Anda di halaman 1dari 10

Nama : Maysani Widya Andini

Semester : 2 (dua)

“Kunjungan industri ke PT.BOGASARI”


BOGASARI

Bogasari Flour Mills adalah divisi dalam PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan merupakan
perusahaan penggilingan tepung terigu terintegrasi dan terbesar dalam satu lokasi.
SEJARAH
Pabrik Bogasari di Tanjung Priok, Jakarta mulai beroperasi pada tanggal 29 November 1971.
Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 10 Juli 1972, dilakukan peresmian Pabrik Bogasari
di Tanjung Perak, Surabaya. Saat ini Bogasari memiliki dua pabrik yang berlokasi
di Jakarta dan Surabaya dengan total kapasitas produksi tepung sebesar 3,2 juta ton per tahun.
Bogasari memproduksi berbagai tepung terigu yang berkualitas untuk berbagai kebutuhan dan
dipasarkan dengan berbagai merek utama antara lain Cakra Kembar, Segitiga Biru, dan Kunci
Biru. Merek-merek utama tersebut merupakan merek yang telah mapan, dikenal luas dan dekat di
hati konsumen. Guna menjawab kebutuhan konsumen akan berbagai jenis terigu untuk berbagai
makanan, Bogasari melakukan berbagai terobosan dan mengembangkan berbagai merek lainnya
seperti Cakra Kembar Emas, Lencana Merah, Taj Mahal dan lainnya.
Tepung terigu Bogasari tersedia di berbagai pelosok Indonesia melalui lebih dari 40 depo yang
menyebar luas di berbagai daerah.,
Pada tahun 1991, usaha Bogasari telah diperluas dengan mendirikan pabrik pasta dalam kawasan
pabrik Bogasari di Jakarta yang memproduksi jenis makanan
asal Italia seperti spageti, makaroni, fetucini, dan lainnya, yang dipasarkan dengan merek La
Fonte. Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dalam negeri, berbagai
produk pasta tersebut juga diekspor ke mancanegara.

Produk
Tepung terigu

 Cakra Kembar Emas


 Cakra Kembar
 Segitiga Biru
 Kunci Biru
 Lencana Merah
 Taj Mahal
Pasta

 La Fonte Pasta
 La Fonte Pronto
 La Fonte Saus Pasta
 Sedani Pasta
By Product

 Bran
 Pollard
 Tepung Industri
 Pellet
 Germ

a.19 mei 1969


Didirikan secara notarial tanggal 19 Mei 1969 sebagai Perseroan Terbatas (PT) Bogasari Flour
Mills dengan fungsi sebagai pengolah yang menggiling gandum menjadi tepung terigu. Sedangkan
Badan Urusan Logistik (BULOG) bertindak sebagai importir gandum dan distributor tepung
terigu..
b.29 november 1971
Bogasari resmi beroperasi sebagai pabrik penggilingan gandum yang berlokasi di Tanjung Priok,
Jakarta Utara dan meluncurkan tiga merek produk perdana yaitu Cakra Kembar, Segitiga Biru, dan
Kunci Biru.
c. 10 juli 1972
Pabrik Bogasari yang ke-2 yang berlokasi di-Tanjung Perak, Surabaya resmi beroperasi.
Didirikannya pabrik ke-2 Bogasari di Surabaya dalam rangka meng-cover kebutuhan tepung terigu
di-wilayah Indonesia bagian timur.
d.1997
Dan untuk menunjang lini businessnya, pada tahun 1977 didirikan Pabrik Pembuatan Kantong
Terigu yang berlokasi di Citeureup, Jawa Barat. Pada tahun 1977 Bogasari juga mengoperasikan
kapal-kapal pengangkut gandum yang dikelola oleh Divisi Maritim Bogasari
e.15 oktober 1981
Pada tanggal 15 Oktober 1981, diresmikan berdirinya Baking School di areal pabrik Bogasari
Jakarta, sebagai unit pelatihan pengolahan makanan berbasis terigu yang sekarang bernama
Bogasari Baking Center (BBC). Saat ini BBC sudah beroperasi di 17 kota dan memiliki 20cabang.
f.18 desember 1991
Bogasari terus melakukan diversifikasi businessnya dan pada tanggal 18 Desember 1991 Bogasari
mengoperasikan Pabrik Pasta yang memproduksi jenis makanan asal Italia seperti Spagetti,
Spagettini, Fetucini, Vermicelli, dan Macaroni dengan merek La Fonte.
g.28 juli 1992
PT Bogasari Flour Mills diakuisisi oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa dan berganti status
menjadi Divisi bukan lagi PT.
h.8 november 1995
Penandatanganan MoU antara Bogasari dengan Koperasi Industri Kerajinan Rakyat Mie dan
Bakso (Kopinkra Miso). Peristiwa ini menandai perhatian yang lebih serius Bogasari terhadap
khususnya para pengrajin mi melalui koperasi, kelompok arisan dan paguyuban seperti Paguyuban
Mie Tunggal Rasa, Gabungan Pengrajin Mie dan Roti (Garamiro) dan lain-lain.

i.29 november 1996


Bogasari meraih Sertifikat ISO 9002 Versi 1994 untuk standar mutu, yang saat ini dikenal sebagai
ISO 9001 versi 2008.
j.16 oktober 1998
Dalam rangka Hari Pangan Sedunia, meluncurkan Bogasari Nugraha sebagai penghargaan bagi
para peneliti unggul di bidang gandum dan tepung terigu yang sekarang menjadi Indofood Riset
Nugraha.
k. 14 januari 1999
.Menjadi produsen tepung terigu pertama yang memiliki produk yang sudah difortifikasi dengan
vitamin berupa zat gizi besi sesuai dengan motto “Bogasari Turut Membangun Gizi Bangsa”.

l.27 april 1999


Bogasari membuka depo pertama di Belawan, Medan, pada tanggal 27 April 1999 dan terus
berkembang. Sampai saat ini sudah memiliki 28 depo yang tersebar di puluhan provinsi Indonesia.

m. 22 desember 1999
Disamping ke-3 merek-merek perdana, pada tanggal 22 Desember 1999 Bogasari mulai
meluncurkan merek-merek baru yakni Cakra Kembar Emas, dilanjutkan dengan Lencana Merah
dan lain-lain.

n.2000
Bekerja sama dengan Departemen Pertanian RI dan Departemen Pertanian India mengembangkan
proyek penanaman gandum “Gandum 2000 Bogasari” di sejumlah lokasi di seluruh Indonesia
melalui lembaga riset pertanian beberapa kampus seperti Institut Pertanian Bogor, Universitas
Brawijaya Malang, Universitas Sebelas Maret Solo, dan Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
o.14 februari 2001
Menerbitkan Majalah Wacana Mitra sebagai media pembelajaran UKM mitra binaan Bogasari.

p.2013
Sejalan dengan perkembangan jaman dan tuntutan konsumen maka pada tahun 2013 Bogasari
meluncurkan inovasi baru dan meluncurkan produk/inovasi berupa :
1. Tepung Premiks Cepat Saji “Chesa” dengan 5 varian sekaligus yakni Cookies, Pancake, Pao,
Soes, Truffle, bahkan pada tahun 2014 Bogasari telah meluncurkan kembali variant pilihan
lainnya, yaitu Kue Lumpur, Cheezy Fingertips, Donat, Bolu Kukus dan Japanese Steam Cake.
2. Tepung premium Cakra Kembar Emas (CKE) dalam kemasan 5 kg, spesial untuk Roti, Roti
Pao/Mantao, dan Roti Oriental.
3. Menjadi pabrik tepung terigu pertama yang memproduksi terigu dalam kemasan 1 kg atau
Consumer Pack Premium (CPP) yang memiliki kandungan tambahan berupa Vitamin A, B3, dan
D3, dengan merek Cakra Kembar, Segitiga Biru, dan Kunci Biru.
4. Meluncurkan karung terigu 25 kg dengan konsep degradable atau ramah lingkungan yang
diawali dengan merek Segitiga Biru dan saat ini semua kemasan tepung terigu Bogasari @ 25 kg
sudah memakai kemasan degradable.

Jenis jenis produksi bogasari

1.CHESA

2.TEPUNG TERIGU SEGITIGA

3.KUNCI BIRU
4.CAKRA

Bahan baku gandum


Di PT. ISM Bogasari Flour Mills, gandum yang diimpor digolongkan berdasarkan masa tumbuh
(Winter, Spring), warna kulit/bran (red, white) dan struktur bran (hard, soft). Beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan gandum ialah genetik, nutrisi, temperatur, air dan lingkungan. Mutu
gandum sendiri banyak dipengaruhi oleh iklim dan tanah dimana gandum itu ditanam. Jenis–jenis
gandum berdasarkan negara pengekspornya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jenis Gandum
Berdasarkan Negara Pengekspor Negara Asal Jenis Gandum Australia Australian Extra Soft (AES)
Australian Prime Hard (APH) Australian Hard (AH) Australian Premium White (APW) Australian
Soft (AS) Australian Durum Canada Canada Western Red Spring (CWRS) Canada Western
Amber Durum (CWAD) Canada Western Red Winter (CWRW) Canada Western Soft White
Spring (CWSWS) Canada Western Extra Strong (CWES) Canada Prairie Spring (CPS) USA Hard
Red Winter (HRW) Hard Red Spring (HRS) Hard White Winter (HWW) Hard White Spring
(HWS) Soft Red Winter (SRW) Soft Red Spring (SRS) Soft White Winter (SWW) Soft White
Spring (SWS) Dark North Spring (DNS) India Indian Wheat Perancis French Wheat
Proses Produksi Tepung Terigu
Bahan baku yang berupa gandum didatangkan langsung dari luar negeri dengan menggunakan
kapal laut. Aliran proses penanganan gandum dari palka – palka kapal hinga tempat penampungan
gandum (silo gandum) melalui beberapa tahapan yaitu gandum diisap dengan alat penghisap
gandum kemudian ditimbang. Setelah penimbangan, gandum masuk ke dalam mesin separator
untuk pembersihan awal (pre cleaning). Kemudian gandum diangkat ke atas dan masuk ke dalam
silo gandum. 43 Proses produksi yang akan dibahas adalah proses produksi tepung terigu yang
terdapat di Mill MNO, karena dalam hal I ni penelitian dilakukan pada bagian tersebut. Mill MNO
memiliki kapasitas penggilingan gandum sebesar 3.000 ton/hari. Diagram aliran gandum di Mill
MNO dapat dilihat pada daftar lampiran 6. 1. Sistem Pembersihan Gandum Gandum sebagai bahan
baku tepung terigu mengandung material selain gandum (impurities offal) sekitar 1.5%–2.5%.
Offal perlu dipisahkan agar tepung terigu yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik. Dalam
proses produksi, untuk mempersiapkan gandum yang bersih dan berkualitas dilakukan
pembersihann bertahap, yaitu :
A. Pre Cleaning Tahap pembersihan ini merupakan tahap pembersihan awal dari gandum yang
dikirim dari silo gandum sebelum dimasukan ke dalam Raw Wheat Bin (RWB). Tahap ini
bertujuan untuk memisahkan gandum dengan bahan – bahan kain yang ukurannya lebih besar dari
gandum seperti kayu, jerami dan kotoran lainnya. Pada proses ini gandum dikeluarkan dari silo
gandum, kemudian diangkut dengan belt conveyor dan diangkat ke atas mill dengan bucket
elevator untuk dimasukan kedalam hopper kemudian dialirkan ke dalam separator untuk
dibersihkan dan dimasukan dalam Raw Wheat Bin (RWB).
B. First Cleaning Pembersihan tahap ini bersifat lebih menyeluruh terhadap gandum yang akan
digiling. Pembersihan dimulai dengan mengeluarkan gandum dalam jumlah yang ditentukan
menggunakan volumetric dan selanjutnya gandum dipisahkan dari bahan pengotor menggunakan
separator dan magnetic separator yang berfungsi sebagai pemisah gandum dengan bahan–bahan
yang mengandung logam, kemudian gandum masuk ke dalam classifer. Dalam classifer gandum
dipisahkan berdasarkan beratnya, gandum dan kotoran berat seperti batu masuk ke dalam mesin
dry stoner, sedangkan gandum dan kotoran yang ringan seperti batang masuk ke dalam mesin
carter day. Gandum yang keluar dari carter day akan masuk ke dalam mesin scourer. Scourer
berfungsi membersihkan kotoran yang masih menempel pada permukaan 44 biji gandum dan
bekerja dengan menggosok permukaan gandum. Pada akhir tahap first cleaning, gandum akan
diberi air (conditioning) untuk menambah kadar air yang diinginkan. Pemberian air pada Mill
MNO dilakukan secara dua tahap.
C. Second Cleaning Tahapan pembersihan ini merupakan pembersihan tahap akhir yang dilakukan
untuk mengupas kulit luar gandum, memotong rambut gandum dan membersihkan gandum dari
bedu maupun butir – butir tanah (small impurities) setelah tahap conditioning selesai dan gandum
keluar dari second tempering bin. Setelah itu gandum dibersihkan dengan scourer dan magnetic
separator, kemudian gandum masuk ke dalam hopper untuk dialirkan menjadi tiga aliran yang
selanjutnya gandum akan masuk ke dalam roll break (B1). 2. Sistem Pengkondisian Gandum
Proses pengkondisian (conditioning) yaitu proses pemeraman gandum yang telah ditambah air
untuk member waktu agar air dapat meresap ke dalam endosperm dan menyiapkan gandum dalam
kondisi milling yang optimal dengan tujuan antara lain :
a. Memudahkan pemisahaan antara endosperm dan bran pada proses milling sehingga diperoleh
tiingkat ekstraksi yang tinggi.
b. Mencapai kadar air yang dikehendaki.
c. Melunakan endosperm sehingga mudah pecah menjadi butiran kecil tepung pada proses
reduction.
d. Meliatkan kulit/bran sehingga pada proses milling tidak mudah pecah menjadi bubuk bran yang
akan meningkatkan kadar abu tepung. Biasanya faktor yang mempengaruhi conditioning ini,
yaitu : jenis gandum yang digunakan, kadar air, suhu dari pengkondisian gandum, waktu dari
pengkondisian gandum. Peralatan utama yang digunakan pada pengkondisian ini yaitu mesin
dampener. Waktu pengkondisian untuk gandum keras yaitu 18–24 jam, sedangkan untuk gandum
lunak yaitu 4–10 jam. Untuk menghasilkan suatu tepung tertentu, biasanya gandum yang
digunakan tidak satu jenis saja tetapi sudah dilakukan pencampuran gandum (gristing) sehingga
waktu pengkondisian mengikuti persentasi komposisi jenis gandum yang lebih dominan. 45 Proses
penambahan air yang dilakukan di Mill MNO dilaksanakan dengan dua tahap. Pada tahap pertama
(first dampening), dilakukan penambahan air sekitar 70%-80% dari total jumlah air yang harus
ditambahkan. Sedangkan pada tahap kedua (second dampening), ditambahkan kembali air sekitar
20%-30% dari total jumlah air yang ditambahkan. Jumlah air yang harus ditambahkan dapat
langsung secara otomatis dihitung dengan komputer. Namun, perhitungan penambahan air dapat
dilihat sebagai berikut :
W = M2 – M1 x K 100% - M2 Keterangan : W : air yang dibutuhkan (L/jam) M1 : kadar air awal
(%) M2 : kadar air yang dikehendaki (%) K : kapasitas gandum (kg/jam) Perhitungan kadar air
awal (M1) dilakukan untuk mengetahui natural moisture tiap gandum tertentu yang menjadi bahan
baku tepung terigu tertentu. Natural moisture tersebut dikalikan dengan dengan persentase tiap
gandum yang menjadi bahan baku tepung terigu sesuai dengan komposisinya lalu dijumlah, maka
akan didapat nilai M1. Kadar air yang dikehendaki (M2) ditentukan dengan memperhatikan loss
moisture sebesar 2% yang hilang pada gandum saat pengolahan akibat gesekan. 3. Sistem
Penggilingan Prinsip utama dariproses penggilingan (milling) adalah memisahkan endosperm dari
bran dan germ dan mereduksinya menjadi tepung dengan tingkat ekstraksi yang tinggi dan kadar
abu yang rendah serta kualitas tepung yang baik. Proses penggilingan dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu
A. Breaking Process Breaking process adalah proses membuka gandum, melepaskan endosperm
dari bran dan germ, memecahkan endosperm menjadi semolina dan middling serta menghasilkan
break flour dan mengusahakan bubuk bran sekecil mungkin dengan menggunkan break roller mills
dan break sifter. Pada tahap akhir dari break process (finishing) yaitu melepaskan sisa endosperm
dari bran 46 dan menjadikan middling dan tepung menggunakan bran finisher dan vibro flour
duster.
B. Purification Process Purification process adalah memurnikan endosperm dari bran,
memisahkan/membersihkan semolina dan middling bersih menjadi Coarse Semolina, Fine
Semolina, Coarse Middling dan Fine Middling dengan menggunakan purifier agar proses grinding
menjadi efisien dan mempermudah proses selanjutnya (reduction process).
C. Reduction Process Reduction process adalah mereduksi endosperm menjadi tepung dengan
menggunkan Reduction (Smooth) Rolls dan reduction Sifter. Reduction process terbagi atas tiga
bagian, yaitu :
a. Sizing process yaitu mereduksi semolina menjadi middling dan tepung
b. Middling process yaitu mereduksi middling menjadi tepung.
c. Tailing process yaitu mereduksi middling yang tercampur bran menjadi tepung dan
memisahkan germ dengan menkan germ menjadi datar (flat). 4. Penanganan dan Penyimpanan
Tepung Sementara Tepung hasil produksi mill dialirkan ke silo tepung. Sebelum masuk silo
tepung, tepung dilewatkan dalam FAM (Flour After Mill). FAM berfungsi mengatur lalu lintas
tepung dari masing - masing mill menuju pengemasan tepung. Adanya FAM disebabkan oleh
terbatasnya jumlah jalur menuju pengemasan tepung. Dari FAM, tepung dialirkan menuju silo
tepung dankemudian dialirkan ke bagian pengemasan. Transfer tepung dari mill ke silo tepung
terbagi dalam dua tahap, yaitu :
A. Transfer dari mill ke FAM Transfer menggunakan sistem Pneumatik. Tepung hasil middling
ditampung dalam flour hopper di mill, kemudian turun melalui airlock dan dihembuskan menuju
FAM. Di dalam FAM, tepung masuk ke dalam cyclone dan turun melalui airlock menuju9 jalur
yang akan dipakai.
B. Transfer dari FAM ke Silo Tepung Tepung dari FAM ditransfer menggunakan chain conveyor,
bucket elevator dan masuk ke dalam silo tepung. Dalam pengemasan tepung terdapat 47 empat
jalur tranpor, yaitu line E, F, G, dan H dengan kapasitas line masing – masing 25 ton/jam, 80
ton/jam, 185 ton/jam dan 185 ton/jam. Setelah proses ekstraksi tepung, bran, pollard dan tepung
industri dilewatkan ke FAM. Dari FAM jalur transfer dibagi menjadi dua yaitu jalur menuju
pelletizing dan jalur menuju BPP (Bran Pollard Packing). 5. Pengemasan Proses pengemasan
didahului olehproses transfer tepung dari silo tepung melalui ekstrator, alat transportasi seperti
screw conveyor, chain conveyor, bucket elevator, chain conveyor, timbangan dan akhirnya masuk
ke dalam mesin pengemas (carousel). Ekstrator merupakan jalur pengeluran tepung dari silo
tepung dan berfungsi mengatur kapasitas tepung yang keluar dari silo dengan kapasitas maksimum
25 ton/jam. Silo tepung terdiri dari empat kelompok, yaitu A, B, C, dan D, masing – masing
kelompok terdiri atsa 14 silo. Setiap silo dilengkapi dengan 7 buah mesin pengemas (carousel).
Pada bagian pengemasan dilakukan proses penimbangan untuk memperoleh berat tepung yang
sesuai dengan ukuran kemasasnnya. Dari timbangan, tepung terigu masuk ke dalam mesin
pengemas. Untuk pengemasan tepung terigu dengan kemasan 25 kg, setelah tepung masuk ke
hopper timbangan dan masuk ke mesin pengemas, kantong kemasan dipasang pada corong mesin
pengemas, kemudian tepung akan masuk ke dalam kantong, setelah itu kantong akan dilepaskan
dari corong dan dijahit dengan menggunakan mesin jahit. Untuk pengemasan jumbo bag, tepung
dikemas dengan kemasan 225 kg. Untuk sistem curah, tepung dialirkan melalui slide gade akan
dihembuskan menuju xcrew conveyor yang menuju bagian curah. Sebelum masuk ke dalam truk
curah, tepung harus melalui sifter untuk diayak terlebih dahulu. Untuk pengemasan consumer
pack, tepung terigu dikemas dengan ukuran ½ kg (Segitiga Biru dan Lencana Merah), 1 kg (Cakra
Kembar, Segitiga Biru, Kunci Biru dan Kencana Merah) dan 2 kg (Taj Mahal) di dalam plastik
dan kemudian dimasukan ke dalam kardus. Selain itu juga Bogasari menyediakan produk Chessa
350 gr, yaitu berupa adonan kue yang siap olah.
DEMIKIAN LAPORAN KUNJUNGAN DI PT.INDOFOOD SUKSES
MAKMUR Tbk.

Anda mungkin juga menyukai