Anda di halaman 1dari 2

2.

3 Benzokain

2.3.1 Definisi Benzokain


Benzokain adalah obat bius lokal yang biasa digunakan sebagai pereda nyeri topikal.
Obat ini adalah ramuan aktif dalam banyak salep analgesik. Obat ini juga ditunjukkan untuk
penggunaan umum sebagai anestesi lubricant dan topikal pada kateter intratrakea dan saluran
respirasi pada faring dan nasal untuk mendapatkan refleks pada faring dan trakea, pada
tabung nasogastrik dan endoskopi, kateter urin, laringoskop, proktoskop, sigmoidoskopi dan
pada spekulum vagina. Untuk penggunaan umum sebagai obat bius dan anestesi topikal
digunakan pada kerongkongan, laring, mulut, rongga hidung, rektum, saluran pernafasan atau
trakea, saluran kemih, vagina. Obat ini juga digunakan untuk menekan refleks muntah.
Benzokain merupakan turunan dari prokain di mana bahan ini tidak dapat larutsempurna
dalam cairan encer , benzokain cenderung tetap di lokasi aplikasi dan tidak mudah diserap ke
dalam sirkulasi sistemik dan memiliki efek toksisitas rendah, benzokain sangat berguna untuk
anestesi pada area permukaan besar dalam rongga mulut .Efek samping penggunaan
benzokain adalah warna kebiruan pada kuku, bibir, kulit atau telapak tangan (Syarif, 2007
dan Katzung, 2014).
Benzokain umumnya digunakan sebagai anestetik lokal. Benzokain dapat diabsorbsi
melalui permukaan luka dan membran mukosa untuk meredakan nyeri yang berhubungan
dengan luka bernanah, luka tergores, dan permukaan mukosa yang meradang. Kerjanya
hanya selama kontak dengan kulit atau permukaan mukosa, bersifat tidak mengiritasi serta
tidak toksik (Siswandono, 2000).

Nama lain : Aethylis Aminobenzoas, etil p- amino benzoat


Rumus molekul : C9H11NO2
Berat molekul : 165,19 /mol
Titik leleh : 89–92˚C
Titik didih : 172˚C
Indikasi : Anastesi lokal
Gol. Anastetik lokal : ester PABA ( para-aminobenzoic acid )

2.3.2 Sifat Benzokain

2.3.3 Kegunaan Benzokain

2.3.4 Indikasi Benzokain

2.3.5 Kontraindikasi Benzokain

2.3.6 Dosis Benzokain

2.3.7 Efek Samping Benzokain

2.3.8 Mekanisme Kerja Benzokain pada Anastesi Lokal


Potensial aksi saraf terjadi karena adanya peningkatan sesaat dari permeabelitas membran
terhadap ion Na+ akibat depolarisasi ringan pada membran. Proses inilah yang dihambat oleh
bahan anestetik lokal; hal ini terjadi akibat adanya interaksi langsung antara bahan anestetik
lokal dengan kanal Na+ yang peka terhadap adanya perubahan voltase muatan listrik. Dengan
semakin bertambahnya efek bahan anestesi lokal didalam saraf, maka ambang rangsang
membranakan meningkat secara bertahap, kecepatan peningkatan potensial aksi menurun,
konduksi impuls melambat dan faktor pengaman konduksi saraf juga berkurang. Faktor-
faktor ini akan mengakibatkan penurunan potensial aksi dan dengan demikian mengakibatkan
kegagalan konduksi saraf (FK Sriwijaya, 2008 dan Yagiela, 2011).

BLM URUT

Staf Pengajar Farmakologi Fakultas Kedokteran Sriwijaya. 2008. Kumpulan Kuliah


Farmakologi 2nd ed. Jakarta: EGC. al 591-593

Yagiela J.A et al. 2011. Pharmacology and Therapeutics for Dentistry 6th ed. US: Mosby
Elsevier, 2011: 266-269.

Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. 2014. Farmakologi Dasar dan Klinik. Vol.1 Edisi
12. Alih Bahasa. Brahm U.Jakarta: EGC
Syarif A. et al. 2007. Farmakologi dan Terapi. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia-Jakarta ed 5

Siswandono dan Soekardjo, B. 2000, Kimia Medisinal Edisi 2. Surabaya : Airlangga


University Press

Anda mungkin juga menyukai