaan parts pembangkit dengan cara Reverse Engineering dan
Re-Engineering dilaksanakan melalui workshop dan/atau pabrikan yang
mampu, yang telah dilakukan penilaian kualifikasi dan Due Diligence oleh
Pejabat Perencana Pengadaan, dibantu oleh unit PLN yang melaksanakan
tugas penelitian dan pengembangan, kemudian dituangkan dalam Daftar
Workshop/Pabrikan dalam DPT.
5.8.4 Unit Induk dan Anak Perusahaan PLN dapat mengadakan parts reverse
engineering dan re-engineering melalui Purchase Order kepada
workshop/pabrikan dalam DPT.
5.8.5.3 Drawing parts dikumpulkan dan disimpan oleh unit PLN yang
melaksanakan tugas penelitian dan pengembangan.
115
BAB VI
PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI
6.1.1 Produksi dalam negeri adalah barang dan jasa termasuk rancang bangun
dan perekayasaan yang diproduksi atau dikerjakan oleh perusahaan yang
berinvestasi dan berproduksi di Indonesia, yang dalam proses produksi
atau pengerjaannya dimungkinkan menggunakan bahan baku/komponen
impor.
6.3 Insentif
6.3.1 Insentif dapat diberikan sebagai bagian dari Strategi Pengadaan dan
Perjanjian/Kontrak namun tidak terbatas pada yang telah diatur dalam
Petunjuk Teknis ini, dengan mempertimbangkan dan mengakui bahwa
pabrikan dalam negeri telah berinvestasi cukup besar dan memerlukan
bisnis secara berkelanjutan dan bermitra dengan PLN, dengan tetap
menerapkan prinsip pengadaan yang sehat, seperti harga yang disepakati
merupakan harga yang wajar, dan maksimal sama dengan jika membeli
dari penyedia luar negeri, kecuali ditentukan lain.
116
a. Dalam Pengadaan Barang/Jasa dimana para Penyedia
Barang/Jasa merupakan Pabrikan (engine
maker/primary manufacture).
117
2) PLN adalah konsumen utama dalam negeri
(buyer’s market, hampir/tidak ada pasar selain
PLN); dan
118
6.3.2.5 Preferensi Harga
HEA = 1 x HP
1+KP
119
g. Pemberian Preferensi Harga sebagaimana dimaksud
pada angka 6.3.2.5 huruf a, tidak mengubah Harga
Penawaran dan hanya digunakan untuk keperluan
perhitungan HEA guna menetapkan peringkat
pemenang Pelelangan Terbatas/Pelelangan Terbuka.
6.4.1.3 Dalam hal kuantitas barang tidak dapat dipenuhi dari Penyedia
Barang dalam negeri.
6.4.5 Ketentuan pada angka 6.4.3.3 di atas dapat dikecualikan untuk pengadaan
jasa konsultansi perorangan.
120
BAB VII
MANAJEMEN PELAKSANAAN PERJANJIAN/KONTRAK
121
e. Mengenakan denda keterlambatan.
7.1.3 Asuransi
7.1.3.2 Ketentuan pada angka 7.1.3.1 diatas tidak diwajibkan untuk Jasa
Konsultansi.
122
7.1.3.3 Ketentuan mengenai masa berlaku, nama tertanggung, syarat
dan kondisi, obyek asuransi, harga pertanggungan, dan
ketentuan lainnya diatur dalam Perjanjian/Kontrak.
7.1.4 Perpajakan
123
7.2.1.4 Pembayaran dengan Sistem Sertifikat Angsuran dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut:
7.2.1.8 Setiap pembayaran harus dipotong denda (bila ada), pajak dan
pungutan Pemerintah yang berlaku.
124
7.2.1.9 Untuk Perjanjian/Kontrak yang mempunyai subkontraktor,
permintaan pembayaran kepada Pengguna Barang/Jasa harus
dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh subkontraktor
sesuai dengan kemajuan pekerjaan.
7.3 Mobilisasi
7.3.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sejak penandatanganan Perjanjian/Kontrak atau serah
terima lokasi pekerjaan sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian/Kontrak.
125
Addendum/Amandemen Perjanjian/Kontrak.
7.4.2.3 Dalam hal pekerjaan tambah melebihi 10% (sepuluh persen) dari
harga yang tercantum dalam Perjanjian/Kontrak awal maka
pekerjaan tambah tersebut harus didasarkan pada justifikasi
yang dapat dipertanggungjawabkan secara profesional oleh
Direksi Pekerjaan dan wajib mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Pengguna Barang/Jasa sebelum pelaksanaannya.
126
7.5.1.2 Perubahan Perjanjian/Kontrak, bila dianggap perlu dapat
dilakukan melalui persetujuanValue for Money Committee.
127
7.5.3.1 Penyesuaian harga dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam Perjanjian/Kontrak.
Keterangan :
128
b, c, d = Koefisien komponen Perjanjian/Kontrak
seperti tenaga kerja, bahan, alat kerja dan
sebagainya.
Catatan :
Keterangan :
129
d. Adanya perubahan ketentuan /peraturan yang berlaku;
a. Pekerjaan tambah;
b. Perubahan disain;
130
7.5.5.4 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan di
dalam Addendum/Amandemen Perjanjian/Kontrak.
131
d. Formula kompensasi per hari ditentukan dalam
Perjanjian/Kontrak dan diajukan ke Value for Money
Committee sebagai bagian Strategi Pengadaan dan
Perjanjian/Kontrak, kecuali sudah ditentukan dalam
Strategi Pengadaan dan Perjanjian/Kontrak tahunan.
132
7.7.1.6 Untuk Pekerjaan yang memerlukan adanya masa pemeliharaan,
Penyedia Barang/Jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama
masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat
penyerahan pertama pekerjaan.
133
7.9.2 Garansi memberikan perlindungan kepada PLN jika terdapat kerusakan
yang diketemukan setelah dilakukan Serah Terima Pekerjaan.
7.9.5 Setelah diketahui kerusakan termasuk dalam klausul garansi, maka Wakil
Pengguna melakukan notifikasi kepada Penyedia Barang/Jasa, membahas
kewajiban Penyedia Barang/Jasa dan melakukan kesepakatan bagaimana
garansi dapat diaplikasikan.
7.10 Klaim
7.10.1 Klaim adalah permintaan dari para pihak berdasarkan klausul yang ada di
Perjanjian/Kontrak, jika ada yang tidak dipenuhi.
7.10.3 Klaim dapat diajukan oleh PLN atau Penyedia Barang/Jasa, dan harus
diberikan secara tertulis antara lain:
134
7.11 Manajemen Kinerja Penyedia Barang/Jasa
7.11.2 Sanksi/Blacklist
135
BAB VIII
PENGADAAN BARANG/JASA
MELALUI MEDIA ELEKTRONIK PLN (e-PROCUREMENT PLN)
136
8.1.3.5 Pembukaan penawaran dilakukan oleh Pejabat Pelaksana
Pengadaan untuk diketahui oleh masing-masing Penyedia
Barang/Jasa. Berita Acara Pembukaan Penawaran
ditandatangani oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan dan 2
(dua) wakil Calon Penyedia Barang/Jasa. Dalam hal wakil
Calon Penyedia Barang/Jasa tidak hadir maka Pejabat
Pelaksana Pengadaan dapat menunjuk saksi lain.
137
BAB IX
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
9.1.1 Sebagai bagian dari komitmen good governance, PLN memelihara sistem
pengendalian internal yang sehat, termasuk dalam hal proses Pengadaan
Barang/Jasa.
9.1.4.1 Semua laporan dalam bentuk hard copy dan/atau soft copy
harus disampaikan kepada Satuan Pengawasan Internal
dalam rangka pre audit dan post audit.
138
9.1.4.3 Perjanjian/Kontrak dengan nilai diatas Rp1.000.000.000,00
(satu milyar rupiah) wajib disampaikan kepada Direksi terkait
dengan tembusan kepada Satuan Pengawasan Internal dan
Pejabat Perencana Pengadaan.
9.3.1 Dalam kondisi tertentu untuk pengadaan yang bersifat Strategis, nilai dan
risiko yang besar serta dapat merugikan kredibilitas Perusahaan, PLN
dapat menerapkan konsep Probity dalam Pengadaan Barang/Jasa
tertentu.
9.3.2 Probity merupakan ketaatan terhadap prinsip tertinggi dalam hal proses,
prosedur, dan value for money suatu Pengadaan Barang/Jasa.
139
9.3.4.2 Probity Auditor adalah pihak eksternal PLN yang dilibatkan
untuk menambah keyakinan atas suatu proses Pengadaan
Barang/Jasa tertentu, menilai kecukupan manajemen risiko
Pengadaan Barang/Jasa tertentu, menjadi saluran
whistleblowing para pihak yang terlibat dalam proses
Pengadaan Barang/Jasa jika dibutuhkan, dan menjadi
penasihat kepada Direksi terhadap proses, prosedur, dan
value for money suatu Pengadaan Barang/Jasa,
2. Ketentuan mengenai pembelian tenaga listrik dari PLTU Mulut Tambang, PLTU
Batubara, PLTG/PLTMG, dan PLTA di atas 10 MW melalui pemilihan langsung dan
penunjukan langsung sebagaimana diatur dalam Keputusan Direksi PT PLN
(Persero) Nomor 281.l(DlRy2009 tentang Pelimpahan Wewenang Pembelian
Tenaga Listrik Energi Alternatif/Terbarukan dan Non BBM Kepada PT PLN (Persero)
Wilayah/Distribusi, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Proses pembelian tenaga listrik dari PLTU Mulut Tambang, PLTU Batubara, PLTG/PLTMG,
dan PLTA di atas 10 MW melalui Pemilihan Langsung dan Penunjukan Langsung yang
sedang berjalan dan belum dilakukan penetapan/penunjukan calon Pemegang IUPTL
dilaksanakan mengikuti ketentuan dalam Edaran ini.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 Nopemher 2016
DIREKTUR UTAMA
140
Lampiran l/1
Edaran Direksi PT PLN (Persero)
Nomor : 0010.E.lDIRl2016
Tanggal : 24 Nopember 2016
PANITIA/
PEJABAT PENGGUNA
KOMITE DIRUT/
PERENCANA/ KS IPP / WAKIL
DIREKTUR DIREKSI
PEJABAT PENGGUNA
PELAKSANA
1. Persetujuan
Dokumen PQ 0 o o
2. Pengumuman
0 o
3. Persetujuan
HPS 0 o a
4. Persetujuan
RFP 0 a o
5. Persetujuan
Hasil PQ 0 o a
6. Persetujuan
Hasil Evaluasi 0 o o
Lelang
7. Persetujuan
Pemenang a
8. Surat
Penunjukan
pemenang 0 o o
(LOI)
9. Tandatangan
PPA o o
Keterangan:
0 : Pelaksana
o : Persetujuan Pertama
o : Persetujuan
Penandatanganan PPA akan diputuskan di Komite Direktur.
DIREKTUR UTAMA
SOFY
e fg e
{
Lampiran l/2
Edaran Direksi PT PLN (Persero)
Nomor : 0010.E/DIR/2015
Tanggal : 24 Nopenber 2016
PANITIA/
PEJABAT PENGGUNA/
KS KOMITE DIRUT/
PERENCANA/ WAKIL
IPP DIREKTUR D!REKSI
PEJABAT PENGGUNA
PELAKSANA
1. Persetujuan
Penunjukan 0 o o
Langsung
2. Surat Penunjukan
Langsung kepada
Calon
Pengembang atau o
Memorandum of
Understanding
(MOU)
3. Persetujuan HPS 0 o a
4. Persetujuan
Dokumen Uji 0 o a
Tuntas
5. Persetujuan Hasil
Evaluasi
0 o a
Penunjukan
Lanqsung
6. Persetujuan o
Pemenanq
7. Surat Penunjukan
pemenang (LOl) 0 o o
8. Tandatangan PPA o a
Keterangan:
0 : Pelaksana
o : Persetujuan Pertama
a : Persetujuan
Penandatanganan PPA akan diputuskan di Komite Direktur
DIREKTUR UTAMA
Lampiran l/3
Edaran Direksi PT PLN (Persero)
Nomor : 0010 .r,lDrp.l2OL6
Tanggal : 24 Nopember 2OL6
PANITIA/
PEJABAT PENGGUNA
KOMITE DIRUT'
PERENCANA' KS IPP , WAKIL
D!REKTUR DIREKSI
PEJABAT PENGGUNA
PELAKSANA
1. Persetujuan
Pemilihan 0 o o
Langsung
2. Undangan /
Pengumuman 0 O
3. Persetujuan
HPS 0 o o
4. Persetujuan
Dokumen Uji 0 o o
Tuntas
5. Persetujuan
Hasil Evaluasi
Pemiihan 0 o o
Lanqsung
6. Persetujuan
Pemenang o
7. Surat
Penunjukan
pemenang 0 o a
(LOl)
8. Tandatangan
PPA o a
Keterangan:
0 : Pelaksana
o : Persetujuan Pertama
o : Persetujuan
Penandatanganan PPA akan diputuskan di Komite Direktur
R UTAMA
e R
r se