Aspek Perilaku Dalam Informasi Akuntansi Kel.4
Aspek Perilaku Dalam Informasi Akuntansi Kel.4
Dosen Pengampu :
Dr. Fitria Husnatarina, SE., M.Si, Ak, CA
Kelas : Akuntansi C
Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Siti Khadijah BCA 117 223 5. Bustan Kristian BCA 117 257
2. Handika BCA 117 263 6. Deky Setiawan BCA 117 210
3. Pebrianto BCA 117 241 7. Rista BCA 117 262
4. Rendi Susanto BCA 117 240 8. Hayrul Nisae BCA 117 247
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
2019
KATA PENGANTAR
Atas berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa yang telah memberikan nikmat
kepada kami sehingga kami dapat menyusun tugas kami ini yang berjudul “Akuntansi
Keperilakuan Dalam Informasi Akuntansi” ini dengan baik guna melengkapi dan memenuhi tugas
mata kuliah Aspek Perilaku Dalam Akuntansi.
Dengan rasa bangga pula kami sajikan tugas ini dengan semaksimal
mungkin agar dalam penyajian tugas ini benar-benar memuaskan, cukup
memadai, mudah dipahami, dan ada manfaat. Walaupun demikian kami memaklumi bahwa tugas
yang kami sajikan belum sempurna. Meski kami telah berusaha semaksimal mungkin, kami
berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan akan menambah pengetahuan.
Dalam penyusunan tugas ini kami berpedoman pada teori yang dipelajari dikampus. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya kepada
kami dalam penyusunan tugas ini. Semoga Tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan atas
segala kekurangannya kami mohon saran dan kritik yang dapat memperbaiki pembuatan tugas
lainnya.
Penyusun.
DAFTAR ISI
hal.
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG ............................................................................................................ 1
1.2.RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................ 2
1.3.TUJUAN PENULISAN MAKALAH .................................................................................... 2
BAB IV PEMBAHASAN
4.1.KESIMPULAN ....................................................................................................................... 14
4.2.SARAN ................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan akuntansi hingga saat ini telah mengalami beberapa fase. Mulai dari zaman
prasejarah telah menunjukan bahwa manusia di zaman itu telah mengenal adanya hitung-menghitung
meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Dengan semakin majunya peradapan manusia
menyebabkan pentingnya pencatatan, pengihktisaran dan pelaporan sebagai bagian dari proses transaksi.
Sehingga akuntansi sebagai hasil dari proses transaksi telah mengalami metamorfosis yang panjang
untuk menjadi bentuk yang modern seperti saat ini.
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh
para pemakainya dalam pengambilan keputusan. Keterampilan matematis sekarang ini telah berperan
dalam menganalisis permasalahan keuangan yang kompleks. Begitu pula dengan kemajuan dalam
tehnologi komputer akuntansi yang memungkinkan informasi dapat tersedia dengan cepat. Tetapi,
seberapa canggih pun prosedur akuntansi yang ada, informasi yang dapat disediakan pada dasarnya
bukanlah merupakan tujuan akhir. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk untuk
memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis
dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan keputusan tersebut melibatkan berbagai aspek termasuk
perilaku dari para pengambil keputusan.
Dengan demikian akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan
organisasi akan informasi akuntansi. Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk
mengetahui bahwa tujuan jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas
dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana prilaku orang-orang di dalam
organisasi. Oleh karena itu, kami menyusun Makalah tentang Tinjauan Terhadap Ilmu Keprilakuan
untuk memberikan gambaran mengenai dimensi akuntansi keprilakuan, lingkup dan sasaran hasil dari
akuntansi keprilakuan, serta persamaan dan perbedaan antara ilmu keprilakuan dan akuntansi
keprilakuan.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa Definisi Akuntansi?
2. Bagaimana Akuntansi Sebagai Sistem Informasi?
3. Bagaimana Pengantar Akuntansi dalam Keperilakuan?
2.1.TINJAUAN UMUM
Akuntansi merupakan suatu system untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan
oleh pemakainya untuk menghasilkan keputusan bisnis. Tujuan informasi ini adalah memberikan
petunjuk dalam memilih tindakanyang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka
pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga
melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak
dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat
dihasilkan oleh akuntasi. Akhirnya akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, akan tetapi selalu
berkembang agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.
Hal diatas menjelaskan aspek keperilakuan dari pihak pelaksana/penyusun informasi akuntansi
dan pihak pemakai akuntasi. Pihak pelaksana/penyusun informasi akuntasi adalah seorang atau
kumpulan orangyang mengoperasikan system informasi akuntasi dari awal sampai terwujudnya
laporan keuangan. Sedangkan pihak pemakai laporan keunagan dapat dibagi menjadi dua kelompok
yaitu : (1) pemakai internal (internal user); (2) pemakai eksternal (external user). Yang dimaksud
dengan pihak internal adalah organisasi yang memiliki garis dan staf personel, yang memandang
laporan akuntansi sebagai landasan yang melibatkan pendanaan, penginvestasian dan pengambilan
keputusan operasional. Sedangkan pemakai ekternal meliputi sejumlah kelompok pemegang saham,
kreditor, serikat buruh, analis keuangan dan pemerintah. Pemakaian informasi akuntasi oleh
pihakinternal dimaksudkan untuk melalukan serangkaian evaluasi kinerja. Sedangkan pemakaian
oleh pihak eksternal dimaksudkan sama dengan pihakinternal, tetapi mereka lebih focus pada jumlah
investasi yang mereka lakukan pada organisasi tersebut.
Sejak tahun 1950-an, beberapa riset akuntasi mulai mencoba menghubungkan akuntasi dengan
aspek perilaku yan gidmulai oleh Argyris pada tahun 1952. selain itu, binberg dan Shields (1989)
mengklasifikasikan riset akuntasi keperilakuan dalam lima aliran (school), yaitu : (1) pengendalian
manajemen (management control); (2) pemrosesan informasi akuntasi (accounting information
processing); (3) desain system informasi akuntasi (information system desain); (3) riset audit (audit
research); (4) sosiologi organisasional (organizational sociology).
Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas berhubungan
dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan dengan
proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap perilaku akuntan atau perilaku dari non
akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi akuntan dan laporan (Hofstede dan Kinerd, 1970).
Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan:
Pada bulan Juni 1951, Controllership Foundation of America mensponsori suatu riset untuk
menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Sejumlah penjelasan dan kesimpulan dari hasil
riset mengenai perangkap keperilakuan pada anggaran dan pembuatan anggaran dalam banyak
pemikiran masih bersifat sementara, dan oleh karena itu masih perlu disempurnakan.
Paradigma riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam disertasinya telah
menggali pengaruh anggaran motivasional dengan menggunakan suatu eksperimen analog.
Selanjutnya disusul oleh karya Benston (1963) serta Churcil dan Cooper (1965) yang
memfokuskan pada akuntansi manajerial dan pengaruh fungsi akuntansi pada perilaku. Riset-riset
ini berlanjut pada tahun 1970-an dengan satu rangkaian studi oleh Mock (1969-1973), Barefield
(1972), Magee dan Dickhout (1978), Benbasat dan Dexter (1979). Fokus dari studi-studi tersebut
adalah pada akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran dari pengaruh
fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat keputusan. Studi yang
mempengaruhi bidang ini dilakukan oleh Ashton (1974) dan Libby (1975), yang membantu
membentuk suatu standar dalam desain eksperimental dan validitas internal untuk pertimbangan
riset yang diikuti.
Mulai dari tahun 1960 sampai 1980-an, jumlah artikel mengenai akuntansi keperilakuan
semakin meningkat. Artikel pertama menggambarkan mengenai akuntansi keperilakuan,
sementara artikel selanjutnya membahas mengenai teori dan konsep ilmu pengetahuan
keperilakuan dalam kaitannya dengan akuntansi serta implikasinya bagi prinsip-prinsip akuntansi
dan praktisnya. Pertumbuhan studi akuntansi keperilakuan mulai muncul dan berkembang,
terutama diprakarsai oleh akademisi profesi akuntan. Penggabungan aspek-aspek perilaku pada
akuntansi menunjukkan adanya pertumbuhan minat akan bidang riset ini.
2.4. LANDASAN TEORI DAN PENDEKATAN AKUNTASI KEPERILAKUAN
Hidayati (2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (behavior
science), teori-teori akuntansi keperilakuan dikembangkan dari riset empiris atas perilaku manusia
dalam organisasi. Dengan demikian, peranan riset dalam pengembangan ilmu itu sendiri tidak
diragukan lagi.
1. Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif
Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen masih
sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah perhitungan harga pokok
produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas dengan
diangkatnya topic mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban, dan masalah
harga transfer. Meskipun demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat normatif.
Pada tahun 1952 C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset akuntansi
manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha untuk
menghubungkan desain system pengendalian manajemen suatu organisasi dengan perilaku
manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih bisa
menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para pelaku organisasi.
2. Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi
Riset keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal (universalistic
approach), seperti riset Argyris (1952), Hopwood (1972), dan Otley (1978). Tetapi, karena
pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, maka segera muncul pendekatan lain yang
selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang riset, yaitu pendekatan kontinjensi
(contingency approach).
Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan dengan tujuan
mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi perancangan dan penggunaan
sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas, berbagai variabel kontinjensi yang
mempengaruhi desain system pengendalian manajemen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor eksternal
lainnya.
2) Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence) seperti proses
produksi, produk masal, dan lainnya.
3) Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam industri, rasio
konsentrasi, dan ukuran perusahaan.
4) Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya rendah atau keunikan.
5) Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti desentralisasi, sentralisasi,
budaya organisasi dan lainnya
Chenhall dan Morris meneliti tentang hubungan antara variabel kontinjensi ketidakpastian
lingkungan dan ketergantungan organisasi terhadap hubungan antara struktur organisasi dan
persepsi atas manfaat sistem akuntansi.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor
serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemberian kredit.
2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan menunjukkan sumber-
sumber ekonomi perusahaan.
3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan dalam
memperoleh laba.
4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melunasi utang-utangnya.
5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber pendanaan
perusahaan.
6. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan arus kas
masuk ke dalam perusahaan.
Hasilnya menunjukkan bahwa dua tingkatan terakhir, yaitu keterlibatan dengan melakukan dan
keterlibatan dengan pengendalian yang kuat akan menghasilkan suatu sistem informasi yang lebih
efektif. Efektivitas suatu sistem informasi dinyatakan dengan kepuasan pemakai.
Sumber : Adaptasi dari Bhanu Raghutanan and Rghutanan, Impact of Top Management
Support on Information System Planning, The Journal of Information System, Vol. 2, Musim Semi
1988.
Menurut Bodnar dan Hopwood (1995), tahapan-tahapan pengembangan sistem dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Perencanaan dan analisis sistem yang meliputi formulasi dan evaluasi solusi masalah sistem, dan
penekanannya pada tujuan keseluruhan sistem.
2. Perancangan sistem, yaitu proses menspesifikasikan rincian solusi yang dipilih oleh proses
analissi sistem.
3. Implementasi sistem, yaitu proses menempatkan rancangan prosedur-prosedur dan metode baru
atau revisi ke dalam operasi.
3.2.2. Akuntansi adalah Informasi
Akuntansi disamakan dengan informasi dikarenakan melalui seperangkat prosedur dan
teknik akuntansi, informasi menjadi lebih dapat diakses secara cepat, relevan, dan lengkap. Terkait
dengan informasi akuntansi, beberapa jenis sistem informasi telah berkembang, seperti Pemrosesan
Data Elektronik (Electronic Data Processing – EDP), Pemrosesan Data (Data Processing), Sistem
Informasi Manajemen (Management Information System-MIS), Sistem Pendukung Keputusan
(Decision Support System-DSS), Sistem Pakar (Expert Sistem), SIstem Informasi Eksekutif (Executif
Information System-EIS), dan SIstem Informasi AKuntansi (Accounting Information System-AIS)
yang merupakan bukti bahwa sistem informasi dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi yang
semakin kompleks (Linda M., et al., 1988).
Sebagai suatu sistem informasi, akuntansi sering disebut sebaga “bahasa bisnis” yang dapat
menyediakan dan memberikan informasi penting mengenai kegiatan ekonomi. Secara umum, bahasa
dapat diartikan sebagai suatu symbol yang disusun dengan menggunakan suatu mekanisme yang telah
memiliki standar baku tersendiri. Akuntansi dikatakan suatu “bahasa” karena akuntansi dapat
berperan sebagai media komunikasi yang mengkomunikasikan berbagai fenomena, gejala, dan
peristiwa ekonomi yang terjadi di suatu organisasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan
sebagai kerangka konseptual untuk tolak ukur dalam penggunaanya menyusun laporan keuangan.
Dengan demikian, sistem akuntansi dibangun di sekitar aktivitas bisnis perusahaan dengan struktur
tertentu dalam organisasi, yang didesain berdasarkan prosedur untuk mengukur, mencatat, dan
menyimpulkan peristiwa-peristiwa ekonomi, menyediakan pengawasan internal yang dirancang
untuk mengamankan aktiva dan mempromosikan efisiensi operasional, serta mengizinkan perolehan
kembali data yang relevan untuk pelaporan eksternal maupun internal.
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan
oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis yang bertujuan memberikan
petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya langka pada
aktivitas bisnis dan ekonomi. Dalam proses pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis, aspek-
aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan terlibat didalamnya. Akhirnya, akuntansi bukanlah
sesuatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sepanjang waktu dengan perkembangan
lingkungan akuntansi, agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya
(Khomsiyah dan Indriantoro, 2000).
Pada awal perkembangannya, riset mengenai akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek
akuntansi manajemen khususnya penganggaran (budgeting) yang kemudian bergeser kea rah
akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Riset akuntansi keperilakuan dapat
membentuk kerangka dasar (framework) dan arah riset di masa yang akan datang dengan memberikan
beberapa manfaat untuk beberapa tujuan berikut :
1. Memberikan gambaran state of art terhadap minat khusus dalam bidang abru yang ingin
diperkenalkan,
2. Membantu dalam mengidentifikasi kesenjangan riset,
3. Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui subbidang
akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen, dan perpajakan.
Perkembangan organisasi bisnis saat ini penuh dengan persyaratkan untuk melaporkan
informasi kepada pihak lain tentang siapa atau apa, bagaimana menjalankan organisasi, dan untuk
siapa harus bertanggungjawab. Hal ini pada umumnya disebut sebagai ”persyaratan”
pelaporan, meskipun beberapa diantaranya mungkin tidak dapat dipaksakan. Intisari dari proses aku
ntnnsi adalah komunikasi atas informasi yang memiliki implikasi keuangan atau manajemen.
Karena pengumpulan atau pelaporan informasi mengkonsumsi sumber
daya, biasanya hal tersebut tidak dilakukan secara suka rela kecuali pembuat informasi yakin bahwa
hal ini akan mempengaruhi penerima untuk berperilaku sebagaimana yang diinginkan oleh
pelapor/pembuat. Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku dalam beberapa cara,
diantaranya adalah:
Kadang kala penerima menyatakan secara jelas bagaimana mereka menginginkan pembuat
laporan berperilaku, meskipun sulit untuk dicapai secara simultan seperti: laba jangka pendek yang
tinggi, pertumbuhan jangka panjang, atau citra publik yang baik. Apabila pembuat laporan
bertanggung jawab kepada penerima maka ia akan berperilaku dalam cara-cara yang menyenangkan
mengenai apa yang harus dilaporkan, mengenai tindakan dan hasil yang manakah yang
penting bagi penerima. Namun ketika orang tidak merasa pasti mengenai bagaimana informasi
tersebut akan digunakan,maka pembuat laporan memiliki pekerjaan sulit untuk memprediksi kapan
dan bagaimana informasi tersebut akan digunakan. Kemungkinan besar akan mendasarkan pada
prediksi sesuai dalam situasi yang serupa dalam pengalamannya atau bagaimana mereka akan
menggunkannya jika berada pada penerima informasi tersebut.
3) Insentif/sanksi.
4) Penentuan waktu.
Waktu adalah faktor penting dalam menentukan apakah persyaratan pelaporan akan
menyebabkan perubahan dalam perilaku pembuat laporanatau tidak. Supaya persyaratan pelaporan
dapat menyebabkan perubahan perilakunya,ia harus mengetahui persyaratan tersebut sebelum ia
bertindak
Sehingga
jika persyaratan plaporan yang sebelumya dikenakan setelah perilaku yang dilaporkan,maka akan
dapat diketahui pada pembuatan laporan berikutnya.
5) Pengarahan perhatian.
Suatu persyaratan pelaporan dapat menyebabkan pembuat mengubah perilakunya. Hal itu
kemungkinan informasi memiliki suatu cara untuk mengarahkan perhatian pada bidang-bidang yang
berkaitan dengannya, yang dapatmengarah pada perubahan perilaku.
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang mengkaji
hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta dimensi keperilakuan dari
organisasi di mana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan diakui keberadaannya.
informasi ekonomi dapat ditambah dengan tidak hanya melaporkan data-data keuangan saja,
melainkan juga data-data non keuangan yang terkait dengan proses pengambilan keputusan.
Berdasarkan kondisi ini, wajar jika akuntansi sebaiknya memasukkan dimensi-dimensi
keperilakuan dari berbagai pihak yang terkait dengan informasi yang dihasilkan oleh sistem
akuntansi.
Akuntansi keperilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan akuntansi adalah
memengaruhi perilaku dalam rangka memotivasi dilakukannya tindakan yang diinginkan.
Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial, sedangkan akuntansi keperilakuan
merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan pengetahuan keperilakuan. Akuntansi keperilakuan
diterapkan dengan praktis menggunakan riset ilmu keperilakuan untuk menjelaskan dan
memprediksikan perilaku manusia. Akuntansi selalu menggunakan konsep, prinsip, dan
pendekatan dari disiplin ilmu lain untuk meningkatkan kegunaannya.
Dalam akuntansi perilaku ini yang menjadi sorotan adalah dampak dari informasi
akuntansi terhadap perilaku orang yang membaca atau menyiapkannya. Juga melihat
bagaimana reaksi manusia terhadap informasi yang akuntansi yang diberikan. Dampak
perilaku dari system budget terhadap prilaku, dampak system responsibility accounting
terhadap oerilaku, dampak system desentralisasi ataupun sentralisasi pengambilan keputusan
terhadap perilaku, dimensi perilaku dalam system pengawasan internal, beberapa pola
perilaku auditor, aspek perilaku dalam proses pengambulan keputusan, factor perilaku dalam
kebutuhan pengungkapan, aspek perilaku dalam akuntansi sumber daya manusia, dan
sebagainya.
4.2. SARAN
Adapun saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut:
1. Diperlukan observasi terkait dengan perilaku manusia dalam hubungannya dengan
Akuntansi;
2. Diperlukan riset mendalam mengenai pengaruh perilaku manusia dengan lingkungan
akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA
Ives, B., dan Olson, M. H., 1984, "Use involvement and MIS Success: A Review of
Research," Management Science, Vol. 30, hal. 386-603.
Bodnar dan Hopwood, 1995, Accounting Information Systems, Edisi ke-6, New Jersey:
Prentice-Hall.
Hofstede dan Kinerd, 1970, "A Strategy for Behavioral Research," The Accounting
Review, Januari, hal. 38-54.
Steadry, 1960, "Budgets Control and Cost Behavior," Prentice-Hall. Englewood Cliffs
N.J.
Benston, G., 1963, "The Role of The Firm's Accounting System for Motivation," The
Accounting Review, April, hal. 374-354.
Churcil, N., dan W. Cooper, 1965, "A Fields Study of Audit Internaling," The
Accounting Review, Oktober, hal. 767-781.
……………., 1973, "The Value of Budget Information," The Accounting Revief, Juli,
hal. 520-534.
Magee, R., dan J. Dickhould, 1978, "Effects of Compensation Plans on Heuristic in Cost
Variance Investigation," Journal of Accounting Research, Musim Gugur, hal. 292-314.
Benbasat, I., dan A. S. Dexter, 1982. "Individual Differences in The Use of Decision
Support Aids," Journal of Accounting Research, Musim Semi, hal 1-11.
Libby, 1975, " Accounting Ratios and Prediction of Failure: Some Behavioral Evidence,"
Journal of Accounting Research, Musim Semi, hal. 150-161
Hidayati, Ataina, 2002, "Perkembangan Riset Akuntansi Keperilakuan Berbagai Teori
dan Pendekatan yang Melandasi," JAAI, Vol. 6 No.2, Desember.
Argyris , C., 1952, "The Impact of Budgets on People," New York, The Controllership
Foundation.
Hopwood , Anthony, 1972, "An Empirical Study of The Role of Accounting Data in
Performance Evaluation," The Accounting Review 40 (Juli), hal. 485-495.
Otley , D. T., 1978, "Budget Use and Managerial Performance," Journal of Accounting
Research, hal 122-149.
Ikhsan, Arfan, dan Muhammad Ishak, 2005, "Akuntansi Keperilakuan," Salemba Empat.