TOPIK
JUDUL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya
pembangunan yang berkesinambungan dan meliputi seluruh kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas
mewujudkan tujuan nasional. Pelaksanaan pembangunan mencakup
aspek kehidupan bangsa yaitu aspek politik, ekonomi, sosial budaya
dan pertahanan keamanan secara berencana, menyeluruh, terarah,
terpadu, bertahap dan berkelanjutan untuk memacu peningkatan
kemampuan nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan yang
sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang lebih maju. Untuk
mengejar ketertinggalan infrastruktur dengan negara lain dan
peningkatan ekonomi, Presiden RI Joko Widodo mencanangkan
berbagai prioritas program pembangunan, dan salah satunya adalah
pembuatan jalan tol atau jalan bebas hambatan.
Pembuatan jalan tol atau jalan bebas hambatan sangat vital
untuk meningkatkan volume perdagangan dan arus investasi barang
dan jasa, karena hambatan pada arus barang dan jasa di jalan dapat
2
C. Pokok-pokok Persoalan
Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka pokok-pokok
persoalan yang akan di bahas dalam NKP ini merujuk pada teori
manajemen menurut G.R Terry yaitu;
1. Bagaimana perencanaan sinergisitas pemberantasan mafia tanah
oleh Polres Pelabuhan Belawan ?
2. Bagaimana pelaksanaan sinergisitas pemberantasan mafia tanah
oleh Polres Pelabuhan Belawan dengan BPN Sumut ?
3. Bagaimana pengawasan sinergisitas pemberantasan mafia tanah
oleh Polres Pelabuhan Belawan dengan BPN Sumut ?
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan NKP ini dibatasi pada upaya Polres Pelabuhan
Belawan untuk mengoptimalisasi sinergisitas pemberantasan mafia
tanah oleh Polres Pelabuhan Belawan dengan BPN Sumut agar dapat
mengakselerasi pembuatan jalan tol Medan-Belawan di wilayah
Belawan tahun 2019.
E. Maksud, Tujuan, dan Manfaat
1. Maksud penulisan ini adalah untuk menganalisa dan mengkaji
optimalisasi sinergisitas pemberantasan mafia tanah oleh Polres
Pelabuhan Belawan dengan BPN Sumut agar dapat
mengakselerasi pembuatan jalan tol Medan-Belawan.
2. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah
strategis agar dapat mengoptimalkan pemberantasan mafia tanah
oleh Polres Pelabuhan Belawan dengan BPN Sumut.
3. Manfaat;
a. Manfaat teoritis : Manfaat teoritis tulisan ini adalah untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dengan memahami
fenomena yang terjadi.
b. Manfaat praktis : Manfaat praktis tulisan ini untuk
mengoptimalkan pemberantasan mafia tanah di Belawan.
F. Metode dan pendekatan penulisan
Metode penulisan ini menggunakan metode deskriptif analisis
secara komprehensif dan integral. Penguraian masalah dengan
4
H. Pengertian-pengertian
1. Optimalisasi menurut KBBI artinya terbaik, tertinggi, paling
menguntungkan.
2. Sinergisitas menurut KBBI adalah kesinergisan yaitu suatu bentuk
dari sebuah proses atau interaksi yang menghasilkan suatu
keseimbangan yang harmonis
3. Pemberantasan menurut KBBI berarti proses, cara, perbuatan
membasmi.
4. Mafia tanah merujuk pada makna mafia menurut KBBI yang artinya
perkumpulan rahasia yang bergerak dibidang kejahatan, mafia
tanah mengatasnamakan pemilik tanah untuk mencari keuntungan
bagi pribadi atau kelompoknya.
5. Akselerasi menurut KBBI artinya proses mempercepat.
6. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya
pembangunan yang berkesinambungan dan meliputi seluruh
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan
tugas mewujudkan tujuan nasional.
5
BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN
5
6
BAB III
KONDISI FAKTUAL PENANGANAN ODOL OLEH POLRES
PELABUHAN BELAWAN DENGAN DISHUB
7
8
Diagram 3.3
Data Pers yang pernah mengikuti Dik/Lat Lalu Lintas
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Lalu Lintas Sabhara Bag Ops Sumda
BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANGANGAN ODOL
OLEH POLRES PELABUHAN BELAWAN DENGAN DISHUB
2. Kelemahan (Weakness):
11
12
BAB V
KONDISI IDEAL PENANGANAN ODOL OLEH POLRES PELABUHAN
BELAWAN DENGAN DISHUB
13
14
Dishub namun juga oleh stake holder terkait, termasuk pemerintah sebagai
penyusun regulasi, akademisi dan pengamat dibidang lalu lintas untuk
memberikan sumbangsih pada penyelesaian permasalahan ODOL tersebut.
Agar tidak ada lagi nyawa yang melayang sia-sia di jalanan, serta tetap
terjaganya infrastruktur jalan, namun tanpa mengabaikan arus investasi
disuatu daerah demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian setelah menganalisa kondisi faktual dan faktor-
faktor yang mempengaruhi terhadap penanganan ODOL oleh Polres
Pelabuhan Belawan dengan Dishub, maka kondisi ideal yang diharapkan
adalah sebagai berikut:
A. Kondisi perencanaan penanganan ODOL oleh Polres Pelabuhan
Belawan;
1. Menyusun Renja tahunan Polres dengan menentukan pioritas
pada kegiatan yang beresiko membahayakan keamanan dan
keselamatan lalu lintas
2. Mengorganisir personil dan melibatkan back up dari fungsi lain
seperti Sabhara sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
3. Menyusun rencana penggunaan anggaran dengan pelaksanaan
giat terpadu, mulai dari sosialisasi, pembinaan, hingga penindakan
di lapangan
4. Mengoptimalkan sarana prasarana yang ada dengan tambahan
peralatan dari instansi terkait guna efektivitas penindakan oleh
personil
5. Peningkatan kemampuan personil dalam penindakan dengan
melatih responsivitas personil dan Teknik serta metode
penanganan ODOL
B. Kondisi pelaksanaan penanganan ODOL oleh Polres Pelabuhan
Belawan dengan Dishub;
1. Perkuat HTCK personil dengan libatkan satfung lain dan personil
Dishub sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
2. Pembuatan MOU antara Polres Pelabuhan Belawan dengan
Dishub untuk mempermudah koordinasi dan akuntabilitas
penggunaan anggaran.
15
BAB VI
PEMECAHAN MASALAH
16
17
0.5000 1.80
3. Dari hasil EFAS dan IFAS didapatkan posisi organisasi pada sel 5a.
Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal. maka respon organisasi
yaitu dengan cara meningkatkan koordinasi.
18
A. Visi
Terwujudnya manajemen penanganan Over Dimensi Over
Loading (ODOL) oleh Polres Pelabuhan Belawan dengan Dinas
Perhubungan
B. Misi
1. Mewujudkan perencanaan penanganan ODOL oleh Polres P
Belawan
2. Menyelenggarakan pelaksanaan penanganan ODOL oleh Polres
P Belawan
3. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian penanganan
ODOL oleh Polres P Belawan dengan Dishub
C. Tujuan
1. Terwujudnya perencanaan penanganan ODOL oleh Polres P
Belawan
2. Terselenggaranya pelaksanaan penanganan ODOL oleh Polres P
Belawan dengan Dishub
3. Terselenggaranya pengawasan dan pengendalian penanganan
ODOL oleh Polres P Belawan dengan Dishub
D. Sasaran
1. Sasaran Jangka Pendek:
a. Kurangnya pengawasan terhadap penanganan ODOL oleh
personil dapat menimbulkan penyalahgunaan wewenang.
b. Kolaborasi antara Polres dengan stake holder terkait lainnya
seperti jasa marga, Pemkot, Akademisi termasuk Asosisasi
pengusaha angkutan dan industri belum berjalan baik
c. Responsivitas personil dalam melakukan pengamatan
terhadap pelanggaran ODOL dinilai masih kurang responsif
d. Karakter pelaku usaha di Belawan yang sulit diatur dan selalu
menggunkan kekuasaan untuk mempengaruhi regulasi
maupun petugas di lapangan
e. Koordinasi Polres dengan Dinas perhubungan masih lemah
khususnya dalam penindakan dan antisipasi terhadap ODOL.
19
E. Strategi
Selanjutnya dalam upaya mendapatkan strategi alternatif untuk
menjalankan program yang ada, dilakukan melalui matriks TOWS
STRENGHT
IFAS
1 Ada analisa tugas bagi anggota intelijen untuk 1 Belum adanya Reward bagi personil yang dinilai berhasil untuk
2 Sudah ada penentuan tugas kepada personil Intelijen 2 Sarana persiapan penggalangan belum optimal, karena
3 Kolaborasi antara Satuan fungsi terkait di Polres 3 Koordinator komando dan pengendalian terhadap
EFAS 4 Operasi intelijen untuk penggalangan telah 4 Pengetahuan personil terhadap penggalangan intelijen masih
5 Intensifikasi berupa variasi penggunaan teknik 5 Kurangnya Pengawasan secara berjenjang mulai dari sponsor,
1 Koordinasi Kodim-Polres Pelabuhan Belawan dalam menghimbau masyarakat dan mewujudkan Kamtibmas berjalan dengan baik
Adanya Perkaba Intelkam Polri nomor 3 tahun 2013 tentang Penggalangan
2
Intelijen Polri untuk menjadi pedoman teknis
Aparatur kelurahan bersama Bhabinkamtibmas telah mendirikan pos-pos pantau
3
di titik rawan berkumpulnya massa STRATEGI SO
Adanya kemajuan IT untuk membantu monitoring lokasi tawuran melalui CCTV
4 (KUAT - KUAT)
online atau call center STRATEGI WO
Dukungan Toga, Tomas dan Todat untuk bersama-sama Polres melakukan
5 (LEMAH - KUAT)
penggalangani dan mencegah tawuran
STRATEGI ST STRATEGI WT
1 Kultur maupun budaya masyarakat yang sulit dilepaskan dari minuman
keras/tuak
2 Warga memiliki ikatan yang kuat dan kesamaan sikap sehingga sulit untuk
STRATEGI ST STRATEGI WT
3 Analisa sasaran bahwa Tawuran sudah dianggap sebagai tradisi yang turun
4 Situasi sasaran tempat lokasi tawuran adalah jalan protokol yang banyak dilalui (KUAT - LEMAH) (LEMAH - LEMAH)
5 Jarak antar kampung yang bertikai sangat dekat hanya di batasi lebar sungai dan
STRENGHT
IFAS Ada analisa tugas bagi anggota intelijen untuk mengetahui akar penyebab munculnya tawuran dan bagaimana
mengatasinya
Sudah ada penentuan tugas kepada personil Intelijen dan Bhabinkamtibmas untuk mencegah terjadinya tawuran
EFAS Kolaborasi antara Satuan fungsi terkait di Polres bersama Bhabinkamtibmas dapat menyuplai kebutuhan informasi
terhadap perkembangan situasi
Operasi intelijen untuk penggalangan telah terdukung melalui anggaran manajemen strategi kemanan dan ketertiban pada
DIPA RKA-KL
Intensifikasi berupa variasi penggunaan teknik penggalangan secara tertutup dan terbuka telah dilaksanakan
STRATEGI ST
1 S1 - T1 : Ada analisa tugas bagi anggota intelijen untuk mengetahui akar penyebab munculnya tawuran dan bagaimana mengatasinya --- Kultur maupun budaya masyarakat yang sulit dilepaskan:dariKoordinasi minuman keras/tuak
THREAT 2 S1 - T2 : Ada analisa tugas bagi anggota intelijen untuk mengetahui akar penyebab munculnya tawuran dan bagaimana mengatasinya --- Warga memiliki ikatan yang kuat dan kesamaan sikap sehingga sulit untuk disusupi oleh personil
: Pembinaan
3 S1 - T3 : Ada analisa tugas bagi anggota intelijen untuk mengetahui akar penyebab munculnya tawuran dan bagaimana mengatasinya --- Analisa sasaran bahwa Tawuran sudah dianggap sebagai: tradisi yang turun menurun bahkan ada kebanggaan apabila berhasil men
Penguatan
Kultur maupun budaya masyarakat yang sulit dilepaskan dari minuman 4 S1 - T4 : Ada analisa tugas bagi anggota intelijen untuk mengetahui akar penyebab munculnya tawuran dan bagaimana mengatasinya --- Situasi sasaran tempat lokasi tawuran adalah jalan protokol yang banyak dilalui oleh kendaraan dan bisa menimbulkan korban salah
: Pencegahan
keras/tuak Ada analisa tugas bagi anggota intelijen untuk mengetahui akar penyebab munculnya tawuran dan bagaimana mengatasinya --- Jarak antar kampung yang bertikai sangat dekat hanya di: batasi lebar sungai dan rel kereta
5 S1 - T5 : Pemberdayaan
6 S2 - T1 : Sudah ada penentuan tugas kepada personil Intelijen dan Bhabinkamtibmas untuk mencegah terjadinya tawuran --- Kultur maupun budaya masyarakat yang sulit dilepaskan dari minuman: keras/tuak
Penguatan
Warga memiliki ikatan yang kuat dan kesamaan sikap sehingga sulit 7 S2 - T2 : Sudah ada penentuan tugas kepada personil Intelijen dan Bhabinkamtibmas untuk mencegah terjadinya tawuran --- Warga memiliki ikatan yang kuat dan kesamaan sikap sehingga sulit untuk disusupi oleh personil
: Pembinaan
untuk disusupi oleh personil
8 S2 - T3 : Sudah ada penentuan tugas kepada personil Intelijen dan Bhabinkamtibmas untuk mencegah terjadinya tawuran --- Analisa sasaran bahwa Tawuran sudah dianggap sebagai tradisi yang: turun menurun bahkan ada kebanggaan apabila berhasil menimbulkan ker
Pengawasan
9 S2 - T4 : Sudah ada penentuan tugas kepada personil Intelijen dan Bhabinkamtibmas untuk mencegah terjadinya tawuran --- Situasi sasaran tempat lokasi tawuran adalah jalan protokol yang banyak dilalui oleh kendaraan dan bisa menimbulkan korban salah sasaran
: Penangkalan
Analisa sasaran bahwa Tawuran sudah dianggap sebagai tradisi yang
turun menurun bahkan ada kebanggaan apabila berhasil menimbulkan
10 S2 - T5 : Sudah ada penentuan tugas kepada personil Intelijen dan Bhabinkamtibmas untuk mencegah terjadinya tawuran --- Jarak antar kampung yang bertikai sangat dekat hanya di batasi lebar: sungai dan rel kereta
Penggalangan
kerugian harta/korban jiwa pada pihak lawan 11 S3 - T1 : Kolaborasi antara Satuan fungsi terkait di Polres bersama Bhabinkamtibmas dapat menyuplai kebutuhan informasi terhadap perkembangan situasi --- Kultur maupun budaya masyarakat :yangAntisipasi
sulit dilepaskan dari minuman keras/tuak
12 S3 - T2 : Kolaborasi antara Satuan fungsi terkait di Polres bersama Bhabinkamtibmas dapat menyuplai kebutuhan informasi terhadap perkembangan situasi --- Warga memiliki ikatan yang kuat dan: kesamaan
Pembinaansikap sehingga sulit untuk disusupi oleh personil
Situasi sasaran tempat lokasi tawuran adalah jalan protokol yang banyak 13 S3 - T3 : Kolaborasi antara Satuan fungsi terkait di Polres bersama Bhabinkamtibmas dapat menyuplai kebutuhan informasi terhadap perkembangan situasi --- Analisa sasaran bahwa Tawuran sudah dianggap sebagai tradisi yang turun menurun bahkan ada kebanggaan a
: Pengawasan
dilalui oleh kendaraan dan bisa menimbulkan korban salah sasaran 14 S3 - T4 : Kolaborasi antara Satuan fungsi terkait di Polres bersama Bhabinkamtibmas dapat menyuplai kebutuhan informasi terhadap perkembangan situasi --- Situasi sasaran tempat lokasi tawuran: adalah jalan protokol yang banyak dilalui oleh kendaraan dan bisa menim
Penangkalan
15 S3 - T5 : Kolaborasi antara Satuan fungsi terkait di Polres bersama Bhabinkamtibmas dapat menyuplai kebutuhan informasi terhadap perkembangan situasi --- Jarak antar kampung yang bertikai sangat dekat hanya di batasi lebar sungai dan rel kereta
: Koordinasi
16 S4 - T1 : Operasi intelijen untuk penggalangan telah terdukung melalui anggaran manajemen strategi kemanan dan ketertiban pada DIPA RKA-KL --- Kultur maupun budaya masyarakat yang sulit: dilepaskanAntisipasidari minuman keras/tuak
17 S4 - T2 : Operasi intelijen untuk penggalangan telah terdukung melalui anggaran manajemen strategi kemanan dan ketertiban pada DIPA RKA-KL --- Warga memiliki ikatan yang kuat dan kesamaan sikap sehingga sulit untuk disusupi oleh personil
: Peningkatan
18 S4 - T3 : Operasi intelijen untuk penggalangan telah terdukung melalui anggaran manajemen strategi kemanan dan ketertiban pada DIPA RKA-KL --- Analisa sasaran bahwa Tawuran sudah dianggap sebagai tradisi yang turun menurun bahkan ada kebanggaan apabila be
: Pengawasan
19 S4 - T4 : Operasi intelijen untuk penggalangan telah terdukung melalui anggaran manajemen strategi kemanan dan ketertiban pada DIPA RKA-KL --- Situasi sasaran tempat lokasi tawuran adalah: jalan protokol yang banyak dilalui oleh kendaraan dan bisa menimbulkan k
Pencegahan
20 S4 - T5 : Operasi intelijen untuk penggalangan telah terdukung melalui anggaran manajemen strategi kemanan dan ketertiban pada DIPA RKA-KL --- Jarak antar kampung yang bertikai sangat dekat hanya di batasi lebar sungai dan rel kereta
: Kerjasama
21 S5 - T1 : Intensifikasi berupa variasi penggunaan teknik penggalangan secara tertutup dan terbuka telah dilaksanakan --- Kultur maupun budaya masyarakat yang sulit dilepaskan dari minuman keras/tuak
: Antisipasi
22 S5 - T2 : Intensifikasi berupa variasi penggunaan teknik penggalangan secara tertutup dan terbuka telah dilaksanakan --- Warga memiliki ikatan yang kuat dan kesamaan sikap sehingga sulit untuk: disusupi
Pembinaanoleh personil
23 S5 - T3 : Intensifikasi berupa variasi penggunaan teknik penggalangan secara tertutup dan terbuka telah dilaksanakan --- Analisa sasaran bahwa Tawuran sudah dianggap sebagai tradisi yang turun: menurun
Antisipasibahkan ada kebanggaan apabila berhasil menimbulkan kerugia
24 S5 - T4 : Intensifikasi berupa variasi penggunaan teknik penggalangan secara tertutup dan terbuka telah dilaksanakan --- Situasi sasaran tempat lokasi tawuran adalah jalan protokol yang banyak :dilalui oleh kendaraan dan bisa menimbulkan korban salah sasaran
Pengawasan
25 S5 - T5 : Intensifikasi berupa variasi penggunaan teknik penggalangan secara tertutup dan terbuka telah dilaksanakan --- Jarak antar kampung yang bertikai sangat dekat hanya di batasi lebar sungai dan rel kereta
: Penggalangan
21
F. Kebijakan
Melaksanakan promoter Kapolri yaitu penegakkan hukum yang
lebih profesional dan berkeadilan melalui penanganan Over Dimensi
Over Loading oleh Polres Pelabuhan Belawan dengan Dinas
Perhubungan.
G. Action Plan
1. Strategi Jangka Pendek (0-3 bulan)
a. Peningkatan pengawasan secara struktural oleh Wakapolres,
Kasat Lantas dan Supervisor/Kanit terhadap penindakan ODOL
di jalan
1) Program : Pengawasan dan Pengendalian
2) Kegiatan:
Wakapolres dengan Kasat Lantas lakukan
pengawasan secara berjenjang kepada personil
3) Indikator:
Pengawasan dapat terlaksana
Terwujudnya penanganan ODOL yang profesional
b. Kerjasama antara Polres dengan Stake Holder lainnya seperti
Jasa marga, Pemkot, Akademisi, Asosiasi pengusaha angkutan
dan industri guna mencari Problem Solving
1) Program: Kerjasama antar Stakeholder
2) Kegiatan:
Kapolres bersama Waka dan Kasat Lantas melakukan
kerjasama agar penanganan ODOL lebih komprehensif
3) Indikator:
Kerjasama berhasil dilaksanakan
Polres bersama Stake Holder berikan problem solving
c. Penguatan responsivitas personil dalam melakukan pengamatan
terhadap kendaraan angkut niaga yang diduga melebihi muatan
1) Program: Responsivitas personil
2) Kegiatan:
Kasat Lantas melatih personil agar cakap dalam
pengamatan terhadap kendaraan yang diduga
melanggar
23
3) Indikator:
Kemampuan responsivitas personil meningkat
d. Antisipasi karakter pelaku usaha yang sulit diatur dengan
lakukan penindakan yang prosedural dan profesional.
1) Program: Antisipasi Pelaku usaha yang sulit diatur
2) Kegiatan:
Kasat lantas arahkan personil untuk melakukan
penindakan secara prosedural dan profesional
3) Indikator:
Protes pelaku usaha dapat diantisipasi
Petugas lebih profesional dan dipercaya masyarakat
e. Peningkatan koordinasi Polres dengan Dishub membuat MOU
untuk melakukan sosialisasi, antisipasi dan penindakan ODOL.
1) Program: Peningkatan koordinasi melalui MOU
2) Kegiatan:
Kabag Ops buat dan susun MOU Polres dengan Dishub
agar koordinasi dapat lebih efektif dan akuntabel
3) Indikator:
MOU dapat terlaksana
2. Strategi Jangka sedang (0-6 bulan)
a. Peningkatan motivasi personil untuk melakukan penindakan
terhadap ODOL dengan memberikan insentif kepada petugas
1) Program: Peningkatan motivasi personil
2) Kegiatan:
Kapolres melalui Kasat Lantas beri insentif terhadap
personil yang rajin melakukan penindakan
3) Indikator:
Motivasi personil dapat ditingkatkan
b. Pemberdayaan kemajuan IT untuk meningkatkan akurasi dalam
penindakan terhadap kendaraan yang melebihi muatan
1) Program: Pemberdayaan IT untuk tingkatkan akurasi
2) Kegiatan:
Wakapolres bersama Dishub buat rancangan teknologi
yang bisa di aplikasikan bagi akurasi penindakan ODOL
24
3) Indikator:
Pemanfaatan IT untuk dukung penindakan lebih optimal
c. Pengayaan sarana berupa alat penimbangan portable bagi
kendaraan angkut niaga untuk mendukung penanganan
terhadap kendaraan angkut yang di duga melebihi muatan
1) Program: Pengayaan sarana penimbangan portable
2) Kegiatan:
Kabag Ren buat usulan untuk pengadaan alat
penimbangan portable ke Biro Rena Polda
3) Indikator:
Sarana prasarana Polres dapat ditingkatkan lebih baik
Penindakan terhadap pelanggaran ODOL lebih efektif
3. Strategi Jangka Panjang (0-12 bulan)
a. Peningkatan komunikasi Polres dengan Dishub dalam
melaksanakan giat rutin pengaturan lalu lintas dan penertiban
kepada pengguna jalan.
1) Program: Peningkatan Komunikasi
2) Kegiatan:
Kasat Lantas lakukan komunikasi rutin dengan Dishub
untuk pelaksanaan gatur pagi dan sore serta bantu
ketertiban pengguna jalan.
3) Indikator:
Komunikasi antar instansi semakin baik dan solid
b. Penguatan HTCK antar Satfung di Polres Pelabuhan Belawan
agar saling bersinergi untuk menangani permasalahan ODOL
dan dampaknya.
1) Program: Penguatan HTCK antar fungsi
2) Kegiatan:
Kapolres bersama Waka melakukan pembinaan kepada
personil agar semakin solid dalam melakukan
penanganan pelanggaraan ODOL secara terpadu
3) Indikator:
Penguatan HTCK antar fungsi dapat dilaksanakan
Koordinasi antar fungsi berjalan dengan baik dan solid
25
BAB VII
PENUTUP
A. Simpulan
Penanganan Over Dimensi Over Loading oleh Polres
Pelabuhan Belawan dengan Dishub dalam rangka meningkatkan
keselamatan lalu lintas. Simpulan dari penulisan NKP ini adalah;
1. Perencanaan penanganan Over Dimensi Over Loading oleh Polres
Pelabuhan Belawan sudah tertulis pada Renja dan sudah di dukung
anggaran dengan metode teknis diatur dalam UU No. 22 tahun 2009,
namun personil masih kurang responsive, dan tidak adanya alat
penimbangan portable. Untuk mengatasinya Kasat lantas melatih
responsivitas personil dan Kabag Ren mengajukan pengadaan alat
timbang portable untuk mendukung penindakan agar lebih efektif.
2. Pelaksanaan penanganan Over Dimensi Over Loading oleh Polres
bekerja sama dengan Dishub pada tahap komunikasi sudah
terlaksana giat rutin untuk pengaturan pagi dan sore hari, namun
Koordinasi dan kolaborasi dengan stake holder belum terlaksana,
sehingga Kabag Ops dapat berkoordinasi untuk membuat MOU
dengan Dishub, dan Kapolres bersama Stake Holder lainnya
melakukan koordinasi untuk mencari solusi dari masalah ODOL.
3. Pengawasan terhadap penanganan ODOL yang dilaksanakan
belum berjalan efektif sehingga rawan terjadinya penyimpangan,
dengan demikian Wakapolres melalui Kasi Propam dan Kasat
Lantas dapat meningkatkan pengawasan terhadap personil.
B. Rekomendasi
1. Merekomendasikan kepada Kapolda Sumut U.p Karo Ops untuk
melakukan Operasi Kepolisian khusus terpadu bersama Dishub
pada tingkat Polda untuk melakukan penindakan terhadap ODOL.
2. Merekomendasikan kepada Kapolda Sumut U.p Karo Rena dan Dir
Lantas untuk berkoordinasi dalam pengajuan sarana prasarana
pendukung bagi penindakan petugas di lapangan agar lebih efektif
dan efisien.
25