Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT (POS) DENGAN KOMITMEN

ORGANISASI PADA PERAWAT


AMANDA KIRARA RAHAYU
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rumah sakit merupakan salah satu organisasi jasa yang berbeda dengan

organisasi lainnya. Rumah sakit dituntut untuk mengembangkan pelayanan prima

agar dapat bertahan menghadapi persaingan dengan rumah sakit yang lain.

Pelayanan yang prima merupakan kunci dalam memenangkan persaingan dalam

rangka meningkatkan kepercayaan konsumen agar berobat di rumah sakit. Salah

satu bukti bahwa suatu rumah sakit mempunyai pelayanan yang prima adalah

dengan adanya akreditasi rumah sakit. Akreditasi rumah sakit merupakan suatu

pengakuan yang diberikan oleh pemerintah pada manajemen rumah sakit, karena

telah memenuhi standar yang ditetapkan. Standar akreditasi rumah sakit disusun

sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit dan

menjalankan amanah Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit

yang mewajibkan rumah sakit untuk melaksanakan akreditasi dalam rangka

peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit minimal dalam jangka waktu 3 (tiga)

tahun sekali (http://web.kars.or.id/kars/).

Dalam rangka peningkatan mutu tersebut maka diperlukan suatu standar

yang dapat dijadikan acuan bagi seluruh rumah sakit dan stake holder terkait

dalam melaksanakan pelayanan di rumah sakit melalui proses akreditasi. Di

samping itu sistem akreditasi yang pernah dilaksanakan sejak tahun 1995

dianggap perlu untuk dilakukan perubahan mengingat berkembangnya ilmu

1
HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT (POS) DENGAN KOMITMEN
ORGANISASI PADA PERAWAT 2
AMANDA KIRARA RAHAYU
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

pengetahuan dan teknologi sehingga dibutuhkannya standar akreditasi rumah sakit

ini. Perubahan tersebut menyebabkan ditetapkannya kebijakan akreditasi rumah

sakit menuju standar internasional. Dalam hal ini, Kementerian Kesehatan

memilih akreditasi dengan sistem Joint Commission International (JCI) karena

lembaga akreditasi tersebut merupakan badan yang pertama kali terakreditasi oleh

International Standart Quality (ISQua) selaku penilai lembaga akreditasi

(http://web.kars.or.id/kars/).

Di Indonesia tidak banyak rumah sakit yang memiliki akreditasi dari JCI.

Dari 1134 rumah sakit di Indonesia (www.depkes.go.id), rumah sakit yang

memiliki sertifikat tersebut antara lain yaitu, RS Siloam Karawaci, RS Premier

Bintaro Tangerang, RS Sentosa Bandung, RS Eka Serpong, RS Premier Jatinegara

Jakarta, RS Ciptomangunkusumo, RS Fatmawati, RSUP Adam Malik, RSUP

Sardjito, RSUP Sanglah Denpasar, RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasar

dan RSPAD Gatot Subroto Jakarta (www.pdpesi.co.id). Salah satu rumah sakit di

Indonesia yang belum mempunyai akreditasi dari JCI adalah RSUD Dr.

Moewardi. Sesuai dengan visi yang tercantum dalam annual report tahun 2014,

RSUD Dr. Moewardi juga ingin memperoleh sertifikat JCI tersebut. Dengan

memiliki sertifikat JCI ini menjadikan RSUD Dr. Moewardi sebagai tolak ukur

rumah sakit lain dalam hal memberikan pelayanan yang baik dan memiliki

penanganan yang cepat.

Untuk meningkatkan kepuasan konsumen atas pelayanan dari rumah sakit

dan memenangkan persaingan dalam menjaring konsumen, diperlukan

peningkatan mutu pelayanan pada rumah sakit. Dalam hal ini Sistem Manajemen
HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT (POS) DENGAN KOMITMEN
ORGANISASI PADA PERAWAT 3
AMANDA KIRARA RAHAYU
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Mutu (SMM) mungkin dapat menjadi sangat penting karena bukan sekedar pada

ketersediaan dokter atau alat yang lengkap saja, namun merupakan gabungan dari

sistem manajemen yang mengatur semua sumber daya yang ada untuk

memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien termasuk ketersediaan,

kelengkapan dan kepatuhan terhadap prosedur yang ada (www.kpmak-ugm.org).

Sumber daya yang dibutuhkan suatu organisasi salah satunya adalah

Sumber Daya Manusia (SDM). SDM merupakan sebuah elemen utama di dalam

organisasi dibandingkan dengan elemen lainnya seperti modal, teknologi dan

uang, karena manusia sendirilah yang mengendalikan yang lain. Manusia memilih

teknologi, manusia yang mencarikan modal dan manusia yang menggunakan serta

memeliharanya. Pengelolaan sumber daya manusia dalam sebuah organisasi

menjadi suatu bidang ilmu manajemen khusus yang dikenal dengan manajemen

sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia merupakan program

aktivitas untuk mendapatkan sumber daya manusia, mengembangkan, memelihara

serta mendayagunakannya yang bertujuan untuk mendukung sebuah organisasi

mencapai tujuannya (Hariandja, 2007).

Mutu SDM turut menentukan bagus tidaknya mutu pelayanan kesehatan,

tidak hanya dari tenaga ahlinya saja tetapi juga manajemen rumah sakit. Hal yang

perlu diperbaiki di dalam mutu SDM terutama terletak pada komitmen sumber

daya rumah sakit Indonesia. Apabila komitmen pada organisasi yang dimiliki

SDM tinggi terhadap rumah sakitnya, maka akan terjadi peningkatan mutu

pelayanan (www.manajemenrumahsakit.net).
HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT (POS) DENGAN KOMITMEN
ORGANISASI PADA PERAWAT 4
AMANDA KIRARA RAHAYU
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Permasalahan SDM terutama di Indonesia bisa datang dari luar (ekstrinsik)

misalnya persaingan dalam mencari pekerjaan serta yang datang dari dalam

(intrinsik) yaitu dari SDM itu sendiri. Permasalahan intrinsik salah satunya adalah

komitmen. Komitmen sebagai suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak

organisasi tertentu serta tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan

keanggotaan dalam organisasi tersebut (www.id.wikipedia.org). Selain itu

membangun loyalitas karyawan terhadap sebuah perusahaan juga termasuk hal

yang sangat penting dalam meningkatkan komitmen karyawan.

Kesediaan pegawai untuk mempertahankan diri bekerja dalam sebuah

organisasi perusahaan merupakan hal yang penting guna menunjang komitmen

pegawai terhadap organisasi dimana mereka bekerja (Santoso, 2008). Setiap orang

yang bekerja di sebuah perusahaan atau organisasi, harus mempunyai komitmen

dalam bekerja karena apabila suatu perusahaan yang dimana karyawannya tidak

mempunyai suatu komitmen dalam bekerja, maka tujuan dari perusahaan atau

organisasi tersebut tidak akan tercapai. Namun, terkadang suatu perusahaan atau

organisasi kurang begitu memperhatikan komitmen yang ada terhadap

karyawannya, sehingga ini dapat menimbulkan dampak pada penurunan kinerja

karyawan ataupun loyalitas karyawan menjadi berkurang. Seperti yang dilansir

oleh Sekertaris Jenderal Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Abdul

Wahab Bankona menuturkan bahwa sejumlah perusahaan di Indonesia masih

membayar karyawannya di bawah rata-rata. Bahkan harga yang dibayar di

Indonesia masih lebih rendah dari Malaysia, Thailand maupun Singapura


HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT (POS) DENGAN KOMITMEN
ORGANISASI PADA PERAWAT 5
AMANDA KIRARA RAHAYU
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

(www.merdeka.com). Karyawan yang dibayar rendah cenderung memiliki

komitmen yang rendah juga terhadap organisasinya.

Komitmen pada setiap karyawan sangatlah penting karena dengan suatu

komitmen seorang karyawan dapat menjadi lebih bertanggung jawab terhadap

pekerjaannya dibandingkan dengan karyawan yang tidak mempunyai komitmen.

Biasanya karyawan yang memiliki suatu komitmen akan bekerja secara optimal

sehingga dapat mencurahkan perhatian, pikiran, tenaga serta waktunya untuk

pekerjaannya, sehingga apa yang sudah dikerjakannya sesuai dengan yang

diharapkan oleh perusahaannya (edukasi.kompasiana.com).

Siu (2003) dalam penelitiannya menemukan ada hubungan antara

performasi kerja dengan komitmen organisasi dan mereka yang memiliki tingkat

komitmen kerja tinggi menunjukkan performasi kerja yang lebih baik daripada

mereka yang tingkat komitmen organisasinya lebih rendah. Meyer dan Allen

(dalam Rashid, 2003) menyebutkan bahwa seorang anggota yang berkomitmen

akan tetap bersama organisasi dalam keadaan apapun, masuk kerja secara teratur

dan mau bekerja seharian atau bahkan mungkin lebih, melindungi aset organisasi,

berbagai tujuan perusahaan dan lainnya. Berdasarkan situasi di atas maka akan

sangat menguntungkan bagi sebuah organisasi jika memiliki anggota yang

memiliki komitmen tinggi terhadap organisasi tersebut.

Komitmen karyawan bervariasi, ada yang rendah dan ada yang tinggi,

dapat dipengaruhi berbagai faktor. Salah satunya adalah Perceived Organizational

Support (POS) atau yang biasa kita kenal dengan istilah persepsi dukungan

organisasi, yakni persepsi karyawan mengenai sejauh mana organisasi memberi


HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT (POS) DENGAN KOMITMEN
ORGANISASI PADA PERAWAT 6
AMANDA KIRARA RAHAYU
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

dukungan pada karyawan dan sejauh mana kesiapan organisasi dalam

memberikan bantuan pada saat dibutuhkan (Desiana dan Soetjipto, 2006). Selain

definisi tersebut, menurut Judge (2008) POS yaitu tingkat keyakinan karyawan

bahwa organisasinya menghargai kontribusi mereka dan peduli dengan

kesejahteraannya.

POS merupakan hubungan antara perlakuan organisasi dengan sikap dan

perilaku karyawan terhadap pekerjaannya dalam organisasi. Apabila seorang

karyawan dalam sebuah organisasi merasakan adanya dukungan yang sesuai

dengan norma, keinginan dan harapan karyawan, maka dengan sendirinya akan

terbentuk komitmen dari karyawan untuk memenuhi kewajibannya terhadap

organisasi dan tidak akan pernah meninggalkan organisasi tersebut karena telah

memiliki ikatan emosional yang kuat terhadap organisasinya (Kartika, 2011)

Gouldner (dalam Fuller dkk, 2003) membuktikan bahwa POS merupakan

salah satu variabel yang berkaitan dengan komitmen organisasi. O’Driscoll dan

Randall (1999) menemukan bahwa terdapat hubungan antara komitmen organisasi

dengan POS. Mereka melakukan penelitian di empat perusahaan susu di Irlandia

dan Selandia Baru dengan total sampel 350 responden. Mereka juga menyebutkan

bahwa meningkatnya dukungan organisasi dapat meningkatkan sikap yang

diinginkan oleh organisasi dan bersamaan dengan itu mengurangi perasaan

terperangkap yang dirasakan oleh seseorang yang berada didalam sebuah

organisasi karena tidak bisa menemukan pekerjaan lain.

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan diatas akan menarik jika

dilakukan penelitian mengenai hubungan antara POS dengan komitmen


HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT (POS) DENGAN KOMITMEN
ORGANISASI PADA PERAWAT 7
AMANDA KIRARA RAHAYU
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

organisasi. Penelitian ini dilandasi oleh beberapa pandangan yang ditemukan oleh

peneliti di RSUD Dr. Moewardi, sehingga rumah sakit RSUD Dr. Moewardi

dipilih sebagai tempat penelitian. Komitmen organisasi diambil karena menurut

salah satu sumber di RSUD Dr. Moewardi, masalah yang sangat penting adalah

peningkatan komitmen organisasi karyawan agar tujuan dari rumah sakit dapat

tercapai. Di samping itu, dukungan organisasi dipilih karena menurut salah satu

Bagian Litbang RSUD Dr. Moewardi belum pernah dilakukan penelitian

mengenai hal ini. Oleh karena itu, rumusan masalah yang diajukan dalam

penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara POS dengan komitmen

organisasi karyawan.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara POS dengan

komitmen organisasi pada perawat BLUD di RSUD Dr. Moewardi karena

sebelumnya belum pernah dilakukan.

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan ilmu

psikologi di bidang psikologi industri dan organisasi tentang perceived

organizational support, khususnya jika dikaitkan dengan komitmen organisasi.


HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT (POS) DENGAN KOMITMEN
ORGANISASI PADA PERAWAT 8
AMANDA KIRARA RAHAYU
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui bagaimana hubungan antara

POS dengan komitmen organisasi sehingga dapat memberikan masukan bagi

organisasi agar dapat menerapkan dukungan organisasi yang sesuai serta sebagai

dasar untuk mengembangkan organisasi dalam rangka meningkatkan komitmen

organisasi pada perawat.

Anda mungkin juga menyukai