Oleh
Tutut Hidayati
NIM 155100300111004
Mengetahui,
Ketua Jurusan, Dosen Penguji,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknologi Dosen Pembimbing
Industri Pertanian
iii
KATA PENGANTAR
Penulis
iv
RINGKASAN
Oleh
Tutut Hidayati
NIM 155100300111004
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Logo dan Tagline Rotiboy ............................................19
Gambar 4.2 Mixer ...................................................................................42
Gambar 4.3 Doughsheeter ..................................................................43
Gambar 4.4 Bun Divider .......................................................................43
Gambar 4.5 Up Right Chiller ...............................................................44
Gambar 4.6 Chest Freezer ..................................................................45
Gambar 4.7 Meja Kerja .........................................................................45
Gambar 4.8 Rak ......................................................................................46
Gambar 4.9 Nampan .............................................................................46
Gambar 4.10 Tray Plastik .....................................................................47
Gambar 4.11 Timbangan Digital ........................................................47
Gambar 4.12 Freezer ............................................................................48
Gambar 4.13 Tray Telur........................................................................48
Gambar 4.14 Tray Plastik .....................................................................49
Gambar 4.15 Hand Pallet .....................................................................50
Gambar 4.16 Timbangan Digital ........................................................50
Gambar 4.17 Pallet.................................................................................51
Gambar 4.18 Lift Barang ......................................................................51
Gambar 4.19 Pisau.................................................................................52
Gambar 4.20 Talenan............................................................................52
Gambar 4.21 Trolley ..............................................................................53
Gambar 4.22 Vacuum Cleaner ...........................................................53
Gambar 4.23 Rak ....................................................................................54
Gambar 4.24 Oven .................................................................................55
Gambar 4.25 Chiller ...............................................................................56
Gambar 4.26 Proofer .............................................................................56
Gambar 4.27 Baking Tray ....................................................................57
Gambar 4.28 Chest Freezer ................................................................57
Gambar 4.29 Trolley ..............................................................................58
Gambar 4.30 Mesin Nestle ..................................................................58
Gambar 4.31 Etalase .............................................................................59
Gambar 5.1 Tahapan Penilaian Kinerja ...........................................92
Gambar 5.2 Sistem Penilaian Kinerja Karyawan ..........................95
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan PKL .........................................................15
Tabel 4.1 Rincian Klasifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja.............31
Tabel 4.2 Jadwal Jam Kerja Karyawan ............................................32
Tabel 4.3 Standart Mutu Tepung Terigu (SNI 01-3751-2000) .. 66
Tabel 4.4 Standart Mutu Gula Putih (SNI 01-3140-2001) ..........67
Tabel 4.5 Standart Mutu Margarin (SNI 01-2970-1999) .............68
Tabel 4.6 Standart Mutu Produk Rotiboy.........................................75
Tabel 4.7 Parameter Fisika Limbah ..................................................80
Tabel 4.8 Parameter Kimia Limbah ...................................................81
Tabel 5.1 Kriteria Penilaian Kinerja PT. Bintang Indo Jaya .......99
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Log Sheet PKL .............................................................. 113
Lampiran 2 Denah Lokasi Perusahaan ........................................ 116
Lampiran 3 Peta Lokasi Perusahaan ............................................ 117
Lampiran 4 Struktur Organisasi ...................................................... 118
Lampiran 5 Prosedur Permintaan Karyawan Baru ................... 119
Lampiran 6 Prosedur Penerimaan Karyawan ............................ 120
Lampiran 7 Tata Letak PT. Bintang Indo Jaya ........................... 121
Lampiran 8 Flowchart Proses Produksi ....................................... 122
Lampiran 9 Diagram Alir Pembuatan Frozen Dough ............... 123
Lampiran 10 Kondisi Fisik Produk Akhir ...................................... 124
Lampiran 11 Sertifikat HACCP ....................................................... 125
Lampiran 12 Sertifikat HALAL MUI ................................................ 126
Lampiran 13 Form Penilaian Karyawan Kontrak ....................... 127
Lampiran 14 Form Penilaian Karyawan Masa Percobaan ..... 128
Lampiran 15 Form Penilaian Karyawan Level Dibawah
Assistant Supervisor (Leader) 129
Lampiran 16 Form Penilaian Karyawan Level Assistant
Supervisor (Leader) Keatas 131
Lampiran 17 Form Penilaian Karyawan Level Sekretaris, Clerk,
dan Admin 134
Lampiran 18 Form Rekomendasi Promosi, Demosi, dan Mutasi
137
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
kinerja mereka. Hasil tersebut akan dibandingkan dengan
standar kinerja yang ditetapkan untuk kepentingan
pengambilan keputusan mengenai kompensasi, kebutuhan
pelatihan tambahan, dan pemutusan hubungan kerja. Hal
tersebut menjadi latar belakang untuk mempelajari penilaian
kinerja karyawan yang diterapkan di PT. Bintang Indo jaya
Surabaya.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Roti
Roti merupakan bahan makanan sumber karbohidrat
pengganti nasi yang sangat potensial dan praktis dikonsumsi.
Roti juga merupakan sumber protein, vitamin, dan mineral. Roti
pun juga mengandung banyak serat di dalamnya. Selain serat,
roti juga bisa diperkaya dengan berbagai macam zat gizi.
Beberapa gizi yang umumnya ditambahkan ke dalam roti
adalah vitamin, seperti thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin
B2), dan niasin, serta sejumlah mineral berupa zat besi,
iodium, kalsium, dan lain sebagainya. Roti juga sering
diperkaya dengan asam amino tertentu untuk lebih
meningkatkan mutu protein bagi tubuh (Ide, 2007).
Roti yang berkualitas memiliki karakteristik eksternal
tertentu, di antaranya memiliki volume yang cukup, warna kulit
roti coklat keemasan, pemanggangan merata, bentuk simetris,
dan memiliki kulit roti yang tipis. Sedangkan karakteristik internal
yaitu warna bagian dalam (crumb) yang cerah, pori-pori
seragam dengan dinding pori yang tipis, tekstur halus, lembut
dan tidak bersifat remah, aroma khas roti yang segar dan
menyenangkan (Boz and Mehmet, 2013). Parameter mutu yang
sangat penting lainnya adalah kualitas makan. Roti dengan
kualitas makan yang baik memiliki rasa yang memuaskan dan
ketika dikunyah terasa enak dan lembut, tidak keras maupun
lengket di mulut (Ishida and Caroline, 2014).
3
dan pendapatan. Kesalahan dalam pemilihan lokasi juga dapat
mengakibatkan tingginya biaya transportasi, kekurangan
tenaga kerja, kehilangan kesempatan bersaing, tidak cukupnya
bahan baku yang tersedia mengakibatkan rendahnya
pendapatan operasi (Wignjosoebroto, 2009). Perusahaan
harus menganalisis kesesuaian karakteristik lokasi terhadap
persyaratan bisnis mereka. Oleh karena dampaknya yang
besar terhadap perusahaan, keputusan pemilihan lokasi dapat
menjadi sulit (Zimmerer dkk, 2009).
Lokasi yang baik sangat mempengaruhi biaya dan laba.
Faktor lokasi yang tepat juga merupakan cara untuk bersaing
dalam usaha menarik pelanggan. Lokasi perlu diseleksi karena
keberhasilan usaha sangat tergantung pada pemilihan lokasi
usaha yang tepat. Lokasi usaha memiliki pengaruh yang nyata
terhadap pilihan konsumen, hal ini dikarenakan konsumen
lebih memilih membeli di dekat tempat tinggalnya, selain faktor
dekat dengan tempat tinggalnya konsumen yang melihat segi
lokasi usaha diperlukan suatu kejelian dan kecermatan dari
pedagang agar tepat dalam menentukannya (Cifranic, 2015).
2.2.3 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berumur di
dalam batas usia kerja. Setiap negara memiliki batas umur yang
berbeda, sehingga batasan usia antar negara menjadi tidak
sama (Dumairy, 20014). Menurut Nafarin (2007), tenaga kerja
pada suatu perusahaan dikelompokkan menjadi dua macam
yaitu tenaga kerja langsung yaitu tenaga manusia yang bekerja
langsung mengolah produk dan tenaga kerja tak langsung yaitu
tenaga manusia yang menyelesaikan produk secara tidak
langsung.selain itu juga terdapat tenaga kerja kontrak dan
tenaga kerja tetap. Perusahaan yang menerapkan kedua jenis
tenaga tersebut biasanya memiliki alasan dalam hal rotasi
pekerja.
6
2.2.6 Proses Produksi
Proses produksi diartikan sebagai usaha atau kegiatan
manusia untuk membuat, menghasilkan, dan meningkatkan
kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia
dan bernilai guna (Zuhal, 2008). Menurut Subagyo (2007),
produksi dibagi dua yaitu produksi batch dan kontinyu. Produksi
batch disebabkan karena permintaan konsumen atau bahan
baku bersifat musiman. Proses kontinyu adalah proses produksi
yang berjalan secara terus menerus dan jumlah produksi yang
tetap (Herjanto, 2007).
2.2.8 Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu proses yang utuh tentang
kemampuan menawarkan barang atau jasa yang tepat, pada
waktu dan lokasi yang tepat pula (Suharyadi et al, 2007). Dalam
pemasaran ini terdapat 4 kelompok level pemasaran. Tingkat
nol saluran pemasaran terdiri dari produsen yang menjual
barang langsung ke konsumen. Tingkat satu yaitu hanya
terdapat satu perantara penjualan yaitu pengecer. Tingkat dua,
terdapat perantara yaitu pedagang grosir dan pengecer. Tingkat
tiga, terdapat tiga perantara yaitu pedagang besar, pedagang
besar, dan pengecer (Kotler, 2009).
7
2.2.9 Limbah
Limbah merupakan bahan buangan sisa dari suatu
proses atau kegiatan produksi (Sudiarto, 2008). Menurut
Abdurahman (2008), berdasarkan wujudnya limbah dibagi
menjadi tiga, yaitu limbah padat yang biasanya bersifat kering,
limbah cair yang dapat terlarut dalam air dan limbah gas yang
dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah memiliki sifat dapat
mencemari lingkungan (Abdurahman, 2008).
2.2.10 Pengemasan
Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan
atau pengepakan, dan merupakan salah satu cara pengawetan
bahan hasil pertanian, karena pengemasan dapat
memperpanjang umur simpan bahan. Pengemasan adalah
wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau
mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang
dikemas / dibungkusnya (Basriman, 2010). Ruang lingkup
bidang pengemasan saat ini juga sudah semakin luas, dari
mulai bahan yang sangat bervariasi hingga model atau bentuk
dan teknologi 2 pengemasan yang semakin canggih dan
menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan
kertas, plastik, gelas, logam, fiber hingga bahan-bahan yang
dilaminasi. Namun demikian pemakaian bahan-bahan seperti
papan kayu, karung goni, kain, kulit kayu, daun-daunan dan
pelepah dan bahkan sampai barang-barang bekas seperti koran
8
dan plastik bekas yang tidak etis dan hiegenis juga digunakan
sebagai bahan pengemas produk pangan. Bentuk dan teknologi
kemasan juga bervariasi dari kemasan botol, kaleng, tetrapak,
corrugated box, kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng
bertekanan, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar
(active and intelligent packaging) yang dapat menyesuaikan
kondisi lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk
yang dikemas. Berdasarkan penelitian Nurminah (2002) bahwa
kemasan kertas dan plastik membawa dampak pada produk
yang dikemasnya terutama sifat fisiknya, kemasan kertas yang
disarankan adalah yang memiliki gramatur, ketebalan dan
densitas yang kuat untuk produk pangan. Sedangkan plastik
yang disarankan adalah yang memiliki high density yang tinggi
seperti polietilen dan polivynil.
2.2.11 Kesehatan Keselamatan Kerja
Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang
mempelajari tentang cara mencegah terjadinya kecelakaan
kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan
pencemaran lingkungan. Keselamatan dan kesehatan kerja
digunakan pada Semua kondisi dan faktor yang dapat
berdampak pada tenaga kerja maupun orang lain di tempat
kerja. Tujuan memberikan perlindungan atas keselamatan
pekerja, orang lain yang memasuki area kerja. Diberikannya
perlindungan atas keselamatan pekerja juga dapat digunakan
9
untuk mengamankan, mengefektifkan dan mengefisienkan
sumber-sumber produksi (Djatmiko, 2016). Menurut Hambudi
(2015), kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hal yang
penting dan harus menjadi prioritas utama di setiap perusahaan.
Untuk mencapai pengingkatan yang berkelanjutan, perusahaan
wajib mengelola dan mengendalikan risiko keselamatan dan
kesehatan kerja. Untuk menerapkan standar tersebut maka
perusahaan menerapkan OHSAS 18001. OHSAS 18001 adalah
suatu standar internasional untuk menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja/
perusahaan. Terdapat banyak pula langkah yang digunakan
untuk menerapkan kesehatan dan keselamatan keja dalam
suatu perusahaan.
10
2.3.2 Metode Penilaian Kinerja
Metode penilaian memiliki dua alternatif dasar. Alternatif
pertama yaitu merangking SDM dari yang terbaik hingga
terburuk berdasarkan kinerja mereka secara keseluruhan.
Kelebihan metode rangking adalah lebih praktis terutama
dalam penggunaannya dikarenakan penilai tidak perlu menilai
kinerja per kriteria penilaian kinerja untuk mendapatkan kinerja
keseluruhan. Alternatif kedua adalah menggunakan metode
skala, dimana setiap individu dinilai per kriteria dengan memilih
satu angka dari skala, misalnya 1 sampai dengan 5 (Soetjipto,
2007). Beberapa perusahaan melaksanakan penilaian kinerja
terhadap rekan sekerjanya, dimana karyawan memberikan
penilaian terhadap kinerja rekan kerrjanya, sementara
perusahaan lain memberikan kesempatan kepada karyawan
untuk memberikan penilaian terhadap para pengawas
(Supervisor) dan manajer (Boone dan David, 2008).
11
12
BAB III METODE PELAKSANAAN
13
Tujuan dilakukan observasi adalah untuk mendapatkan data
tentang kondisi perusahaan secara menyeluruh dan lebih
konkrit sehingga data-data yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan pengumpulan data dan
mempelajari literatur yang berhubungan dengan objek
pembahasan di PT Bintang Indo Jaya Surabaya Jawa
Timur, baik dari buku, internet, jurnal, laporan terdahulu,
maupun sumber-sumber tulisan yang relevan.
14
Waktu Pelaksanaan
NoNama Kegiatan Oktober November Desember JanuariFebruariMaret April Mei 9 P
e
1 2 34 1 2 3 n
4 1 2 3 g
4 1 2 3 u
m
4 1 2 3 p
4 1 2 3 4 1 2 u
3 4 1 2 3 l
a
4 n
L
1 Penulisan Proposal a
p
o
2 Konsultasi Proposal r
15
a
n
3 Seminar (Ujian
Proposal)
4 Aktivitas Lapang
5 Penulisan Dan
Konsultasi Laporan
6 Revisi
7 Ujian Pkl
8 Revisi
Tabel 3.1. Jadwal kegiatan PKL
16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
20
batas wilayah PT Bintang Indo Jaya adalah sebagai berikut :
a) Barat : Sorum Factory Outlet of Carpet
b) Timur : Danau SIER
c) Selatan : PT Surya Multi Indopack
d) Utara : Percetakan Kertas Tulis
Menurut Prasetya dan Lukiastuti (2009), dalam
menentukan lokasi suatu pabrik, dimana pabrik itu akan
didirikan dan dibagian mana dari daerah itu akan didirikan,
pemilihan letak pabrik pada umumnya dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu lingkungan masyarakat, kedekatan
dengan pasar, tenaga kerja, kedekatan dengan bahan mentah
dan penyuplai, fasilitas dan biaya transporatsi, sumber daya
alam dan tanah untuk perluasan. PT. Bintang Indo Jaya memiliki
beberapa pertimbangan dalam penentuan lokasi perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi perusahaan
adalah sebagai berikut :
1. Kedekatan Pasar
Pemilihan lokasi selalu memperhatikan faktor pasar
dimana pasar merupakan sarana yang dimanfaatkan untuk
menjual produk. Semakin dekat lokasi perusahaan dengan
pasar dapat memberikan keuntungan berupa minimalisasi
dalam hal biaya transportasi untuk distribusi. Selain itu juga
dapat mempermudah konsumen untuk memperoleh produk
yang dijual. PT Bintang Indo Jaya memilih lokasi di kompleks
industri SIER ini dikarenakan lokasi ini dianggap strategis yaitu
berada di Ibukota Jawa Timur dimana banyak terdapat pusat
perbelanjaan yang sesuai dengan target pemasaran Rotiboy.
Selain itu lokasi ini merupakan wilayah tengah dari area
pemasaran perusahaan yaitu berada diantara Gresik dan
Sidoarjo. Selain terdapat pusat perbelanjaan, daerah ini juga
memiliki banyak fasiitas umum berupa stasiun kereta, bandara,
terminal dan pelabuhan untuk pengiriman produk ke outlet yang
berada di Bali dan Timor Leste.
21
2. Fasilitas
Setiap perusahaan membutuhkan fasilitas yang mewadai
untuk menunjang kelangsungan hidup perusahaan. PT Bintang
Indo Jaya berada di kompleks Rungkut Industri yang merupakan
kawasan industri Kota Surabaya yang dikelola oleh PT SIER
(Surabaya Industrial Estate Rungkut). Pemilihan lokasi ini
didasarkan pada wilayahnya yang lebih luas daripada lokasi
sebelumnya yang berada di Jemursari. Selain itu dikarenakan
terdapat fasilitas yang mendukung berupa pengolahan limbah
yang terpusat, administrasi yang terpusat, keamanan yang
terjamin, serta lingkungan yang mendukung kegiatan industri
seperti jalan yang lebar sehingga memudahkan akses keluar
masuk transportasi dan tidak mengganggu aktivitas penduduk
dalam proses produksinya. Keuntungan dengan adanya faktor
tersebut adalah dapat meminimalisasi biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan untuk pengolahan limbah dan urusan
administrasi serta hal lainnya.
3. Ketersediaan Tenaga Kerja
Lokasi perusahaan yang berada di wilayah dengan
intensitas penduduk yang tinggi mengakibatkan kemudahan
dalam menyerap tenaga kerja. Selain itu juga Surabaya
merupakan kota besar sehingga banyak pendatang yang
mencoba mencari penghasilan dengan harapan mendapatkan
upah yang sesuai. Karyawan PT Bintang Indo Jaya mayoritas
berasal dari daerah Surabaya dan sekitarnya seperti Gresik dan
Sidoarjo serta pendatang yang berdomisili di daerah Surabaya.
Pertimbangan memilih karyawan dari daerah sekitar adalah
resiko tingkat kedisiplinan. Hal ini bertujuan meminimalisisasi
tingkat keterlambatan dan absensi pada karyawan.
4. Kemudahan Transportasi
Transportasi juga sangat penting bagi jalannya kegiatan
industri, dimana transportasi ini banyak dibutuhkan dalam hal
pengadaan bahan baku dan distribusi produk dari perusahaan
22
ke outlet. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan
Rotiboy ini berasal dari berbagai supplier yang diangkut dengan
menggunakan transportasi yang berukuran bervariasi sesuai
dengan kebutuhan dan kapasitas bahan yang dikirim. Akses
jalan yang lebar memudahkan dalam proses keluar masuk
kendaraan berukuran besar seperti container, truck, dan
sebagainya. Sedangkan untuk distribusi produk menggunakan
mobil box yang dilengkapi dengan mesin pendingin sehingga
dapat menjaga kualitas produk seperti awal dikeluarkan dari
freezer.
5. Keamanan
Keamanan merupakan salah satu faktor lain yang perlu
dipertimbangkan dalam proses penentuan lokasi perusahaan.
Keamanan yang ditekankan disini adalah kondisi bahan baku
dan produk yang akan didistribusikan. Kondisi bahan baku dan
produk diharapkan tetap seperti awal saat datang tanpa
mengalami kecacatan apapun. Selain itu juga memperhatikan
dalam setiap proses dari penerimaan bahan baku dari supplier,
proses produksi, hingga distribusi ke outlet. Lokasi perusahaan
yang dekat dengan jalan tol memudahkan dalam distribusi
dikarenakan dapat memperpendek jarak pengiriman produk.
Transportasi untuk bahan baku impor juga lebih cepat diterima
dikarenakan dekat dengan pelabuhan.
Denah lokasi perusahaan dan peta lokasi perusahaan
secara detail dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.
23
departemen yang ada pada sebuah perusahaan. Adanya
struktur organisasi dapat membedakan tugas, hak dan
kewajiban secara jelas sehingga roda perusahaan dapat
berjalan dengan baik dan karyawan bekerja sesuai fungsi dan
tugas pokok yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi yang diterapkan oleh PT Bintang Indo
Jaya yaitu struktur organisasi lini dan staf. Penerapan struktur
organisasi lini dan staf yang dipilih oleh PT Bintang Indo Jaya
mempertimbangkan karena banyaknya staf yang ada pada
perusahaan tersebut. Tugas para staf disini yaitu untuk
membantu atasan dalam mengerjakan tugasnya, memberi
informasi dan pemikiran nasehat sebagai pertimbangan dalam
pengambilan suatu kebijaksanaan. Menurut Mulianto dan
Cahyadi (2008), bentuk organisasi lini dan staf ini memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu
adanya pembagian tugas yang jelas bagi setiap sumber daya
manusia, staffing dilaksanakan sesuai dengan prinsip the right
man on the right place, dan memiliki disiplin kerja cukup tinggi.
Kekurangannya adalah membawa potensi konflik dalam
pekerjaan karena adanya 2 kelompok karyawan yang memiliki
kewenangan berbeda dan tugas pokok perorangan yang sering
dinomorduakan. Setelah memahami struktur organisasi yang
diterapkan dan membandingkan dengan literatur, pembagian
tugas pada perusahaan cukup jelas. Semua karyawan memiliki
peran dan tugas masing-masing untuk diselesaikan. Meskipun
masih ada beberapa orang yang menjabat lebih dari satu peran,
namun pekerjaan tetap dapat diselesaikan dengan baik sesuai
tugas dan fungsi pokok yang didapatkan.
Jabatan tertinggi pada PT Bintang Indo Jaya yaitu
Eksekutif Komite yang membawahi seorang Direktur. Direktur
dibantu oleh staf direksi atau sekretaris dan beberapa manajer,
diantaranya adalah manajer departemen marketing, manajer
departemen finance and accounting, manajer departemen
24
human resource, manajer departemen operasional, manajer
departemen production and quality control, manajer departemen
purchasing, dan manajer departemen logistic. Masing-masing
manajer dalam suatu departemen dibantu oleh beberapa
supervisor untuk mengelola dan membantu mengawasi kinerja
staf. Bagan struktur organisasi PT Bintang Indo Jaya dapat
dilihat pada Lampiran 4. Adapun tugas dan wewenang dari
setiap departemen adalah sebagai berikut :
1. Marketing
Departemen ini bertanggungjawab dalam melakukan
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengendalian dalam bidang pemasaran. Disisi lain, departemen
ini juga berfungsi dalam pencarian partnership untuk melakukan
kerja sama agar dapat menjangkau pasar yang semakin luas.
Departemen ini dipimpin oleh 2 manajer, yaitu manajer untuk
wilayah Surabaya dan untuk wilayah Bali. Dengan adanya
departemen marketing, maka strategi pemasaran produk dapat
lebih ditingkatkan agar profit perusahaan pun juga meningkat.
2. Finance and Accounting
Departemen ini bertanggungjawab dalam menjaga aliran
keuangan dari perusahaan. Secara umum, departemen ini
bertanggung jawab terhadap keuangan perusahaan, mengontrol
keuangan operasional yang masuk dan keluar, mengontrol
semua stock raw material dan supporting di gudang, dan
melakukan kontrol penggajian karyawan. Disisi lain, departemen
ini juga bertugas untuk membuat laporan penjualan di outlet,
cross check data hasil penjualan dan laporan jumlah dough
yang tersisa, serta penataan file untuk pajak. Selain itu,
departemen ini juga bertugas untuk melakukan input data
laporan produksi dan raw material produksi, input data invoice
(surat jalan), dan input data laporan penjualan dough.
Departemen ini hanya terdiri dari 4 orang karyawan dengan
tugas yang berbeda.
25
3. Human Resource
Departemen Human Resource bertanggung jawab dalam
melaksanakan perekrutan karyawan baru, pelatihan terhadap
karyawan perusahaan, melakukan pengawasan dan kontrol
kedisiplinan kerja karyawan, serta pengawasan terhadap
pelaksanaan SOP perusahaan. Departemen ini dipimpin oleh
seorang manajer yang dibantu oleh 4 SPV, yaitu SPV IT, SPV
GA (General Affair), SPV teknisi, dan SPV recruitment and
training. SPV IT bertanggungjawab dalam melakukan perbaikan
dan perawatan terhadap kesalahan di bidang IT perusahaan.
SPV GA bertanggungjawab membantu dan menjaga kelancaran
operasional departemen. SPV teknisi bertanggungjawab dalam
melakukan perawatan dan perbaikan terhadap keseluruhan
peralatan dan mesin perusahaan apabila terjadi kerusakan. SPV
recruitment and training bertanggung jawab dalam melakukan
proses rekrutmen karyawan baru serta bertugas meningkatkan
kompetensi SDM melalui proses training. Dalam melaksanakan
tugasnya, SPV dibantu oleh beberapa staf yang juga melakukan
pekerjaan sesuai dengan job desk yang telah ditentukan.
4. Operasional
Departemen operasional bertanggungjawab terhadap
kegiatan yang dilaksanakan di setiap outlet. Departemen ini
terdiri dari beberapa bagian, yaitu manager, SPV outlet, baker,
dan kasir. Manager bertanggungjawab dalam pembagian jadwal
shift karyawan yang dibuat oleh SPV outlet. Manager harus
dapat mendelegasikan tanggungjawab kepada SPV outlet
bilamana meninggalkan operasional outlet. Manager harus
dapat mengontrol kebersihan outlet dan kehigienisan produk.
Manager harus dapat berkoordinasi dengan seluruh outlet sub
franchise. Tugas dari SPV outlet yaitu bertanggungjawab atas
seluruh operasional outlet, memastikan SOP outlet berjalan
dengan baik dan benar, mengontrol dan mengawasi kualitas
roti, menciptakan suasana kerja yang kondusif, melakukan
26
koordinasi dengan bawahan secara profesional atau manusiawi
agar karyawan bekerja dengan senang dan proaktif, serta
memberikan input untuk update SOP sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan yang terjadi. Tugas dari kasir yaitu menjual
serta melayani customer secara baik dan benar menurut
dengan SOP yang ada, bertanggungjawab penuh atas semua
yang berhubungan dengan keuangan, jumlah roti yang
dipanggang dengan roti yang dijual pada hari tersebut,
menghitung jumlah modal sebelum operasional, mengecek
kelengkapan kasir (kertas struk, uang kembalian, dll), membuat
laporan penjualan disaat jam operasional selesai, dan
menghitung kembali jumlah modal agar sesuai dengan jumlah
modal semula. Tugas dari baker yaitu bertanggungjawab
terhadap kualitas produk yang dijual, menjaga kebersihan area
kerja, menjaga semua inventaris perusahaan (oven, freezer,
chiller, prover, dll), melihat perkembangan dough yang masih
mentah sampai sudah matang, mengontrol roti secara
menyeluruh baik di freezer atau di chiller, menghitung jumlah
roti yang nantinya akan di oven, dan melakukan koordinasi
dengan SPV atas jumlah stock dough yang datang dan yang
keluar.
5. Production and Quality Control
Departemen produksi bertanggungjawab dalam proses
produksi, mulai dari pembuatan adonan hingga menjadi frozen
dough. Dalam departemen ini terdapat beberapa bagian tenaga
kerja, yaitu manager, SPV produksi, baker produksi, helper
produksi, dan office boy produksi. Tugas dari manager produksi
yaitu bertanggungjawab atas kualitas, jumlah, dan konsistensi
produk. Selain itu juga mengontrol kebersihan di area produksi,
memberikan training produksi kepada karyawan produksi, dan
update sistem produksi dan SOP secara periodik 3 bulan sekali.
Tugas dari SPV produksi yaitu mempersiapkan pelaksanaan
produksi yang dibutuhkan sesuai dengan posisi stock pada saat
27
itu, menggunakan raw material secara efisien dan efektif,
memonitor dan memastikan pembentukan dough agar bisa
dilaksanakan secara baik dan benar, dan update SOP secara
periodik 3 bulan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
yang terjadi. Tugas dari baker produksi yaitu membuat dan
menjaga kualitas dari hasil produksi agar tetap sesuai dengan
SOP, serta menjaga kebersihan area produksi dan sekitarnya.
Sedangkan tugas helper produksi yaitu membantu kelancaran
proses produksi dan menjaga kebersihan di lingkungan produksi
dan sekitarnya. Adapun tugas dari OB produksi yaitu menjaga
dan memelihara kebersihan lingkungan pabrik dan office.
6. Purchasing
Departemen purchasing memiliki tugas yang berkaitan
dengan pembelanjaan dan penawaran kepada supplier. Selain
itu juga melakukan pengecekan yang berkaitan dengan
kesesuaian barang yang ada digudang. Pada departemen ini
terdapat manager dan staf. Tugas dari manager yaitu mencari
penawaran dari supplier dan selalu update harga terbaru dari
bahan baku. Tugas dari staf purchasing yaitu membantu
manager dalam melaksanakan tugasnya.
7. Logistic
Departemen logistik bertugas di bidang penerimaan raw
material dan supporting, kemudian disimpan dan dikirim atau
didistribusikan ke outlet. Departemen ini terdiri dari dua bagian,
yaitu store dan delivery. Kegiatan pada departemen ini
dilakukan oleh manager, SPV, dan helper. Tugas dari manager
yaitu melaksanakan perencanaan, pengontrolan, dan evaluasi
terhadap kinerja staf dan karyawan yang ada pada departemen
logistik. Tugas dari SPV yaitu mengumpulkan order barang dari
outlet, mempersiapkan barang yang akan dikirim dengan
memperhatikan sistem FIFO dan barang yang sifat kualitasnya
emergency yang harus segera dikirim dengan cepat dan benar
perhitungannya, melakukan koordinasi dengan outlet yang akan
28
dikirim agar efektif, dan update SOP secara periodik 2 bulan
sesuai dengan kondisi. Tugas dari staf yaitu bertanggungjawab
atas barang di gudang, mengisi kartu stock, bertanggungjawab
terhadap masuk dan keluarnya barang dari gudang, membantu
kelancaran operasional outlet dan memenuhi kebutuhan outlet,
menyiapkan dan menjaga produk hasil produksi, serta menjaga
kebersihan lingkungan departemen dan sekitarnya.
4.4 Ketenagakerjaan
4.4.1 Klasifikasi Tenaga Kerja
Tenaga kerja menurut UU no 13 tahun 2007 merupakan
setiap orang yang sudah mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja di
PT. Bintang Indo Jaya dibagi menjadi dua bagian, yaitu : a.
Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung yaitu tenaga kerja yang berkaitan
langsung dengan proses produksi (Flippo, 2007). Karyawan
pada bagian Departemen Produksi merupakan tenaga kerja
langsung dengan jumlah total sebanyak 53 orang. Tugas dari
tenaga kerja langsung ini yaitu mulai penerimaan bahan baku
dari Departemen Logistik hingga packing frozen dough.
Kemudian akan dilakukan serah terima produk frozen dough
dari Departemen Produksi kepada Departemen Logistik untuk
disimpan didalam cool room.
b. Tenaga Kerja Tak Langsung
Tenaga kerja tak langsung yaitu tenaga kerja yang tidak
berkaitan langsung dengan proses produksi yang merupakan
karyawan non Departemen Produksi (Filippo, 2007). Karyawan
ini meliputi beberapa departemen seperti Departemen
marketing, Departemen Purchasing, Departemen HR-GA,
Departemen Finance and Accounting, Departemen Operasional,
dan Departemen Logistik.
29
Menurut Meyer and Greg (2007), sifat tenaga kerja
langsung adalah biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau
pada barang yang dihasilkan sehingga dapat dikatakan sebagai
biaya variabel. Sedangkan tenaga kerja tidak langsung sifatnya
adalah biayanya dikaitkan pada biaya overhead pabrik sehingga
disebut biaya semi variabel yang artinya biaya-biaya yang
mengalami perubahan tapi tidak secara sebanding dengan
perubahan tingkat kegiatan produksi serta Tempat bekerja dari
tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu dalam pabrik, tetapi
dapat di luar pabrik.
Selain itu juga terdapat klasifikasi untuk tenaga kerja tetap
dan tenaga kerja kontrak. Tenaga kerja tetap adalah tenaga
kerja yang dianggap sebagai karyawan tetap sehingga tidak
perlu melakukan pendaftaran ulang. Tenaga kerja tetap di PT.
Bintang Indo Jaya meliputi Manajemen dan beberapa SPV.
Tenaga kerja tetap di perusahaan ini sebanyak 15 orang.
Sedangkan tenaga kerja kontrak adalah karyawan yang
memiliki jangka waktu bekerja selama 2 tahun. Kemudian
setelah masa itu tersebut, karyawan dierkenankan mendaftar
kembali setelah 7 hari berhenti bekerja. Karyawan kontrak yang
masa kontraknya telah habis dan telah melakukan pendaftaran
ulang maka akan ditempatkan sesuai dengan posisi
sebelumnya. Ketika daftar ulang, karyawan kontrak harus
mengisi berkas dan wawancara.
PT. Bintang Indo Jaya memiliki total karyawan sebanyak
221 orang dengan tugas dan wewenang yang berbeda-beda.
Rincian tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 4.1.
30
Tabel 4.1 Rincian Klasifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja
No Jabatan Jumlah Jenis Tenaga Kerja
(orang) Langsung Tak Langsung
1 Direktur 1 √
2 Staff Direksi/Sekretaris 1 √
3 Manajemen 7 √
4 Supervisor 7 √
5 Human Resources
a. IT Supervisor 1 √
b. HR Supervisor 1 √
c. Teknisi 2 √
d. Office Boy 2 √
e. Security 7 √
f. Staff HR 2 √
6 Marketing 1 √
7 Purchasing 2 √
8 F&A 4 √
9 Logistic
a. Asisten Supervisor 2 √
b. Staff Admin 1 √
c. Helper 7 √
d. Driver 2 √
10 Production
a. Leader 1 √
b. Baker 6 √
c. Helper 44 √
d. Supervisor 1 √
e. Asisten Supervisor 1 √
11 Outlet 117 √
Total 221 53 168
Sumber : PT. Bintang Indo Jaya (2018)
4.4.3 Fasilitas
PT. Bintang Indo Jaya memberikan beberapa fasilitas
untuk karyawan baik fasilitas fisik maupun fasilitas non fisik.
Fasilitas fisik merupakan fasilitas berupa barang, alat penunjang
dan lain sebagainya. Sedangkan fasilitas non fisik meliputi
fasilitas yang tidak berwujud. Fasilitas fisik meliputi fasilitas
pribadi, fasilitas penunjang Kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) dan fasilitas umum. Fasilitas pribadi yang diberikan berupa
32
kaos untuk seluruh anggota perusahaan, kemeja untuk staff dan
manajemen, serta terdapat sepatu safety untuk seluruh anggota
perusahaan. Kaos terdapat 2 jenis yakni logo merah dan logo
kuning. Logo merah digunakan oleh staff hingga manajemen
sedangkan logo kuning digunakan oleh karyawan. Kemeja juga
terdapat 2 jenis, logo kuning dan logo merah. Logo kuning
digunakan oleh manajer sampai senior manajer dan logo merah
digunakan oleh staff sampai supervisor sementara karyawan
tidak menggunakan kemeja. Baker di outlet mendapatkan
fasilitas yang berbeda yaitu kaos, topi dan apron. Fasilitas
umum yang disediakan perusahaan ini yakni 2 kamar mandi,
tempat parkir motor dan mobil, mushola, dan rest area. Rest
area didesain untuk beristirahat dan tempat menikmati makan
siang. Di samping pabrik terdapat area kosong dimana
beberapa karyawan dapat melakukan kegiatan cocok tanam
seperti bunga-bunga atau tanaman herbal dan juga ternak ikan
seperti lele dan ikan hias. Di perusahaan ini juga disediakan
tempat sampah yang memadahi. Karyawan tertentu seperti
driver, staff admin dan office boy mendapatkan ponsel untuk
mempermudah komunikasi. Fasilitas non fisik yang diberikan
berupa BPJS Kesehatan, BPJS ketenagakerjaan, tunjangan
jabatan dan tunjangan pensiun.
33
penerima, yakni berupa gaji, tunjangan, insentif merupakan hak
karyawan dan kewajiban perusahaan untuk membayarnya.
Sedangkan Kompensasi tak langsung, yaitu kompensasi yang
tidak dapat dirasakan secara langsung oleh karyawan, yakni
benefit dan services.
Kompensasi langsung yang diberikan oleh PT. Bintang
Indo Jaya berupa gaji, bonus tahunan dan cuti. Kompensasi
diberikan sesuai dengan jabatan yang dimiliki oleh karyawan.
Berikut merupakan penjelasan terkait dengan kompensasi yang
ada di PT. Bintang Indo Jaya.
a. Gaji
Gaji diberikan berdasarkan pada UMK terbaru setiap
tahunnya, tidak ada karyawan yang di gaji dibawah UMK.
Sistem pengupahan yang diterapkan pada PT Bintang Indo
Jaya dilakukan setiap bulan. Setiap tanggal 20 dilakukan
perhitungan gaji, laporan presensi, dan rekap data perusahaan.
Namun untuk penerimaan gaji dilakukan pada akhir bulan yaitu
setiap tanggal 28. Presensi dalam hal ini akan mempengaruhi
gaji, apabila keterlambatan lebih dari 3 kali maka gaji karyawan
tersebut akan mengalami pengurangan sebesar 5%. Hal ini
diterapkan untuk meningkatkan kedisiplinan seluruh karyawan.
b. Bonus tahunan
Pemberian insentif di perusahaan ini berupa bonus
tahunan. Bonus tahunan diberikan apabila target pada tahun
tersebut tercapai. Bonus diberikan pada bulan ke-3 atau ke-4
tahun berikutnya. Pemberian insentif ini dengan tujuan untuk
memotivasi karyawan agar meningkatkan perfoma serta
produktivitasnya dalam mencapai target perusahaan. c. Cuti
34
sebelum cuti. Khusus untuk Departemen Logistik diberikan
kesempatan 1 hari libur setiap bulannya dikarenakan pada hari
aktif yang bertepatan dengan tanggal merah Departemen
Logistik diharuskan masuk untuk menjalankan aktivitas seperti
biasa.
Selain itu karyawan di PT. Bintang Indo Jaya akan
mendapatkan tunjangan jabatan, tunjangan pensiun, BPJS
Kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan. Tunjangan jabatan
diberikan dengan menyesuaikan grade setiap tenaga kerja.
Tunjangan pensiun yang diberikan yaitu sebesar 3% dari gaji
setiap tenaga kerja dengan rincian 1% pekerja dan 2%
perusahaan. BPJS kesehatan yang diberikan yaitu sebesar 5%
dari gaji setiap tenaga kerja dengan rincian 1% pekerja dan 4%
perusahaan. Sedangkan BPJS ketenagakerjaan yang diberikan
yaitu sebesar 6,89% dari gaji setiap tenaga kerja dengan rincian
2% pekerja dan 4,89% perusahaan. Selain itu, dikarenakan
perusahaan telah melakukan kerjasama dengan Maybank
sebagai payroll yang digunakan untuk pembayaran gaji, maka
tenaga kerja mendapatkan asuransi jiwa sebesar 20 kali dari
saldo didalam tabungan.
35
PT. Bintang Indo Jaya dalam melakukan proses rekrutmen
menyesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja pada masing-
masing departemen. Ketika terjadi kekosongan pada salah satu
departemen, maka manajer departemen terkait akan membuat
permintaan tenaga kerja kepada manajer HRD. Kemudian
manajer HRD akan menyerahkan permintaan tersebut kepada
supervisor bagian rekrutmen tenaga kerja. Prosedur permintaan
dan penerimaan karyawan baru dapat dilihat pada Lampiran 5
dan Lampiran 6.
Perusahaan ini menerapkan dua sistem rekrutmen tenaga
kerja yaitu sistem internal dan sistem eksternal. Sistem internal
yaitu tenaga kerja yang diambil berasal dari dalam perusahaan
itu sendiri yang dipromosikan atau ditransfer untuk mengisi
jabatan yang kosong. Sistem eksternal yaitu tenaga kerja yang
berasal dari luar perusahaan yang dapat direkrut. Sistem
rekrutmen internal dilakukan oleh personalia dengan meninjau
file karyawan yang memiliki kesesuaian kriteria dengan posisi
yang dibutuhkan. Apabila terdapat karyawan yang sesuai, maka
personalia akan membuat surat promosi atau mutasi karyawan.
Sedangkan sistem eksternal yaitu bagian personalia akan
membuka lowongan pekerjaan dengan memasang iklan disertai
persyaratan yang harus dipenuhi oleh dipenuhi untuk mengisi
posisi tersebut. Tahapan yang harus dilewati calon tenaga kerja
yaitu seleksi berkas lamaran, wawancara dan psikotes. Tahap
pertama yaitu seleksi berkas dimana akan dipilih sesuai dengan
kelengkapan berkas dan kelayakan untuk mengisi posisi. Ketika
lolos tahap seleksi berkas maka calon tenaga kerja akan
dianggil untuk melakukan tahap wawancara dan psikotes
dengan bagian personalia. Ketika dinyatakan lolos tahap
wawancara dan psikotes, maka calon tenaga kerja akan
dipanggil kembali untuk melakukan wawancara langsung
dengan manajer departemen terkait. Karyawan yang terpilih
akan membuat surat pernyataan yang berisi kesanggupan untuk
36
mematuhi peraturan perusahaan. Kemudian karyawan baru
akan diberikan pengarahan mengenai jobdesk, SOP, dan
orientasi perusahaan oleh manajer departemen terkait.
Selanjutnya karyawan baru akan menjalani on the job training
sebagai upaya pelatihan hardskill dan softskill.
37
4.4.7 Pemberhentian Tenaga Kerja
Pemberhentian tenaga kerja merupakan salah satu bentuk
melepaskan hubungan antara tenaga kerja dan perusahaan.
Pemberhentian tenaga kerja ini dapat disebabkan oleh
beberapa hal seperti masa kontrak habis, mengundurkan diri
dan usia kerja yang memasuki masa pensiun. PT. Bintang Indo
Jaya sendiri memiliki kesepakatan dengan tenaga kerja kontrak
dimana masa kontraknya selama 1 tahun untuk helper, baker,
kasir dan driver. Sebelum masa kontrak jatuh tempo maka akan
dilakukan penilaian terhadap kinerja karyawan. Apabila nilai
kinerja karyawan selama bekerja buruk maka kontrak tidak akan
diperpanjang oleh perusahaan. Faktor lain yaitu pengunduran
diri dari pribadi karyawan. Pengunduran diri dapat disebabkan
karena faktor internal maupun eksternal karyawan. Faktor
internal biasanya serpeti lingkungan kerja yang membuat kurang
nyaman bagi dirinya. Faktor eksternal dapat meliputi karyawan
yang akan melangsungkan pernikahan maupun adanya
masalah keluarga. Selain itu, juga terdapat faktor berupa usia
yang memasuki masa pensiun. Karyawan harus melakukan
pensiun ketika usianya sudah memasuki usia 55 tahun.
38
produktivitas, dan performansi pengantaran (Susetyo dkk,
2010). Tata letak yang tepat dapat mengurangi biaya sehingga
kegiatan produksi lebih efisien dan efektif. Biaya yang besar
dapat disebabkan karena jarak perpindahan bahan yang terlalu
jauh. Jarak jauh ini pula dapat menyebabkan waktu yang
dibutuhkan semakin lama. Sehingga dalam menetapkan tata
letak selalu diperlukan pertimbangan tersebut, maka hal ini
dapat mengantisipasi kesalahan pada saat pelaksanaan.
39
Menurut Wignjosoebroto (2009) tipe tata letak ini memiliki
beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan tipe layout ini
adalah:
1. Total investasi yang rendah untuk pembelian mesin dan
peralatan produksi lainnya.
2. Peningkatan mesin dapat dilakukan dengan efektif dan
memerlukan sedikit mesin.
3. Fleksibilitas tenaga kerja dan fasilitas produksi besar dan
mampu mengerjakan berbagai macam jenis dan model
produk.
4. Keragaman tugas membuat tenaga kerja lebih tertarik dan
tidak bosan
5. Memungkinkan adanya aktivitas supervisi yang lebih baik
dan efisien melalui spesialisasi pekerjaan.
6. Pengendalian dan pengawasan lebih mudah dan baik
terutama untuk pekerjaan yang sulit dan membutuhkan
ketelitian tinggi
7. Mudah untuk mengatasi breakdown pada mesin yaitu
dengan cara memindahkan ke mesin yang dan tidak
menimbulkan hambatan dalam proses produksi.
Kelemahan tipe layout ini adalah:
1. Total waktu produksi lebih panjang.
2. Adanya aktivitas pemindahan tempat
3. Inventori barang setengah jadi cukup besar, sehingga akan
menyebabkan penambahan tempat.
4. Diperlukan keterampilan tenaga kerja yang tinggi guna
menangani berbagai aktivitas produksi yang memiliki variasi
besar.
5. Banyaknya macam produk yang harus dibuat menyebabkan
proses dan pengendalian produksi menjadi kompleks
6. Kesulitan menyeimbangkan tenaga kerja dari setiap fasilitas
produksi karena penempatan mesin yang terkelompok.
40
4.5.2 Pola Aliran Bahan
Salah satu bahan yang menjadi pertimbangan dalam
menerapkan sistem tata letak adalah pola aliran bahan yang
digunakan. PT. Bintang Indo jaya menggunakan pola aliran
bahan berupa pola aliran zig-zag. Menurut Wignjosoebroto
(2009), pola aliran berdasarkan garis-garis patah ini sangat baik
diterapkan bilamana aliran proses produksi lebih panjang
dibandingkan dengan luasan area yang tersedia. Aliran bahan
akan dibelokkan untuk menambah panjangnya garis aliran yang
ada dan secara ekonomis hal ini akan dapat mengatasi segala
keterbatasan dari area dan ukuran bangunan dari pabrik yang
ada. Pola aliran ini dianggap lebih efisien dikarenakan mampu
diterapkan pada area produksi yang kurang luas namun memiliki
alur proses produksi yang panjang.
41
4.6.1 Mesin dan Peralatan Proses Produksi
1. Mixer
Mixer merupakan alat untuk mencampurkan bahan dan
mengaduk adonan. PT. Bintang Indo Jaya memiliki 2 buah mixer
dengan kapasitas 2 kg dan 4 kg. Mixer ini biasanya digunakan
untuk membuat adonan pastry dan bakery. Pengoperasian
mixer secara otomatis dikarenakan terdapat tombol pengatur
waktu dan pengatur kecepatan. Kecepatan kedua mixer masing-
masing 251-521 rpm. Menurut Mahlinda (2010), pada
perusahaan menengah tidak memerlukan suatu mesin yang
memiliki kapasitas terlalu besar. Hal ini dikarenakan tidak
banyak produk yang dihasilkan.
42
Gambar 4.3 Doughsheeter
Sumber : PT Bintang Indo Jaya (2018)
3. Buns Divider
Buns divider merupakan mesin yang digunakan untuk
membagi adonan menjadi bagian yang sama dengan bentuk
lingkaran pada lembaran adonan yang memiliki ketebalan sama.
Mesin ini bersifat otomatis dan membutuhkan tenaga listik.
Jumlah lembaran yang dapat dihasilkan dari mesin ini sebanyak
30-36 lembar. Mesin ini dapat diatur ukuran diameternya sesuai
dengan yang diinginkan. Menurut Imbalo dkk (2011), prinsip
kerja mesin ini yakni dengan memotong adonan secara otomatis
sesuai dengan yang diinginkan untuk masing-masing porsi
adonan. Diameter yang dihasilkan yaitu berkisar 5-9 cm.
45
manusia untuk mengoperasikannya. Rak ini memiliki roda
disetiap ujung bagian bawah dengan tujuan memudahkan
perpindahan. Kapasitas dari rak ini yaitu sebanyak 16 loyang.
46
proses penyimpanan karena menghemat tempat penyimpanan.
Jumlah dough yang dimasukkan kedalam tray berdasarkan
standart berat yang telah ditentukan sehingga memudahkan
proses pemeriksaan. Peralatan ini merupakan peralatan manual
karena untuk perpindahannya dilakukan oleh pekerja.
47
4.6.2 Mesin dan Peralatan Penanganan Bahan Baku
1. Freezer
Freezer merupakan mesin berbentuk kotak peti yang
digunakan untuk membekukan makanan dan minuman
sehingga dapat tahan lama dan terhindar dari kerusakan. Mesin
ini pada PT. Bintang Indo Jaya digunakan untuk menyimpan es
batu. Mesin ini bersifat otomatis dan membutuhkan tenaga
listrik. Kapasitas mesin ini yaitu 300-350 kg es batu.
48
3. Tray Plastik
Tray plastik merupakan peralatan yang digunakan sebagai
wadah dough yang sudah melalui proses blasting dan dikemas
dalam plastik sesuai dengan ketentuan. Tray plastik ini dapat
ditumpuk dan disusun rapi tanpa space sehingga memudahkan
proses penyimpanan sehingga dapat menghemat tempat
penyimpanan. Jumlah dough yang dimasukkan kedalam tray
berdasarkan standart berat yang telah ditentukan sehingga
memudahkan proses pemeriksaan. Peralatan ini merupakan
peralatan manual karena untuk perpindahannya dilakukan oleh
pekerja.
51
9. Pisau
Pisau merupakan peralatan yang digunakan untuk
memotong bahan baku seperti keju kraf dan keju anchor. Alat ini
akan memudahkan dalam menentukan berat bahan yang
diinginkan. Selain itu juga dapat digunakan untuk mendapatkan
bentuk bahan baku yang utuh.
52
11. Trolley
Trolley adalah alat yang memiliki roda dan digunakan
untuk mempermudah pemindahan barang. Alat ini digunakan
untuk memindahkan bahan baku maupun dough yang telah
beku. Tujuan penggunaan alat ini selain mempermudah juga
untuk mengurangi kelelahan kerja serta pekerjaan lebih efisien
dan efektif.
54
Gambar 4.24 Oven
Sumber : https://images.homedepotstatic.com/productImages/
c526b69c-3d89-47ff-8109-9adcf30d6881/svn/stainless-steel-
kitchenaid-microwave-electric-wall-oven-combinations koce500ess-
64_1000.jpg
3. Chiller
Chiller merupakan mesin refrigerasi yang digunakan untuk
mendinginkan air pada sisi evaporatornya. Mesin ini dapat
menjaga agar adonan tidak mengembang selama proses
produksi. Selain itu juga dapat untuk menyimpan bahan yang
mudah rusak sehingga akan tahan lama karena suhu
didalamnya dapat diatur sesuai kebutuhan. Suhu pada mesin ini
o
rendah yaitu sekitar 1-7 C. Mesin ini bersifat otomatis dan
membutuhkan tenaga listrik. PT. Bintang Indo Jaya memiliki 2
jenis mesin ini yaitu upright chiller 2 door dan upright chiller 3
door. Menurut Syaiful (2015), prinsip kerja mesin ini sama
seperti mesin pendingin lainnya dimana terdiri dari beberapa
komponen utama yaitu evaporator, kondensor, kompresor, serta
alat ekspansi. Pada evaporator dan kondensor terjadi
pertukaran kalor.
55
Gambar 4.25 Chiller
Sumber : https://www.hkn.com.au/wp-content/uploads/
2016/01/DL893-2.png
4. Proofer
Proofer membantu adonan roti mengembang dengan lebih
baik karena suhu dan kelembabannya yang terkontrol sehingga
hasil akhirnya optimal. Selain itu, proofer dapat di atur waktunya
sehingga waktu proofing dapat disesuaikan dan pas dengan
yang seharusnya. Proofer ini memiliki ruang yang cukup besar
untuk mengakomodasi produksi roti dalam jumlah besar. Alat ini
memiliki rak-rak di dalamnya sejumlah kurang lebih 13 rak.
56
dipanggang. Kapasitas baking tray adalah sebesar 9 sampai 15
dough tergantung pada ukuran baking tray.
60
margarin boleh dimasukkan. Margarin dicampur paling akhir
agar adonan tidak mengembang lebih cepat. Menurut Basito dkk
(2013), margarin merupakan lemak padat yang dapat
mengembangkan adonan pada saat proses mentah. Setelah itu
kecepatan dikurangi dan terus di aduk hingga adonan kalis.
Adonan dapat manjadi kalis dengan cara molding secara
manual sehingga menghasilkan adonan berbentuk bulat dan
berukuran besar.
Tahap selanjutnya, adonan yang telah kalis dilakukan
proses pressing. Preesing merupakan sebuah perlakuan untuk
membuat suatu adonan menjadi berbentuk lembaran dengan
bantuan mesin press. Gulungan adonan yang telah kalis, di
preesing kurang lebih selama 5 detik setiap kali press. Bentuk
adonan tadi akan menjadi lembaran dengan ketebalan yang
sama sesuai dengan yang telah ditentukan. Kemudian lembaran
akan dibentuk dengan menggunakan bun divider sehingga
menjadi lingkaran yang memiliki ukuran sama. Selanjutnya
lingkaran tersebut akan diisi dengan isian yang berbentuk bulat
kecil secara manual pada meja kerja. Setelah diisi, dough akan
diberikan tanda sesuai dengan varian rasa dari isian yang ada
didalamnya. Pengisian dough juga harus sesuai dengan SOP
yang ada agar bentuk dan ukuran dough tidak berubah.
Kemudian dough akan diletakkan di nampan plastik secara
sejajar dan tidak tertumpuk. Setiap 1 nampan berisi 24 buah
dough.
Tahap selanjutnya yaitu blasting (pembekuan) dough
menjadi frozen dough. Pembekuan ini dilakukan di blasting room
o o
selama ±6 jam dengan suhu -28 C s/d -30 C. Dough yang
diblasting diletakkan pada nampan-nampan yang tersusun di
rak. Kapasitas didalam ruangan tersebut dioptimalkan 80%
dengan penataan yang baik agar sirkulasi udara terjaga.
Packing merupakan tahap terakhir sebelum frozen dough
disimpan dalam cooling room. Dalam proses ini sudah
61
ditetapkan ketentuan jumlah yang harus dipenuhi pada masing-
masing varian rasa. Pengemasan frozen dough dilakukan
secara manual. Frozen dough dimasukkan ke dalam kemasan
plastik khusus dengan isi sesuai standar berat frozen dough tiap
bagnya serta dilengkapi label produksi. Label produksi tersebut
bertuliskan “tanggal proses, waktu, adukan ke-, dan nomor
bake”. Kemudian diletakkan dalam keranjang dengan masing-
masing keranjang berisikan 10 bag. Kemudian setelah proses ini
selesai maka tahap selanjutnya menyerahkan pada bagian
Logistik untuk disimpan diruang pendingin biasanya disebut
dengan serah terima. Dalam kegiatan ini dilakukan
penimbangan dan pengecekan pada dough sesuai standar yang
telah ditetapkan. Dough tersebut disimpan dalam freezer
dengan suhu -18˚C hingga -25 ˚C. Dalam tahap ini, bagian
logistik akan mencatat jumlah dough yang masuk dalam ruang
penyimpanan.
62
ekonomis dan pilihan yang efisien dalam memproduksi roti
dengan kualitas tinggi karena roti dapat memiliki umur simpan
lebih panjang dan organoleptiknya tetap bagus.
Tahap pertama dalam produksi produk akhir di outlet yaitu
proses pengembangan (proofing) dough. Proofing ini dilakukan
dengan meletakkan frozen dough pada tray plastik dan
dimasukkan kedalam rak. Kemudian dough akan setengah
mengambang dengan adanya perbedaan suhu. Pengembangan
dough juga bisa dipercepat dengan menggunakan mesin
proofer. Dough yang akan dimasukkan diletakkan di dalam tray
aluminium yang telah diolesi shortening. Ukuran dough yang
dikembangkan harus benar-benar dalam keadaan siap bake,
tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar (over proofed). Setelah
dough mengembang sempurna, maka akan diberikan topping
berupa cream sesuai dengan isi yang ada didalam dough.
Pemberian topping juga harus sesuai dengan SOP yang ada.
Dough yang telah diberi topping selanjutnya akan dimasukkan
kedalam oven untuk proses pemanggangan. Pemanggangan
dilakukan selama 15-20 menit dengan suhu sesuai dengan
ketentuan. Jika roti sudah dianggap sesuai dengan ketentuan
mulai dari tingkat kematangan, warna, bentuk, dan ukuran maka
siap untuk dikeluarkan dan disajikan. Setelah itu, roti akan
dikemas dengan menggunakan paperbag. Pengemasan roti
dilakukan setelah 1-2 menit selesainya pemanggangan. Bagian
inilah yang dimaksud dengan prinsip Fresh from The oven yang
dipegang oleh perusahaan. Fisik produk akhir dapat dilihat pada
Lampiran 10.
63
terus menerus, serta tindakan korektif bilamana diperlukan.
Sehingga hasil yang diperoleh dari kegiatan pengendalian
kualitas bisa memenuhi standar yang telah direncanakan/
ditetapkan (Parwati dan Sakti, 2012). Pengendalian mutu adalah
teknik-teknik dan kegiatan-kegiatan operasional yang digunakan
untuk memenuhi persyaratan mutu. Pengendalian mutu meliputi
monitoring suatu proses, melakukan tindakan koreksi bila ada
ketidaksesuaian dan menghilangkan penyebab timbulnya hasil
yang kurang baik pada tahapan rangkaian mutu yang relevan
untuk mencapai efektivitas yang ekonomis. Pengendalian mutu
produk akhir diperlukan untuk menjaga kualitas produk agar
pada saat sampai ke tangan konsumen produk dalam keadaan
yang baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
mutu yaitu kemampuan dalam proses, spesifikasi yang berlaku,
tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima, dan biaya kualitas.
64
butter. Gudang raw material digunakan untuk menyimpan
tepung, gula rafinasi, air mineral, improofer dan garam. Gudang
margarine digunakan untuk menyimpan margarine, shortening,
keju, chocolate, coffee essen, coklat minichip, full cream, gula,
telur, minyak goreng, bumbu kari dan bumbu lainnya.
Sementara gudang butter digunakan untuk menyimpan butter,
farmcows dan yeast. Sistem pergudangan yang digunakan
adalah FIFO (First In First Out) dimana bahan yang pertama kali
masuk, maka akan dikeluarkan lebih dahulu. Pengendalian suhu
pada setiap gudang dilakukan selama 24 jam yaitu pada pagi,
siang, sore dan malam hari. Controling tersebut dilakukan
secara bergantian oleh karyawan Departemen Logistik dan
security. Suhu dan kelembaban setiap jam dicatat pada kartu
kendali guna menjaga kualitas bahan baku yang disimpan.
Apabila listrik padam akan langsung dihubungkan dengan
genset sehingga blower maupun AC dapat bekerja kembali.
Pengendalian lain yang dilakukan yaitu dengan memberikan
insect trap pada gudang yang berisi bahan baku. Tujuan dari
insect trap adalah untuk menangkap serangga maupun hama
yang berpotensi untuk merusak kualitas bahan baku.
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan roti yaitu
tepung terigu, gula putih, butter, margarine, dan telur. Berikut
penjelasan untuk pengendalian mutu masing-masing bahan
baku.
1. Tepung Terigu
Pengendalian tepung terigu berupa melihat fisik dari
tepung. Setelah dianggap baik, maka tepung akan dimasukkan
kedalam gudang dengan diberi alas pallet untuk meghindari
kontak langsung tepung terigu dengan lantai. Gudang tepung
selalu di vacuum untuk mencegah munculnya kutu yang dapat
merusak kualitas tepung. Maksimum tumpukan untuk tepung
terigu yaitu sebanyak 15 tumpukan dengan memakai sistem
stapel 5. Jarak antara barang dan dinding yaitu ±20 cm
65
sedangkan jarak antara bahan dengan barang yang berbeda
yaitu ±10 cm. Suhu yang terdapat pada ruangan minimal ±28˚C
dengan kelembapan maksimal 80%, untuk menghindari
kerusakan tekstur tepung. Standar dari tepung dapat dilihat
pada Tabel 4.3.
66
2. Gula Putih
Pengendalian terhadap gula putih hampir sama dengan
pengendalian terhadap tepung karena karakteristik bahan yang
hampir sama dan penyimpanannya terdapat pada gudang yang
sama pula. gula akan diambil sampelnya dan diserahkan
kepada manajer produksi untuk dicek kualitasnya. Jika gula
telah sesuai standar maka akan disimpan didalam gudang.
Standar mutu gula putih dapat dilihat pada Tabel 4.4.
67
4. Margarine
Pemeriksaan terhadap margarine dilakukan dengan
melihat kelengkapan atribut meliputi jumlah barang, kualitas
barang, tanggal produksi, tanggal kadaluarsa, kode produksi
dan COA (Certificate of Analysis). Margarine yang telah sesuai
dengan spesifikasinya, akan langsung dimasukkan kedalam
tempat penyimpanan secara FIFO (First In First Out), yaitu yang
pertama kali datang ditempatkan dekat dengan pintu sementara
barang yang datang terakhir akan ditempatkan setelahnya. Ini
juga dapat ditempatkan berdasarkan tanggal produksi yang
tertera pada kemasan. Margarine harus disimpan dalam gudang
bersuhu ruang ±25˚C dengan kelembapan ±40%. Jarak barang
dengan dinding ±10 cm dan jarak antar barang yang berbeda
±10 cm dengan susunan stapel disesuaikan ketentuan yang
tertera di kardus margarine. Ruangan margarine memiliki 2 AC
(Air Conditioner) yang menyala 24 jam untuk menjaga suhu
tetap stabil. Standar mutu margarine dapat dilihat pada Tabel
4.5.
68
Menurut Pareyt et al (2011), Kesesuaian dan penerapan
margarine dalam produk bakery tergantung pada tiga parameter
penting. Parameter yang pertama adalah rasio solid untuk fase
cair pada suhu tertentu yang menentukan plastisitas margarine.
Parameter kedua adalah struktur kristal dari lipid padat.
Parameter penting ketiga adalah stabilitas oksidatif dari
penyortiran.
5. Telur
Pengendalian terhadap telur dilakukan secara fisik yaitu
berat telur, ukuran telur dan higienitas telur. Selain itu juga
supplier harus memastikan bahwa telur yang dikirim telah lolos
uji virologi dengan menyerahkan bukti berupa surat kelayakan
dari barang tersebut. Apabila bahan telah lolos uji, maka akan
disimpan pada gudang yang sama dengan gudang margarine.
Seluruh ruang dijaga dalam kondisi rapi dan bersih.
69
yang masuk kedalam ruang produksi. Selanjutnya penimbangan
bahan dilakukan dengan menggunakan panduan dari checklist.
Pengadukan yang benar sangat dibutuhkan agar adonan
dapat kalis dengan sempurna. Apabila adonan kurang kalis atau
terlalu kalis, maka dapat mempengaruhi fisik dari produk akhir.
Sehingga hal yang perlu dilakukan untuk meminimalisasi
kegagalan adonan tersebut adalah dengan mengatur waktu dan
kecepatan mixer sesuai dengan SOP dan harus diawasi oleh
karyawan. Setelah adonan jadi akan dilakukan proses pressing.
Proses ini pula rawan akan kegagalan dimana ketebalan
adonan berpotensi tidak sama, sehingga karyawan harus
memastikan dan mengawasi mesin sudah sesuai dengan SOP
dan adonan sudah benar-benar kalis. Lembaran adonan
selanjutnya dibentuk menjadi lingkaran kecil-kecil dan dipastikan
ukuran dan bentuknya sama. Selanjutnya dilakukan pengisian
adonan secara manual. Untuk mencegah kerusakan adonan
karena kontak langsung dengan tangan dan berpotensi
mengalami kelengketan maka karyawan diwajibkan memakai
sarung tangan. Isi dari adonan yang berbentuk bulat diharuskan
memiliki berat yang sesuai dengan SOP. Setelah pengisian
antar adonan juga dapat berpotensi saling menempel, sehingga
saat diletakkan harus dalam posisi sejajar dan tidak bertumpuk
agar tidak menggerombol setelah masuk tahap blasting room.
Blasting room merupakan suatu ruangan dingin yang
digunakan untuk membekukan adonan. Suhu yang digunakan
o o
antara -28 C s/d -30 C. Pengendalian suhu dilakukan secara
berkala untuk mencegah adonan mengalami pengembangan.
Tahap pembekuan (blasting) dilakukan selama 6 jam. Proses
pembekuan harus dikontrol agar tidak menyebabkan masalah
pada frozen dough yang dihasilkan. Setelah frozen dough
sesuai dengan standar, maka akan dikemas di dalam bag
plastik yang telah disiapkan dengan jumlah dan berat sesuai
dengan ketentuan. Selanjutnya dilakukan serah terima dari
70
Departemen Produksi kepada Departemen Logistik untuk
disimpan didalam cool room. Pengendalian yang dilakukan saat
serah terima adalah penimbangan dan perhitungan banyaknya
bag plastik yang masuk.
71
6. Semua barang diletakkan diatas palet. Jarak barang
dengan dinding kurang lebih 10 cm dan diberi bendera
tanda tanggal produksi untuk mempermudah proses FIFO.
7. Pada gudang ini terdapat AC yang menyala selama 24 jam.
Suhu ruangan terjaga antara -18°C sampai dengan -25°C
8. Kapasitas maksimal untuk ruang penyimpanan adalah 450
keranjang, terdiri dari: Rotiboy, Buttermilk Boy, Chocolate
Boy, Kariboy, Stick Raisin, Stick Cheese, Stick Chocochips
dan 100 pan Ice Cream.
Pengendalian mutu terhadap Storage Cream dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Keluar masuk gudang pintu harus ditutup kembali, hal ini
dilakukan untuk menghindari kontaminasi udara luar.
2. Pencatatan mutasi dengan menggunakan software dan
kartu stock.
3. Ruangan gudang dalam kondisi bersih dan rapi, hal ini
untuk meminimalkan kontaminan didalam gudang.
4. Semua barang diletakkan diatas palet. Jarak barang
dengan dinding kurang lebih 10 cm.
5. Batas atas penumpukkan barang adalah 30 cm dari blower
atau penumpukan 7 keranjang.
6. Pada gudang ini terdapat AC yang menyala selama 24 jam.
Suhu ruangan terjaga antara 0°C sampai dengan -5°C
7. Sistem pengeluaran bahan harus menggunakan sistem
FIFO, hal ini dilakukan untuk mencegah kerusakan bahan
sebelum digunakan.
8. Kapasitas maksimal ruang penyimpanan adalah 375
keranjang, terdiri dari: Mexican cream, Cream Buttermilk
dan Cream Chocolate.
Pengendalian mutu pada frozen dough dilakukan dengan
o o
mengontrol suhu secara berkala pada kisaran -18 C s/d -25 C.
Tumpukan maksimal keranjang sebanyak 6 tumpukan dengan
tujuan memberikan batas atas sepanjang ±30 cm dari blower
72
sehingga terdapat ruang untuk udara dapat menyebar secara
menyeluruh. Sistem pengambilan barang yang diterapkan yaitu
FIFO. Standar frozen dough yang dapat diterima antara lain :
1. Memiliki tingkat kekerasan optimal, yaitu saat dough telah
dianggap beku dan tidak berubah bentuk saat terkena
benturan
2. Tidak mengalami perubahan warna selama proses blasting
3. Terdapat bunga-bunga es
Selain itu juga terdapat standar berat yang harus dipenuhi yaitu:
1. Rotiboy, batas bawah 30,00 kg, standar 30,60, batas atas
30,70 kg
2. Butter Milk, batas bawah 29,60 kg, standar 30,00, batas
atas 30,40 kg
3. Chocolate Boy, batas bawah 29,60 kg, standar 30,00, batas
atas 30,40 kg
4. Kariboy, batas bawah 28,48 kg, standar 28,80, batas atas
29,12 kg
Dough yang tidak memenuhi syarat, maka akan dilakukan
evaluasi dan pengecekan kembali pada bagian produksi tentang
penyebab terjadinya bentuk dan ukuran menjadi tidak sesuai
dengan standar. Setelah berada diruang penyimpanan frozen
dough akan didistribusikan ke outlet-outlet yang memesan.
Selama perjalanan frozen dough diangkut menggunakan mobil
pendingin dengan suhu 0°C sampai -20°C. Setelah sampai di
parkiran mobil, mobilisasi frozen dough ke outlet tray ditutupi
dengan alumunium foil hal ini untuk menjaga tingkat kekerasan
frozen dough agar tidak cepat mengembang
Pengendalian mutu pada cream dilakukan dengan
memberikan ruang khusus untuk cream dikarenakan suhu yang
berbeda dengan bahan lainnya. Suhu yang digunakan untuk
o o
penyimpanan cream adalah 0 C s/d 5 C. Cream diberi isolasi
warna-warni sesuai rasanya. Produk–produk tersebut diletakkan
diatas pallet dan diberi jarak antara barang dengan dinding ±10
73
cm. Batas atas ±30 cm dari blower atau penumpukan 7
keranjang. Standar berat yang harus dipenuhi, antara lain:
1. Mexican Cream, batas bawah 35,40 kg, standar 36,00,
batas atas 36,60 kg
2. Cream Butter Milk, batas bawah 38,40 kg, standar 39,00,
batas atas 39,60 kg
3. Cream Chocolate, batas bawah 38,40 kg, standar 39,00,
batas atas 39,60 kg
Pengendalian mutu terhadap Rotiboy dimulai dengan
kedatangan frozen dough ke outlet. Frozen dough yang datang
disimpan dalam freezer pada suhu -15°C sampai -20°C.
Kemudian tahap pengembangan dilakukan pengendalian pada
penataan dough yakni dalam satu alumunium tray hanya terdiri
dari 15 dough, hal ini dilakukan agar pengembangan optimal.
Apabila diperlukan pengembangan lebih cepat maka dapat
menggunakan proofer dan dipastikan agar dough mengembang
dengan tepat. Pada tahap pemanggangan dengan oven
dikontrol pada suhu atas maksimal 200°C dan suhu bawah
maksimal 185°C selama 18-20 menit. Dalam hal ini diperlukan
keterampilan baker dalam menentukan apakah roti telah masak
dengan sempurna dan tepat sesuai standart penampakan.
Setelah pemanggangan selesai, pengendalian perlu dilakukan
pada penyimpanan roti yang telah siap yakni pada penghangat.
Untuk kelancaran proses ini baker harus terlatih untuk
memperkirakan jumlah dough yang dipanggang. Keberadaan
Rotiboy ditentukan dari upaya yang dilakukan dalam
mempertahankan kualitas. Untuk itu dibuat standar mutu
sebagai ketentuan atau target yang harus dicapai, sehingga
didapatkan kualitas terbaik. Jika standar mutu dicapai, maka
penjualan akan meningkat dan memberikan keuntungan besar
bagi perusahaan. Standar mutu produk Rotiboy dapat dilihat
pada Tabel 4.6.
74
Tabel 4.6 Standar Mutu Produk Rotiboy
Produk : Roti bun Rotiboy
Berat Bersih : 50 gsm
Sebelum Pemanggangan Setelah Pemanggangan
Dapat Dapat Dapat Dapat
diterima Ideal diterima diterima Ideal diterima
(min) (max) (min) (max)
Ukuran
Diameter
7 10 11 8 11 12
(cm)
Tinggi
4 5 NA 5 6 NA
(cm)
CorakAtas : Coklat Keemasan
Bawah : Coklat
Ukuran Bundar
Sumber : PT. Bintang Indo Jaya (2018)
4.9 Pemasaran
4.9.1 STP (Segmenting, Targeting, Positioning)
a. Segmenting
Segmentasi merupakan membagi pasar menjadi pembeli
yang kebutuhan, karakteristik atau perilakunya berbeda dan
mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran
terpisah. Segmentasi dibagi menjadi 3 macam yaitu segmentasi
geografik, segmentasi demografik dan segmentasi psikologis.
Segmentasi geografik dari perusahaan ini adalah wilayah
pemasarannya berada pada daerah surabaya dan bali. Area ini
dipilih dikarenakan tingkat mobilitasnya yang tinggi. Pemetaan
ini dilakukan pada pedesaan dan perkotaan ditinjau dari tingkat
keramaian. Ditinjau dari demografisnya produk Rotiboy sesuai
dengan segala jenis kelamin dan semua kalangan dari umur 2
tahun hingga dewasa. Produk ini juga sesuai dengan segala
jenis pekerjaan dan tempat tinggal baik perkotaan maupun
pedesaan dikarenakan harganya yang sangat terjangkau.
Selain itu semua jenis agama dapat mengkonsumsi produk ini
karena telah tersertifikasi halal. Dari segi psikologis, prduk ini
dapat dinikmati oleh segala jenis kelas sosial baik menengah
kebawah maupun menengah keatas.
75
b. Targeting
Targeting merupakan proses bagaimana memilih,
menyeleksi, dan menjangkau pasar. Targeting atau menetapkan
target pasar merupakan tahap selanjutnya dari analisis
segmentasi. Produk dari targeting adalah target market (pasar
sasaran), yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan
menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran. Proses targeting
mencerminkan kenyataan bahwa perusahaan harus
mengidentifikasi pelanggan yang dapat diakses dan dilayani
secara efektif dan efisien. Target dari PT Bintang Indo Jaya
merupakan semua kalangan terutama ibu rumah tangga dan
anak-anak. Ibu rumah tangga dijadikan target dikarenakan
peluang untuk daya belinya lebih tinggi daripada laki-laki.
Kemudian intensitas berbelanja perempuan lebih banyak
daripada laki-laki terutama dalam hal makanan untuk keluarga.
Selanjutnya target anak-anak dipilih dikarenakan anak-anak
sangat menyukai roti dan sangat mudah dipengaruhi terutama
melalui aroma, rasa dan bentuk. Melalui fisik dari roti ini dapat
membuat anak-anak semakin menyukai dan cenderung akan
meminta orang tuanya untuk memenuhinya. Sedangkan untuk
remaja kurang dijadikan target dikarenakan sifat dari remaja
masih labil dan selalu mengikuti trend pada saat itu. Mereka
selalu berkeinginan mencoba hal yang baru dan terkenal,
sehingga akan sulit menjadikan remaja menjadi pelanggan setia
produk ini. Padahal sasaran dari PT Bintang Indo Jaya adalah
menciptakan pelanggan setia, dikarenakan kesetiaan pelanggan
merupakan bukti kesuksesan perusahaan ini.
c. Positioning
Posisi dari produk Rotiboy adalah sebagai market leader.
Hal ini dikarenakan Rotiboy merupakan penggagas dari roti
yang memiliki tekstur dan bentuk setengah bola. Sebagai
market leader sudah pasti terdapat kompetitor dalam bidang
fisik produk yang hampir sama. Market challenger dari Rotiboy
76
yaitu Roti’O. Produk Roti’O dianggap challenger dikarenakan
dari bentuk, rasa, aroma serta konsep branding yang hampir
sama. Pada posisi market follower ditempati oleh produk
Papparoti. Produk Paparoti hampir sama dengan Rotiboy dalam
hal bentuk dan aroma yaitu kopi. Pada posisi market nicher
ditempati oleh produk roti berskala UKM dan rumah tangga yang
dijual jauh lebih rendah daripada produk Rotiboy. Meskipun
terdapat kompetitor yang ingin menyamai dengan produk
Rotiboy, namun Rotiboy tidak akan pernah bisa disamakan. Hal
ini diakibatkan karena produk Rotiboy memiliki kualitas yang
tetap terjaga dengan baik, sehingga tidak akan ada peluang
bagi kompetitor untuk menyamainya. Kualitas Rotiboy ini dapat
dibuktikan dengan adanya sertifikat kesehatan dari B-POM RI
(Badan Pengawas Obat dan Makanan), sertifikat HACCP
(Hazard Analysis Critical Control Point), dan sertifikat HALAL
dari MUI (Majelis Ulama Indonesia). Sertifikat tersebut dapat
dilihat pada Lampiran 11 dan Lampiran 12.
77
dan oriental pizza. Pastry sendiri dibagi menjadi 3 jenis varian
rasa antara lain Stick Raissin, Stick Chocolate, dan Stick
Cheese. Lidah kucing pula dibagi menjadi 2 varian rasa yaitu
cheese dan mocca. Sedangkan untuk oriental pizza hanya
memiliki 1 varian rasa saja.
b. Price
Harga produk ditentukan berdasarkan hasil keputusan
perusahaan pusat di Malaysia. Selain itu juga disesuaikan
dengan faktor lain berupa kenaikan harga bahan baku, upah
karyawan, kualitas produk, dan keterjangkauan konsumen untuk
membeli. Harga produk dapat juga mengalami kenaikan dengan
besaran sebesar Rp 500,00 per tahun. Harga semua varian roti
dipatok sebesar Rp 10.500,00 setiap itemnya. Selain itu harga
pastry dijual sebesar Rp 10.500,00 untuk 3 pcs item setiap
sekali pembelian. Harga dari oriental pizza sebesar Rp
10.000,00 per itemnya. Harga dari lidah kucing terdapat 2
macam yaitu untuk varian rasa cheese sebesar Rp 65.000,00
untuk ukuran besar (287 gr) dan Rp 28.000,00 untuk ukuran
kecil (88 gr). Sedangkan untuk varian rasa mocca dijual sebesar
Rp 55.000,00 untuk ukuran besar (287 gr) dan Rp 25.000,00
untuk ukuran kecil (88 gr). Selain dijual dalam satuan, PT
Bintang Indo jaya juga menyediakan beberapa paket bundling
(hemat). Terdapat 4 paket hemat yang ditawarkan oleh
perusahaan ini. Paket boy 1 dijual dengan harga Rp 16.500,00
yang terdiri dari 1 roti original dan 1 cup Milo. Paket boy 2 dijual
dengan harga Rp 15.000,00 terdiri dari 1 oriental pizza dan 1
cup Nestea. Paket boy 3 dijual dengan harga Rp 32.500,00
terdiri dari 1 Buttermilk, 1 Chocolate Boy dan 2 cup
Milo/Nestea/Cappucino. Paket boy 4 dijual dengan harga Rp
32.000,00 terdiri dari 3 pcs item (Rotiboy, Buttermilk, dan pastry)
dan 1 cup Nestea. Selain paket hemat terdapat pula paket
meeting yang ditawarkan kepada perusahaan lainnya dengan
harga Rp 11.000,00 per box yang terdiri dari 1 pcs item
78
(Rotiboy, Chocolate Boy, Buttermilk, Kariboy, atau Pastry) dan 1
botol air mineral 240ml. Paket ini didalamnya sudah termasuk
biaya pengiriman ke lokasi acara yang berada di Surabaya.
c. Place
Penjualan produk dari perusahaan dilakukan di outlet,
bakeshop, Mobil Bakeshop dan sub-outlet (satelit). Proses
pemanggangan roti dilakukan di outlet dan bakeshop sementara
satelit hanya menjual roti yang sudah dipanggang dan sudah
dikemas dalam paperbag. Outlet dan satelit dari perusahaan ini
tersebar di seuruh Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Bali,
dan Timor Leste. Jumlah total outlet dan satelit terdapat 41
antara lain di Tunjungan Plaza, Galaxy Mall, Delta, Grand City,
Royal Mall, City of Tomorrow, Suncity, Pasar Atom, Giant waru,
Pakuwon Trade Center, Ramayana Gubernur Suryo Gresik, BG
Juction, Bandara Juanda, Dewi sartika, SE Supermarket,
Singaraja, Dalung, Ramayana Sesetan, dan Tiara Dewata.
Sistem pendistribusian di perusahaan ini menggunakan
bentuk zero level channel. Zero level channel merupakan sistem
dimana dari pabrik perusahaan ke gudang utama, kemudian
didistribusikan ke bakeshop dan outlet hingga sampai ke tangan
konsumen secara langsung. Proses pendistribusian produk
perusahaan ini tidak menggunakan perantara, sehingga
penjualan dilakukan langsung oleh PT Bintang Indo Jaya.
Pendistribusian di daerah Surabaya, Sidoarjo, Gresik dan Bali
dilakukan dengan menggunakan mobil box yang memiliki
pendingin. Pendistribusian produk untuk wilayah Mojokerto
menggunakan mobil Bakeshop. Sementara untuk wilayah lain
seperti Timor Leste menggunakan container lewat jalur laut.
d. Promotion
Promosi yang diterapkan pada PT Bintang Indo Jaya
berupa online dan offline. Promosi online dilakukan melalui
website resmi yaitu www.rotiboy.com dan juga beberapa sosial
media lainnya. Sedangkan promosi offline dilakukan dengan
79
cara melakukan beberapa event seperti kid’s baking class yang
diadakan 2 kali dalam satu bulan. Selain itu juga dilakukan
promo berupa setiap pembelian beberapa produk dengan harga
minimal yang telah ditentukan akan mendapatkan discount dan
free merchandise. Kegiatan penyebaran brosur juga dilakukan
untuk menarik minat konsumen. Promosi lain yang dilakukan
berupa membentuk kerjasama dengan beberapa perusahaan
lain seperti Go-jek (Go-Food), LIPPO Group dalam pembuatan
OVO edisi, serta dengan menawarkan paket meeting (Direction
Sales).
4.10 Limbah
Limbah yang dihasilkan oleh PT Bintang Indo Jaya
terdapat 2 yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat
berupa cangkang telur dan plastik. Limbah padat dibuang
kedalam bak pembuangan dan akan diambil oleh petugas
kebersihan PT SIER. Sedangkan limbah cair yang berupa air
bekas cucian tray dan peralatan lainnya akan langsung dialirkan
ke PT. SIER untuk langsung diolah. Setelah limbah diolah maka
PT. SIER akan memberikan informasi kepada PT. Bintang Indo
Jaya secara periodik. Pengolahan limbah yang dilakukan
dibedakan berdasarkan karakteristik kimia, fisika, dan biologi.
Limbah yang tidak ditangani dengan tepat menyebabkan
pencemaran lingkungan yang akan menimbulkan menurunkan
tingkat estetika lingkungan (Moertinah, 2010). Hasil laporan dari
PT SIER dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Tabel 4.8.
80
Tabel 4.8 Parameter Kimia
Parameter Nama Total
Ilmiah Kandungan
1. Derajat Keasaman pH 6-9
2. Besi Fe 30 mg/l
3. Mangan Mn 10 mg/l
4. Barium Ba 5 mg/l
5. Tembaga Cu 5 mg/l
6. Seng Zn 5 mg/l
6+
7. Krom Hexavalen Cr 2 mg/l
8. Krom Total Cr 2 mg/l
9. Kadnium Cd 1 mg/l
10. Merkuri/Raksa Hg 0,005 mg/l
11. Timbal Pb 3 mg/l
12. Timbal Putih Sn 2 mg/l
13. Arsen As 1 mg/l
14. Selenium Se 1 mg/l
15. Nikel Ni 2 mg/l
16. Kobait Co 1 mg/l
17. Sianida CN 1 mg/l
18. Sulfida S 1 mg/l
19. Fluorida F 30 mg/l
20. Klorin Bebas Cl2 1 mg/l
21. Ammonik Bebas NH3 20 mg/l
22. Nitrat NO3 50 mg/l
23. Nitrit NO2 5 mg/l
24. Phospat PO4 20 mg/l
25. Sulfat SO4 500 mg/l
26. COD O2 3000 mg/l
27. BOD O2 1500 mg/l
28. Deterjen MBAS 5 mg/l
29. Phenol C6H5OH 2 mg/l
30. Minyak Lemak 30 mg/l
31. Ammonium NH4 15 mg/l
32. Clorida Cl 500 mg/l
Sumber : PT. Bintang Indo Jaya (2018)
4.11 Sanitasi
Sanitasi yang dilakukan oleh PT. Bintang Indo Jaya meliputi
seluruh bagian perusahaan seperti sanitasi bahan baku, sanitasi
mesin dan peralatan, sanitasi pekerja, sanitasi gedung
81
dan lingkungan, dan sanitasi gudang. Sanitasi bertujuan agar
kebersihan perusahaan tetap terjaga dan meningkatkan kualitas
produk. Menurut Yulianto dan Nurcholis (2015), pengaplikasian
sanitasi mengacu pada tindakan higienis yang dirancang untuk
membuat lingkungan yang bersih dan sehat untuk persiapan,
pengolahan, dan penyimpanan pangan. a. Sanitasi Bahan Baku
82
dan menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Namun ada
beberapa alat yang harus dicuci dengan menggunakan air
panas dalam pembersihannya seperti mixer. Sanitasi seluruh
alat juga rutin dilakukan setiap 1 bulan sekali untuk melihat
kondisi mesin yang digunakan. Pembersihan ini biasanya
dilakukan pada hari minggu dikarenakan tidak adanya kegiatan
produksi sehingga tidak akan mengganggu jalannya produksi.
Menurut Yulianto dan Nurcholis (2015), peralatan dan pencucian
harus dibersihkan secara teratur agar tidak menjadi sumber
kontaminasi, peralatan pembantu lainnya seperti timbangan,
ember, kotak, tong juga harus selalu dibersihkan, bebas minyak,
jamur, sisa makanan, dan kotoran lainnya. Pemeliharaan yang
dilakukan berupa pengecekan secara berkala setiap hari oleh
pegawai yang mengoperasikan mesin tersebut. Pengecekan ini
diawasi oleh pimpinan perusahaan dengan tujuan ketika terjadi
kerusakan dapat segera dilaporkan kepada pihak teknisi dan
segera dilakukan perbaikan apabila diperlukan.
c. Sanitasi Pekerja
Pekerja merupakan salah satu komponen yang sangat
berpengaruh dalam kualitas produk yang dihasilkan. Pekerja
dapat dikatakan sebagai salah satu sumber kontaminan,
sehingga harus dilakukan sanitasi supaya meminimalisir resiko
produk terkontaminasi. Sanitasi yang dilakukan khususnya
untuk karyawan produksi adalah mencuci tangan dengan
menggunakan antiseptik sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas penanganan bahan, proses produksi dan lain
sebagainya. Pada karyawan bagian produksi diharuskan
memakai peralatan pelindung diri seperti haircap, masker,
sarung tangan dan baju khusus produksi. Sedangkan untuk
karyawan logistik yang akan memasuki cold room disarankan
memakai jaket, masker, sarung tangan dan earmuff. Menurut
Yulianto dan Nurcholis (2015), pekerja harus mengenakan
83
penutup rambut untuk melindungi dari kejatuhan rambut atau
ketombe ke alat pengolahan makanan ataupun ke adonan
makanan. Pemakaian topi atau penutup rambut juga dapat
membantu menyerap keringat yang ada di dahi sehingga jatuh
keringat ke makanan dapat dihindari. Selain itu pekerja harus
memelihara kebersihan kuku tangan dan kaki dengan cara
dipotong pendek, rapi, dan bersih. d. Sanitasi Gedung dan
Lingkungan
Sanitasi gedung dan lingkungan perlu dilakukan untuk
mencegah agar tidak ada hama yang dapat mengganggu
aktivitas perusahaan. Sanitasi dilakukan setiap hari dengan
membersihkan seluruh bagian gedung dan lingkungannya
meliputi lantai, dinding dan langit-langit ruangan menggunakan
alat kebersihan seperti sapu, alat pembersih lantai, kain lap dan
lain sebagainya. Setiap saat lantai gedung akan dibersihkan
oleh petugas office boy ketika kondisi lantai kembali kotor.
Selain itu juga, setiap hari sampah akan rutin dibuang ke tempat
sampah yang telah disediakan. Hal ini bertujuan untuk menjaga
kondisi lingungan dan bangunan tetap bersih dan rapi. Selain
didalam gedung, pembersihan juga dilakukan diluar gedung
berupa fogging secara rutin dengan tujuan membasmi hama
maupun serangga. Pada bagian receiving area dan loading area
dipasang tirai dengan tujuan agar barang yang keluar dan
masuk tidak langsung kontak dengan sinar matahari, debu dan
angin dari luar. Selain itu pada area pencucian tray diberikan
jaring-jaring dengan tujuan mencegah agar tidak ada benda
asing, hama maupun serangga yang masuk ke dalam area
tersebut dikarenakan letak area pencucian berada diluar
gedung. Insect trap juga dipasang dibeberapa titik didalam dan
diluar gedung yang digunakan untuk menangkap serangga dan
binatang pengerat yang dapat menggangu aktivitas produksi.
Bagian gedung lain yang perlu diperhatikan adalah ruang
produksi, dimana ruang ini sangat rawan dikarenakan segala
84
kegiatan produksi dilakukan di ruangan ini sehingga sangat
retan terkena kontaminasi. Ruangan ini dibersihkan secara rutin
sesudah kegiatan produksi berakhir dan sebelum proses
produksi dimulai oleh petugas kebersihan yang sedang
bertugas. Semua meja produksi dan peralatan lainnya selalu
dibersihkan setelah selesai digunakan. Pembersihan berada
diakhir dengan tujuan agar tidak mengganggu jalannya kegiatan
produksi. Selain itu di dalam ruang produksi juga disediakan
washing room khusus untuk karyawan produksi. Demi menjaga
lalu lintas karyawan lancar, maka telah disediakan pintu keluar
masuk khusus karyawan produksi. Selain itu juga disediakan
sandal kayu dan rak sandal yang bertujuan untuk menjaga
kesterilan karyawan. Menurut Yulianto dan Nurcholis (2015),
lingkungan harus dijaga kebersihannya dengan cara membuang
sampah secara rutin. Letak tempat sampah harus berjauhan
dengan ruang produksi agar bau sampah tidak
mengontaminasi. Kebersihan gedung juga harus dijaga dengan
cara dibersihkan secara rutin agar bakteri tidak berkembang
biak. e. Sanitasi Gudang
Sanitasi gudang dilakukan secara rutin untuk menghindari
kerusakan barang dan tetap menjaga kebersihan gudang. Hal
yang dilakukan yaitu pembersihan lantai dengan sapu dan
vacuum cleaner, pembersihan dinding dari debu dan sarang
laba-laba, serta pembersihan langit-langit gudang dari debu dan
menutup lubang apabila ada lubang yang dibuat oleh tikus.
Setiap gudang didesain sesuai dengan spesifikasi bahan baku
dan diberi trap khusus tikus dan hama. Menurut Yulianto dan
Nurcholis (2015), lantai pada gudang harus dalam kondisi kering
dan bersih dari air maupun minyak. Ventilasi juga harus rutin
dibersihkan agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik,
pintu dan jendela harus selalu dalam keadaan tertutup agar
tidak terjadi kontaminasi dari luar. Langit-langit harus selalu
dibersihkan dari debu maupun sarang yang dibuat laba-laba.
85
Pencahayaan dalam ruangan harus cukup untuk menerangi
seluruh ruangan. Selain itu juga terdapat kipas yang digunakan
sebagai pengatur kelembapan dan sirkulasi udara di dalam
gudang.
4.13 Pengemasan
Produk yang dihasilkan oleh PT. Bintang Indo Jaya
merupakan produk frozen dough sehingga untuk pengemasan
primernya dari bagian produksi menggunakan plastik. Isi dalam
setiap plastiknya berbeda-beda tergantung dengan produk yang
dikemas. Setiap plastik untuk Mexican Bun berisi 45 buah,
Buttermilk dan Chocolate Boy berisi 40 buah, Kariboy berisi 32
buah, Pastry berisi 30 buah serta Oriental Pizza sebanyak 35
buah. Kemudian dari plastik-plastik tersebut akan diletakkan
didalam tray dan akan disimpan didalam cool room sampai
proses distibusi. Setiap tray untuk produk Rotiboy dan Oriental
Pizza berisi 10 pack sedangkan untuk Pastry sebanyak 40 pack.
Ketika produk frozen dough telah beda di outlet maka akan
langsung dimasukkan kedalam oven dan dikemas dengan
86
menggunakan paperbag berwarna kuning dan coklat sebagai
kemasan primernya. Kemasan sekunder Rotiboy terdapat dua
macam yaitu plastik kresek Rotiboy dan kardus Rotiboy. Apabila
pembelian dibawah 15 buah maka akan dikemas dengan
menggunakan plastik kresek, sedangkan pembelian sama
dengan atau lebih dari 15 maka menggunakan kardus Rotiboy.
87
88
BAB V TUGAS KHUSUS
89
masing departemen dan direktur. Tujuan dilakukannya penilaian
kinerja pada PT. Bintang Indo jaya adalah sebagai berikut :
1. Mengukur kemampuan karyawan dalam dalam menjalankan
pekerjaannya masing-masing.
2. Mempertahankan dan meningkatkan produktivitas.
3. Menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk
merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya,
berdasarkan umpan balik hasil kinerja.
4. Merencanakan kebutuhan pelatihan dan mengetahui dampak
dari dari program pelatihan.
Menurut Nurmianto dan Nurhadi (2008), terdapat 2 tujuan
pokok penilaian prestasi kinerja yaitu :
1. Tujuan administrasi personalia
a. Dasar pembuatan keputusan manajemen mengenai
promosi, mutasi, demosi, dan pemberhentian pegawai
b. Dasar pemberian balas jasa
c. Dasar menetapkan program pendidikan dan pelatihan
guna mendukung mendukung efektivitas unit kerja
organisasi
d. Dasar penetapan kriteria untuk seleksi dan penetapan
pegawai
e. Memberikan data mengenai produktivitas organisasi
secara keseluruhan atau unit kerja dan individu pegawai
khusus.
2. Tujuan bimbingan dan konseling
a. Forum pembimbingan dan konseling antara atasan dan
bawahannya untuk memperbaiki dan mengembangkan
kecakapan pegawai
b. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan pegawai
sebagai dasar pertimbangan untuk melibatkan pegawai
pada program pelatihan dan pengembangan karyawan
c. Alat untuk mendorong dan membiasakan para atasan
untuk mengamati perilaku kinerja pegawai sebagai
90
totalitas dan daat diketahui minat, bakat dan kemampuan
serta kebutuhan pegawainya.
d. Alat untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai
sehingga dapat mencapai kinerja yang baik dalam rangka
pencapaian tujuan unit kerja dan organisasi.
91
5. Evaluasi hasil penilaian kinerja
Evaluasi hasil merupakan pemberian umpan balik kepada
karyawan. Hasil kinerja karyawan diserahkan kepada bagian
Departemen HRD untuk di cek konfirmasi. Kemudian akan
diserahkan kepada Direktur. Hasil penilaian kinerja akan
dikomunikasikan dengan karyawan yang bersangkutan agar
mengetahui hasil kinerjanya selama 1 tahun. Selain itu juga
untuk mengetahui harapan perusahaan sehingga karyawan
dapat mempertahankan maupun memperbaiki serta
meningkatkan kinerjanya.
Menurut Sami’an (2008), tahapan penilaian kinerja
memiliki beberapa tahapan yang dapat ditunjukkan pada
Gambar 5.1.
93
penilaian oleh atasan masing-masing departemen. Dalam hal
ini, kinerja staf yang ada di kantor akan dinilai oleh manajer.
Sedangkan untuk karyawan yang ada di outlet akan dinilai oleh
SPV masing-masing outlet. Pada penilaian kinerja yang
dilakukan oleh atasan rawan akan tingginya subjektivitas yang
menyebabkan bias penilaian. Bias penilaian dapat menghambat
tercapainya suatu tujuan organisasi dimana perusahaan
menginginkan SDM yang berkualitas. Apabila hasil penilaian
tidak akurat, maka SDM yang dinilai tidak mengalami
peningkatan kemampuan kerja dan dapat berakibat penurunan
produktivitas kerja. Namun pada PT. Bintang Indo Jaya
menerapkan penilaian secara objektif untuk menghindari adanya
bias penilaian tersebut.
Menurut Ayun (2011), penilaian kinerja karyawan oleh
atasan diasumsikan bahwa atasan langsung adalah orang yang
secara langsung mengetahui pekerjaan bawahannya sehingga
akan mampu memberikan penilaian kinerja secara realistis,
objektif, dan adil. Atasan menilai kinerja karyawan untuk
mengetahui tindakan apa yang sudah dilakukan atau yang akan
dilakukan selanjutnya. Umpan balik yang spesifik dari atasan
akan memudahkan karyawan untuk membuat perencanaan
kerja serta keputusan yang lebih efektif untuk kemajuan
perusahaan.
94
Gambar 5.2 Sistem Penilaian Kinerja Karyawan
Sumber : PT. Bintang Indo jaya (2018)
Mekanisme penilaian oleh atasan yang dilakukan di PT.
Bintang Indo Jaya yaitu bagian HRD akan menyerahkan lembar
penilaian kepada penilai yaitu manajer departemen masing-
masing setiap Bulan November. Kemudian manajer akan
menilai secara objektif, transparan dan timbal balik terhadap
kinerja karyawan baik kinerja selama 1 tahun, masa kontrak
maupun selama masa percobaan. Kemudian manajer akan
mengkomunikasikan dengan karyawan yang bersangkutan.
Kemudian manajer akan menyerahkan hasil penilaian kepada
HRD untuk cek konfirmasi dan dikelola menjadi laporan kinerja.
Selanjutnya HRD akan menyerahkan laporan kinerja kepada
Direktur untuk dilakukan pengesahan. Kemudian Direktur akan
mengkomunikasikan dengan seluruh manajer, direksi finance
dan manajer HRD untuk melakukan evaluasi. Evaluasi ini dapat
memberikan efek langsung kepada karyawan, organisasi dan
manajemen. Evaluasi yang dilakukan beranekaragam sesuai
dengan nilai yang diperoleh oleh karyawan.
95
5.5 Instrumen Penilaian
Penilaian kinerja karyawan merupakan bahan evaluasi
sangat penting bagi karyawan, atasan ataupun manajemen
perusahaan. Dalam penilaian kinerja karyawan diperlukan
sebuah instrumen yang dapat membantu jalannya penilaian.
Instrumen penilaian kinerja digunakan untuk mencatat hasil
penilaian kinerja yang dilakukan sehingga penilaian dapat
dipertanggungjawabkan.
Instrumen yang digunakan PT. Bintang Indo jaya untuk
melakukan penilaian kinerja yaitu lembar penilaian yang disebut
dengan DP2K (Daftar penilaian Prestasi Kerja). DP2K dibagi
menjadi 3 yaitu untuk penilaian kinerja level dibawah assistant
supervisor (leader), level assistant supervisor (leader) keatas
dan level sekretaris, clerk dan administrasi. Form penilaian
kinerja karyawan dapat dilihat pada Lampiran 15, Lampiran 16
dan Lampiran 17. Pada lembar DP2K tersebut terdapat aspek-
aspek yang menjadi kriteria penilaian antara lain:
1. Produktivitas
Produktivitas terdapat dalam penilaian semua level dengan
presentase yang berbeda-beda. Pada level dibawah
assistant supervisor (leader) presentasenya 70%, level
assistant supervisor (leader) keatas presentasenya 50% dan
level sekretaris, clerk dan administrasi presentasenya 50%.
Produktivitas kerja meliputi kualitas hasil kerja, kuantitas hasil
kerja, profesionalisme, dan inisiatif.
2. Kepribadian
kepribadian terdapat dalam penilaian semua level dengan
presentase yang berbeda-beda pula. Pada level dibawah
assistant supervisor (leader) presentasenya 30%, level
assistant supervisor (leader) keatas presentasenya 20% dan
level sekretaris, clerk dan administrasi presentasenya 20%.
Kepribadian meliputi integrity, kerjasama tim, etiket, disiplin
dan kehadiran serta 5S dan K3.
96
3. Managerial
Managerial hanya terdapat pada penilaian level assistant
supervisor (leader) keatas. Presentase untuk managerial
sebesar 30%. Managerial meliputi kemampuan perencanaan,
kemampuan inovasi, kemampuan pengawasan dan
kemampuan memimpin.
4. Kemampuan Khusus
Kemampuan khusus hanya terdapat pada penilaian level
sekretaris, clerk dan pegawai administrasi. Presentase untuk
kemampuan khusus sebesar 30%. Kemampuan khusus
meliputi kemampuan untuk mengelola tentang kearsipan.
Pembuatan lembar penilaian kinerja merupakan salah
satu usaha untuk memberikan solusi bagi perusahaan dalam
melakukan proses atau sistem penilaian kinerja terhadap
karyawan. Hal yang dapat terlihat dari pembuatan lembar
penilaian adalah faktor-faktor yang telah sesuai dengan perilaku
kinerja masing-masing bagian. Selanjutnya akan dilakukan
dokumentasi penilaian untuk mengetahui kesesuaian dari faktor-
faktor penilaian tersebut dengan kenyataan di lapangan
(Wijayanti dan Supra, 2012).
97
Nilai maksimal yang diberikan pada setiap faktor yaitu sebesar 5
dengan grade A. Nilai ini diberikan ketika pada faktor kualitas
hasil kerja menghasilkan semua hasil pekerjaannya selalu dapat
dipertanggung jawabkan, secara konsisten selalu baik dan
memuaskan sesuai yang diharapkan, tidak ada reject dan
kesalahan kerja serta sangat kompeten dalam mengatur seluruh
sarana kerja, dokumen/arsip atau hasil kerja lainnya tertata
dengan sangat rapih, tidak pernah terjadi dokumen/arsip/ hasil
kerja lainnya yang tercecer/tidak lengkap/hilang. Sehingga
penilai dapat memberikan nilai mulai dari 0 hingga 5 sesuai
dengan kinerja karyawan. Nilai pada masing-masing faktor
dijumlahkan kemudian dibagi dengan banyaknya faktor pada
setiap kriteria. Hasil dari pembagian dikalikan dengan
presentase setiap kriteria. Kemudian hasil akhir dari penilaian
kinerja ini diperoleh dengan menambahkan hasil dari masing
kriteria.
Menurut Jumaizi (2015) menyatakan bahwa metode rating
scale adalah metode penilaian kinerja yang menggunakan skala
untuk mengukur faktor-faktor kinerja. Metode rating scale
merupakan pendekatan yang digunakan untuk melakukan
penilaian terhadap pegawai berdasarkan faktor-faktor tertentu.
Penilai akan menilai kinerja pegawainya dengan mennggunakan
skala yang sesuai dengan kriteria kinerja tertentu. Skala yang
ditetapkan dari terendah hingga yang tertinggi.
Metode rating scale adalah sebuah metode penilaian yang
membidik pada kombinasi insiden kritis dan peringkat (quantified
ratings) menggunakan skala yang menggambarkan secara
spesifik tentang kinerja yang baik dan buruk. Metode ini bisa
menjadi solusi yang tepat. Hal ini disebabkan metode ini sangat
akurat dalam menilai perilaku kerja setiap karyawan (Dessler,
2013). Kelebihan dari rating scale yaitu mudah digunakan,
memiliki ukuran yang lebih akurat, standar yang lebih jelas,
dapat mengetahui intensitas dan gambaran keadaan
98
suatu kejadian, dapat mengkonfirmasikan antara realitas
dengan persepsi subjektif rater, umpan balik yang memudahkan
penjelasan peringkat pada yang dinilai, memiliki dimensi
independen, dan konsistensi (Evita dkk, 2017).
99
Pada PT. Bintang Indo Jaya terdapat tiga kategori tenaga
kerja berdasarkan standar penilaian diatas. Kategori tersebut
yaitu Under Perfomance, Performance dan High Performance.
Tenaga kerja termasuk dalam Under Performance ketika
memiliki nilai kurang dari 3. Tenaga kerja dianggap termasuk
dalam Performance ketika memiliki nilai diantara 3 sampai
dengan 4. Kategori High Performance diberikan kepada tenaga
kerja yang memiliki nilai lebih dari 4. Pada kategori Under
Perfomance akan dilakukan evaluasi dengan melihat nilai dari
tenaga kerja tersebut. Ketika memiliki nilai diantara 2 sampai
dengan 3, maka biasanya akan dilakukan evaluasi berupa
pendampingan atau training. Sedangkan untuk yang memiliki
nilai kurang dari 2 maka akan dilakukan evaluasi berupa
terminalisasi atau rasionalisasi. Sedangkan pada kategori High
Perfomance dapat dijadikan kandidat second layer atau bahkan
dapat dipromosikan.
100
kinerjanya atau meningkatkan kinerjanya sesuai harapan
perusahaan. Bonus akan diberikan kepada karyawan yang
memiliki hasil penilaian dengan kategori baik sekali (4,75 – 5).
2. Promosi, Demosi dan Mutasi
Menurut Umar (2007) promosi merupakan perpindahan
karyawan dari suatu jabatan lain ke yang lebih tinggi.
Perusahaan memiliki wewenang untuk melakukan promosi
kepada karyawan yang memiliki prestasi kerja yang baik.
Kegiatan promosi ini memberikan kesempatan kepada
karyawan untuk membenagun jalur karirnya ke janjang yang
lebih tinggi. Demosi adalah penurunan jabatan dalam suatu
instansi yang biasa dikarenakan oleh berbagai hal. Contoh
demosi pada PT. Bintang Indo Jaya adalah seorang SPV outlet
yang turun jabatan menjadi seorang baker/kasir dikarenakan
masih dirasa kurang mumpuni untuk menjadi seorang SPV.
Sedangkan mutasi atau transfer adalah perpindahan pekerjaan
seseorang dalam suatu organisasi yang memiliki tingkat level
yang sama dari posisi perkerjaan sebelum mengalami pindah
kerja. Mutasi bertujuan untuk memberikan pengetahuan baru
kepada karyawan. Contoh mutasi adalah perpindahan dari
Departemen HRD ke Departemen Marketing. Form rekomendasi
promosi, demosi dan mutasi dapat dilihat pada Lampiran 18.
3. Pelatihan
Pelatihan adalah sebuah kegiatan yang dirancang untuk
meningkatkan kinerja karyawan. Pelatihan diberikan kepada
karyawan untuk mambantu karyawan dalam menguasai
kecakapan dan keterampilan dalam bidang kerjanya. Pelatihan
yang dilakukan terdapat 2 macam yaitu pelatihan untuk masing-
masing departemen dan pelatihan untuk seluruh departemen
oleh departemen HRD. Pelatihan untuk masing-masing
departemen berbeda sesuai dengan kebutuhan. Contoh
pelatihan yang pernah dilakukan yaitu Leadership training.
101
Pemberian umpan balik dilakukan oleh jajaran manajer
PT. Bintang Indo jaya melalui beberapa pertimbangan. Hasil dari
evaluasi penilaian kinerja akan memberikan kesempatan
kepada karyawan untuk mempertahankan dan memperbaiki
kinerjanya. Hasil penilaian kinerja pada PT. Bintang Indo jaya
hingga saat ini berjalan dengan baik dan karyawan dapat
meningkatkan hasil kinerjanya dengan adanya penilaian kinerja.
Evaluasi penilaian merupakan pemberian umpan balik
kepada pegawainya mengenai aspek unjuk kerja yang harus
diubah dan dipertahankan serta berbagai tindakan yang terus
diambil, baik oleh organisasi maupun pegawai dalam upaya
perbaikan kinerja ada masa yang akan datang (Hariandja,
2007). Reward merupakan sesuatu yang diterima oleh karyawan
atas apa yang telah dikerjakan bagi perusahaan, dengan kata
lain balas jasa kepada karyawan. Reward menjadi alat motivasi
kepada karyawan agar prestasi karyawan meningkat dan
tercapainya tujuan perusahaan (Kinasih, 2014).
102
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
PT Bintang Indo Jaya merupakan salah satu perusahaan
yang memproduksi Frozen Dough. Perusahaan ini terletak di
Rungkut Industri III/34B Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan ini
menetapkan struktur organisasi lini dan staf. Tenaga kerja di
perusahaan ini diklasifikasikan menjadi 2 yaitu Tenaga Kerja
Tetap dan Tenaga Kerja Kontrak. Proses produksi perusahaan
ini termasuk dalam proses produksi continuous. Mesin dan
peralatan yang digunakan diletakkan berdasarkan proses
(Process Layout) dengan aliran bahan zig-zag. Pengendalian
mutu dilakukan mulai bahan baku, proses produksi hingga
produk akhir. Pengolahan limbah perusahaan dikelola langsung
oleh PT SIER. Segmentasi produk meliputi 4 varian rasa yaitu
Rotiboy, Buttermilk Boy, Chocolate Boy dan Kariboy dengan
target pemasaran ibu rumah tangga dan anak-anak serta
menempati posisi sebagai Market Leader. Pengendalian Mutu
produk akhir dilakukan sesuai dengan SOP yang ditetapkan.
Perusahaan menjunjung tinggi kesehatan dan keselamatan
kerja bagi karyawan serta pengemasan yang dilakukan hingga
kemasan sekunder. Permasalahan terkait penilaian kinerja di
PT. Bintang Indo Jaya terdapat 2 macam yaitu penilaian akhir
tahun dan penilaian berdasarkan masa habis kontrak. Penilaian
berdasarkan masa habis kontrak dibagi menjadi 2 yaitu
karyawan masa percobaan dan karyawan kontrak. Penilaian
dilakukan oleh atasan sesuai dengan SOP yang berlaku.
6.2 Saran
Penilaian jenis atasan memiliki potensi untuk dilakukan
secara subjektif sehingga sangat rawan dengan adanya bias
penilaian. Tingkat keobjektifan atasan harus ditekankan untuk
mendapatkan kualitas pekerja yang baik. Penilaian oleh teman
sejawat perlu dilakukan untuk memperkecil bias penilaian.
103
104
DAFTAR PUSTAKA
105
Dachkevitch, T and Jean C.A. 2007. Prediction of Baking
Quality of Bread Wheats in Breeding Programs by
Size Exclusion High Performance Liquid
Chromatography. Journal Coreal Chem. Vol 66 (6) :
448-456
106
Herjanto, E. 2008. Manajemen Operasi (Edisi Ketiga).
Grasindo. Jakarta
107
Kemiri Menggunakan Variable Frequency Drive
(VFD). Jurnal Hasil Penelitian Industri. Vol 23(1) : 1-7
Pareyt, B., Sean, M.F., Joke, A.P and Jan AD. 2011. Lipids in
Bread Making: Sources, Interactions, and Impact on
Bread Quality. Journal of Cereal Science. Vol 54 (1) :
266-279
108
Pradana, E dan Nurcahyo, CB. 2014. Analisa Tata Letak
Fasilitas Proyek Menggunakan Activity Relationship
Chart dan Multi-Objectives Function Pada Proyek
Pembangunan Apartemen De Papilio Surabaya.
Jurnal Teknik Pomits. Vol 3 (2) : 131-136
109
Veteriner Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran.
Bandung.
110
Wangsadinata, W dan Suprayitno, G. 2008. Jembatan dan
Menjembatani. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta
111
LAMPIRAN
112
Lampiran 1 Log Sheet PKL
113
(Lanjutan) Lampiran 1 Log Sheet PKL
114
(Lanjutan) Lampiran 1 Log Sheet PKL
115
UT
AR
A
UniversitasIslamNegeri J
l
.
R R
u
a m
a
h
y S
a
k
a i
t
BankB Jl. Rungkut Industri I
R
J o
y
a
e RI l
S
Trakindo
116
UtamaSBYPTUnileverIndone
siaTbk
Lampiran 2 Denah Lokasi Perusahaan
DARIARAH
SIDOARJO PTBintangIn
doJaya
Lampiran 3 Peta Lokasi Perusahaan
117
Lampiran 4 Struktur Organisasi
118
Lampiran 5 Prosedur Permintaan Karyawan Baru
119
Lampiran 6 Prosedur Penerimaan Karyawan
120
Lampiran 7 Tata Letak PT. Bintang Indo Jaya
121
Lampiran 8 Flow Chart Proses Produksi
122
Lampiran 9 Diagram Alir Pembuatan Frozen Dough
Tepung
Ditimbang
Diaduk
Margarin
Diuji standar rasa
Isian Dimasukkan
Disimpan dalam
chiller
Hasil
123
Lampiran 10 Kondisi Fisik Produk Akhir
124
Lampiran 11 Sertifikat HACCP
125
Lampiran 12 Sertifikat HALAL MUI
126
Lampiran 13 Form Penilaian Karyawan Kontrak
127
Lampiran 14 Form Penilaian Karyawan Masa Percobaan
128
Lampiran 15 Form Penilaian Karyawan Level Dibawah
Assistant Supervisor (Leader)
129
(Lanjutan) Lampiran 15 Form Penilaian Karyawan
Level Dibawah Assistant Supervisor (Leader)
130
Lampiran 16 Form Penilaian Karyawan Level Assistant
Supervisor (Leader) Keatas
131
(Lanjutan) Lampiran 16 Form Penilaian Karyawan
Level Assistant Supervisor (Leader) Keatas
132
(Lanjutan) Lampiran 16 Form Penilaian Karyawan
Level Assistant Supervisor (Leader) Keatas
133
Lampiran 17 Form Penilaian Karyawan Level Sekretaris,
Clerk dan Admin
134
(Lanjutan) Lampiran 17 Form Penilaian Karyawan
Level Sekretaris, Clerk dan Admin
135
(Lanjutan) Lampiran 17 Form Penilaian Karyawan
Level Sekretaris, Clerk dan Admin
136
Lampiran 18 Form Rekomendasi Promosi, Demosi dan Mutasi
137
(Lanjutan) Lampiran 18 Form Rekomendasi Promosi, Demosi
dan Mutasi
138