Laporan Kasus Kardio Denny
Laporan Kasus Kardio Denny
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
1
C. MACAM-MACAM EPISIOTOMI
1. Episiotomi Mediana : Merupakan insisi yang
paling mudah diperbaiki, lebih baik dan jarang menimbulkan dispareuni,
episiotomi ini dapat menyebabkan ruptur perenei totalis.
2. Episiotomi Mediolateral : Merupakan insisi
yang banyak digunakan karena lebih aman, jarang terjadi ruptur parinei totalis.
3. Episiotomi Lateralis : Tidak dianjurkan hanya
dapat menimbulkan sedikit relaksasi introitus, perdarahan lebih banyak dan
sukar direparasi.
(Mansjoer. A, 1999, hal. 338)
E. FISIOLOGI NIFAS
1. Periode post partum ada 3 yaitu :
a. Immadiate post partum adalah masa 24 jam post partum.
b. Early post partum adalah waktu minggu pertama post partum.
2
c. Late post partum adalah masa post partum pada minggu pertama
sampai minggu keenam post partum.
3
yang banyak agar uterus dapat mengadakan hypertrophy dan
hiperplasia tidak diperlukan lagi, maka pengaliha darah berkurang dan
kembali seperti biasa. Darah yang lebih biasanya dialirkan keuterus
setelah anak lahir dibutuhkan oleh buah dada sehingga peredaran
kebuah dada lebih banyak ditandai buah dada menjadi merah dan
bengkak. Adapun kembalinya keadaan uterus tersebut secara gradual
artinya, tidak sekaligus tetapi setingkat demi setingkat. Sehari atau 24
jam setelah persalinan, biassanya tinggi fundus uteri agak lebih tinggi
sedikit, disebabkan oleh adanya pelemasan uterus segmen atas dan
uterus bagian bawah terlalu lemah dalam meningkatkan tonusnya otot-
otot baik kembali, fundus uteri hanya 7,5 cm diatas sympysis dan
setelah 12 hari post partum fundus uteri tidak dapat diraba lagi dari
luar.
b. Lochea
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus berasal dari bekas
menempelnya plasentanya melalui vagina dalam masa nifas.
Pengeluaran dari uterus selagi getah atau darah dari luka juga disertai
selaput lendir dari decidua yaitu endometrium yang menebal, karena
mengadakan degenerasi untuk kembali keadaan semula.
Lochea terbagi atas 3 jenis yaitu :
1) Lokhea rubra.
Warna merah, bau anyir, isinya sel darah merah, selaput ketuban,
selaput decidua dan lain-lain, pengeluaran hari ke-1 sampai ke-3.
2) Lokhea serosa
Warna pucat kecoklatan, bau agak anyir, isi sel darah serum, lekosit
dan sisa jaringan, pengeluaran hari ke-4 sampai ke-9
3) Lokhea alba
Warna putih kekuningan , isi sel lendir, lekosit, pengeluaran hari ke-10
sampai hari ke-15.
4
c. Laktasi
Laktasi adalah proses pembentukan dan pengeluaran Asi
Faktor yang mempengaruhi pembetukan dan pengeluaran Air Susu Ibu
(ASI) : Anatomi buah dada, Fisiologi, makanan, Istirahat, Isapan Anak,
Obat-obatan, Psikologi, perawatan buah dada.(Christina. S.Ibrahim, 1996
hal. 10)
d. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan,
ostium eksterna dapat dimasuki oleh dua hingga tiga jari tangan, setelah 6
minggu post natal, serviks menutup.
Karena robekan kecil-kecil yang terjadi selama dilatasi, serviks tidak
pernah kembali keadaan sebelum hamil (nulipara) yang berupa lunang
kecil seperti jarum, serviks hanya kembali pada keadaan tidak hamil yang
berupa lubang yang sudah sembuh, tertutup tapi bentuk celah. Dengan
demikian os servisis wanita yang sudah pernah melahirkan merupakan
salah satu tanda yang menunjukkan riwayat kelahiran bayi lewat vagina.
e. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peradangan yang sangat
besar selama proses melahirkan tersebut, kedua organ ini tetap berada
dalam keadaan kendur, setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali pada
keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan
muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
Himen mengalami ruptur pada saat melahirkan bayi pervagina dan yang
tersisa hanya sissa-sisa kulit yang disebut karunkulae mirtiformis.
Orifisium vagina biasanya tetap sedikit membuka setelah wanita tersebut
memiliki anak.
f. Perineum
Setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebalumnya
tereenggan oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal
5
hari kelima, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar
tonusnya sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum
melahirkan (nulipara). Relaksasi dasar panggul dan otot-otot abdomen
juga dapat bertahan.
Yang perlu diawasi pada perineum
a) Redness yaitu warna merah pada daerah vulva dan perineum.
b) Edema yaitu ada atau tidaknya penimbunan cairan secara
berlebihan pada derah vulva atau perineum.
c) Enchymosis atau lebam yaitu ada atau tidaknya perubahan
warna kulit menjadi biru gelap karena ada penimbunan darah.
d) Drainase yaitu aliran dari pengeluaran lokhea dilihat dari
warna, bau, jenis, dan banyaknya.
e) Aproximate yaitu perlekatan jahitan pada daerah perineum.
g. Traktus Urinarius
Buang air kecil seringa sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan
terdapat spasme sfinter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini
mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama
persalinan.
Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam
sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen
yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok.
Keadaan ini menyebabkan diuresis. Uterus yang berdilatasi akan kembali
normal dalam tempo 6 minggu.
h. Sistem Gastrointestinal
Kerap kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal.
Meskipun keadaan progesteron menurun setelah melahirkan. Namun
asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari.
Gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum
6
melahirkan diberi enema. Rasa sakit didaerah perineum dapat
menghalangi keinginan kebelakang.
i. Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen,
volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah
merah dan kadar haemoglobin kembali normal pada hari keliama.
Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama
masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi dari pada normal.
Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya
koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan
yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini.
j. Perubahan Psikologis
Perubahan yang mendadak dan dramatis pada status hormonal
menyebabkan Ibu yang berada dalam masa nifas menjadi sensitif terhadap
faktor-faktor yang dalam keadaan normal mampu diatasinya. Disamping
perubahan hormonal, cadangan fisiknya sering sesudah terkuras oleh
tuntutan kehamilan serta persalinan, keadaan kurang tidur, lingkungan
yang asing baginya sseperti preparat analgesik narkotik yang diberikan
pada persalinan.
Depresi ringan yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah 4 th day
bluess (kemurungan hari keempat). Serig terjadi dan banyak ibu yang baru
pertama kali mempunyai anak mendapati dirinya menangis, paling tidak
satu kali, hanya karena masalah yang sering sepele. Sebagian Ibu merasa
tidak berdaya dalam waktu singkat, namun perasaan ini umumnya
menghilang setelah kepercayaan pada diri mereka dan bayinya tumbuh.
Apabila ddepresi dan insomnia bertahan lebih dari 1 atau 2 hari, pasen
harus dirujuk sebagian psikiatri untuk menyingkirkan kemungkinan
psikosis nifas. (Helen Farree, 1996 hal 226-227).
7
3. Penyesuaian Ibu (Maternal Adjustmen)
Menurut Riva Rubins ada 3 tahap yaitu :
1) Fase Dependent/Taking in
Terjadi pada hari 1 dan 2 post partum. Pada fase ini Ibu membutuhkan
perlindungan dan pelayanan. Ia memffokuskan energinya pada bayinya
yang baru. Ia mungkin selalu membicarakan pengalaman melahirkan
berulang-ulang. Ibu melepaskan rasa nyaman, istirahat dan ada
kegembiraan berlebihan.
2) Fase Dependent-Independent/Taking Hold
Dimulai pada hari ketiga post partum sampai minggu keempat dan kelima.
Ibu mulai menunjukkan pergeseran fokus perhatian dengan
memperlihatkan bayinya. Ibu mulai melakukanbayi dan menerima
pendidikan kesehatan.
3) Fase Independent/fase kemandirian (Letting go)
Fase ini dimulai pada minggu kelima sampai keenam. Terjadi peningkatan
kemampuan independen dalam perawatan bayi dan dirinya. Ibu dan
keluarga berinteraksi sebagai suatu sistem dan mengenal bahwa bayi
terpisah dari Ibu.
8
F. PATHWAYS
Partus Spontan dengan episiotomi
Nifas
Perdarahan
After pain Perdarahan cepat Merangsang Oksitosin Prolaktin Prolaktin
berhenti oksitosin sedikit tidak
Hipovolemik terbentuk
Gangguan rasa
Proses Kontraksi Kontraksi merangsang
nyaman nyeri
Penyembuhan otot otot sel-sel acini kerja sel-sel
Luka baik payudara kuat payudara lemah acini tidak
maksimal
8
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium darah lengkap, urinalisis.
2. Haemoglobin/haematokrit
Penentuan haemoglobin/hematokrit diperoleh pada hari pertama post
partum untuk pemeriksaan darah yang hilang selama melahirkan.
I. FOKUS KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian data dasar klien
a. Aktifitas/ istirahat
Insomnia mungkin terjadi
b. Sirkulasi
Episode diaforetik lebih sering terjadi pada malam hari
c. Intregitas ego
Peka rangsang, takut/menangis (“post partum blues” kira-kira 3 hari
setelah melahirkan)
d. Eliminasi
Deuresis diantara hari ke-2 dan ke-5, obstipasi pada hari ke-1 sampai
ke-2
e. Makan/cairan
Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira hari ke-3
f. Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan payudara/pembesaran tepat terjadi diantara hari ke-3
sampai ke-5 pasca partum
g. Seksualitas/reproduksi
Uterus 1 cm diatas umbilikus pada 12 jam setelah kelahiran, menurun
kira-kira 1 cm setiap harinya lokhea lubra berlanjut sampai hari ke-2
dan ke-3, berlanjut menjadi lokhea serosa dengan aliran tergantung
pada posisi (misal: rekumben versus ambulasi berdiri) dan aktifitas
(misal: menyusui) payudara : produksi kolostrum 48 jam pertama,
berlanjut pada susu matur, biasanya pada hari ke-3, mungkin lebih dini
tergantung kapan menyusui dimulai.
Carpenito L.J. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta. EGC.
Doenges M.F. (2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta. EGC.
Masjoer. Arif (1999). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid pertama. Jakarta.
Media Aesculapius FKUI.
Manulaba Ida B.G (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC.
Mochtar R. (1998). Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi jilid 2 edisi 2. Jakarta. EGC.
Oxorn H (1996). Ilmu Kebidanan : Fisiologi dan Patologi Persalinan. Jakarta. Yayasan
Essensia Medica.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM SPONTAN DENGAN
EPISIOTOMI