Anda di halaman 1dari 2

4.3.

Perbedaan Laju Transpirasi pada Tumbuhan Darat dan Tumbuhan Air


Laju transpirasi sangat dipengaruhi oleh proses buka tutupnya stomata sebagai tempat
terjadinya pertukaran gas. Struktur stomata sangat bervariasi pada berbagai spesies tumbuhan,
terutama jika tumbuhan hidup di lingkungan yang cukup kontras. Stomata merupakan alat
pengatur pertukaran gas agar terjadi keseimbangan dinamik cairan dan gas-gas di dalam jaringan
untuk mempertahankan aktivitas fisiologisnya. Secara fisiologis, tumbuhan mampu mengatur
tingkat konduktivitas stomata dengan cara mengatur buka tutup stomata. Secara struktural,
adaptasi stomata ditunjukkan dari segi bentuk, ukuran, dan sebaran atau rasio antara permukaan
adaxial dan abaxial daun. Laju transpirasi mempunyai relasi dengan jenis tumbuhan dan
lingkungannya. Perbedaan jenis dan lingkungan berpengaruh terhadap laju transpirasi (Prijono,
2016). Tiap vegetasi mempunyai struktur akar dan tajuk yang berbeda-beda. Struktur tajuk,
fisiologi tanaman, indeks luas daun, dan conductance stomata berpengaruh terhadap transpirasi
(Wallace dan McJannet, 2010).
Tumbuhan air umumnya memiliki daun tipis dan melebar dengan stomata lebih banyak
dibentuk pada epidermis atas daun. Adaptasi ini bertujuan untuk memperbesar laju transpirasi
sehingga tumbuhan mampu mempertahankan turgiditas selnya. Tumbuhan darat juga memiliki
kerapatan stomata yang lebih rendah dibandingkan dengan tumbuhan air. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan ketenggangan terhadap defisit air sehingga tumbuhan lebih tahan kekeringan
(Lestari, 2006). Semakin tinggi indeks luas permukaan daun maka semakin tinggi pula laju
ranspirasinya. Perbedaan kumulasi water loss dan laju transpirasi tiap tumbuhan disebabkan oleh
karakter tumbuhan dan stomata yang meliputi luas daun serta densitas dan lebar stomata (Prijono,
2016). Selain itu, semakin luas permukaan daun maka semakin banyak pula sebaran stomata yang
dibentuk sehingga laju transpirasi semakin tinggi. Stomata yang terletak pada bagian adaxial daun
juga membantu meningkatkan kontak terhadap paparan cahaya matahari sehingga laju transpirasi
meningkat. Intensitas cahaya yang tinggi akan mengakibatkan kadar air dalam jaringan menurun
karena transpirasi (Anni, dkk., 2013). Sebaliknya, pada tumbuhan darat umumnya stomata lebih
banyak dijumpai pada permukaan abaxial daun. Selain itu, pada tumbuhan xerofit ukuran stomata
kecil banyak diikuti penebalan kutikula untuk menahan laju kehilangan air. Adaptasi lain dari
tumbuhan xerofit yaitu adanya pelekukan stomata ke dalam sehingga stomata menjadi
tersembunyi, yang disebut kriptomer (Reece, et al. 2014).
Tumbuhan terrestrial terutama yang tahan kekeringan mengembangkan sejumah strategi
yang berhubungan dengan proses fisiologis. Mekanisme ketahanan kekeringan tersebut dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu escape, avoidan, dan toleran. Yang termasuk dalam escape ,eliputi
perkembangan daun menjadi lebih sempit dan mempunyai lapisan kutikula yang tebal, termasuk
jumlah stomata pada epidermis bagian bawah dan kemampuan stomata menutup dengan cepat.
Selain itu juga dijumpai adanya sel bulliform yang berperan sebagai alat adptasi terhadap
kekeringan, umumnya dijumpai pada kelompok Graminae dan beberapa monokotil. Sel bulliform
lebih besar dibandingkan sel epidermis yang berfungsi untuk menggulung daun pada saat
tumbuhan berada dalam cekaman kekeringan (Lestari, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Anni, I.A., Saptiningsih, E., Haryanti, S. 2013. Pengaruh Naungan terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) di Bandungan, Jawa Tengah.
Jurnal Biologi. Vol. 3(2): 31-40
Lestari, E.G. 2006. Hubungan Antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan Kekeringan pada
Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. Biodiversitas. Vol. 7(1): 44-48
Prijono, S., Laksmana, M.T.S., 2016. Studi Laju Transpirasi Peltophorum dassyrachis dan
Gliricidia sepium pada sistem Budidaya Tanaman Pagar serta Pengaruhnya terhadap
Konduktivitas Hidrolik Tidak Jenuh. J-PAL. Vol. 7(1): 15-24
Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., Jackson, R.B. 2014.
Campbell Biology Tenth Edition. San Fransisco: Pearson Education
Wallace, J., McJannet, D. 2010. Processes Controlling Transpiration in the Rainforest of North
Queensland, Australia. Journal of Hydrology. Vol. 384(2010): 107-117

Anda mungkin juga menyukai