LP Persalinan Normal 1
LP Persalinan Normal 1
PERSALINAN NORMAL
DI RUANG MAWAR RSU Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO
Oleh:
Fitalia Nur Azizah
NIM: 14901.05.18015
a) Mons Pubis
Mons Pubis atau Mons Veneris adalah jaringan lemak
subkutan berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan
jaringan ikat jarang diatas simfisis pubis. Mons pubis mengandung
banyak kelenjar sebasea (minyak) dan ditumbuhi Rambut berwarna
hitam, kasar dan ikal pada masa pubertas, yakni sekitar satu
sampai dua tahun sebelum awitan haid. Fungsinya sebagai bantal
pada saat melakukan hubungan sex.
b) Labia Mayora
Labia Mayora ialah dua lipatan kulit panjang melengkung yang
menutupi lemak dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons
pubis. Keduanya memanjang dari mons pubis ke arah bawah
mengelilingi labia mayora, meatus urinarius, dan introitus vagina
(muara vagina).
c) Labia Minor
Labia Minora, terletak diantara dua labia mayora, merupakan
lipatan kulit yang panjang, sempit dan tidak berambut yang
memanjang ke arah bawah dari bawah klitoris dan menyatu dengan
fourchette. Sementara bagian lateral dan anterior labia biasanya
mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama dengan
mukosa vagina; merah muda dan basah. Pembuluh darah yang
sangat banyak membuat labia berwarna merah kemurahan dan
memungkinkan labia minora membengkak, bila ada stimulus
emosional atau stimulus fisik.
d) Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil
yang terletak tepat dibawah arkus pubis. Dalam keadaan tidak
terangsang, bagian yang terlihat adalah sekitar 6 x 6 mm atau
kurang. Ujung badan klitoris dinamai glans dan lebih sensitive
daripada badannya. Saat wanita secara seksual terangsang, glans
dan badan klitoris membesar. Fungsi klitoris adalah menstimulasi
dan meningkatkan ketegangan seksualitas.
e) Prepusium Klitoris
Dekat sambungan anterior, labia minora kanan dan kiri
memisah menjadi bagian medial dan lateral.Bagian lateral menyatu
di bagian atas klitoris dan membentuk prepusium, penutup yang
berbentuk seperti kait.Bagian medial menyatu di bagian bawah
klitoris untuk membentuk frenulum.Kadang-kadang prepusium
menutupi klitoris.
f) Vestibulum
Vestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu
atau lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan
fourchette.Vestibulum terdiri dari muara utetra, kelenjar parauretra
(vestibulum minus atau skene), vagina dan kelenjar paravaginal
(vestibulum mayus, vulvovagina, atau Bartholin). Permukaan
vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan
kimia (deodorant semprot, garam-garaman, busa sabun), panas,
rabas dan friksi (celana jins yang ketat).
g) Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan
tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan
minora di garis tengah dibawah orifisium vagina. Suatu cekungan
kecil dan fosa navikularis terletak di antarafourchette dan himen.
h) Perineum
Perineum ialah daerah muscular yang ditutupi kulit antara
introitus vagina dan anus. Perineum membentuk dasar
badanperineum. Penggunaan istilah vulva dan perineumkadang-
kadang tertukar
2. Strukur Interna
a) Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, dibawah dan di
belakang tuba falopii. Dua ligamen mengikat ovarium pada
tempatnya, yakni bagian mesovarium ligamen lebar uterus, yang
memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira
setinggi Krista iliaka antero superior, dan ligamentum ovarii
proprium. Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi
dan memproduksi hormon.Saat lahir, ovarium wanita normal
mengandung sangat banyak ovum primordial (primitif). Ovarium
juga merupakan tempat utama produksi hormon seks steroid
(estrogen, progesterone, dan androgen) dalam jumlah yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi wanita
normal. Hormone estrogen adalah hormone seks yang di produksi
oleh rahim untuk merangsangpertumbuhan organ seks seperti
payudara dan rambut pubikserta mengatur sirkulasi
manstrubasi.Hormone estrogen juga menjaga kondisi kesehatan
dan elasitas dinding vagina.Hormone ini juga menjaga teksture
dan fungsi payudara.pada wanita hamil hormone estrogen
membuat puting payudara membesar dan
merangsangpertumbuhan kelenjar ASI dan memperkuat dinding
rahim saat terjadi kontraksi menjelang persalinan. Hormone
progesterone berfungsi untuk menghilangkan pengaruh hormone
oksitoksin yang dilepaskan oleh kelenjar pituteri.Hormone ini juga
melindungi janin dari serangan sel-sel kekebalan tubuh dimana sel
telur yang di buahi menjadi benda asing dalam tubuh ibu.hormon
androgen berfungsi untuk menyeimbangkan antara hormon
estrogen dan progesterone.
b) Tuba Falopii (Tuba Uterin)
Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan diameter 0,6 cm.
Setiap tuba mempunyai lapisan peritoneum di bagian luar, lapisan
otot tipis di bagian tengah, dan lapisan mukosa di bagian dalam.
Lapisan mukosa terdiri dari sel-sel kolumnar, beberapa di
antaranya bersilia dan beberapa yang lain mengeluarkan secret.
Lapisan mukosa paling tipis saat menstruasi.Setiap tuba dan
lapisan mukosanya menyatu dengan mukosa uterus dan vagina.
c) Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muscular, pipih,
cekung yang tampak mirip buah pir terbalik. Pada wanita dewasa
yang belum pernah hamil, ringan uterus ialah 60 g. Uterus normal
memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba padat.
Derajat kepadatan ini bervariasi bergantung kepada beberapa
faktor.Misalnya, uterus mengandung lebih banyak rongga selama
fase sekresi. Tiga fungsi uterus adalah siklus menstruasi dengan
peremajaan endometrium, kehamilan dan persalinan. Fungsi-
fungsi ini esensial untuk reproduksi, tetapi tidak diperlukan untuk
kelangsungan fisiologis wanita.
d) Dinding Uterus
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan: endometrium,
miometrium, dan sebagian lapisan luar peritoneum parietalis.
e) Serviks
Bagian paling bawah uterus adalah serviks atau leher.
Tempat perlekatan serviks uteri dengan vagina, membagi serviks
menjadi bagian supravagina yang panjang dan bagian vagina
yang lebih pendek. Panjang serviks sekitar 2,5 sampai 3 cm, 1 cm
menonjol ke dalam vagina pada wanita tidak hamil. Serviks
terutama disusun oleh jaringan ikat fibrosa serta sejumlah kecil
serabut otot dan jaringan elastis.
f) Vagina
Vagina, suatu struktur tubular yang terletak di depan
rectum dan di belakang kandung kemih dan uretra, memanjang
dari introitus (muara eksterna di vestibulum di antara labia minora
vulva) sampai serviks. Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis
yang dapat melipat dan mampu meregang secara luas. Karena
tonjolan serviks ke bagian atas vagina, panjang dinding anterior
vagina hanya sekitar 7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior
sekitar 9 cm. Ceruk yang terbentuk di sekeliling serviks yang
menonjol tersebut disebut forniks: kanan, kiri, anterior dan
posterior. Mukosa vagina berespons dengan cepat terhadap
stimulasi estrogen dan progesterone.Sel-sel mukosa tanggal
terutama selama siklus menstruasi dan selama masa hamil. Sel-
sel yang diambil dari mukosa vagina dapat digunakan untuk
mengukur kadar hormone seks steroid. Cairan vagina berasal dari
traktus genitalia atas atau bawah.Cairan sedikit asam.Interaksi
antara laktobasilus vagina dan glikogen mempertahankan
keasaman. Apabila pH naik di atas lima, insiden infeksi vagina
meningkat (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).
B. DEFINISI
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup umur kehamilannya dan dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau dengan
kekuatan ibu sendiri (Manuaba, 2010).
Persalinan normal merupakan suatu proses pengeluaran bayi dengan
usia kehamilan yang cukup, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu,
presentasi belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan
panggul ibu, serta dengan tenaga ibu sendiri. Hampir sebagian besar
persalinan merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%)
merupakan persalinan patologik (Saifuddin, 2010).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup umur kehamilannya dan dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau dengan
kekuatan ibu sendiri (Manuaba, 2010).
C. ETIOLOGI
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara
pasti/jelas. Terdapat beberapa teori antara lain:
1. Teori oxytocin: Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh
karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.
2. Keregangan otot-otot: Seperti halnya dengan kandung kencing dan
lambung bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka
timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.Demikian pula dengan rahim,
maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot
rahim makin rentan.
3. Pengaruh janin: Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya
juga memegang peranan oleh karena pada anencephalus kehamilan
sering lebih lama dari biasa.
4. Teori Plasenta Menjadi Tua: Turunnya kadar hormone estrogen dan
progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang
menimbulkan konstraksi rahim.
5. Teori Iritasi Mekanik: Di belakang servik terlihat ganglion servikale
(fleksus franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya
oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
E. MEKANISME PERSALIANAN
Beberapa faktor yang berperan didalam sebuah proses persalinan menurut
Sondakh (2013) meliputi:
1) Power (Kekuatan)
Kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar. Kekuatan tersebut
meliputi kontraksi dan tenaga meneran.
2) Passenger (Penumpang)
Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta. Hal-hal yang
perlu diperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala janin,
presentasi, letak, sikap dan posisi janin, sedangkan yang perlu
diperhatikan pada plasenta adalah letak, besar, dan luasnya.
3) Passage (Jalan lahir)
Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir lunak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari jalan keras adalah ukuran dan
bentuk tulang panggul, sedangkan pada jalan lahir lunak adalah segmen
bawah uterus yang dapat meregang, serviks, otot dasar panggul, vagina
dan introitus vagina.
4) Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak
tepenuhi paling tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang apabila dana dan sarana memenuhi menurut
Nugroho (2012) antara lain:
1. Sitologi vagina yaitu dengan indeks kariopiknotik meningkat (> 20 %).
2. Foto rontgen untuk melihat inti penulangan terutama pada os cubiod,
proximal tibia dan bagian distal femur.
3. USG yaitu menilai jumlah dan kekeruhan air ketuban, derajat maturitas
plasenta, besarnya janin, keadaan janin.
4. Kardiotokografi yaitu menilai kesejahteraan janin dengan Non Stress test
(NTS) relaktif atau tidak, maupun Contraction Stress Test (CTS) negatif
atau positif.
5. Amniostropi yaitu warna air ketuban.
G. TAHAP PERSALIANAN
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks membuka dari 0
sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II disebut juga
dengan kala pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan kekuatan
mengedan, janin di dorong keluar sampai lahir. Dalam kala III atau disebut
juga kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV
mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian. Dalam kala tersebut
diobservasi apakah terjadi perdarahan postpartum. (Rohani; dkk, 2011)
1. Kala I (Kala Pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena
serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran-
pergeseran, ketika serviks mendatar dan membuka.
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
a. Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai
sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
secara bertahap sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8
jam.
b. Fase aktif (pembukaan serviks 4 -10 cm), berlangsung selama 6 jam
dan dibagi dalam 3 subfase.
1) Periode akselerasi: berlangsung selama 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm.
2) Periode dilatasi maksimal: berlangsung selama 2 jam, pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm.
3) Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan
jadi 10 cm atau lengkap.
Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus
umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau
lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih)
dan terjadi penurunan bagian terbawah janin. Berdasarkan kurve
Friedman, diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan
pembukaan multigravida 2 cm/ jam.
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan
multigravida. Pada primigravida, ostium uteri internum akanmembuka
lebih dulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudian
ostium internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan
eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu
yang sama.
2. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap
(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara
berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam.
Tanda dan gejala kala II
a. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit.
b. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
c. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan/atau
vagina.
d. Perineum terlihat menonjol.
e. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
f. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang
menunjukkan:
1. Pembukaan serviks telah lengkap.
2. Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.
3. Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
Perubahan psikologis kala III
a. Ibu ingin melihat, menyentuh, dan memeluk bayinya.
b. Merasa gembira, lega, dan bangga akan dirinya; juga merasa sangat
lelah.
c. Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vagina perlu dijahit.
d. Menaruh perhatian terhadap plasenta
4. Kala IV (Kala Pengawasan)
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah
proses tersebut. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV:
a. Tingkat kesadaran.
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi,dan pernapasan.
c. Kontraksi uterus.
d. Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika
jumlahnya tidak melebihi 400 samapai 500 cc.
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data
a) Biodata klien meliputi:
Nama, umur: dalam kategori usia subur (15 49 tahun). Bila
didapatkan terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua
(lebih dari 35 tahun) merupakan kelompok resiko tinggi.Pendidikan,
pekerjaan dan alamat klien.
b) Keluhan Utama
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar
ke perut, adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan
darah, perasaan selalu ingin buang air kemih, bila buang air kemih
hanya sedikit-sedikit.
c) Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan
anatara 38 42 minggu disertai tanda-tanda menjelang persalinan
yaitu nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, his makin sering,
tertaur, kuat, adanya show (pengeluaran darah campur lendir),
kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d) Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, TBC,
hepatitis, penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami, dapat
memperberat persalinan.
e) Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, keturunan
hamil kembar pada klien, TBC, hepatitis, penyakit kelamin,
memungkinkan penyakit tersebut ditularkan pada klien, sehingga
memperberat persalinannya.
f) Riwayat Obstetri
Riwayat haid. Ditemukan amenorhhea (aterm 38-42 minggu),
prematur kurang dari 37 minggu
Riwayat kebidanan. Adanya gerakan janin, rasa pusing, mual
muntah, daan lain-lain. Pada primigravida persalinan
berlangsung 13-14 jam dengan pembukaan 1cm /jam, sehingga
pada multigravida berlangsung 8 jam dengan 2 cm / jam.
g) Riwayat psikososialspiritual dan budaya
Perubahan psikososial pada trimester I yaitu ambivalensi, ketakutaan
dan fantasi.Pada trimester II adanya ketidaknyamanan kehamilan
(mual, muntah), Narchisitik, pasif dan introvert. Pada trimester III klien
merasa tidak feminin lagi karena perubahan tubuhnya, ketakutan
akan kelahiran bayinya, distress keluarga karena adaanya perasaan
sekarat selama persalinan berlangsung.
h) Pola Kebutuhan sehari-hari
Nutrisi
Adanya his berpengaruh terhadapkeinginan atau selera makan
yang menurun.
Istirahat tidur
Klien dapat tidur terlentang, miring ke kanan / kiri tergantung pada
letak punggung anak, klien sulit tidur terutama kala I – IV.
Aktivitas
Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada
aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak mebuat
klien cepat lelah, capai, lesu.Pada kala I apabila kepala janin telah
masuk sbagian ke dalam PAP serta ketuban pecah, klien
dianjurkan duduk / berjalan-jalan disekitar ruangan / kamar
bersalin. Pada kala II kepala janin sudah masuk rongga PAP klien
dalam posisi miring ke kanan / kiri.
Eliminasi
Adanya perasaan sering /susah kencing selama kehamilan dan
proses persalinan. Pada akhir trimester III dapat terjadi konstipasi.
Personal Hygiene
Kebersihan tubuih senantiasa dijaga kebersihannya. Baju
hendaknya yang longgar dan mudah dipakai, sepatu / alas kaki
dengan tumit tinggi agar tidak dipakai lagi
Seksual
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan
seksual / fungsi dari sek yang tidak adekuat karena adanya proses
persalinan dan nifas.
i) Pemeriksaan
Pemeriksaan umum meliputi:
Tinggi badan dan berat badan.
Ibu hamil yang tinggi badanya kurang dari 145 cm terlebih pada
kehamilan pertama, tergolong resiko tinggi karena kemungkinan
besar memiliki panggul yang sempit.Berat badan ibu perlu
dikontrol secara teratur dengan peningkatan berat badan selama
hamil antara 10–12 kg.
Tekanan Darah
Tekanan darah diukur pada akhir kala II yaitu setelah anak
dilahirkan biasanya tekanan darah akan naik kira-kira 10 mmHg.
Suhu badan, nadi dan pernafasan
Pada penderita dalam keadaan biasa suhu badan anatara 360-370
C, bila suhu lebih dari 370C dianggap ada kelainan.Kecuali bagi
klien setelah melahirkan suhu badan 375C- 378C masih dianggap
normal karena kelelahan. Keadaan nadi biasanya mengikuti
keadaan suhu, Bila suhu naik keadaan nadi akan bertambah pula
dapat disebabkan karena adanya perdarahan.
Pada klien yang akan bersalin / bersalin pernafasanannya agak
pendek karena kelelahan, kesakitan dan karena membesarnya
perut pernafasan normal antara 80 – 100 X / menit, kadang
meningkat menjadi normal kembali setelah persalinan, dan
diperiksa tiap 4 jam.
Pemeriksaan fisik
Kepala dan leher
Terdapat adanya cloasma gravidarum, terkadang adanya
pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva kadang pucat,
sklera kuning, hiperemis ataupun normal, hidung ada polip atau
tidak, caries pada gigi, stomatitis, pembesaran kelenjar.
Dada
Terdapat adanya pembesaran pada payudara, adanya
hiperpigmentasi areola dan papila mamae serta ditemukan adanya
kolustrum.
Perut
Adanya pembesaran pada perut membujur, hyperpigmentasi linea
alba/nigra, terdapat striae gravidarum. Palpasi : usia kehamilan
aterm 3 jari bawah prosesus xypoideus, usia kehamilan prematur
pertengahan pusat dan prosesus xypoideus, punggung kiri/
punggung kanan, letak kepala, sudah masuk PAP atau belum.
Adanya his yang makin lama makin sering dan kuat.Auskultasi:
ada/ tidaknya DJJ,frekwensi antara 140 160 x / menit.
Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban. Bila
terdapat pengeluaran mekonium yaitu feses yang dibentuk anak
dalam kandungan, menandakan adannya kelainan letak
anak.Pemeriksaan dalam untuk mengetahui jauhnya dan
kemajuan persalinan, keadaan serviks, panggul serta keadaan
jalan lahir.
Ekstremitas
Pemeriksaan udema untuk melihat kelainan-kelainan karena
membesarnya uterus, karena pre eklamsia atau karena karena
penyakit jantung/ ginjal.Ada varices pada ekstremitas bagian
bawah karena adanya penekanan dan pembesaran uterus yang
menekan vena abdomen.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah meliputi haemoglobin, faktor Rh, Jenis
penentuan, waktu pembekuan, hitung darah lengkap, dan kadang-
kadang pemeriksaan serologi untuk sifilis.
1. Kala I
Pengkajian
a) Anamnesa
Nama, umur, dan alamat
Gravida dan para
Hari pertama haid terakhir (HPHT)
Riwayat alergi obat
Riwayat kehamilan sekarang: ANC, masalah yang dialami selama
kehamilan seperti perdarahan, kapan mulai kontraksi, apakah
gerakan bayi masih terasa, apakah selaput ketuban sudah pecah?
Jika ya, cairan warnanya apa? Kental/ encer? Kapan pecahnya?
Apakah keluar darah pervagina? Bercak atau darah segar? Kapan
ibu terakhir makan dan minum? Apakah ibu kesulitan berkemih?
Riwayat kehamilan sebelumnya
Riwayat medis lainnya seperti hipertensi, pernafasan
Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah atau
nyeri epigastrium).
Pemeriksaan fisik:
Tunjukkan sikap ramah
Minta mengosongkan kandung kemih
Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna
konjungtiva, kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan tubuh
Nilai tanda tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan), untuk
akurasi lakukan pemeriksaan TD dan nadi diantara dua kontraksi.
Pemeriksaan abdomen: menentukan tinggi fundus, kontraksi
uterus.
b) Palpasi jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi dan lamanya
kontraksi
Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit)
Menentukan presentasi (bokong atau kepala)
Menentukan penurunan bagian terbawah janin
Pemeriksaan dalam:
Nilai pembukaan dan penipisan serviks
Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah masuk
rongga panggul
Jika bagian terbawah kepala, pastikan petunjuknya.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus, dilatasi serviks.
2. Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi selama
persalinan.
3. Kecemasan berhubungan dengan kekhawatiran terhadap leselamatan ibu
dan janin, kurang pengetahuan proses persalinan.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Diagnosa Keperawatan: Nyeri b.d kontraksi Uterus
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan selama ...x24 jam, diharapkan pasien
mampu mengontrol nyeri.
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Secara konsisten menunjukkan
No Indikator 1 2 3 4 5
1 Menggambarkan faktor penyebab
2 Menggunakan tindakan nyeri
tanpa analgesic
3 Melaporkan perubahan terhadap
gejala nyeri
4 Melaporkan nyeri terkontrol
Intervensi Keperawatan:
a. Manajement nyeri
1. Lakukan pengkajian secara komprehensif yang meliputi
lokasi, karateristik onset/ durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri dan faktor pencetus.
2. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri.
3. Berikan informasi mengenai seperti penyebab nyeri,
berapa nyeri akan diarahkan.
4. Ajarkan penggunaan teknik farmakologi.
5. Dorong untuk menggunakan obat-obatan penurunan nyeri
adekurat
6. Kalaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam
memberikan obat farmakologi
b. Manajement lingkungan
1. Ciptakan lingkungan tennag
2. Berikan sumber edukasi yang relevan
No Indicator 1 2 3 4 5
1 Mengurangi penyebab
kecemasan
2 Mencari informasi untuk
mengurangi kecemasan
3 Merencanakan strategi koping
untuk situasi yang menimbulkan
stre
4 Menggunakan strategi koping
efektif
5 Menggunakan teknik relaksasi
untuk mengurangi kecemasan
Intervensi keperawatan:
a. Terapi relaksasi
1. Gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis
relaksasi yang tersedia misalnya mendengarkan musik, nafas
dalam
2. Berikan deskripsi detail terkait intervensi relaksasi yang dipilih
3. Mintalah klien untuk rileks dan merasakan sensasi
4. Dorong pengulangan teknik praktik-praktik tertentu secara berkala
b. Pengurangan kecemasan
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
2. Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan
mengurangi ketakutan
3. Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat
4. Berikan objek yang menunjukkan rasa nyaman
5. Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan
DAFTAR PUSTAKA