Anda di halaman 1dari 9

Solusio Plasenta

1.1 Pengertian Solusio Plasenta


Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dengan implantasi normal sebelum
waktunya pada kehamilan yang berusia diatas 28 minggu. (Mansjoer,2001). Solusio
plasenta adalah lepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum
janin lahir dengan masa kehamilan 22 minggu sampai 28 minggu atau kau berat
janin diatas 500 gram. Viable, di mana plasenta yang tempat inflamasinya normal
(pada fundus atau korpus uteri) terkelupas atau terlepas sebelum kala 3 (Achadiat,
2003).
1.2 Etiologi
Sebab yang jelas terjadinya solusio plasenta belum diketahui, hanya para ahli
mengemukakan teori:
1) Akibat turunnya tekanan darah secara tiba-tiba oleh spasme dari arteri yang
menuju ke ruangan interviler, maka terjadilah anoksemia dari jaringan bagian
distalnya. Sebelum ini menjadi nekrotis, spasme hilang dan darah kembali
mengalir ke dalam intervili, namun pembuluh darah distal tadi sudah demikian
rapuhnya serta mudah pecah, sehingga terjadi hematoma yang lambat laun
melepas plasenta dari rahim. Darah yang tekumpul dibelakang plasenta disebut
hematoma retroplasenter.

Factor-faktor yang mempengaruhinya antara lain :


a) Factor vaskuler (80-90%), yaitu toksemia gravidarum, glumerulonefritis
kronika, dan hipertensi esensial. Karena desakan darah tinggi, maka pembuluh
darah mudah pecah, kemudian terjadi hematoma retroplasenter dan plasenta
sebagian terlepas.
b) Faktor trauma
i) Pengecilan yang tiba-tiba dari uterus pada hidramnion dan gemeli.
ii) Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang
banyak/bebas, versi luar atau pertolongan persalinan.
c) Factor paritas Lebih banyak dijumpai pada multi daripada primi. Holmer
mencatat bahwa dari 83 kasus solutio plasenta dijumpai 45 multi dan 18 primi.
d) Pengaruh lain seperti anemia, malnutrisi, tekanan uterus pada vena kava
inferior.
e) Trauma langsung seperti jatuh, kena tendang dan lain-lain. (Mochtar, 2005).
1.3 Tanda dan gejala
1) Perdarahan pervaginam disertai rasa nyeri di perut yang terus menerus,
warna darah merah kehitaman.
2) Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi rahim bertambah
dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang
(wooden uterus).
3) Palpasi janin sulit karena rahim keras
4) Fundus uteri makin lama makin naik
5) Auskultasi DJJ sering negatife
6) Kala uri pasien lebih buruk dari jumlah darah yang keluar
7) Sering terjadi renjatan (hipovolemik dan neurogenik)
8) Pasien kelihatan pucat, gelisah dan kesakitan

Keluhan dan gejala pada solusio plasenta dapat bervariasi cukup


luas. Sebagai contoh, perdarahan eksternal dapat banyak sekali meskipun
pelepasan plasenta belum begitu luas sehingga menimbulkan efek langsung pada
janin, atau dapat juga terjadi perdarahan eksternal tidak ada, tetapi plasenta sudah
terlepas seluruhnya dan janin meninggal sebagai akibat langsung dari keadaan ini.
Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi mengandung
ancaman bahaya yang jauh lebih besar bagi ibu, hal ini bukan saja terjadi
akibat kemungkinan koagulopati yang lebih tinggi, namunjuga akibat
intensitas perdarahan yang tidak diketahui sehinga pemberian transfusi sering
tidak memadai atau terlambat.
1.4 Pencegahan

Solusio plasenta atau abruptio plasenta tidak dapat dicegah. Kendati


demikian, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko dan
mengantisipasi lepasnya plasenta. Upaya tersebut antara lain:

1) Tidak merokok dan tidak mengonsumsi narkoba, terutama saat hamil.


2) Rutin memeriksakan diri ke dokter kandungan selama hamil, apalagi jika
hamil di atas usia 40 tahun.
3) Mengonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang seimbang.

1.5 Penatalaksana Medis

Penanganan solusio plasenta tergantung pada kondisi janin dan ibu hamil,
usia kehamilan, dan tingkat keparahan solusio plasenta. Plasenta yang sudah terlepas
dari dinding rahim tidak bisa ditempelkan kembali. Pengobatan lebih bertujuan
untuk menyelamatkan nyawa ibu hamil dan janin yang dikandungnya.

Jika abruptio plasenta atau solusio plasenta terjadi saat kehamilan belum
mencapai 34 minggu, dokter kandungan akan meminta ibu hamil dirawat di rumah
sakit agar kondisinya bisa diamati secara saksama. Jika detak jantung janin normal
dan perdarahan pada ibu hamil berhenti, berarti solusio plasenta tidak terlalu parah
dan ibu hamil bisa pulang.

Meski demikian, dokter kandungan umumnya akan memberikan


suntikan kortikosteroiduntuk mempercepat pertumbuhan paru-paru janin. Hal ini
dilakukan sebagai antisipasi jika kondisi lepasnya plasenta memburuk, sehingga
persalinan harus segera dilakukan meski belum memasuki waktunya.

Jika solusio plasenta terjadi saat usia kehamilan sudah lebih dari 34 minggu,
dokter akan mengupayakan proses persalinan yang tidak membahayakan ibu dan
bayi. Jika solusio plasenta tidak parah, ibu hamil masih dapat melahirkan normal.
Namun jika tidak memungkinkan, dokter kandungan akan melakukan operasi caesar.

Selama persalinan, ibu hamil yang mengalami perdarahan hebat mungkin


perlu dibantu dengan transfusi darah. Hal ini dilakukan untuk mencegah ibu hamil
mengalami kekurangan darah.

1.6 Woc
1.7 Konsep Asuhan keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d hipovolemia d.d
konjungtiva anemis,akral dingin, Hb turun, muka pucat, dan
lemas.
b. Nyeri Akut berhubungan dengan kontraksi uterus ditandai
dengan terjadinya distress, pengerasan uterus dan nyeri tekan
uterus
c. Defisit Pengetahuan b.d kurangnya terpapar informasi d.d
mengungkapkan masalah secara vebal
2. Rencana keperawatan
No Diagnosa SLKI SIKI Rasional
keperawatan
1. Ketidakefekti Dalam waktu 1x24 Perawatan Sirkulasi a. Mengetahui kondisi
fan perfusi Jam keadekuatan (I.02079) daerah sirkulasi perifer
jaringan aliran darah pembuluh Observasi apakah masih dalam
perifer b.d meningkat. a. Periksa sirkulasi kondisi normal
hipovolemia Kriteria Hasil : perifer (mis. Nadi b. Mengetahui apakah ada
d.d Perfusi Perifer perifer, edema, kondisi tidak normal
konjungtiva (L.02011) pengisian kapiler, pada daerah
anemis,akral - Denyut nadi perifer warna, suhu, ekstremitas
dingin, Hb meningkat (5) dll...) c. Meminimalkan resiko
turun, muka - Kelemahan otot b. Monitor panas, penekanan pada
pucat, dan menurun (5) kemerahan, pembuluh darah
lemas. - Pengisian kapiler nyeri, atau d. Meminimalkan resiko
membaik (5) bengkak pada penekanan pada
- Akral membaik (5) ekstremitas pembuluh darah
- Tekanan darah Terapeutik Memberi informasi
sistolik membaik c. Hindari kepada pasien dan
(5) pemasangan keluarga
Tekanan darah infus atau
diastolik membaik (5) pengambilan
darah di area
keterbatasan
perfusi
d. Hindari
pengukuran
tekanan darah
pada ekstremitas
dengan
keterbatasan
perfusi
Edukasi
e. Informasikan
tanda dan gejala
darurat yang
harus dilaporkan
(mis. Rasa sakit
yang tidak hilang
saat istirahat,
luka tidak
sembuh,
hilangnya rasa)
2. Nyeri Akut setelah 1x24 jam a. Jelaskan penyebab a. Memberikan
ditandai diharapkan klien nyeri klien informasi
dengan dapat beradaptasi b. Ajarkan teknik mengenai
kontraksi dengan rasa nyeri relaksasi distraksi penyebab nyeri
uterus yang diderita dengan pernafasan yang
ditandai criteria hasil c. Berikan posisi yang dideritanyaakan
dengan a. Klien nyaman (missal: membuat klien
terjadinya mengungkapk miring kanan/kiri) kooperatif
distress, an rasa nyeri d. Berikan teknik terhadap tindakan
pengerasan berkurang relaksasi pijatan dan pengobatan
uterus dan b. Klien dapat pada perut/ yang akan
nyeri tekan melakukan punggung diberikan .
uterus tindakan untuk e. Libatkan suami b. Teknik relaksasi
mengurangi dalam tindakan distraksi
nyeri pengontrolan nyeri pernafasan dapat
Klien kooperatif f. Kolaborasikan mendorong klien
dengan tindakan yang pemberian analgetik agar rileks dan
akan diberikan dengan dokter memberikan klien
cara mengontrol
nyerinya
c. Posisi miring
mencegah
penekanan
d. Meningkatkan
koping dan
control klien
terhadap nyeri
e. Melibatkan suami
dan keluarga
dapat
memberikan
dukungan mental
kepada klien
f. Obat analgetik
dapat membantu
klien mengurangi
rasa nyeri dengan
memblok implus
nyeri
3. Defisit Dalam waktu 1x24 Edukasi Perawatan  Untuk
Pengetahuan Jam pasien dapat Kehamilan (I.12425) mempersiapkan
b.d memahami Observasi materi mengenai apa
kurangnya keadaannya dengan a. Identifikasi yang harus dilakukan
terpapar Kriteria Hasil : pengetahuan  Pasien dapat
informasi d.d - Perilaku sesuai tentang memperoleh
mengungkap anjuran (5) perawatan masa informasi mengenai
kan masalah - Kemampuan kehamilan pendidikan kesehatan
secara vebal menjelaskan Terapeutik secara privat
pengetahuan b. Jadwalkan  Pasien dapat
tentang suatu pendidikan mengetahui
topik (5) kesehatan sesuai perkembangan janin
Perilaku sesuai kesepakatan  Pasien dapat
dengan pengetahuan Edukasi mengidentifikasi
(5) c. Jelaskan ketidaknyamanan
perkembangan selama masa
janin kehamilan
d. Jelaskan  Tanda dan bahaya
ketidaknyamanan kehamilan dapat
selama masa diidentifikasi sejak
kehamilan dini
e. Jelaskan tanda  Pasien dapat
bahaya mempersiapkan
kehamilan mengenai masa
f. Jelaskan persalinan
persiapan Keluarga dapat selalu
persalinan memberi dukungan
g. Jelaskan sistem kepada pasien mengenai
dukungan selama kondisi yang dialami
masa kehamilan pasien saat ini

DAFTAR PUSTAKA :
Ni Ketut Alit Armini, dkk. 2016. Buku Ajar Keperawatan Maternitas 2. Fakultas
Keperawatan Airlangga. Kampus C Mulyorejo Surabaya.
Argo faiz. Asuhan Keperawatan Solusio Plasenta. Desember, 2014.from
https://id.scribd.com/doc/251043864/ASUHAN-KEPERAWATAN-SOLUSIO-PLASENTA-
docx. Accessed: September 02 ,2019

https://www.alodokter.com/solusio-plasenta. Accessed : September 02 ,2019


Dr. Tjin Willy. 2019. Solusio Plasenta. Alodokter.com.
https://www.alodokter.com/solusio-plasenta. Diakses pada, 2 September 2019.

http://eprints.ums.ac.id/25453/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf

Anda mungkin juga menyukai