Anda di halaman 1dari 28

Rina Wijayanti, M. Sc.

, Apt

Anemia & Hematopoietic Growth Factors, Mineral &


Vitamin

BLOOD
SASARAN BELAJAR :

• Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi


hematopoietic growth factors
• Menjelaskan bagaimana kerja obat dalam tubuh (pada
tingkat sistem, organ, sel dan molekuler) pada
hematopoietic growth factors
• Menjelaskan efek samping dan toksisitas yang ditimbulkan
pada pemakaian obat untuk hematopoietic growth factors
• Menjelaskan patofisiologi anemia
• Menjelaskan bagaimana kerja obat dalam tubuh (pada
tingkat sistem, organ, sel dan molekuler) pada anemia
• Efek samping dan toksisitas yang ditimbulkan pada
pemakaian obat untuk anemia
Hematopoietic ANEMIA
Growth Factors
HEMATOPOIETIC GROWTH
FACTORS

Faktor, Bagaimana Obat Bekerja, Efek Samping dan Toksisitas


PEMBENTUKAN SEL DARAH

Hemopoesis atau hematopoiesis ialah proses


pembentukan darah.
FUNGSI DARAH

• Pertukaran gas pernafasan


• Transportasi zat makanan
• Pertahanan tubuh
• Pengaturan suhu dan osmotik
• Pembekuan dan pembuangan metabolit
Tempat Hemopoesis pada Manusia
• umur 0-2 bulan (kantung kuning telur)
• umur 2-7 bulan (hati, limpa)
Janin • umur 5-9 bulan (sumsum tulang)

• Sumsum tulang
Bayi

• vertebra, tulang iga, sternum, tulang tengkorak, sacrum dan pelvis, ujung proksimal
femur.8
• dalam keadaan fisiologik semua hemopoesis terjadi pada sumsum tulang
Dewasa
Untuk Kelangsungan Hemopoesis
Diperlukan :
Sel induk hemopoetik (hematopoietic stem cell)

Lingkungan mikro (microenvirontment) sumsum tulang

Bahan-bahan pembentuk darah

Mekanisme regulasi

Faktor pertumbuhan hemopoesis (hematopoietic growth factor)


SEL INDUK HEMOPOETIK
Ialah sel-sel yang akan berkembang menjadi sel-
sel darah, termasuk eritrosit, lekosit, trombosit,
dan juga beberapa sel dalam sumsum tulang
seperti fibroblast.
Sel induk yang paling primitif disebut pluripotent
(totipotent) stem cell.
Lingkungan Mikro Sumsum Tulang
Adalah substansi yang memungkinkan sel induk tumbuh secara
kondusif.

Komponen lingkungan mikro meliputi :


1. Mikrosirkulasi dalam sumsum tulang
2. Sel-sel stroma :
i. Sel endotel
ii. Sel lemak
iii. Fibroblast
iv. Makrofag
v. Sel reticulum
3. Matriks ekstraseluler : fibronektin, haemonektin, laminin, kolagen,
dan proteoglikan.
Fungsi Lingkungan Mikro :
a. Menyediakan nutrisi dan bahan hemopoesis
yang dibawa oleh peredaran darah mikro dalam
sumsum tulang
b. Komunikasi antar sel (cell to cell
communication), terutama ditentukan oleh
adanya adhesion molecule
c. Menghasilkan zat yang mengatur hemopoesis :
hematopoietic, growth factor, cytokine, dan lain-
lain.
Bahan-bahan yang diperlukan
1. Asam folat dan vitamin B12 : merupakan bahan
pokok pembentuk inti sel
2. Besi : sangat diperlukan dalam pembentukan
hemoglobin
3. Cobalt, magnesium, Cu, Zn
4. Asam amino
5. Vitamin lain : vitamin C, vitamin B kompleks
Mekanisme Regulasi
Sangat penting untuk mengatur arah dan
kuantitas pertumbuhan sel dan pelepasan sel
darah yang matang dari sumsum tulang ke darah
tepi sehingga sumsum tulang dapat merespon
kebutuhan tubuh dengan tepat.
Produksi komponen darah yang berlebihan
ataupun kekurangan (defisiensi) sama-sama
menimbulkan penyakit.
Zat yang Berpengaruh terhadap
Mekanisme Regulasi
• Faktor pertumbuhan hemopoesis (hematopoietic growth factor) :
Granulocyte-macrophage colony stimulating factor (GM-CSF), Granulocyte
colony stimulating factor (G-CSF), Macrophage-colony stimulating factor (M-
CSF), Thrombopoietin, Burst promoting activity (BPA), Stem cell factor (kit
ligand)
• Sitokin (Cytokine), seperti misalnya IL-3 (interleukin-3), IL-4, IL-5, IL-
7, IL-8, IL-9, IL-9, IL-10.
• Hormon hemopoetik spesifik yaitu Erythropoietin : merupakan
hormon yang dibentuk diginjal khusus merangsang precursor
eritroid
• Hormon nonspesifik Beberapa jenis hormone diperlukan dalam
jumlah kecil untuk hemopoesis, seperti :
Androgen : berfungsi menstimulasi eritropoesis, Estrogen :
menimbulkan inhibisi eritropoesis, Glukokortikoid, Growth hormon,
Hormone tiroid
• Dalam regulasi hemopoesis normal terdapat
feed back mechanism : suatu mekanisme
umpan balik yang dapat merangsang
hemopoesis jika tubuh kekurangan komponen
darah (positive loop) atau menekan
hemapoesis jika tubuh kelebihan komponen
darah tertentu (negative
loop)
ANEMIA

Patofisiologi, Bagaimana Obat Bekerja, Efek Samping dan Toksisitas


ANEMIA

• Sekelompok gangguan yang dikarakterisasi


dengan penurunan Hb atau eritrosit
Anemia • Ukuran eritrosit lebih besar karena konsentrasi
hemoglobin lebih dari normal.
Makrositik • Defisiensi B12, Asam Folat

Anemia • Ukuran eritrosit yang lebih kecil dan konsentrasi


hemoglobin kurang dari normal.
Mikrositik • Defisiensi Fe, Genetik

• Disebabkan karena perdarahan akut, terjadi penurunan


Anemia jumlah eritrosit tidak disertai dengan perubahan
konsentrasi hemogloin
Normositik • Hemorrhage, Hemolisis, Insufisiensi sumsum tulang,
Gagal Ginjal
OBAT OBAT DARAH

• Anti anemia
• Koagulantia
• Anti Koagulantia
• Anti Sklerotik
ANTI ANEMIA

• Obat Anti anemia defisiensi zat besi adalah


obat-obat yang mengandung Fe ++
• Obat untuk anemia Megaloblastik adalah
Cyanocobalamin ( Vit B 12 ) dan Asam Folat
• Untuk Anemia Pernisiosa karena
menimbulkan gejala neuritis dapat diberikan
dengan obat neurobion atau obat lainnya
menurut kebutuhan
TERAPI ANEMIA MEKANISME EFEK SAMPING
Besi oral/ parenteral Zat besi membentuk inti dari Noda pada gigi, nyeri
cincin heme Fe-porfirin yang abdominal, konstipasi, diare,
bersama-sama dengan rantai mual, warna feses gelap
globin membentuk
hemoglobin
Asam Folat Folat berperan dalam sintesis perubahan pola tidur, sulit
nukleoprotein dan berkonsentrasi, iritabilita,
pemeliharaan eritropoiesis anoreksia, mual, distensi
normal abdominal, flatulensi
Vitamin B12 Merupakan kofaktor yang edema pulmonari, gagal
(Sianokobalamin) mengaktivasi koenzim asam jantung kongestif, trombosis
folat vaskular perifer, syok
anafilaktik, atropi saraf optik
Epoetin Alfa menstimulus eritropoiesis Kenaikan tekanan darah,
Peningkatan jumlah
trombosis (bergantung
dosis), Gejala mirip influenza,
dapat dikurangi dengan
injeksi perlahan selama 5
menit, Peningkatan kadar
plasma kreatinin, urea, dan
fosfat, Konvulsi, Anafilaksis
Pembekuan Darah & Kerusakan Darah

• Pembekuan darah dapat terjadi bila seseorang mengalami


pendarahan karena kecelakan :
1. Karena jaringan mengalami kerusakan
2. Kerusakan pada mukosa lambung
• Kelainan darah juga dapat terjadi karena darah tidak dapat
membeku . Keadaan demikian terjadi pada penderita Hemofili
• Kerusakan pembuluh darah juga dapat terjadi karena darah
menyumbat pembuluh darah ( atherosklerosis atau
arterisklerosis )
• Untuk mengatasi gangguan bekuan darah maka digunakan obat
Koagulantia atau digunakan cara – cara fisik seperti menekan
pembuluh darah dan pendinginan ( kauter )
• Bila tidak berhasil digunakan obat sistemik seperti Vitamin K,
Globulin Antihemofili ,Carbazokrom ( Adona AC ), Asam
Traneksamat dann obat vasokonstriktor
Obat Koagulantia Lokal

• Spons sellulosa gelatin


• Busa ( sponge ) fibrin berisi protrobin,
tromboplastin dan ion Ca++
Jaringan rusak
Thomboplastinogenase Tromboplastin
Thrombosit
+ Tromboplastinogen

+ heparin

Fibrin
Fibrinogin + trombin Ca ++ + protrombin
Menangkap
- Oksalat
Sel-sel, trombosit,
-- sitrat
jaringan sehingga Kumarin > < Vitamin K
Terjadi pembekuan

Skema Proses terjadinya pembekuan Darah


Obat Antikoagulatia

• Obat antikoagulatia terutama diperlukan untuk mengatasi


tromboemboli
• Obat-obat antikoagulantia yang sering digunakan di klinis
untuk mencegah tromboemboli :
• Aspirin ( asetosal ) tablet
• Sulfinpirazon tablet
• Dipridamol ( persantin ) tablet
• Dextran inj. / Infus
• Heparin inj.
• Kumarin inj Berfungsi sebagai Anti Tromboplastin sehingga
Pembentukan trombin dan protrombin terganggu
Sering digunakan untuk mengatasi atau mengurangi
Pembekuan darah intravaskuler dan cerebrovasculer
TERIMA KASIH
What’s Your Message?

Anda mungkin juga menyukai