TINJAUAN PUSTAKA
penting pada tahun pertama kehidupan bayi. Pada masa-masa ini rasa
kepercayaan di antara ibu dan bayi mulai terbentuk. Salah satu cara agar
dilakukan oleh orang tua kepada anak nya sejak bayi (Adriana dalam
Ariyanti et al., 2019). Pijat bayi atau baby massage merupakan stimulasi
taktil dan sudah menjadi tradisi kuno yang telah dikaji melalui penelitian
tentang ilmu neonatal, ahli saraf, psikologi anak, serta beberapa ilmu
kesehatan (Maternity et al., 2018). Sentuhan dan pijatan pada bayi adalah
suatu kontak fisik lanjutan yang dibutuhkan oleh bayi demi menjaga
perasaan aman setelah proses kelahiran (Roesli, 2001). Ikatan batin sangat
penting bagi anak terlebih saat usia di bawah 2 tahun, hal ini yang akan
Selain bersifat bawaan dari lahir, rangsangan atau stimulus dari luar juga
berperan dalam pertumbuhan fisik dan emosi anak (Sembiring, 2019). Pijat
7
8
rangkaian dari baby massage tersebut, diantaranya adalah memijat bayi saat
bayi tersebut baru saja selesai makan, membangunkan bayi hanya untuk
melakukan pemijatan, memijat bayi saat kondisi bayi sedang tidak sehat,
memaksa bayi untuk dipijat, memaksakan posisi tertentu pada bayi (Susanti
Terdapat banyak penelitian tentang efek pijat bayi. Studi ini telah
membuktikan efek pijat bayi pada perkembangan fisik bayi baru lahir
Pijat bayi juga diyakini dapat mengurangi stres dan meningkatkan interaksi
produk limbah contohnya bilirubin (Lin et al., 2015). Menurut Roesli (2001)
mekanika dasar pemijatan merupakan salah satu hal yang menarik pada
penelitian tentang pijat bayi. Mekanisme dasar pijat bayi memang belum
terlalu banyak diketahui, namun saat ini para pakar telah mempunyai
makanan menjadi lebih baik sehingga bayi akan cepat lapar dan ASI akan
9
terkonjugasi.
yang efektif untuk bayi dan orang tua, namun fakta yang terjadi di tengah
masyarakat sekarang ini adalah masih banyak orang tua yang enggan
memijat bayinya sendiri dengan dalih takut salah memijat dan takut jika
dengan memijat bayi, orang tua akan mendapatkan suatu kepercayaan diri
orang tua untuk mengenali reaksi bayi mereka sendiri dan akhirnya
Bainbridge, 2016). Pijat bayi juga memiliki manfaat sebagai solusi kasus
Bainbridge, 2016).
Menurut Walker (2017) manfaat dari baby massage terbagi menjadi dua,
yaitu:
b. Manfaat Psikologis
spiritual. Hal ini dapat berkembang di antara orang tua dan bayi.
bayinya.
petrissage pada wajah, leher, bahu, lengan, dada, punggung, pinggang dan
kaki bayi. Effleurage terdiri dari sapuan halus, panjang, ritmis di kedua sisi
tulang belakang dan keluar melintasi bahu, dengan kedua tangan bekerja
a. Kepala
b. Wajah
gerakkam setiao ibu jari secara bersamaan kea rah sisi luar wajah.
13
menuju ke telinga.
kecil pada tepi telinga dengan menggunakan telunjuk dan ibu jari.
harus sejajar dengan bagian bawah dada. Pijat dengan kedua tangan
area atas bahu dan usap ke arah luar untuk memegang lengan atas.
Usap lengan dan tangan bayi, kemudian Tarik pada ujung jari
tiga atau empat kali pengulangan, dan pastikan lengan tetap lurus
5) Pulling Jari-jari
ujung jari. Gerakan ini dilakukan satu kali tarikan saja pada tiap jari
d. Dada
e. Perut
bawah dada, usap dengan kuat kea rah bawah. Saat satu tangan
atas hingga mencapai sisi kanan tulang rusuk lalu di titik yang sama
di sisi kiri. Kemudian usap ke arah bawah menuju pinggul sisi kiri
f. Kaki
di sepanjang paha.
bayi. Setelah itu tekan perlahan dan buat gerakkan melingkar kecil.
Gerakan ini dilakukkan dua kali di setiap kaki kanan maupun kiri.
Tahan betis bayi dengan satu tangan, dan pastikan lutut dalam
keadaan fleksi. Kemudian letakkan telunjuk dan ibu jari pada daerah
tulang pergelangan kaki bayi. Pijat ke arah tumit dan remas dengan
bayi dalam keadaan fleksi. Lalu letakkan ibu jari tangan di punggung
jari.
Kerjakan setiap jari kaki secara bergantian, lalu ulangi pada kaki
lainnya.
g. Punggung
lalu posisikan tangan yang lain pada posisi awal. Ulangi gerakkan
Letakkan satu tangan pada kedua sisi bahu bayi, lalu usap di
Gambar 2. 28 Pulling Pada Sisi Kanan dan Kiri (Heath & Bainbridge, 2016)
5) Gerakan Menyilang
Letakkan tangan pada sisi kanan dan kiri bahu bayi, kemudian
sisi.
B. Bilirubin
1. Definisi Bilirubin
Bilirubin adalah suatu zat pewarna yang menjadikan tinja dan urine
bewarna kuning. Penguraian sel darah merah di dalam tubuh adalah proses
dari bilirubin tersebut dibentuk, penguraian ini adalah suatu proses yang
normal. Bilirubin terbagi menjadi dua indirek (langsung) dan direk (tidak
(2016) bilirubin indirek adalah bilirubin yang tidak larut dalam air
sedangkan bilirubin direk adalah bilirubin yang larut dalam air. Nilai normal
bilirubin indirek 0,3- 1,1 mg/dl dan bilirubin direk 0,1-0,4 mg/dl (Cholifah,
2017).
25
2. Metabolisme Bilirubin
Sel darah merah yang berada pada makrofag mengalami hemolisis dan
globin. Setelah itu enzim heme oksigenase akan mereduksi heme menjadi
karbon monoksida yang akan digunakan kembali untuk sintesis heme, dan
menuju hati, namun saat proses transfer tersebut jika terjadi penurunan
menjadi jenuh serta bilirubin yang larut dalam lemak mampu melewati
(Moncrieff, 2018).
dengan glucuronic acid dan akan menjadi bilirubin yang terkonjugasi (larut
dalam air) kembali dengan bantuan enzim glucuronyl transferase (Mitra &
C. Hyperbilirubinemia
1. Definisi Hyperbilirubinemia
menimbulkan efek patologi pada setiap bayi berbeda beda. Dapat juga
menjurus kearah terjadinya kern ikterus bila kadar bilirubin tidak dapat
karena kerusakan sel darah merah. Bilirubin akan meningkat secara normal
setelah 24 jam dan mencapai puncaknya dalam 3-5 hari, hal ini secara
oleh bayi baru lahir yang tidak memiliki gejala munculnya penyakit lainnya,
melebihi nilai normal yaitu >5 mg/dl dan memiliki dasar patologis seperti
2. Etiologi Hyperbilirubinemia
bilirubin. Ketidakseimbangan ini sering terjadi karena liver atau hati yang
28
belum matang dan kerusakan cepat sel darah merah, yang mungkin
berikut :
1) Prematuritas
darah
5) Polisitemia
1) Prematuritas
29
2) Obat-obatan
1) Prematuritas
0,1%.
terkonjugasi non-hemolitik.
3) Hipoksia
4) Hipoglikemia
1) Prematuritas
3) Ikterus ASI
3. Fisiologi Hyperbilirubinemia
terkonjugasi pada hati dan kemudian akan disimpan pada kantong empedu.
Kemudian dari kantong empedu akan dilanjutkan menuju usus besar untuk
30
diproses menjadi hasil ekresi yang akan kelur bersamaan dengan feses atau
terlalu lama bilirubin dapat melekat pada sekitar otak yang akan
(Kern penyakit kuning). Gejala klinis yang muncul adalah susah tidur, tidak
dan yang paling parah akibat dari hiperbilirubin adalah dapat menyebabkan
palsy, tuli, serta gangguan pada penglihatan (Mathindas et al., 2013). Warna
paling parah disebut sebagai ensefalopati bilirubin kronis, atau kern ikterus,
5. Dampak Hyperbilirubinemia
kembali akan mengendap pada tubuh dan akan menjadi suatu kondisi
bilirubin yang berlebih dapat hilang sendiri setelah 24 jam atau yang biasa
terlalu lama bahkan terus mengalami peningkatan pada setiap jam nya
pada dasar ventriculus (Dewi, 2016). Jika tidak segera ditangani akan
Bayi yang disebut kuning adalah bayi yang terlihat kuning pada kulit
darahnya. Penyakit kuning terjadi pada hampir semua bayi baru lahir pada
usia 2 hingga 7 hari. Sebelum bayi lahir, bilirubin pada bayi akan
dikeluarkan dari tubuh ibu melalui plasenta. Bilirubin tubuh bayi baru lahir
meningkat karena hati pada bayi baru lahir tidak dapat berfungsi secara
normal untuk melepaskan bilirubin. Selain itu, akibat rusaknya sel darah
merah, maka kadar bilirubin yang dihasilkan cukup tinggi, karena setelah
lahir bayi tidak lagi membutuhkan sel darah merah sebanyak yang ada di
infantil kira-kira 1 dari 2500 sampai 5000 kelahiran hidup 1,2 dengan
berbagai diagnosis yang mendasari mulai dari ikterus ASI yang sembuh
sendiri hingga penyakit agresif yang mengancam jiwa seperti atresia bilier
(BA) dan gagal hati. Beberapa penyakit kuning pada bayi tidak berbahaya
atau yang disebut dengan ikterus fisiologis, jika bayi mendapatkan ASI
bayi (Handy, 2017). Penyakit kuning sering terjadi pada bayi dengan
volvulus, malrotasi, atresia usus, dan ileus meconium (Anderson & Calkins,
2020).
2. Klasifikasi Ikterus
a. Ikterus fisiologi
kuning patologis. Ikterus fisiologi adalah ikterus yang terjadi pada hari
usia, dan biasanya hilang sekitar 2 sampai 3 minggu sia pada bayi cukup
disebabkan oleh organ hati bayi baru lahir yang belum matang
sempurna, atau disebabkan oleh kerusakan sel darah merah yang cepat.
Dalam kadar tinggi bilirubin bebas ini bersifat racun yang sulit larut
dalam air. Pada beberapa bayi baru lahir, organ bayi tidak berfungsi
dengan lancar. Umumnya organ hati akan mulai berfungsi normal pada
b. Ikterus patologis
Misalnya, dasar dari patologi ini adalah jenis dan penyebab bilirubin saat
nilai yang memiliki potensi menimbulkan kern ikterus jika tidak segera
85,5 mmol / L per hari atau lebih dari 0,2 mg / dL (> 3,4 mmol / L) per
c. Kern ikterus
pada dasar ventriculus (Dewi, 2016). Kern ikterus bisa terjadi pada bayi
langsung pada kadar bilirubin total dalam serum (Marmi & Rahardjo, 2015).
Kern ikterus biasanya ditemukan pada neonatus cukup bulan dengan ikterus
berat, yaitu bilirubin lebih dari 20% mg (Dewi, 2016). Menurut Tooley
Menurut (Marmi & Rahardjo, 2015) etiologi ikterus dapat berdiri sendiri
ataupun disebabkan oleh beberapa faktor. Secara garis besar etiologi dapat
indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat pada sel otak.
dalam hepar atau diluar hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan
Faktor resiko adalah bayi kecil (kurang dari 2.500 gram atau usia
kegagalan banyak organ). Faktor resiko yang lain adalah asfiksia (gangguan
nafas), letergi (lemah), suhu tubuh tidak stabil, sepsis (infeksi berat) atau
bayi dengan penyakit hemolisis (sel darah merah mudah pecah) (Handy,
2017).
a. Faktor Maternal
terjadinya hyperbilirubinemia
Rh)
4) ASI
memecah bilirubin.
b. Faktor Perinatal
c. Faktor Neonatus
1) Prematur
2) Faktor genetik
3) Polisitemia
memecah bilirubin.