Perbedaan Laju Transpirasi pada Tumbuhan Darat dan Tumbuhan Air
Laju transpirasi sangat dipengaruhi oleh proses buka tutupnya stomata sebagai tempat terjadinya pertukaran gas. Struktur stomata sangat bervariasi pada berbagai spesies tumbuhan, terutama jika tumbuhan hidup di lingkungan yang cukup kontras. Stomata merupakan alat pengatur pertukaran gas agar terjadi keseimbangan dinamik cairan dan gas-gas di dalam jaringan untuk mempertahankan aktivitas fisiologisnya. Secara fisiologis, tumbuhan mampu mengatur tingkat konduktivitas stomata dengan cara mengatur buka tutup stomata. Secara struktural, adaptasi stomata ditunjukkan dari segi bentuk, ukuran, dan sebaran atau rasio antara permukaan adaxial dan abaxial daun. Laju transpirasi mempunyai relasi dengan jenis tumbuhan dan lingkungannya. Perbedaan jenis dan lingkungan berpengaruh terhadap laju transpirasi (Prijono, 2016). Tiap vegetasi mempunyai struktur akar dan tajuk yang berbeda-beda. Struktur tajuk, fisiologi tanaman, indeks luas daun, dan conductance stomata berpengaruh terhadap transpirasi (Wallace dan McJannet, 2010). Tumbuhan air umumnya memiliki daun tipis dan melebar dengan stomata lebih banyak dibentuk pada epidermis atas daun. Adaptasi ini bertujuan untuk memperbesar laju transpirasi sehingga tumbuhan mampu mempertahankan turgiditas selnya. Tumbuhan darat juga memiliki kerapatan stomata yang lebih rendah dibandingkan dengan tumbuhan air. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan ketenggangan terhadap defisit air sehingga tumbuhan lebih tahan kekeringan (Lestari, 2006). Semakin tinggi indeks luas permukaan daun maka semakin tinggi pula laju ranspirasinya. Perbedaan kumulasi water loss dan laju transpirasi tiap tumbuhan disebabkan oleh karakter tumbuhan dan stomata yang meliputi luas daun serta densitas dan lebar stomata (Prijono, 2016). Selain itu, semakin luas permukaan daun maka semakin banyak pula sebaran stomata yang dibentuk sehingga laju transpirasi semakin tinggi. Stomata yang terletak pada bagian adaxial daun juga membantu meningkatkan kontak terhadap paparan cahaya matahari sehingga laju transpirasi meningkat. Intensitas cahaya yang tinggi akan mengakibatkan kadar air dalam jaringan menurun karena transpirasi (Anni, dkk., 2013). Sebaliknya, pada tumbuhan darat umumnya stomata lebih banyak dijumpai pada permukaan abaxial daun. Selain itu, pada tumbuhan xerofit ukuran stomata kecil banyak diikuti penebalan kutikula untuk menahan laju kehilangan air. Adaptasi lain dari tumbuhan xerofit yaitu adanya pelekukan stomata ke dalam sehingga stomata menjadi tersembunyi, yang disebut kriptomer (Reece, et al. 2014). Tumbuhan terrestrial terutama yang tahan kekeringan mengembangkan sejumah strategi yang berhubungan dengan proses fisiologis. Mekanisme ketahanan kekeringan tersebut dibagi menjadi tiga kategori, yaitu escape, avoidan, dan toleran. Yang termasuk dalam escape ,eliputi perkembangan daun menjadi lebih sempit dan mempunyai lapisan kutikula yang tebal, termasuk jumlah stomata pada epidermis bagian bawah dan kemampuan stomata menutup dengan cepat. Selain itu juga dijumpai adanya sel bulliform yang berperan sebagai alat adptasi terhadap kekeringan, umumnya dijumpai pada kelompok Graminae dan beberapa monokotil. Sel bulliform lebih besar dibandingkan sel epidermis yang berfungsi untuk menggulung daun pada saat tumbuhan berada dalam cekaman kekeringan (Lestari, 2006). DAFTAR PUSTAKA Anni, I.A., Saptiningsih, E., Haryanti, S. 2013. Pengaruh Naungan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) di Bandungan, Jawa Tengah. Jurnal Biologi. Vol. 3(2): 31-40 Lestari, E.G. 2006. Hubungan Antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. Biodiversitas. Vol. 7(1): 44-48 Prijono, S., Laksmana, M.T.S., 2016. Studi Laju Transpirasi Peltophorum dassyrachis dan Gliricidia sepium pada sistem Budidaya Tanaman Pagar serta Pengaruhnya terhadap Konduktivitas Hidrolik Tidak Jenuh. J-PAL. Vol. 7(1): 15-24 Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., Jackson, R.B. 2014. Campbell Biology Tenth Edition. San Fransisco: Pearson Education Wallace, J., McJannet, D. 2010. Processes Controlling Transpiration in the Rainforest of North Queensland, Australia. Journal of Hydrology. Vol. 384(2010): 107-117