Bab I Karakteristik Hewan Coba
Bab I Karakteristik Hewan Coba
2. Tikus
Karakteristik Utama Tikus.
Tikus (rattus norvegicus) tidak begitu bersifat fotofobik dibandingkan dengan
mencit dan kecenderungan untuk berkumpul sesamanya sangat kurang. Selain itu
tikus merupakan hewan yang cerdas, mudah ditangani dan relatif resisten terhadap
infeksi. Aktivitasnya tidak begitu terganggu dengan adanya manusia di sekitarnya.
Bila diperlakukan kasar atau kurang , tikus menjadi galak atau liar dan sering
menyerang si pemegang. Suhu tubuh normal (37,5-38◦C) derajat Celcius dan laju
respirasi normal 210 kali per menit.
Tabel 1.1 Konversi dosis berdasarkan perbandingan luas permukaan tubuh hewan
Hewan Mencit Tikus Marmut Kelinci Kucing Kera Anjing Manusia
Percobaan 20 g 200 g 400 g 1,5 kg 2 kg 4 kg 12 kg 70 kg
Mencit 1,0 7,0 12,25 27,8 29,7 64,1 124,2 387,9
20 g
Tikus 0,14 1,0 1,74 3,9 4,2 9,2 17,8 56,0
200 g
Marmut 0,08 0,57 1,0 2,25 2,4 5,2 10,2 31,5
400 g
Kelinci 0,04 0,25 0,44 1,0 1,08 2,4 4,5 14,2
1,5 kg
Kucing 0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,2
2 kg
Kera 0,016 0,11 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1
4 kg
Anjing 0,008 0,06 0,10 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1
12 kg
Manusia 0,0026 0,018 0,031 0,07 0,076 0,16 0,32 1,0
70 kg
(Harmita,2008: 66)
Tabel 1.2 Batas Maksimum Volume Untuk Tiap Rute Pemberian Obat Pada Hewan
IV IM IP SC PO
Mencit 20-30 g) 0,5 0,05 1,0 0,5-1,0 1,0
(Harmita,2008: 67)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Kelinci
Cara Memperlakukan Kelinci
a. Kulit pada leher kelinci dipegang dengan tangan kiri dan bagian belakangnya
diangkat dengan tangan kanan lalu badannya di dekapkan ke dekat tubuh.
BAB IV
PEMBAHASAN
Percobaan kali ini adalah membahas tentang penanganan hewan coba. Sebelum
melakukan pemberian obat terhadap hewan coba harus mengetahui terlebih dahulu
bagaimana cara penanganan hewan coba yang baik dan benar terlebih dahulu.
Mencit adalah hewan percobaan yang sering dan banyak digunakan di dalam
laboratorium farmakologi dalam berbagai bentuk percobaan. Hewan ini mudah ditangani dan
bersifat penakut fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya dan bersembunyi. Aktivitasnya
di malam hari lebih aktif. Kehadiran manusia akan mengurangi aktivitasnya.
Mula-mula hewan coba Dipegang ujung ekor dengan tangan kanan dan dibiarkan kaki
depan terpaut pada kawat kasa kandang. Kulit kepala dipegang sejajar dengan telinga hewan
coba dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri. Ekor dijepit dari pada jari
kelingking kiri supaya mencit itu dapat dipegang dengan sempurna. Hewan coba siap untuk
diberikan perlakuan.
Metode yang biasa dilakukan dalam penanganan hewan coba mencit :
1. Handling
2. Per oral
3. Intramuskular
4. Intraperitoneal
5. Subkutan
Pada praktikum hanya dilakukan metode handling dan peroral.
Metode handling
Pertama – tama ekor mencit dipegang dan diangkat dengan tangan kanan, mencit
dibiarkan mencengkram alas penutup kandang ( kawat rang), sehingga frekuensi gerak
mencit dapat diminimalkan. Cengkram kulit punggung mencit sebanyak-banyaknya dan
seerat mungkin dengan tangan kiri, hingga kepala mencit tidak dapat digerakkan ke kanan
dan kekiri. Jari tengah dan jari manis mencengkram perut mencit dan ekor mencit dililitkan
pada jari kelingking.
Metode Per Oral (PO)
Setelah melakukan metode handling, sonde oral yang berisi 1cc aquadest dimasukkan
kedalam mulut mencit tempelkan sonde oral di langit-langit mulut mencit perlahan-lahan
dimasukkan sampai ke esofagus dan cairan obat dimasukkan (aquadest) kemudian setelah
selesai tarik kembali secara perlahan. Jangan sampai melukai mencit tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Cara handling tikus dan mencit
Mula-mula hewan coba Dipegang ujung ekor dengan tangan kanan dan
dibiarkan kaki depan terpaut pada kawat kasa kandang. Kulit kepala dipegang sejajar
dengan telinga hewan coba dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri.
Ekor dijepit dari pada jari kelingking kiri supaya mencit itu dapat dipegang dengan
sempurna. Hewan coba siap untuk diberikan perlakuan.
Beberapa sifat hewan coba mencit:
a. Penakut dan fotofobik
b. Cenderung bersembunyi dan berkumpul dengan sesamanya
c. Mudah ditangani
Rute pemberian obat dapat diakukan dengan cara:
a. Oral
b. Subkutan
c. Intravena
d. Intraperitonial
e. Intramuskular
DAFTAR PUSTAKA