2. Perhatian terhadap status ekonomi orang lain (concern for the economic status of
others)
Disini akuntan diminta untuk menyiapkan wacana khusus dalam beberapa
konteks khusus pula. Tidak ada cara menghindar yang berlawanan dengan
ligitimasi atau maksud dimana akuntansi digunakan. Menurut Francis (1990, 9),
kita tidak dapat bersembunyi dibalik retorika objektivitas dan rasionalitas alat-
tujuan. Jadi. sementara kita memerhatikan keadaan ekonomi orang lain sebagai
unsur kebajikan (virtue) akuntansi, seorang akuntan harus selalu merefleksikan
bagaimana akuntansi dapat digunakan untuk memengaruhi hubungan ekonomi
antar individu-individu yang membawa kepada kondisi ekonomi yang lebih baik.
Kita harus menjaga diri dari unreflective use akuntansi karena semata kita
menganggapnya sebagai alat yang efektif untuk pengendalian dan efisiensi.
3. Sensitivitas terhadap nilai kerja sama dan konflik (sensitivity to the value of
cooperation and conflict)
Sensitivitas terhadap nilai kerja sama dan konflik Beberapa praktik akuntansi,
seperti biaya standar (standard costing), anggaran (budgeting), harga transfer
(transfer pricing), akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting),
pusat-pusat biaya (cost centres), pusat-pusat laba (profit centres) dan analisis
varian (variance analysis) beroperasi dalam tapal batas antara kerja sama dan
konflik. Akuntansi, dalam hal ini, dapat sedemikian rupa menangani konflik dan
pada saat yang sama mendorong adanya kerja sama untuk ke butuhan atau
kepentingan organisasi, bukan untuk kepentingan individu (Francis, 1990: 10).
Apa yang dimaksudkan oleh Francis (1990) di sini tidak lain adalah pengelolaan
kerja sama dan konflik yang baik dan seimbang, sehingga dengan cara demikian
kerja sama dan konflik menjadi unsur yang sangat dinamis dalam aktivitas
perusahaan.