A. Latar Belakang
Pada era globalisasi sekarang ini pasar modal memiliki peran penting
pasar. Pasar modal menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi karena dapat
menjadi sumber dan alternatif bagi perusahaan disamping bank. Pasar modal
relatif murah dan juga tempat untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang.
laporan tahunan baik yang bersifat moneter maupun non moneter kepada Bursa
investasi pada efek yang tersedia maupun besarnya jumlah dana yang akan
nantinya (Megawati dan Linda, 2013). Berbagai informasi yang diperoleh dapat
karena sifat komoditasnya yang sangat peka terhadap perubahan yang terjadi,
ekonomi, dan moneter. Perubahan tersebut dapat berdampak positif yang berarti
naiknya harga saham atau berdampak negatif yang berarti turunnya harga
saham.
Menurut Alwi (2003) dalam Lince Bulutoding et al. (2018) saham atau
stock adalah surat tanda bukti atau tanda kepemilikan terhadap suatu
perusahaan suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di bursa efek,
saham atau sering pula disebut share merupakan instrumen yang paling
dominan diperdagangkan. Saham dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau
saham akan menerima penghasilan dalam bentuk dividen dan dividen ini akan
saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang
bersangkutan di bursa.
saham. Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan yang sulit bagi pihak
dividen yang optimal yang dapat menjadi suatu kebijakan yang adil antara
pembagian dividen yang stabil. Pembagian dividen yang relatif stabil akan
laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai, artinya besar kecilnya dividend
Semakin besar tingkat laba yang dibagikan dalam bentuk dividen akan membuat
calon investor semakin menarik dan itu dapat menunjukan kondisi perusahaan
yang sehat dan memiliki prospek yang bagus untuk kedepannya. Perusahaan
yang memilih untuk membagikan laba sebagai dividen akan mengurangi total
sumber dana internal. Perusahaan yang memilih untuk menahan laba yang
semakin besar (Sartono, 2014:281). Kebijakan dividen baik itu dari perusahaan
(Sari dan Sudjarni, 2015). Kebijakan dividen sangat penting bagi perusahaan
dibagikan kepada pemegang saham atau akan ditahan untuk dapat membantu
menunjang pertumbuhan dari perusahaan. Kebijakan dividen di suatu
yang membagikan dividen secara berturut turut pada periode 2012015 dapat
DPR (%)
NO Kode Emiten
2014 2015 2016 2017
1 ASGR 59,88 40,01 39,91 47,31
2 GGRM 38,35 35,56 48,02 48,02
3 SMGR 45,00 45,00 40,00 40,00
4 INDF 49,81 49,80 49,72 49,70
5 HMSP 57,29 75,71 48,02 99,89
6 KLBF 66,77 44,97 43,41 44,14
7 CPIN 28,10 48,02 48,02 48,02
8 UNVR 99,96 99,93 48,02 48,02
9 TOTO 41,99 41,88 28,66 43,42
Rata – rata 54,13 53,43 43,75 52,06
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur di BEI 2014-2017
ratio yang terjadi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode
ratio yang berfluktuasi setiap tahunnya dapat disebabkan oleh faktor – faktor
untuk membayar dividen kepada pemegang saham. Semakin besar tingkat laba
asset (ROA).
Menurut Lince, dkk (2018), Wira dan Tjhai (2017), Ida Ayu dan Ida Bagus
penelitian yang berbeda dikemukakan oleh Sari dan Sudjarni (2015) yang
dan Mirza (2011), Parsian dan Shams (2013), Ahmed (2015) juga menyatakan
membiayai dan memenuhi kewajiban atau utang pada saat ditagih atau jatuh
perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah
diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan
ratio (CR). Current Ratio merupakan ukuran yang secara umum digunakan untuk
dividen. Bagi perusahaan, dividen adalah arus kas keluar, dan hal tersebut
mempengaruhi posisi dari kas perusahaan. Semakin besar posisi kas dan posisi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Syafri Yusman (2018), Wira dan
Tjhai (2017), Ida Ayu dan Ida Bagus (2018) menyatakan bahwa likuiditas
penelitian Masril (2017), Lidya dan Ronni (2015), Wicaksono dan Nasir (2014)
kebijakan dividen.
yang terlihat dari fenomena gap yang terjadi di industri manufaktur yang
ditunjukkan pada tabel 1.1 serta terjadi research gap antara beberapa penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti
dianggap layak sebagai obyek penelitian karena mempunyai jumlah cukup besar
sebanyak 142 perusahaan yang masih terdaftar hingga akhir tahun 2017
dengan bidang usaha yang berbeda. Sehingga perusahaan manufaktur ini cukup
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut, maka rumusan
Efek Indonesia ?
Indonesia ?
Indonesia ?
Indonesia ?
C. Tujuan Penelitian
Efek Indonesia.
Efek Indonesia.
Indonesia.
Indonesia.
Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
saham.
2. Manfaat Praktis
(stockholder).
menjadi referensi bagi para peneliti yang tertarik untuk meneliti kajian
A. Tinjauan Teoritis
1. Signalling Theory
Spence (1973) dalam Lince, dkk (2018) memberikan ilustrasi pada pasar
tenaga kerja dan mengemukakan bahwa perusahaan yang memiliki kinerja yang
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena
untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi
Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh
investasi.
lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada
pihak luar (investor dan kreditur). Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai
perusahaan pada saat itu atau pada suatu periode tertentu (Kasmir, 2010).
2. Rasio Keuangan
a. Rasio Profitabilitas
Semakin banyak laba yang diperoleh maka semakin banyak dividen yang
Net Profit Margin atau Margin Laba Bersih digunakan untuk mengukur
rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan dan
2001:89).
3) Return On Asset (ROA)
ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT (Sutrisno, 2001).
sebuah rasio yang sering digunakan oleh para pemegang saham untuk
b. Rasio Likuiditas
Kewajiban yang harus segera dipenuhi adalah hutang jangka pendek. Jika
oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang
2) Cash Ratio
Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera
menjadi uang kas dengan hutang lancar. Kas yang dimaksud adalah
rekening Koran. Sedangkan harta setara kas (near cash) adalah harta
lancar yang dengan mudah dan cepat dapat diuangkan kembali, dapat
perusahaan bersangkutan.
3) Quick Ratio
Quick ratio disebut juga acid test ratio, merupakan perimbangan antara
lancar yang lebih likuid yaitu: kas, surat-surat berharga, dan piutang
(Martono, 2003).
c. Rasio Leverage
dibiayai oleh utang (Fahmi, 2012). Semakin tinggi rasio leverage ini
aktiva (Kasmir, 2010). Semakin tinggi ratio DAR berarti semakin besar
bagi perusahaan.
2011).
d. Rasio Aktivitas
tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada
1) Perputaran Piutang
satu tahun.
2) Perputaran Persediaan
miliki.
penggunaan total aktiva perusahaan. Jika nilai rasio ini tinggi, maka
manajemen yang baik. Namun, ketika nilai rasio ini relatif rendah (kurang
juga semakin besar. Tetapi current ratio yang terlalu tinggi juga
𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫
𝐂𝐑 =
𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫
3. Kebijakan Dividen
berbeda, salah satunya dapat dilihat dari dividen khususnya mengenai kebijakan
berapa besar bagian dari laba bersih yang diperoleh untuk dibagikan sebagai
dividen atau sebagai laba ditahan. Kebijakan dividen merupakan sebagian dari
keputusan investasi. Oleh karena itu, perusahaan dalam hal ini dituntut untuk
menetapkan berapa bagian dari laba bersih yang akan dibagikan sebagai dividen
kepada pemegang saham dan berapa besar bagian dari laba bersih itu akan
kembali.
untuk menetapkan berapa bagian dari laba bersih yang akan dibagikan sebagai
dividen kepada pemegang saham dan berapa besar bagian dari laba bersih itu
ratio (DPR), yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai,
investasi para pemegang saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi
saham dan tentu saja tanpa mengabaikan kepentingan perusahaan untuk tetap
𝐃𝐢𝐯𝐢𝐝𝐞𝐧
𝐃𝐏𝐑 =
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡
4. Harga Saham
oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Harga saham
dapat didefinisikan sebagai harga pasar. Harga pasar merupakan yang paling
mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada
pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa efek sudah tutup, maka harga
pasar adalah harga penutupannya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang
Salah satu faktor yang penting untuk diperhatikan oleh investor dalam
melakukan transaksi jual beli saham adalah harga saham itu sendiri. Tingkat
tingkat keuntungan, maka semakin tinggi harga saham. Indeks harga saham
saham dari waktu kewaktu apakah harga saham mengalami penurunan atau
investasi.
5. Pengaruh Profitabilitas dan Dividend Payout Ratio (DPR)
perbandingan antara earning after tax dengan total asset. Profitabilitas adalah
tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat
dividen. Dividen adalah laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu
pajak. Oleh karena itu dividen yang diambilkan dari keuntungan bersih akan
dividen. Dengan kata lain,semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan
pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Semakin besar
membayar dividen payout ratio yang dijanjikan. Dengan kata lain ada pengaruh
Yang Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
(Perusahaan
Manufaktur Di Bei
2011-2015)
Investasi.
dividen.
2014)
C. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan
penelitian, dan landasan teori yang telah dikemukakan diatas maka kerangka
Indikator : Indikator :
Dividend Payout
Return On Asset
Ratio
Rasio Indikator :
Profitabilitas Share
Kebijakan Harga
Dividen Saham
Rasio
Likuiditas
Indikator :
Current Ratio
kebijakan dividen.
dividen.
saham.
A. Pendekatan Penelitian
1. Tempat
28 Makassar.
2. Waktu
proposal ini kurang lebih tiga bulan terhitung mulai bulan Mei sampai
1. Populasi
yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara periode 2014 sampai
2017. Jumlah populasi ini adalah 145 perusahaan dan tidak semua
pengambilan sampel.
2. Sampel
adalah :
berkesinambungan.
penelitian.
1 ASGR
2 GGRM Gudang Garam Tbk
3 SMGR
4 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
5 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
6 KLBF Kalbe Farma Tbk
7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
8 UNVR Unilever Indonesia Tbk
9 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
1. Jenis Data
2. Sumber Data
(melalui www.idx.co.id).
Perbandingan antara
Kebijakan 𝐃𝐢𝐯𝐢𝐝𝐞𝐧
Dividend
dividen terhadap laba 𝐃𝐏𝐑 =
Payout Rasio 𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡
Dividen
Ratio
bersih.
Perbandingan antara
Rasio 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫
Current
aktiva lancar terhadap 𝐂𝐑 =
Ratio Rasio 𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫
Likuiditas
(CR)
kewajiban / hutang lancar.
klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji
2. Uji Multikolinearis
sebagai berikut:
Jika VIF lebih besar dari 10, maka antar variabel independen (bebas)
3. Uji Heteroskedastisitas
grafik Scatterplot. Jika dalam grafik terlihat ada pola tertentu seperti
yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
2011).
VIF = 1/Tolerance
4. Uji Autokorelasi
menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara
dapat dilihat dari nilai Durbin Watson. Apabila nilai Durbin Watson
G. Metode Analisis
atau generalisasi.
analisis jalur.
Dimana,
H. Uji Hipotesis
dilakukan dengan uji statistik F (F-test), uji t (t-test) dan uji koefisien
determinasi (R2).
1) Uji Statistik F
H1 : β1, β2, β3 ≠ 0
Pengambilan keputusan :
Adapun Hipotesisnya :
2) Uji Statistik t
H1 : βi ≠ 0
Pengambilan keputusan :
3) Koefisien Determinasi
koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
(Ghozali, 2011).
I. Rancangan Penelitian
Bulan ke –
No. Uraian Kegiatan Penelitian
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Stor Judul Proposal Penelitian
2. SK Pembimbing Proposal
Konsultasi Pembimbing II
3.
4. Revisi
5. Konsultasi Pembimbing I
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, I. E. (2015). Liquidity, Profitability and the Dividends Payout Policy World
Review of Business Research. 5 (2): 73 – 85.
Bulutodinget, Lince, dkk. (2018). Pengaruh Return On Asset (Roa) Dan Debt To
Equity Ratio (Der) Terhadap Harga Saham Dengan Kebijakan Dividen
Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (Jii) Periode 2010-2016). Jurnal Ilmiah
Akuntansi Peradaban. 4 (2) : 1 – 14.
Dewi, Ida Ayu Putri Pertami dan Sedana, Ida Bagus Panji. (2018). Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen Unud. 7 (7) :
3623-3652.
Hadi, Nor. (2015). Pasar Modal. Edisi Kedua. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Harahap, Sofyan Syafri. (2015). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi
Kesepuluh. Jakarta : Rajawali Pers.
Indonesian Capital Market Directory. (2015). Institute For Economic and Financial
Research.
Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ketiga. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Kurniawan, Wira Andi dan Jin, Tjhai Fung. (2017). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Non Keuangan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi. 12 (1A) :
191 – 199.
Oktaviani, Lidya dan Basana, Sautma Ronni. (2015). Analisa Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur
2009-2014). Jurnal Riset Ekonomi Dan Manajemen. 15 (2) : 361-370.
Tandelilin, E. (2014). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama.
Yogyakarta : BPFE.
Weston, J.F dan Copeland. (2008). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Jilid II.
Jakarta : Erlangga.
www.idx.co.id
www.sahamok.com
Yusman, Syafri. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas Dan Leverage
Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan
Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. JOM FISIP. 5 (1).