KAJIAN PUSTAKA
A. Pengembangan Sistem Mutu Manajemen
1. Pengembangan
Pengembangan adalah suatu sistem pembelajaran yang bertujuan
untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian
peristiwa yang dirancang untuk mempengaruhi dan mendukung
terjadinya proses belajar yang bersifat internal atau segala upaya untuk
menciptakan kondisi degan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai (Gagne dan Brings dalam Warsita, 2003: 266)
“Metode penelitian dan pengembangan atau dalam
bahasa Inggrisnya Research and Development adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut”. (Sugiyono, 2014:297)
2. Sistem
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah sistem.
Misalnya, sistem pernapasan, sistem irigasi, sistem penerbangan,
sistem pemasaran, sistem akuntansi, dan lain sebagainya. Tetapi,
terkadang kita belum memahami, apa sebenarnya yang dimaksud
sistem? Mengapa disebut sistem? Ciri-ciri apa saja yang bisa dikenali
dari sebuah sistem? Paparan berikut diharapkan bisa menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu. (Purwiyanto, 2018:12)
1. Terdapat bagian-bagian.
2. Antarbagian saling terkait dan bekerja sama.
3. Terdapat tujuan yang ingin dicapai.
Dari ciri-ciri sistem diatas bisa diperhatikan, bahwa agar sistem
bisa berjalan secara optimal dan bisa mencapai tujuan, maka semua
elemen/bagian harus ada dan berfungsi. Jika salah satu bagian saja
tidak ada atau tidak berfungsi maka bisa dipastikan bahwa sistem tidak
akan berjalan.Tujuan pun tidak akan tercapai. Kesimpulannya, setiap
ada istilah sistem, bahkan sistem apa saja,pasti di dalamnya terdapat
bagian-bagian, di mana setiap bagian selalu terkait dan bekerja sama,
dalam rangka mencapai tujuan. (Purwiyanto, 2018:13)
Sistem adalah kumpulan/group dari sub sistem/bagian/komponen
apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu
sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu
tujuan tertentu”. (Susanto, 2013:22)
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan dan berkumpul bersama-sama untuk melakukan
kegiatan atau melakukan sasaran tertentu yang telah ditetapkan.
(Hutahaean, 2014:2)
Sistem adalah sekumpulan orang yang saling bekerja sama dengan
ketentuan-ketentuan aturan yang sistematis dan terstruktur untuk
membentuk suatu satu kesatuan yang melaksanakan atas suatu fungsi
untuk mencapai tujuan. (Anggraeni dan Rita, 2017:1)
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem
merupakan kumpulan suatu komponen sistem yang saling
berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan suatu
kegiatan pokok perusahaan
3. Mutu
Mutu adalah suatu kondisi dimana kinerja apapun, baik produk
(barang atau jasa) maupun mesin dan manusia yang bisa memberikan
kinerja yang melampaui harapan. (Purwiyanto, 2018:14)
Mutu merupakan bagian dari semua fungsi usaha yang lain, seperti
pemasaran, sumber daya manusia, keuangan, dan lain-lain. Dalam
kenyataannya, penyelidikan mutu adalah suatu penyebab umum yang
alamiah untuk mempersatukan fungsi-fungsi usaha. (Prihantoro,
2012:42)
Secara umum mutu atau kualitas adalah jumlah dari sifat-sifat
produk, seperti daya tahan, kenyamanan pemakaian, daya guna dan
lain sebagainya. Mutu atau kualitas selalu diidentikan dan
dihubungkan dengan kegunaan khusus, seperti panjang, lebar, warna,
berat dan karakter produk lainnya (Ahyari dalam Prihantoro, 2012:3).
Mutu diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam suatu
barang/ hasil yang menyebabkan barang/hasil tersebut sesuai dengan
tujuan untuk apa barang/ hasil itu dibutuhkan. (Nur dan Suyuti,
2017:167)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mutu adalah
kesesuaian dari sifat-sifat produk yang dispesifikasikan dengan jelas,
agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan yang telah
ditetapkan.
4. Manajemen
Manajemen adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian serta
pengawasan dengan memanfaatkan baik sumber daya manusia maupun
sumber daya lainnya dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
(Purwiyanto, 2018:15)
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pengarahaan suatu kelompok orang-orang
kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
(G.R. Terry, 2012:1)
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
manajemen merupakan suatu proses mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam mengatur dan
mengarahkan sumber daya yang ada di dalam organisasi atau
perusahaan agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Manfaat Misi
Berdasarkan paparan di muka secara detail, manfaat misi bisa
dituliskan sebagai berikut.
c. Karakteristik Misi
Karakteristik misi yang baik, sekurang-kurangnya memenuhi
persyaratan sebagai berikut. (Purwiyanto, 2018:25)
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi bisa menggambarkan tipe organisasi,
pembagianan departemen dalam organisasi, deskripsi tentang
kedudukan (tugas, tanggung jawab dan wewenang). Melalui struktur
organisasi juga bisa memperjelas garis komando /perintah dan laporan/
tanggung jawab. (Purwiyanto,2018: 31)
Struktur organisasi (desain organisasi) dapat didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan pengelolaan organisasi.
Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan
pola tetap terhadap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi,
bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang
menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda dalam suatu organisasi.(Handoko, 2012:169)
Struktur organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe
organisasi, pendepartemenan organisasi kedudukan, dan jenis
wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan
tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.
(Hasibuan, 2010:128)
Suatu struktur organisasi adalah yang memperlihatkan arus
interaksi dalam organisasi tentang itu siapa yang memutuskan apa,
siapa yang memerintah, siapa yang menjawab, dan siapa yang
melaksanakan suatu pekerjaan tersebut. Digambarlah suatu struktur
peta organisasi untuk membantu menjalankan struktur organisasi.
(Terry dan Rue, 2012:90)
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
struktur organisasi merupakan susunan pola terhadap hubungan atas
kedudukan, tugas wewenang, dan tanggung jawab dengan
memperlihatkan arus interaksi di dalam organisasi
a. Fungsi Struktur Organisasi
Secara detail, struktur organisasi memiliki fungsi sebagai berikut.
1) Kejelasan tugas, tanggung jawab, dan wewenang. Melalui
struktur organisasi akan memperjelas tugas, tanggung jawab,
dan wewenang setiap individu yang terdapat dalam organisasi.
Karena, setelah penyusunan struktur organisasi akan selalu
diikuti dengan paparan tugas, tanggung jawab, dan wewenang
(Job Description). Dengan adanya kejelasan tugas, tanggung
jawab dan wewenang bisa memberi keuntungan bagi
organisasi. Pertama, pemimpin organisasi mudah di dalam
melakukan pengawasan (pengendalian dan evaluasi), dan
kedua, setiap individu dalam organisasi menjadi tahu batas-
batas area yang menjadi tanggung jawabnya.
2) Kejelasan kedudukan. Struktur organisasi juga memperjelas
kedudukan seseorang sehingga jelas pula seseorang harus
memberikan komando kepada siapa atau
mempertanggungjawabkan tugas kepada siapa. Hal ini akan
mempermudah dalam melaksanakan koordinasi dalam
melaksanakan setiap tugas dalam rangka untuk mencapai
tujuan.
3) Kejelasan jalur hubungan. Dalam rangka melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya, setiap individu dalam organisasi
memerlukan sebuah kejelasan hubungan. Kejelasan hubungan
akan memudahkan setiap individu dalam melakukan koordinasi
dalam penyelesaian tugas secara efektif dan efisien dalam
rangka mencapai tujuan. (Purwiyanto, 2018: 32)
6. Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu merupakan sebuah pernyataan tentang komitmen
yang harus selalu dipertahankan dan diwujudkan oleh setiap organisasi.
Kebijakan mutu merupakan keputusan tentang standar mutu yang
harus direalisasi. Organisasi apa pun, menetapkan kebijakan mutu
dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan
jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Pencapaian
tujuan jangka pendek dalam rangka untuk mencapai tujuan jangka
menengah. Pencapaian tujuan menengah sebagai jembatan untuk
mencapai tujuan jangka panjang. Pencapaian tujuan jangka panjang
sebagai garansi untuk terealisasinya visi dan misi organisasi.
(Purwiyanto, 2018:44)
Kebijakan mutu merupakan pernyataan resmi dari manajemen
puncak berkaitan dengan arah dan tujuan kinerja mutu yang ingin
dicapai. Kebijakan mutu bisa digunakan sebagai acuan dalam
merumuskan sasaran mutu. Dalam konteks yang lebih luas, kebijakan
mutu bisa digunakan acuan bagi setiap individu organisasi dalam
menjalankan kehidupan berorganisasi. (Purwiyanto, 2018:44)
Demikian pentingnya keberadaan kebijakan mutu. Agar kebijakan
mutu bisa terinternalisasi pada setiap individu yang ada dalam
organisasi, manajemen puncak memegang peranan yang sangat sentral.
Manajemen puncak bersama jajaran terkait harus mengambil
keputusan mutu, tertulis, dan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. (Purwiyanto, 2018:44)
a. Tujuan Kebijakan Mutu
Manajemen puncak harus merumuskan dan menyosialisasi- kan
kebijakan mutu kepada setiap individu yang ada dalam organisasi
terkait. Perumusan dan sosialisasi kebijakan mutu mempunyai
tujuan sebagai berikut : (Purwiyanto, 2018:45)
1) Terinternalisasinya komitmen tentang mutu pada setiap
individu yang ada dalam organisasi.
2) Setiap individu dalam organisasi sadar dan memiliki komitmen
tentang mutu yang harus dicapai.
3) Terinternalisasinya komitmen tentang mutu dapat
memungkinkan munculnya budaya perbaikan
berkesinambungan (continuous improvement).
4) Terinternalisasinya komitmen tentang mutu, dalam
memudahkan pencapaian tujuan.
7. SOP
Prosedur operasional standar (POS) sebagai terjemah dari standard
operating procedur (SOP). Prosedur operasional standar (POS)
merupakan suatu standar pelaksanaan pekerjaan secara tertulis yang
digunakan sebagai pedoman dalam melaku- kan pekerjaan. Karena
penyusunan POS juga dimaksudkan untuk menetapkan standar dalam
melakukan pekerjaan sesuai dengan kebijakan mutu yang digariskan
organisasi/ perusahaan. Di dalam pengawasan (pengendalian dan
evaluasi) suatu organisasi/ perusahaandalam pelaksanaan pekerjaan
juga berpedoman pada POS. Apabila pelaksanaan pekerjaan yang
sesuai dengan POS berarti pelaksana pekerjaan tersebut telah berhasil
melakukan pekerjaan sesuai dengan standar. (Purwiyanto, 2018:47)
a. Tujuan SOP
c. Manfaat SOP
d. Prinsip-Prinsip SOP
e. Keuntungan SOP
f. Jenis-Jenis SOP
Bag. Akuntansi
Akuntansi Bendahara
D. Siklus Akuntansi
1. Definisi Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan mulai dari terjadinya
transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan sehingga
siap untuk pencatatan berikutnya. Siklus akuntansi dimulai dari
bagaimana transaksi itu dicatat, bagaimana munculnya akun-akun
pada jurnal dan bagaimana akun itu dinilai serta tersajikan di
laporan keuangan dan kembali pencatatan transaksi berikutnya
seperti tahapan-tahapan sebelumnya. Siklus akuntansi berbeda
dengan proses akuntansi (accounting process). Proses akuntansi
adalah kegiatan pencatatan sampai dengan penyajian laporan
keuangan. (Bahri, 2016: 18)
Dalam penyajian informasi keuangan yang dibutuhkan berbagai
pihak, akuntansi harus melewati suatu proses yang disebut dengan
siklus akuntansi. Siklus akuntansi adalah urutan kerja yang harus
dibuat oleh akuntan, sejak awal hingga menghasilkan laporan
keuangan di suatu perusahaan. (Rudianto, 2009:14)
1) Analisis Transaksi
b. Rekening (Akun)
2) KODE
Kode rekening harus disusun secara konsisten. Ada
beberapa cara yang dapat digunakan untuk memberikan
kode yaitu dengan angka, huruf ataupun kombinasi
keduanya. Tidak memandang cara mana yang
digunakan, kode yang diberikan harus dapat memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut : ( Shatu, 2016:110)
a) Memungkinkan adanya perluasan rekening tanpa
harus mengadakan perubahan kode.
b) Harus mudah diingat.
c) Memudahkan bagi pihak yang menggunakan kode
tersebut.
4) Sifat-sifat Rekening
Pengklasifikasian rekening dilakukan dengan
mempertim- bangkan, bahwa setiap transaksi keuangan
yang ada dalam perusahaan selain harus dicatat, juga
dikelompokkan dan digolongkan. Pengelompokkan dan
penggolongan transaksi keuangan didasarkan atas sifat
dari transaksi dan rekening. Maksudnya, transaksi-
transaksi keuangan yang mempunyai sifat sama harus
dilaporkan satu kesatuan (sesuai kelompoknya).
(Purwiyanto, 2015: 41)
a) Sifat Rekening Riil
Sisi kiri rekening-rekening aktiva digunakan
untuk mencatat bertambahnya rekening yang
bersangkutan sedangkan pada sisi kanan digunakan
untuk mencatat pengurangan yang terjadi. Berbeda
dengan aktiva, pada rekening utang dan rekening
modal sisi kiri digunakan untuk mencatat
pengurangan jumlah yang terjadi, sedangkan pada
sisi kanan digunakan untuk mencatat penambahan
yang terjadi. Untuk semua jenis rekening, baik
rekening Aktiva, Utang, maupun Modal pada sisi
kiri disebut dengan sisi debet dan sisi kanan disebut
dengan sisi kredit. Selanjutnya pendebetan dan/atau
pengreditan untuk masing-masing rekening ini
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
(Purwiyanto, 2015:41-42)
Debet Kredit
Penambahan rekening aktiva Pengurangan rekening aktiva
Penambahan rekening biaya Penambahan rekening utang
Pengurangan rekening utang Penambahan rekening modal
Pengurangan rekening modal Penambahan rekening pendapatan
6) Rekening Prive
Pengambilan uang yang dilakukan oleh pemilik
perusahaan untuk kepentingan pribadi disebut
pengambilan prive. Pengambilan prive menyebabkan
modal perusahaan berkurang. Oleh karena itu
pengambilan prive dapat dicatat dengan mendebet
modal. Pada umumnya perusahaan menyelenggarakan
suatu rekening khusus yang disebut dengan rekening
Pribadi Pemilik atau Prive yang nantinya akan
mengurangi modal. (Purwiyanto, 2015:44)
Perkiraan penarikan modal merupakan perkiraan
yang bersifat mengurangi modal karena pemilik
perusahaan mengambil uang yang ada di perusahaan
untuk keperluan hidupnya. Dengan demikian, setiap
penarikan tersebut dicatat pada sebelah debet dari
perkiraan yang bersangkutan. Kemudian, secara berkala
perkiraan ini ditutup dengan memindahkan pada
perkiraan modal. Jika terjadi pembayaran dividen
kepada para pemegang saham, perkiraan dividen
didebet dan secara berkala ditutup ke perkiraan laba
yang ditahan. (Sadeli, 2011:40)
c. Jurnal
2) Pembagian Jurnal
Jurnal dibagi menjadi dua jenis, yaitu : (Purwiyanto,
2015:56)
a) Jurnal khusus :
(1) Jurnal penerimaan kas.
(2) Jurnal pengeluaran kas.
(3) Jurnal pembelian.
(4) Jurnal penjualan.
b) Jurnal umum.
3) Fungsi dan Kegunaan Jurnal
Fungsi dan kegunaan masing-masing jurnal dapat
dijelaskan sebagai berikut. (Purwiyanto, 2015:56)
a) Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal Penerimaan Kas adalah jurnal yang
disediakan khusus untuk mencatat transaksi kas
masuk. Transaksi penerimaan kas yang sering
terjadi antara lain penjualan barang atau jasa secara
tunai dan penerimaan piutang dagang. (Purwiyanto,
2015: 56)
b) Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal Pengeluaran Kas adalah jurnal yang
disediakan khusus untuk mencatat transaksi kas
keluar. Transaksi-transaksi pengeluaran kas yang
sering terjadi pada perusahaan antara lain :
pembelian barang dagang, pembayaran gaji
pegawai, pembayaran rekening listrik, air, dan
telepon, pembayaran utang, dan lain-lainnya.
(Purwiyanto, 2015:56)
c) Jurnal Pembelian
Jurnal Pembelian adalah jurnal yang disediakan
khusus untuk mencatat pembelian yang dilakukan
secara kredit. (Purwiyanto, 2015:56)
d) Jurnal Penjualan
Jurnal Penjualan adalah jurnal yang disediakan
khusus untuk mencatat transaksi penjualan barang
dagang atau jasa secara kredit. Pencatatan pada
jurnal penjulan dilakukan berdasarkan faktur
penjualan. (Purwiyanto, 2015:57)
e) Jurnal Umum
Jurnal Umum adalah jurnal yang disediakan
untuk mencatat berbagai transaksi yang tidak bisa
dicatat dalam keempat jurnal khusus (jurnal
penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, jurnal
pembelain, jurnal penjualan). (Purwiyanto, 2015:57)
Jurnal umum atau jurnal transaksi adalah
aktivitas meringkas dan mencatat transaksi yang ada
di perusahaan berdasarkan dokumen dasar secara
kronologis beserta penjelasan yang nanti diperlukan
di dalam buku besar. Jurnal berfungsi mencatat dan
meringkas setiap transaksi yang dilakukan
perusahaan. (Rudianto, 2009:64)
4) Format Jurnal
a) Format Jurnal Penerimaan Kas
Tabel 2.3 Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal Penerimaan Kas Hal :
Tg Ke DEBE KREDIT
l t T
Kas Piutan Lain-Lain
g Rekenin Re Jumla
Dagan g f h
g
Buku Jurnal
f) Pedoman Jurnal
Penjurnalan, yaitu mencatat transaksi
perusahaan di dalam buku jurnal yang berpedoman
pada transaksi di dalam buku besar atau akun-akun
yang ada di perusahaan. Untuk kelompok akun
aktiva, beban, dan prive/ dividen, jika bertambah
dimasukkan di sisi debet, jika berkurang
dimasukkan di sisi kredit. Untuk kelompok akun
hutang, modal, dan pendapatan, jika bertambah
dimasukkan di sisi kredit dan jika berkurang
dimasukkan di sisi debet. (Rudianto, 2009:64)
g) Prosedur Pencatatan Jurnal
Prosedur pencatatan transaksi keuangan ke
dalam buku jurnal disebut dengan penjurnalan.
Penjurnalan dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut :(Purwiyanto, 2015:58-59)
(1) Ketentuan-ketentuan menjurnal pada jurnal
umum.
(a) Setiap halaman jurnal diberi nomor urut
untuk refrensi.
(b) Mencantumkan tahunsekali saja pada baris
paling atas dari kolom “tanggal” di setiap
halaman jurnal, kecuali apabila dalam
halaman tersebut tahunnya berubah.
(c) Mencantumkan bulan sekali pada baris
pertama sesudah tahun dalam kolom
“tanggal” di setiap halaman kecuali dalam
halaman tersebut bulan sudah berganti.
(d) Mencantumkan tanggal sekali saja pada
kolom tanggal untuk setiap hari. Tanggal
yang dicatat adalah tanggal terjadinya
transaksi, bukan tanggal dicatatnya transaksi
dalam jurnal.
(e) Nama rekening atas transaksi yang di debet
dicantumkan pada tepi paling kiri dalam
kolom “Rekening”. Nilai uangnya dicatat
dalam kolom “debet”.
(f) Nama rekening atas transaksi yang harus
dikredit dicatat pada kolom “Rekening”
dengan masuk tujuh ketukan dibandingkan
dengan rekening yang di debet. Nilai
uangnya dicatat dalam kolom “kredit”.
(g) Penjelasan seperlunya dapat dicatat di bawah
rekening yang di kredit dari setiap ayat
jurnal dan berada dalam kurung.
(h) Kolom refrensi digunakan untuk mencatat
nomor kode rekening yang bersangkutan di
buku besar. Kolom ini diisi pada waktu
pemindah-bukuan ayat jurnal ke dalam buku
besar (posting)
(2) Ketentuan -ketentuan menjurnal pada jurnal
khusus
(a) Setiap halaman jurnal diberi nomor urut
untuk refrensi.
(b) Mencantumkan tahun cukup sekali saja pada
baris paling atas dari kolom “tanggal” di
setiap halaman jurnal, kecuali apabila dalam
halaman tersebut tahunnya berubah.
(c) Mencantumkan bulan cukup sekali saja pada
baris pertama sesudah tahun dalam kolom
“tanggal” di setiap halaman kecuali dalam
halaman tersebut bulannya berubah.
(d) Mencantumkan tanggal cukup sekali saja
pada kolom tanggal untuk setiap hari.
Tanggal yang dicatat adalah tanggal
terjadinya transaksi, bukan tanggal
dicatatnya transaksi dalam jurnal.
(e) Rekening yang di debet maupun yang di
kredit dalam setiap jurnal diberi nomor
rekening sekaligus.
Tata Cara menjurnal (journalizing) dapat
dijelaskan sebagai berikut : (Sadeli, 2011:43-44)
(a) Membuat kolom sesuai ketetapan dari
perusahaan.
(b) Mencatat pada kolom tanggal yang terdiri
dari :
Tahun dicatat pada kolom tanggal paling
atas.
Catatlah nama bulan pada kolom tanggal
sebelah kiri dan hanya satu kali selama
bulan yang bersangkutan. Apabila sudah
berganti bulan, barulah ditulis nama
bulan baru tersebut.
Catatlah tanggal pada kolom tanggal
sebelah kanan untuk setiap transaksi.
d. Buku Besar
3) Posting
Keterangan :
(1) Nama Rekening diisi di atas garis bagian tengah,
misalnya kas, piutang usaha, utang usaha,
ekuitas / modal, pendapatan dan beban.
(2) D adalah sisi debet.
(3) K adalah sisi kredit.
Keterangan :
(1) Nama rekening diisi dengan nama rekening
yang dibuka pada saat menjurnal.
(2) Nomor rekening diisi dengan nomor
rekening dari nama rekening yang
bersangkutan.
(3) Tanggal, diisi tanggal pengisian buku besar /
posting.
(4) Keterangan, diisi dengan nama debet /
kredit.
(5) Refrensi, diisi dengan nama jurnal yang
merupakan sumbernya.
(6) Jumlah, diisi dengan nilai jumlahnya.
a) Aktiva Lancar
b) Aktiva Tetap
c) Utang
d) Modal
e) Penghasilan
f) Biaya
b) Nama rekening
f. Jurnal Peyesuaian
a) Perkiraan Neraca.
b) Perkiraan Rugi/Laba
3) Proses Penyesuaian
g. Neraca Lajur
b) Penyesuaian-penyesuaian (adjustment)
Lajur Penyesuaian
2. Laporan Keuangan
5) Tepat Waktu
Laporan keuangan di suatu perusahaan harus dapat
disajikan secepat mungkin agar dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan di perusahaan.
6) Daya banding
Laporan keuangan di suatu perusahaan harus dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan perusahaan itu
sendiri pada periode-periode sebelumnya.
7) Lengkap
Informasi laporan keuangan di suatu perusahaan harus
menyajikan semua fakta keuangan agar tidak menyusahkan
pembacanya.
(3) Modal
Modal (equity) dapat diartikan sebagai
uang/barang yang digunakan untuk memulai sebuah
usaha. Modal adalah harta kekayaan yang
ditanamkan oleh pemilik perusahaan kedalam
perusahaan yang dimilikinya. Selain itu, modal
merupakan hak milik atas perusahaan atau sisa hak
setelah mengurangi aktiva dengan kewajiban. Di
dalam perusahaan perseorangan yang termasuk
modal hanyalah modal pribadi. Sedangkan dalam
perseroan terbatas yang termasuk dalam modal ,
antara lain: (Purwiyanto, 2015:22; Rudianto,
2009:17; Sadeli, 2011:21)
(a) Modal saham.
(b) Laba yang ditahan.
(c) Cadangan.
b) Bentuk Neraca
Bentuk susunan neraca yang konvensional dan
lazim yang digunakan dalam suatu perusahaan :
(Purwiyanto, 2015:23-24; Rudianto, 2009:17; Sadeli,
2011:21-22)
(1) Bentuk horizontal/ Scontro/ Bentuk T
Bentuk horizontal atau Scontro dapat disebut
juga dengan bentuk T, karena bentuknya sama
dengan huruf T yang mempunyai 2 sisi, yaitu sisi
disebelah kiri susunan aktiva atau harta perusahaan
yang biasa disebut dengan debet dan di sebelah
kanan pasiva (utang dan modal) yang biasa disebut
dengan kredit.
(2) Bentuk vertikal/ laporan/ Stafell
Bentuk vertikal biasa disebut juga dengan
bentuk laporan yang menunjukkan urutannya dari
atas ke bawah. Maksud- nya, menyusun aktiva dan
pasiva dalam urutan dari atas kebawah. Jadi posisi
aktiva diatas kemudian dibawahnya diikuti dengan
utang dan modal.