Anda di halaman 1dari 34

VISI MISI DAN TUJUAN SD SDN 206 BONTONYELENG

Visi :
“Menjadi Sekolah Dasar Berstandar Nasional yang Mampu Mencetak Insan Mandiri, Cerdas,
Kreatif, Berprestasi, Berkarakter dan Berkepribadian Islami”.

Misi :
Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan
arah yang jelas. Berikut ini merupakan misi yang dirumuskan berdasarkan visi di atas.
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa
berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah.
3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan
semangat gotong royong.
4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa
sehingga terbangun siswa yang kompeten dan berakhlak mulia.
5. Mendorong lulusan yang berkualitas, berprestasi, berkarakter, berakhlak mulia, dan
bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa.

Tujuan :

Misi merupakan kegiatan jangka panjang yang masih perlu diuraikan menjadi beberapa kegiatan yang
memiliki tujuan lebih detil dan lebih jelas. Berikut ini jabaran tujuan yang diuraikan dari visi dan misi di
atas.

1. Mepersiapkan peserta didik yang bertaqwa kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia.
2. Membekali peserta didik agar mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan berbudi
pekerti sebagai cerminan akhlak mulia dan iman taqwa.
3. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian, berkarakter,
cerdas, berkualitas, dan berprestasi dalam berbagai bidang.
4. Mempersiapkan peserta didik agar mampu bersaing dalam mengikuti berbagai kompetisi
akademik dan non akademik di tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi, dan nasional.
5. Membekali peserta didik agar memiliki keterampilan teknologi informasi dan komunikasi
serta mampu mengembangkan diri secara mandiri.
6. Menanamkan peserta didik sikap ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi dengan
lingkungan dan mengembangkan sikap sportifitas.
7. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu bersaing dan
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Sasaran :
 Terwujudnya Visi dan Misi UPT SPF SDN 206 Bontonyeleng
 Melengkapi sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SDN 206
BontonyelengKe.gantarang Khususnya pengadaan bahan praktek.
 Peningkatan mutu pembelajaran dalam rangka mempersiapkan mutu tamatan/ Alumni.
 Mempersiapkan Alumni agar dapat diterima di sekolah lanjutan sehingga dapat bersaing
di Era Globalisasi.

I. Pendahuluan

Kurikulum merupakan tiang penyanggah penting dalam pergerakan pendidikan di


Indonesia yang dipenuhi multiwarna sistem pengajaran. Pemerintah membuat acuan
kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai pendidikan nasional, mengacu kepada UU No. 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial
yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua Warga Negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah.Dengan visi pendidikan tersebut, pendidikan
nasional mempunyai misi sebagai berikut:

1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang


bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia
dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan
pembentukan kepribadian yang bermoral;
4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat
pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan
standar nasional dan global; dan
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan
prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
Didalam mengatasi permasalahan mutu pendidikan, pemerintah telah banyak berbuat
melalui program-program peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Dalam pembahasan ini, penyusun berusaha memberikan penjelasan dan penggambaran
Analisis Teori SWOT pada sistem pendidikan di Indonesia dengan berpedoman serta
menganalisa pada Kurikulum 2013 (Kurtilas) dan Kurikulum 2006 (KTSP 2006).

I. Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang
membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini
melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam
mencapai tujuan tersebut.

Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik
SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru.
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas
Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari
perusahaan-perusahaan Fortune 500.[1]

Diagram Ilustrasi:

Berikut ini definisi tentang elemen SWOT:

1. Strength (Kekuatan); faktor internal atau dalam yang cenderung memiliki efek positif (atau
menjadi mampu untuk) mencapai tujuan suatu lembaga pendidikan
2. Weakness (Kelemahan); faktor internal atau dalam yang mungkin memiliki efek negatif
(atau menjadi penghalang untuk) mencapai tujuan suatau lembaga pendidikan
3. Opportunity (Peluang); faktor eksternal atau luar yang cenderung memiliki efek positif pada
pencapaian atau tujuan sekolah, atau tujuan yang sebelumnya tidak dipertimbangkan
4. Threat (Ancaman); faktor eksternal atau kondisi yang cenderung memiliki efek negatif pada
pencapaian tujuan suatu lembaga pendidikan, atau membuat tujuan absurd atau malah
sulit dicapai.

Apabila analisis SWOT digunakan pada sistem pendidikan, dalam pembahasan ini adalah
meninjau Kurikulum 2013 dan KTSP 2006, maka memungkinkan bagi penyusun dan
pendidikan berbasis SD yang diamati dalam pembahasan ini untuk mendapatkan suatu
gambaran menyeluruh mengenai kondisi Kurikulum di dua unsur berbeda tetapi memiliki
tujuan sama dalam pendidikan nasional, serta sekolah yang diamati baik dalam
hubungannya dengan masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan, sekolah, pendidik, dan
orang tua atau wali murid dimana menjadi bagian dari sebuah institusi yang berbasis
pendidikan, bahkan sampai situasi lingkungan sekolah tersebut.

II. Rangkuman Kurikulum 2013 (Kurtilas)


A. Latar Belakang
Pengertian Kurikulum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang
kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang
diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.

B. Penguatan Tata Kelola Kurikulum


Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar
matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013
dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:
1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif;
2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala
sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
Penguatan Materi Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan
materi yang relevan bagi peserta didik.

C. Karakteristik Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa
ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat
dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam
berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;
5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam
kompetensi dasar matapelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi
dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal).

D. Tujuan Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

E. Struktur Kurikulum
Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas
yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai
berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Praktik Pembelajaran Pada SDIT Gembira Kelas IV, Jatibening Baru Kabupaten Bekasi:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : UPT SPF SDN 206 BONTONYELENG


Kelas / Semester : 4 /1
Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup (Tema 3)
Sub Tema : Keberagaman Makhluk Hidup di lingkunganku (Sub Tema 2)
Pembelajaran ke : 6
Alokasi waktu : 1 Hari
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca]
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam
karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR
Matematika
3.13 Memahami pecahan senilai dan operasi hitung pecahan menggunakan benda
konkret/gambar
4.13 Mengurai sebuah pecahan menjadi hasil penjumlahan atau pengurangan dua buah
pecahan lainnya dengan berbagai kemungkinan jawaban

C. INDIKATOR
Menentukan jawaban dari soal cerita yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan pecahan berpenyebut sama
 Menentukan jawaban dari soal cerita yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan pecahan berpenyebut berbeda
 Membuat soal cerita tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan yang merupakan
bagian dari kelompok dan menjawabnya dengan benar

D. TUJUAN
Setelah mengamati gambar, siswa mampu menyelesaikan masalah tentang penjumlahan
dan pengurangan pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut berbeda dengan benar.
 Setelah mengamati gambar, siswa mampu membuat soal cerita tentang penjumlahan
atau pengurangan pecahan yang merupakan bagian dari kelompok dan menjawabnya
dengan benar.
E. MATERI
Soal cerita penjumlahan dan pengurangan pecahan.

F. PENDEKATAN & METODE

Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan Hafalan Matrik Perkalian 1-9. 10
Pendahuluan Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan menit
keyakinan masing-masing, dilanjutkan dengan Pembacaan
Teks Pancasila.
Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. Guru
menyiapkan fisik dan psikhis siswa dalam mengawali
kegiatan pembelajaran, yaitu mengajak siswa menyanyikan
lagu/yel-yel/tepuk dinamika dengan materi yang relevan
dengan pembelajaran hari ini. Menginformasikan
Tema/Sub Tema yang akan dibelajarkan. Menyampaikan
tujuan pembelajaran hari ini.
Selain melihat alat peraga lainnya, siswa dapat menonton
video yang terkait pembelajaran hari ini, mendatangkan
narasumber, membaca buku dari perpustakaan sekolah,
perpustakaan online/e-book.
Kegiatan Siswa mengenal soal tentang penjumlahan dan pengurangan 150
Inti pecahan yang terkait dengan pecahan yang merupakan menit
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
bagian dari kelompok. Siswa mengerjakan soal cerita dengan
mandiri.
 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan di dalam buku
siswa.
 Siswa membuat soal cerita penjumlahan dan pengurangan
pecahan.
 Siswa menjawab soal-soal tentang pembelajaran minggu ini.
Kegiatan Siswa menuliskan perenungan mereka di buku siswa. 15
Penutup Guru menyampaikan pesan moral untuk memanfaatkan menit
Keberagaman Makhluk Hidup di lingkunganku dengan bijak.
Tugas: Siswa bercerita kepada orang tua tentang
pengalaman belajarnya minggu ini. Siswa juga diminta
mendiskusikan hal-hal yang dapat ia lakukan agar apa yang
dipelajari dapat bermanfaat untuk dirinya dan lingkungan.
Hafalan Matrik Perkalian 1-9. Salam dan do’a penutup.

Remedial
 Siswa yang belum dapat menjawab pertanyaan dalam
bagian evaluasi akan mengerjakan lagi soal yang sama. Di
awal, guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal
tersebut, kemudian minta mereka mengerjakan dengan
mandiri.

H. SUMBER DAN MEDIA


 Diri anak, Lingkungan keluarga, dan Lingkungan sekolah.
 Buku Pedoman Guru Tema 3 Kelas 4 dan Buku Siswa Tema 3 Kelas 4.
 Buku Pengembangan Diri Anak.
 Sumber Motivasi/Inspirasi Hidup: http://rokhmaninstitute.blogspot.com/
Video/slide/buklet/pamflet/gambar tentang Keberagaman Makhluk Hidup di
lingkunganku Daun kering atau bahan lain dari alam dan bulu ayam/burung/bebek.

I. PENILAIAN
1. Prosedur Penilaian
a. Penilain Proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari
kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
b. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis dan lisan (terlampir).

2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Proses
1) Penilaian Kinerja.
2) Penilaian Produk.
b. Penilaian Hasil Belajar
 Pilihan ganda.
 Isian singkat.
 Esai atau uraian.

Mengetahui Bekasi, Desember 2014


Kepala Sekolah, Guru/Wali Kelas 4A,

………………………………
NIP. …………………………

III. Rangkuman KTSP 2006


Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu
pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, standar kompetensi
lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan
penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk:
(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
(b) belajar untuk memahami dan menghayati;
(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif;
(d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain; dan
(e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Tujuan Pengembangan Kurikulum


Sebelum diuraikan tentang tujuan pengembangan kurikulum, terlebih dahulu akan
dipaparkan tentang kerangka dasar kurikulum. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 6 Ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum
untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas:
1. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
4. kelompok mata pelajaran estetika;
5. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

Praktik Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


Kelas IV

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang
studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,
budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi
dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta
menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia
Indonesia.

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan


minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan
berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi
ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal,
regional, nasional, dan global.

Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan: 1. peserta
didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan
minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan
hasil intelektual bangsa sendiri; 2. guru dapat memusatkan perhatian kepada
pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan
berbahasa dan sumber belajar; 3. guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan
ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan
kemampuan peserta didiknya; 4. orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat
dalam pelaksanaan program kebahasaan daan kesastraan di sekolah; 5. sekolah dapat
menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan
keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia; 6. daerah dapat menentukan
bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan
kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.
B. Tujuan
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan
maupun tulis
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan
bahasa negara
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial 5. Menikmati dan memanfaatkan karya
sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa 6. Menghargai dan membanggakan sastra
Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan
berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Mendengarkan
2. Berbicara
3. Membaca
4. Menulis.

IV. Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP 2006

Perbedaan pokok antara KTSP atau kurikulum tingkat satuan pendidikan (Kurikulum 2006)
yang selama ini diterapkan dengan Kurikulum 2013 yang akan dijalankan secara terbatas
mulau Juli 2013 yaitu berkaitan dengan perencanaan pembelajaran. Dalam KTSP, kegiatan
pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam
Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah,
kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan
pendidikan yang bersangkutan.
Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih merupakan
kewenangan guru yang bersangkutan, yaitu dengan berusaha mengembangkan dari Buku
Babon (termasuk silabus) yang telah disiapkan pemerintah.
Berikut ini adalah perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP

No Kurikulum 2013 KTSP

1 SKL (Standar Kompetensi Lulusan) Standar Isi ditentukan terlebih dahulu


ditentukan terlebih dahulu, melalui melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006.
Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu ditentukan SKL (Standar
Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, Kompetensi Lulusan) melalui
yang bebentuk Kerangka Dasar Permendiknas No 23 Tahun 2006
Kurikulum, yang dituangkan dalam
Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70
Tahun 2013
2 Aspek kompetensi lulusan ada lebih menekankan pada aspek
keseimbangan soft skills dan hard skills pengetahuan
yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
3 di jenjang SD Tematik Terpadu untuk di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas
kelas I-VI I-III
4 Jumlah jam pelajaran per minggu lebih Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan
banyak dan jumlah mata pelajaran lebih jumlah mata pelajaran lebih banyak
sedikit dibanding KTSP dibanding Kurikulum 2013
5 Proses pembelajaran setiap tema di Standar proses dalam pembelajaran terdiri
jenjang SD dan semua mata pelajaran di dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan
dengan pendekatan ilmiah (saintific
approach), yaitu standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari Mengamati,
Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
6 TIK (Teknologi Informasi dan TIK sebagai mata pelajaran
Komunikasi) bukan sebagai mata
pelajaran, melainkan sebagai media
pembelajaran
7 Standar penilaian menggunakan Penilaiannya lebih dominan pada aspek
penilaian otentik, yaitu mengukur semua pengetahuan
kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil.
8 Pramuka menjadi ekstrakuler wajib Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
9 Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X Penjurusan mulai kelas XI
untuk jenjang SMA/MA
10 BK lebih menekankan mengembangkan BK lebih pada menyelesaikan masalah
potensi siswa siswa

Sedangkan untuk Evaluasi Pembelajaran masing-masing Kurikulum adalah:

Kurikulum KTSP Kurikulum 2013


Berfokus pada pengetahuan melalui Berbasis kemampuan melalui penilaian
penilaian output proses dan output
Menekankan aspek kognitif Test menjadi KurikulumMenekankan aspek kognitif,
cara penilaian yang dominan afektif, psikomotorik secara
proporsional Penilaian test dan
portofolio saling melengkapi.
Standart penilaian lebih dominan pada Standart penilaian menggunakan
aspek pengetahuan penilaian otentik yaitu mengukur semua
kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil.
V. Hasil teori Analisis SWOT pada Kurikulum 2013 dan KTSP 2006
Berikut hasil pengamatan kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006, dengan rincian tabel
sebagai berikut:
Kurikulum 2013
NO Analisis Kurikulum 2013
1 Strengths a. Lebih menekankan pada pendidikan karakter, agar peserta
(Kekuatan) didik lebih kreatif dan inovatif. Pada akhirnya diharapkan
pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi
menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan
karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
b. Memiliki sifat Eksporasi, peserta didik memiliki kesempatan
untuk “mencari informasi yang luas dalam topik/tema yang
sedang dipelajari”.
c. Pendekatan Saintifik, berupa kegiatan belajar dilaksanakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif.

2 Weakness a. Penilaian Sikap spiritual dan sosial yang rumit dari sisi
(Kelemahan) administratif, mengingat jumlah siswa yang bisa mencapai
puluhan hingga ratusan yang harus diamati seorang guru dan
perlu dipertanyakan secara substantif-merupakan aspek yang
mendesak untuk dievaluasi.
b. Beban tatap muka min. 24 jam/minggu bagi guru diluar tugas-
tugas lain, jumlah mata pelajaran dan jam belajar siswa serta
beban siswa, perlu dikaji kembali dengan melibatkan juga ahli
psikologi pendidikan dan perkembangan, misal LPTK
(Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan).
c. Rumusan Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar mengandung
kelemahan-kelemahan dari sisi subtansi dan logika.
d. Bertambahnya jam pelajaran perminggu, menjadi: SD 4 jam,
SMP 6 jam, SMA 2 jam, dan SMK menjai 48 jam/minggu.
Dalam hal ini tidak ada penjelasan lebih lanjut. Indonesia
termasuk jumlah hari tertinggi waktu belajarnya didunia, sama
dengan Korea Selatan.

3 Opportunities a. Kesiapan terletak pada guru. Guru harus terdorong kreatif


(Peluang) dan memicu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan
dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan
profesionalisme secara terus menerus. Menjadi peluang bagi
guru untuk lebih meningkatkan pendidikan dan pelatihan
dari program sekolah.
b. Perbedaan mendasar K13 dari KBK dan KTSP juga diklaim
berdasarkan pengembangan kompetensi yang sebelumnya
berbasis mata pelajaran menjadi didasarkan kada Kurikulum
Inti (KI). Faktanya, buku-buku pelajaran K13 tidak demikian. KD
pembelajaran masih berdasarkan mata pelajaran. Hal ini dapat
dicermati dari sub tema yang dikembangkan dalam buku-
buku K13 persis sama dengan mata pelajaran. Yang terjadi
sebenarnya bahkan pemaksaan materi pelajaran (sub tema)
dengan tema yang telah ditetapkan, padahal sub tema
tersebut tidak jelas relevansinya dengan tema. Pada kelas 1,
kompetensi yang dikembangkan dalam tema dan subtema
mungkin masih relevan dalam banyak hal, tetapi tidak selalu
demikian untuk kelas IV. Sebagai misal, materi Kenampakan
Alam (IPS) disambungkan dengan Garis Bilangan
(Matematika) yang berdasarkan buku terbitan pemerintah
jelas tidak jelas relevansinya. Kalaupun relevan, belum tentu
setiap guru mampu mengkaitkan keduanya.
c. Digunakannya pendekatan tematik. Kalau ada bagian yang
dipandang berbeda mungkin di sinilah letak perbedaan K13
dan KTSP. Di jenjang sekolah dasar, pembelajaran tematik K13
diberlakukan pada seluruh tingkatan kelas, sementara
sebelumnya hanya diterapkan di kelas bawah (kelas 1-3).
Hanya saja, berdasarkan buku-buku yang diterbitkan oleh
pemerintah, struktur materi pelajaran (sub tema) mulai kelas
IV ke atas tidak lebih dari kliping materi pelajaran yang berlaku
dalam KBK dan KTSP, sekedar untuk menyamarkan mata
pelajaran ke dalam tema-tema yang telah ditentukan. Dengan
kata lain, substansi pembelajaran pada K13 sebenarnya tidak
berbeda dari sebelumnya, sebab yang berbeda hanya dalam
penempatannya.

4 Threats a. Rumusan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam


(Ancaman) Kurikulum 2013 mengandung kelemahan-kelemahan dari sisi
subtansi dan logika, sehingga berpengaruh kepada Indikator-
Indikator Kompetensi Dasar dan penyusunan bahan ajar.
b. Ditiadakannya TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
karena bukan sebagai mata pelajaran, tetapi sebagai media
pembelajaran.
c. Perbedaan mendasar K13 dan KTSP juga diklaim berdasarkan
pengembangan kompetensi yang sebelumnya berbasis mata
pelajaran menjadi didasarkan pada Kurikulum Inti (KI).
Faktanya, buku-buku pelajaran K13 tidak demikian. KD
pembelajaran masih berdasarkan mata pelajaran. Hal ini dapat
dicermati dari sub tema yang dikembangkan dalam buku-
buku K13 persis sama dengan mata pelajaran. Yang terjadi
sebenarnya bahkan pemaksaan materi pelajaran (sub tema)
dengan tema yang telah ditetapkan, padahal sub tema
tersebut tidak jelas relevansinya dengan tema. Pada kelas 1,
kompetensi yang dikembangkan dalam tema dan subtema
mungkin masih relevan dalam banyak hal, tetapi tidak selalu
demikian untuk kelas IV. Sebagai misal, materi Kenampakan
Alam (IPS) disambungkan dengan Garis Bilangan
(Matematika) yang berdasarkan buku terbitan pemerintah
jelas tidak jelas relevansinya. Kalaupun relevan, belum tentu
setiap guru mampu mengkaitkan keduanya.

Kurikulum (KTSP) 2006


NO Analisis KTSP 2006
1 Strengths a. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam
(Kekuatan) menyelenggarakan pendidikan. Merujuk salah diantaranya
bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum dimasa lalu adalah
adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak
melihat kepada situasi riil di lapangan, dan kurang
menghargai potensi keunggulan lokal.
b. KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik
secara individual maupun klasikal. Dalam KTSP peserta didik
dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada
akhirnya akan membentuk pribadi yang terampil dan mandiri
c. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk
menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran
tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa.
d. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat
padat dan memberatkan kurang lebih 20 %.
e. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-
sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan.
2 Weakness a. Penerapan KTSP merekomendasikan pengurangan jam
(Kelemahan) pelajaran akan berdampak berkurang pendapatan para guru.
b. Faktor kelemahannya merupakan faktor penghambat dalam
penerapan dan mengembangkan kurikulum sesuai
kebutuhan, harus diantisipasi dan diatasi oleh pihak sekolah
dan juga menjadi perhatian bagi pemerintah agar
pemberlakuan KTSP tidak hanya akan menambah daftar
persoalan yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita.
c. Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan
mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan
pendidikan yang ada.

3 Opportunities a. Keberhasilan atau kegagalan implementasi kurikulum di


(Peluang) sekolah sangat bergantung pada kepala sekolah dan guru,
karena dua figur tersebut merupakan kunci yang menentukan
dan menggerakkan berbagai komponen di lingkungan
sekolah. Setiap sekolah dapat mengelola dan
mengembangkan berbagai potensinya secara optimal dalam
kaitannya dengan implementasi KTSP.
b. KTSP memberi kebebasan kepada tiap-tiap sekolah untuk
menyelenggarakan program pendidikan sesuai dengan
kondisi lingkungan sekolah, kemampuan peserta didik,
sumber daya yang tersedia dan kekhasan daerah.
c. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen
sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam
penyelenggaraan program pendidikan.

4 Threats a. KTSP membutuhkan pemahaman dan keinginan sekolah


(Ancaman) untuk mengubah kebiasaan lama yakni kebergantungan pada
birokrat.
b. KTSP memerlukan kepala sekolah yang handal dalam
mengembangkan kurikulum dalam menjalani sistem
pengajaran, karena dibutuhkan kreatifitas, profesional yang
memiliki kemampuan manajerial yang handal.
c. Keberhasilan Implementasi Kurikulum tergantung pada faktor
penentu seperti peningkatan kualitas guru, misalnya
melakukan pelatihan, pendampingan, dan kegiatan
kolaboratif.
d. Penerapan KTSP perlu didukung oleh iklim pembelajaran yang
kondusif bagi terciptanya suasana yang aman, nyaman tertib,
sehingga prosesnya berlangsung tenang dan menyenangkan.
Dikarenakan kecenderungan di istilahkan Teks Book
Comunication.

Levina Novi Yanti


Mahasiswa Program Magister Teknologi Pendidikan Universitas As Syafi'iyah, Jakarta

Daftar pustaka:
http://bsnp-indonesia.org
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
[1] http://www.marketingteacher.com/swot/history-of-swot.html.
Penjelasan Undang-undang Pendidikan, http://www.hukumonline.com/pusatdata
https://afidburhanuddin.wordpress.com
http://layananptk.wordpress.com/2013
Wina Sanjaya. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Muslich Mansir. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Elin Driana, Opini Kompas Senin 29 Desember 2014, Dosen Pasca Sarjana Univ. UHAMKA
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Related Posts:

 Mendidik anak melindungi diri sendiriMengingat maraknya perilaku asusila


sampai perbuatan pelecehan seksual pada anak, ngak dipungkiri kejadian itu ada disekitar
kita, termasuk sharing temen yang di alami tetangga. Kejadian keji jadi cambuk buat
siapapun, buat s… Read More

 Mendidik Anak Cinta Membaca dan Menulis v\:*


{behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:*
{behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} Normal 0 false
false false false IN X… Read More

 Cara Melindungi Anak dari Kecanduan Game Online - Majalah Ummi


OnlineCara Melindungi Anak dari Kecanduan Game Online - Majalah Ummi Online
Sahabat ummi, di era teknologi yang semakin marak menjadikan anak bukan lagi sekedar
butuh ketika menggunakan internet maupun gadget, tetapi seperti … Read More

 Kebersamaan GuruKamis lalu sewaktu ikut silaturahmi bersama teman-


teman guru Iqro, hati saya begitu terenyuh. Kembali saya tersentuh dengan kebersamaan
teman-teman guru disini. Mereka sudah patut dibilang senior dari lamanya kerja kisaran 5
… Read More

 Analisis Teori SWOT pada Kurikulum 2013 dan KTSP 2006 v\:*
{behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:*
{behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} Normal 0 false
false false false IN X-NONE X-N… Read More

← Posting Lebih Baru Posting Lama → Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Search
IKUTI SAYA
 Popular
 Tags
 Blog Archives

Suami Ungkapin Cinta Lewat Anak

Terharu lihat suami sudah pandai ungkapan cinta, sampai peluk-pelukan, cium, dan suap-
suapan. "Siapa yang ngak cemburu, hayooo?!"...

 Analisis Teori SWOT pada Kurikulum 2013 dan KTSP 2006

I. Pendahuluan Kurikulum merupakan tiang penyanggah penting dalam pergerakan


pendidikan di Indonesia yang dipenuhi multiwarna siste...

Pemulihan Pasca Sunat

Senang rasanya ketika anak minta di sunat dengan sendirinya, tidak dipaksa apalagi
terpaksa. Tepat diliburan semesteran pasca pengambila...

BLOG LEVINA KE 1
 BLOG PERTAMA

Mengenai Saya

Levina Adawiyah
Lihat profil lengkapku
Cara Daftar Haji Melalui Bank Syariah

Apa keinginanmu sebagai umat muslim bila sudah mapan? Pastinya banyak yang mengatakan
dengan menggaris bawahi kata muslim akan memilih bi...

Formulir Kontak
Nama

Email *

Pesan *

Total Tayangan Halaman

0 14
1 29
2 14
3 11
4 34
5 36
6 35
7 16
8 23
9 29
10 24
11 57
12 25
13 29
14 10
15 18
16 14
17 14
18 21
19 99
20 30
21 39
22 11
23 11
24 25
25 63
26 29
27 63
28 14
29 1
72,249

Levina Adawiyah
Translate
Diberdayakan oleh Terjemahan

Pelopor
 Tips
 Belajar dan Mengajar
 Pena saya
 Puisi plus Syair
 Kuliner Plus Jalan-Jalan

Labels
artikel dan tulisan online Berbagi Manfaat Buku dan Tulisan saya Hotel Jalan-Jalan Keluarga
Liburan seru Lingkungan Lomba Blogger Lomba Puisi Pendidikan Puisi Resensi Buku Bacaan
tumbuh kembang anak
ANALISIS SWOT

ANALISIS SWOT
UPT SPF SDN 206 BONTONYELENG

OLEH : H.MUHAMMAD ALI.K,S.Pd

I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu ciri sekolah yang bermutu adalah dapat merespon kepercayaan masyarakat artinya,
bagaimana pihak sekolah mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi putra-putrinya sehingga
menghasilkan anak-anak yang bermutu dalam segala hal. Mengingat perkembangan dunia IPTEK serta
era globalisasi di depan mata maka tujuan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
masyarakat maka pihak sekolah perlu melakukan pembenahan-pembenahan dalam hal sumber daya
manusia yang profesional, manajemen yang handal, kegiatan belajar-mengajar yang berkualitas, adanya
akses terhadap lembaga pendidikan tinggi baik dalam maupun luar negeri bermutu serta ketersediaan
sarana-prasana yang setaraf dengan pendidikan bertaraf internasional. Tantangan yang semakin ketat
dalam dunia pendidikan khususnya bagi para pelaksana perencanaan dan manajemen, pengambil
kebijakan urusan pendidikan dalam hal ini pemerintah, harus memiliki alat atau peranti untuk
mengevaluasi sampai sejauh mana pembangunan pendidikan terutama kinerja layanan pendidikan bagi
masyarakat dapat tercapai secara optimal. Salah satu strategi manajerial yang dikembangkan untuk
menjamin sebuah organisasi (sekolah) memiliki daya tahan dan daya hidup dari masa sekarang dan
berkelajutan sampai masa yang akan datang yaitu dengan melakukan analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor – faktor sistematis untuk merumuskan strategi
sebuah organisasi baik perusahaan bisnis maupun organisasi sosial. Analisis ini didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength), dan Peluang (opportunities), Namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (weaknessess) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan
strategis selalu berkaitan dengan pengembangan visi, misi, tujuan, dan kebijakan program – program
sebuah organisasi. Dengan demikian perencana strategis (Strategic planner) harus menganalisis faktor –
faktor strategis organisasi (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat
ini. Model yang paling populer saat ini adalah analisis SWOT.
Organisasi yang dipilih oleh pemakalah dalam kajian makalah ini adalah SDN 4 Lenek Daya Model
analisis SWOT di atas digunakan untuk menganalisis kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),
Opportunity (Kesempatan), dan Threats (ancaman) dari Sekolah tersebut. Sebagai bahan pertimbangan
pemilihan sekolah ini adalah melihat sejauh mana nilai “PLUS” yang terdapat di sekolah tersebut dan
bagaimana kondisi dan situasi dari sekolah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah definisi analisis SWOT?
2. Bagaimana penerapan Visi dan Misi melalui analisis SWOT di SDN 4 Lenek Daya?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi analisis SWOT
2. Mengetahui bagaimana penerapan Visi dan Misi melalui analisis SWOT di SDN 4 Lenek Daya.

1.4 Manfaat
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang analisis SWOT, cara penerapan Visi dan misi
melalui analisis SWOT di suatu organisasi sekolah.
II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Analisis SWOT


SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang),
Threats (tantangan). Analisa SWOT adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu internal
dan eksternal yang mempengaruhi kemampuan kita dalam memasarkan event kita. Analisa SWOT
adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran).
Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
1. S = Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program
pada saat ini.
2. W = Weakness,.adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau
program pada saat ini.
3. O = Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di
luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan.
4. T = Threat, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar
organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.
Dalam dunia pendidikan analisis ini digunakan untuk mengevaluasi fungsi pengembangan
kurikulum, fungsi perencanaan dan evaluasi, fungsi ketenagaan, fungsi keuangan, fungsi proses belajar
mengajar, fungsi pelayanan kesiswaan, fungsi pengembangan iklim akademik, fungsi hubungan sekolah
dengan masyarakat dan sebagainya dilibatkan. Maka untuk mencapai tingkat kesiapan setiap fungsi dan
faktor-faktornya dilakukanlah analisis SWOT (Depdiknas, 2002).
Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan setiap fungsi dari
keseluruhan fungsi sekolah yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Berhubung
tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada setiap
fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam setiap fungsi, baik faktor
internal maupun eksternal (Depdiknas, 2002).
2.2 Visi dan Misi SDN 4 Lenek Daya
Langkah awal dalam perumusan strategi (Strategy Formulation) adalah penetapan visi. Visi
merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun
waktu tertentu . Visi harus dapat memberi kepekaan yang kuat tentang area focus bisnis. Hal ini lebih
lanjut diungkapkan oleh Hax dan Majluf dalam Akdon (2007 : 95), bahwa visi adalah pernyataan yang
merupakan sarana untuk:
1. Mengkomunikasikan alas an keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan tugas pokok.
2. Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi dengan stakeholders (sumber daya manusia
organisasi, konsumen/citizen, pihak lain yang terkait).
3. Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan perkembangan.
Pernyataan visi perlu diekspresikan dengan baik agar mampu menjadi tema yang mempersatukan
semua unit dalam organisasi, menjadi media komunikasi dan motivasi semua pihak, serta sebagai
sumber kreativitas dan inovasi organisasi. Kriteria-kriteria pembuatan visi meliputi:
1. Visi bukanlah fakta, tetapi gambaran pandangan idial masa depan yang ingin diwujudkan.
2. Visi dapat memberikan arahan mendorong anggota organisasi untuk menunjukkan kinerja yang
baik.
3. Dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan.
4. Gambaran yang realistik dan kredibel dengan masa depan yang menarik.
5. Sifatnya tidak statis dan tidak untuk selamanya.
Suatu visi akan menjadi realistik, dapat dipercaya, menyakinkan, serta mengandung daya tarik, maka
dalam proses pembuatannya perlu melibatkan semua stakeholders. Selain keterlibatan semua pihak, visi
perlu secara intensif dikomunikasikan kesemua anggota organisasi sehingga mereka merasa sebagai
pemilik visi tersebut. Selain itu visi dibuat dalam kalimat yang singkat agar mudah diingat dan dijadikan
komitmen
Visi yang telah kita peroleh harus kita terjemahkan kedalam guidelines yang lebih pragmatis dan
kongkrit yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan strategi dan aktivitas dalam
organisasi. Untuk hal itu dibutuhkan misi. Pernyataan dalam misi lebih tajam dan lebih detail jika
dibandingkan dengan visi. Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai oleh organisasi
bagi pihak-pihak yang berkepentingan di masa yang akan datang. Pernyataan misi mencerminkan
tentang segala sesuatu penjelasan yang akan ditawarkan yang sangat diperlukan oleh masyarakat untuk
pencapaian misi.
Pernyataan misi memperlihatkan tugas utama yang harus dilakukan organisasi dalam mencapai
tujuan organisasi. Dalam pernyataan misi terkandung definisi yang jelas tentang pekerjaan atau tugas
pokok yang diemban suatu organisasi dan yang diinginkan dalam kurun waktu tertentu. Pernyataan misi
menunjukkan dengan jelas arti penting eksistensi organisasi, karena misi mewakili alasan dasar untuk
berdirinya organisasi. Banyak organisasi gagal karena pernyataan misi yang dirumuskan hanya
memperhatikan kepentingan dirinya sendiri dan mengabaikan kepentingan masyarakat pelanggan
maupun stakeholder. Oleh karena itu, misi harus jelas menyatakan kepedulian organisasi terhadap
kepentingan pelanggan.
Pernyataan misi harus:
1. Menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh organisasi dan bidang kegiatan
utama dari organisasi yang bersangkutan.
2. Secara eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan untuk mencapainya.
3. Mengandung partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan bidang utama yang digeluti
organisasi tersebut.
Pernyataan misi yang jelas akan memberi arahan jangka panjang sehingga memberikan stabilitas
manajemen dan kepemimpinan organisasi. Misi berubah apabila kehendak organisasi berubah atau
karena adanya validasi langkah/komponen manajemen strategik yang lain. Pernyataan misi
mencerminkan tentang segala sesuatu untuk mencapai visi.
Kriteria pembuatan misi meliputi:
1. Penjelasan tentang bisnis/produk atau layanan yang ditawarkan yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat.
2. Harus jelas memiliki sasaran publik yang akan dilayani.
3. Kualitas produk dan pelayanan yang ditawarkan memiliki daya saing yang meyakinkan masyarakat.
4. penjelasan aspirasi bisnis yang diinginkan pada masa datang juga manfaat dan keuntungan bagi
masyarakat dengan produk dan pelayanan yang tersedia.
Berikut adalah Visi dan Misi SDN 1 Kalijaga

Visi SDN 206


“Sehat = (Sukses Edukatif Hasil Aktivitas Tuntas).
Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah sebagai berikut :
1. Semua warga sekolah memiliki perilaku yang sesuai dengan norma-norma agama
2. berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian
3. ingin mencapai keunggulan dalam bidang akademik dan non akademik
4. mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah
5. mendorong adanya peningkatan ke arah yang lebih baik di bidang Imtaq dan Ipteks
6. mengarahkan langkah-langkah strategis (misi) sekolah
Misi SDN 4 Lenek Daya
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
2. Meningkatkan kualitas pendidikan
3. Meningkatkan prestasi siswa sesuai dengan bakat, minat dan kreativitas
4. Mengembangkan diri sejalan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
5. Meningkatkan, memelihara, melengkapi sarana dan prasarana pendidikan sebagai wujud
meningkatnya layanan pendidikan
6. Mengembangkan dan memacu profesional personal sehingga memperoleh SDM yang berkualitas.
7. Meningkatkan disiplin semua personal dan meningkatkan kinerja
8. Meningkatkan hubungan kerja sama antara sekolah , komite, orang tua siswa dan masyarakat
9. Mewujudkan sekolah sebagai wawasan wiyata mandala
10. Meningkatkan kesejahteraan personal
11. Meningkatkan akuntabilitas dan keterbukaan.
12. Mendorong dan membantu anak didik meraih prestasi sesuai dengan potensi yang dimiliki
13. Menanamkan disiplin semua personil terkait
14. Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler
2.3 Analisis SWOT Visi dan Misi
Suatu kegiatan akan dapat dilaksanakan dengan baik dan mencapai sasaran jika sebelumnya
dilakukan suatu perencanaan yang matang. Tidak terkecuali dalam dunia pendidikan, di mana menyusun
perencanaan sebagai langkah awal akan cukup diperhitungkan guna mencapai tujuan yang ingin dicapai
(Sanjaya, 2009). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang
kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing.
Satu hal yang harus diingat oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah
semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi
atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu
memberikan jalan keluar yang tepat bagi masalah – masalah yang dihadapi oleh organisasi. Analisa
SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman pada suatu lembaga sehingga mampu memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan,
mereduksi ancaman dan membangun peluang.
Analisis SWOT adalah bagian dari tahap tahap perencanaan strategis suatu organisasi yang terdiri dari
tiga tahap yaitu : tahap pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap pengambilan keputusan. Pada
tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal.
Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar sekolah seperti:
· Peran masyarakat
· Donatur
· Pemerintah
· Organisasi lain
Pengambilan data eksternal diambil dari Opportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman)
Data internal dapat diperoleh dari dalam sekolah itu sendiri, antara lain:
· Laporan keuangan sekolah
· Administrasi sekolah
· Kegiatan Belajar mengajar
· Keadaan guru dan siswa
· Fasilitas dan prasarana sekolah
· Administrasi guru dan lain lain
Pengambilan data eksternal diambil dari Strength (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan)
2.1.1 Strength (Kekuatan)
a. Motivasi guru dan siswa cukup tinggi sehingga mampu mengembangkan metode pembelajaran
yang evektif dan disertai dengan penerapan iman dan takwa sehingga siswanya cukup antusias dalam
merespon setiap pembelajaran.
b. Hubungan yang baik antara guru dengan guru ataupun guru dengan siswa sangat kondusif baik
dalam kegiatan ektrakurikuler ataupun pembelajaran untuk membentuk kwalitas siswa yang positif
c. Dalam segi pendekatan, metode yang diajarkan guru yang bervariasi sehingga guru
menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa dapat mengembangkan diri sejalan
dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Mempunyai letak geografis yang sangat strategis dan lahan yang cukup luas serta didasari daya
dukung yang sangat positif dari masyarakat sehingga dapat meningkatkan hubungan kerja sama antara
sekolah , komite, orang tua siswa dan masyarakat
e. Tenaga pengajar yang usianya relatif muda sehingga memiliki kinerja yang tinggi dan semangat
serta secara kependidikannya 95% lulusan S1 dan 5% lulusan S2 dalammeningkatkan disiplin semua
personal dan meningkatkan kinerja untuk membentuk siswa menjadi lebih berpengalaman dan
mendapatkan ilmu yang sesuai dengan tingkatannya
f. Kegiatan pembelajaran ekstrakulikuler yang sangat efektip dengan tenaga operasional yang
memadai khususnya renang sangat diutamakan untuk meningkatkan prestasi siswa sesuai dengan
bakat, minat dan kreativitas
2.1.2 Weakness (Kelemahan)
a. Rekrutmen guru dan staf yang terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan dan sarat dengan unsur
kekeluargaan
b. Keadaan guru sebagian besar masih berstatus honorer dan mengajar ditempat lain sehingga proses
pembelajaran sering terganggu dalam waktu pembelajaran yang telah ditentukan
c. Penerimaan siswa Baru/pindahan Peneriman siswa belum dilakukan dengan cara test tetapi masih
adanya titipan dari berbagai pihak dan jangkauan lokasi sekolah dengan tempat tinggal siswa sehingga
kemampuan siswa dalam segi pembelajaran banyak dibawah standar pola pikir siswa yang mengikuti
test penerimaan siswa baru.
d. Pembiyaan Orang tua siswa dalam anggaran pembangunan sangat sulit dikarnakan kondisi
perekonomian kebanyakan dibawah rata-rata.
e. Belum bisa memfasilitasi sarana dan prasarana yang mendukung untuk pembelajaran terutama di
perpustakaan dan di loboratorium sehingga kurang kondusif dalam kelengkapan buku dan juga alat
praktik yang dimanfaatkan oleh siswa untuk penunjang pembelajaran.
f. Gedung sekolah sudah membutuhkan banyak perbaikan dan penambahan ruang seperti ruang
kelas, perpustakaan, laboratorium, dan juga ruang kantor yang masih kurang memadai.
2.1.3 Opportunity (Peluang)
a. Dukungan pemerintah daerah dalam melengkapi sarana dan prasarana Sekolah dengan cara
mengajukan prososal ke Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II perlu dilakukan untuk melengkapi
sarana dan prasarana sekolah
b. Pembangunan dengan tanah yang luas bisa memunjang ke arah yang refrisentatif
c. Sarana dan prasarana merupakan kekuatan yang telah ada agar bisa dipergunakan dan
pemanfaatannya yang ada harus di kembangkan terus.
d. Dukungan masyarakat yang ingin menjadikan siswa menjadi berkwalitas di masyarakat dan ingin
setelah lulus dari SDN 4 Lenek Daya bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
e. Mengingat lokasi yang srtrategis menjadi kekuatan dalam perkembangan sekolah dalam
perekrutan lulusan SD berpeluang cukup besar
f. Daya dukung orang tua tinggi dan terbukti dengan mendaftarkan anaknya di SDN 4 Lenek Daya
2.1.4 Threat (Ancaman)
a. Jarak yang begitu dekat antara lembaga pendidikan yang setingkat dengan SMP dengan banyaknya
SMP – SMP yang berkwalitas
b. Lingkungan sosial sekolah belum memiliki lapangan olah raga yang begitu memadai sehingga siswa
yang mengikuti praktek olahraga harus menyebrang jalan raya provinsi untuk pergi ke lapangan begitu
juga tempat parkir yang tidak cukup luas
c. Persaingan masuk SMA dan setingkatnya banyak memperoleh persaingan dengan SMP-SMP yang
lebih berkwalitas dalam tes masuk SMA Negeri
d. Kemajuan Teknologi Komputer dan Informatika Belum terlalu maksimal karena belum ada guru
Khusus mengajar TIK di sekolah ini, jadi kemapuan dalam bersaing dengan SMP lainnya yang sudah
mempunyai tenaga pengajar yang khusus akan lebih sulit.
e. Bangunan yang belum sempurna dengan tidak adnya benteng membuat keamanan sekolah
menjadi terganggu
III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Setelah menganalisis SWOT pada VISI dam MISI di sekolah SDN 4 Lenek Daya dapat dilihat pada masingi
bobot antara kekuatan dan kelemahan yang ada sehingga dapat disimpulkan bahwa antara kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki SDN 4 Lenek Daya ini seimbang. Hal ini bisa dijadikan pelajaran untuk pihak
sekolah bahwa kekuatan yang ada kurang begitu dimaksimalkan untuk meminimalisir kelemahan yang
ada. Diharapkan dengan analisis ini sekolah akan terus berusaha dan meningkatkan kekuatan sekolah
dengan seoptimal mungkin agar kelemahan yang ada dapat teratasi. Begitu juga peluang dalam sarana
dan prasarana adalah peluang yang paling besar yang dimiliki oleh SDN 4 Lenek Daya walaupun ini
peluang ini masih jauh dari sekali tertinggi tetapi haruslah dimanfaatkan secara maksimal dengan
kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan pihak diluar sekolah, dimana peluang ini akan
memperkecil ancaman pada butir lima yaitu persaingan dalam bidang TIK yang belum begitu baik.
Ancaman ini dapat diminimalisir dengan peluang tersebut dengan cara tidak hanya infrastruktur saja
yang di pehatikan tapi tenaga pengajar yang mumpuni juga harus di penuhi

3.2 Saran
Sekolah SDN 4 Lenek Daya harus bisa meningkatkan berbagai prestasi siswanya, sehingga siswa
bisa bersaing dengan siswa dari SMP-SMP lain yang kwalitasnya di atas SDN 1 Kalijaga Jika prestasi
sekolah ini meningkat maka masyarakat sekitar mempunyai ketertarikan sehingga masyarakat yang
mempunyai anak yang sudah tamat Sekolah Dasar akan mendaftarkan anaknya ke SDN 4 Lenek Daya
dengan pertimbangan bahwa anaknya kalau sekolah di SMP ini bisa menjadi anak yang berprestasi.

Anda mungkin juga menyukai