Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEMINAR ORTHODONTIK

Aktivasi Komponen Aktif Alat Orthodonti Lepasan

Sumber: Orthodontic Retainers and Removable Appliances

Penulis: Friedery Luther

Halaman: 51-55

Pembimbing: drg. Andriani Harsanti, MM.,Sp.Ort

Drg. Grace Audrey

Seminaris: Ali Alfatsyah 160112180059

Laurensius Randy 160112180004

Adha Fatin 160112180061

Hari/ Tanggal: 20 September 2019

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2019

1
T-Spring

T-springs digunakan untuk memindahkan gigi premolar dan molar kearah

buccal. Seperti halnya semua komponen aktif, retensi alat harus dioptimalkan

sebelum aktivasi.

T-springs harus ditempatkat dengan terminal loop sejajar terhadap

kecembungan palatal mahkota gigi, dan bersentuhan dengannya.

Aktivasi dicapai dengan secara perlahan mengangkat T-spring menjauh

dari plat dasar. T-spring seharusnya lebih oklusal daripada kecembungan

maksimum dari mahkota ketika alat dipegang pada posisinya, ketika tepat

sebelum alat masuk sepenuhnya. Ketika masuk sepenuhnya, pegas-T akan

dikompresi kembali terhadap kecembungan maksimum gigi dan, saat kembali ke

panjang awalnya pegas akan mendorong gigi kearah bukal (Gambar 4.14).

Saat gigi bergerak kearah bukal, panjang T-spring akan perlu ditingkatkan

sehingga tetap berkontak dengan gigi. Hal ini dicapai dengan membebaskan kawat

pada 'reservoir' lainnya dengan meratakan loop. (Gambar 4.15).

2
A B

Gambar 4.14 (a) T-spring; (b) aktivasi awal menggunakan tang pembentuk pegas untuk menarik ujung bebas

pegas ke atas dan menjauh dari plat dasar serta maju seperti yang ditunjukkan (panah). Aktivasi selanjutnya

membutuhkan pelepasan lebih banyak kawat dan ini dicapai menggunakan loop reservoir (lihat Gambar

4.15).

A B C

Gambar 4.15 Mengaktifkan pegas-T menggunakan loop reservoir membutuhkan paruh kuadrat dari tang

pembentuk pegas untuk ditempatkan di dalam loop reservoir dan ditekan seperti yang ditunjukkan (a). Karena

dasar pegas T adalah tetap dalam akrilik, ini berarti tepi bebas harus memanjang seperti yang ditunjukkan (b).

Ini menghasilkan T-spring bertumpu lebih tinggi di palatal cusp seperti yang ditunjukkan sebelum

penempatan penuh (b). Setelah sepenuhnya duduk, pegas dikompresi terhadap cups palatal dan dengan

demikian aktif (c).

3
Palatal Finger Springs

Pegas jari palatal digunakan untuk memindahkan gigi kearah mesial dan

distal di sekitar lengkung. Setelah memeriksa penempatan alat dan

mengoptimalkan retensi, posisi pegas jari pada gigi harus diperiksa. Ujung bebas

pegas harus terletak insisal terhadap margin gingiva gigi dan, pada kawat diluar

plat basis, kawat harus melengkung di sekitar aspek mesial (atau distal) gigi, dan

berkontak dengan permukaan gigi, dan memiliki akhiran loop kecil pada bagian

sepertiga permukaan labial, terletak insisal terhadap margin gingiva.

Sebagai aturan umum, jumlah gaya yang benar akan dikirim ke gigi

tertentu jika pegas diaktifkan sebesar sepertiga dari lebar gigi itu. Lebar gigi harus

diukur dan dengan wax stick, tanda harus dibuat pada plat basis, sepertiga dari

lebar gigi menjauh dari posisi pasif pegas ke arah gerakan yang diinginkan. Ada

dua cara untuk mengaktifkan springs ini:

• Tang pembentuk springs memegang kawat tepat di depan koil (yang

menghindari menjadi kaku pada koil), tetapi di dalam area yang dibatasi oleh

guard wire, dan pegas kemudian didorong ke arah di mana gigi digerakan.

(Gambar 4.16).

• Paruh bulat dari tang pembentuk pegas dapat ditempatkan di koil pegas dan

tekanan jari diterapkan pada lengan bebas. Kemudian diatur hingga posisinya

yang baru sesuai dengan tanda lilin pada plat dasar.

Ketika alat dipasang di mulut pasien, tepat sebelum alat ditempatkan

sepenuhnya, pegas sekarang harus diposisikan di bawah tepi insisal / permukaan

4
oklusal gigi, sepertiga dari lebar gigi dari posisi aslinya. Alat yang sepenuhnya

terpasang akan mengaktifkan pegas dengan mendorongnya kembali ke posisi pasif

semula. Lengan bebas pegas akan perlahan-lahan kembali ke posisi pasifnya dan,

karena hal itu pegas akan menggerakan gigi bersamaan dengan pergerakan dari

pegasnya.

Setelah aktivasi, penting untuk memeriksa apakah kawat tidak mengenai

gingiva atau ujung bebas mengiritasi mukosa bibir atas. Sangat penting bahwa

pegas secara otomatis terletak pada posisi yang benar tanpa kemungkinan bagi

pasien dapat memasang alat dengan posisi yang salah atau beradda pada posisi

gigi yang bersebelahan (antar meial atau distal). Jika ini dapat terjadi, maka

kemungkinan pegas telah terlalu diaktifkan dan akan membutuhkan penyesuaian

lebih lanjut (penyesuaian yang benar ditunjukkan pada Gambar 4.16).

A B

5
C D

Gambar 4.16 (a) Pegas jari palatal dengan box dan guard wire (panah). (B) Untuk mengaktifkannya, salah

satu metode melibatkan menempatkan tang pembentuk pegas sehingga mereka memegang kawat tepat di

depan koil, tetapi di dalam area yang dibatasi oleh guard wire, dan pegas kemudian didorong ke arah gigi

bergerak. (C) Pegas normalnya harus diaktifkan sehingga terletak mesial ke ujung puncak (terhadap puncak

cusp). Jika sedang diaktifkan pada gigi incisif, maka aktivasi adalah sepertiga dari lebar gigi (sekitar 3 mm).

Pegas jari palatal aktif sekarang duduk seperti yang ditunjukkan (d), memastikan bahwa itu cocok dengan

gigi, di sekitar margin gingiva.

Retraktor Bukal Kaninus

Spring ini hanya digunakan pada suatu situasi yaitu gigi kaninus yang

perlu diretraksi dengan kondisi malposisi ke arah bukal dan angulasi ke mesial.

Mengoreksi posisi kaninus rahang atas adalah lebih efisien dan dapat secara

optimal dilakukan oleh alat ortodonti cekat.

Memposisikan bukal kanin retractor secara benar adalah penting, tidak

hanya untuk kebutuhan pergerakan gigi, namun karena posisi yang tidak baik

dapat mengakibatkan rasa sakit yang signifikan jika helix menyebabkan trauma

6
pada sulkus bukal. Posisi dari retractor kanin harus di periksa dalam keadaan otot

mulut relaksasi, namun pasien juga harus diminta untuk melakukan gerakan

berbicara, tertawa, menelan dan simulasi pengunyahan untuk mengecek apakah

retractor tidak menekan sulkus bukal ketika mulut sedang berfungsi. Tidak

seperti gigi tiruan yang dapat terlepas oleh aktivitas otot mastikasi karena pada

alat ortodonti lepasan ini terdapat retensi yang ada pada cangkolan Adam. Fly

over retractor bukal kanin harus terletak dekat, berkontak dengan titik kontak

antara gigi premolar atas. Hal ini sangat penting untuk mengecek pada sleeved

rektraktor tidak menekan gingiva. Pada bagian ujung bebas pegas juga harus

berbentuk melengkung disekitar aspek mesial pada kaninus, lebih kea rah insisal

terhadap margin gingiva, dan harus terdapat loop yang kecil.

Aktivasi harus dilakukan dengan patokan ukuran 1/3 lebar gigi, yang mana

pengukurannya sama seperti palatal finger spring. Teknik yang sama harus

digunakan, mengukur jarak pada distal plat basis ke posisi pasif dari retractor.

Tang Adam berparuh bulat ditempatkan pada helix dapat digunakan dengan

tekanan jari yang ringan di aplikasikan terhadap lengan bebas sampai bagian

posisi pasif yang baru sesuai dengan tanda yang sudah terdapat pada plat basis.

Hal ini penting bahwa tekanan yang diberikan pada lengan bebas sangat ringan,

karena retractor bukal kanin ini dapat terdistorsi dengan mudah dan selanjutnya

akan kurang sesuai (fit) saat pemasangan ke giginya. Ketika alat orthodoti lepasan

ini sedang digunakan pada mulut pasien, segera sebelum alatnya benar-benar

masuk, bagian ujung bebas harus terletak pada aspek oklusal, 1/3 lebar gigi dari

permukaan mesial, dan arahnya lebih ke mesial dari puncak cusp kaninus. Ketika

7
alat benar-benar masuk, bagian ujung bebas harus dapat masuk ke posisinya

sesuai dengan bentuk lengkung permukaan mesial gigi kaninus dan didapatkan

bagian ujung bebas terletak pada posisi yang semestinya. Mengikuti kurva

lengkung aspek mesial dari gigi, dan lebih ke bagian oklusal terhadap margin

gingiva. Posisi helix, sleeved arm dan ujung bebas harus dicek ulang pasca

aktivasi untuk memastikan bahwa retractor-rektraktor tersebut tetap pada posisi

yang benar dan menghindari terjadinya kerusakan akibat iatrogenik. Saat ini

retractor sudah teraktivasi dari posisi pasifnya dan sebagaimana retractor tersebut

kembali ke posisi pasifnya, rektraktor akan mendorong gigi searah pergerakan

rektraktor tersebut.

Gambar (a) Retraktor Bukal Kaninus Gambar (b) aktivasi dapat dilakukan

pada koil walaupun adanya risiko fraktur

karena adanya work hardening

8
Gambar (c) Melakukan aktivasi yang cukup Gambar (d) Posisi yang telah diaktivasi

dan pegas telah masuk sepenuhnya

Labial bow

Ketika labial bow digunakan sebagai komponen aktif daripada komponen

retentif, walaupun dilakukan perubahan pada u loop, terdapat beberapa perbedaan

yang penting. ketika alat digunakan untuk meretraksi gigi, ruang dibutuhkan pada

area dimana gigi-gigi ingin bergerak. Ruangan tersebut didapatkan dengan

trimming bagain aktrilik plat bagigis yang menghasilkan ruang sekitar 1,5 mm

diantara permukaan palatal gigi insisif dan bagian paling aspek anterior dari plat

basis. Bagaimanapun, penting bahwa plat basis tidak diasah terlalu banyak

sehingga plat basis tidak lagi dapat mengntrol posisi insisif bawah yang mana

dapat terjadi erupsi berlebihan (overerupted) dan mencegah insisif atas bergerak

kearah palatal. Bagian permukaan fit surface dari plat basis harus berbentuk

chamfer dekat kearah margin yang telah dilakukan pengasahan gunanya untuk

mengakomodasi bow wave seperti bentuk mukosa bagian palatal pada mukosa

palatal yang akan terjadi ketika gigi dimulai digerakkan. Jaringan gingiva

9
membutuhkan waktu yang lama untuk remodel dari pada tulang yang terdapat

pada sekitar gigi, yang mana selanjutnya akan cenderung berbentuk rata seiring

dengan periode waktu, akan berbentuk sedikit menonjol pada tahapan awal karena

terdorong oleh bagian palatal gigi, oleh karena itu diperlukan plat basis berbentuk

chamfer.

Ketika ruang telah tersedia, labial bow dapat diaktivasi dengan cara yang

sama dengan peningkatan retensinya, yaitu dengan menekan bagian u loop. Bow

harus diaktivasi sehingga berada lebih ke insisal dari incical edge pada gigi pada

saat posisi alat sudah tepat dimasukan sepenuhnya. Ketika alat sudah sepenuhnya

masuk, bagian bow harus berada pada 1/3 tengah mahkota. Ketika alat sudah

masuk sepenuhnya sehingga alat akan teraktivasi dan menggerakkan gigi kearah

palatal seiring dengan labial bow kembali pada posisi pasifnya.

Skrup Ekspansi

Alat ini memerlukan kooperatif penuh dari pasien karena aktivasi alat ini

memerlukan pemutaran kunci pada skrup setiap satu atau dua minggu sekali.

Seluruh alat yang menggunakan skrup ekspansi memiliki tanda panah pada plat

basis yang menunjukkan arah putar kunci terhadap skrup. Tanda panah ini sudah

melekat pada skrup dari teknisi dan akan diberikan warna yang kontras untuk

membedakan dari warna plat basis. Skrup ekspansi memiliki 4 lubang, dimana ada

2 lubang yang akan dapat terlihat. Kunci dimasukan ke dalam salah satu lubang

yang paling dekat dengan bagian belakang tanda panah dan diputar ke arah sesuai

10
tanda panah sampai tidak dapat memutar. Kunci kemudian dikeluarkan dan alat

dimasukan kembali ke dalam mulut pasien. Kunci akan memutar skrup sebesar

satu perempat putaran. Aktivasi ini akan membuka jarak pada plat basis sebesar

0,25 mm, yang merupakan lebar rata-rata dari ligamen periodontal. Hal inilah

mengapa hanya diperlukan satu aktivasi (satu perempat putaran) setiap kunjungan.

Jika screw diaktivasi berlebih, pembuluh darah pada ligament periodontal dapat

berisiko tersumbat, yang menjadi hyalinisasi dan undermining resorpsion.

Maka, sangat penting untuk menunjukkan pasien dan orang tua pasien

bagaimana cara untuk mengaktivasi skrup ekspansi dan pentingnya alat ini dalam

keberhasilan perawatan. Banyak pasien yang menyukai apabila mereka dilibatkan

dalam perawatan dan kooperatif jarang menjadi masalah dengan adanya

komunikasi yang baik dari klinisi. Kunci sebaiknya disimpan dalam kotak alat

yang aman.

Gambar Pemutaran screw pada alat ortodontik lepasan rahang atas. (a) Kunci dimasukan ke dalam

lubang screw di belakang alat; kunci diputar ke arah sesuai dengan tanda panah kuning yang

11
tertanam pada baseplate alat. Tanda panah kuning (yang tertanam pada baseplate) ditunjukkan oleh

tanda panah biru tua pada ilustrasi ini. Kapanpun alat screw dibuat, teknisi akan menanamkan

tanda panah pada baseplate alat, yang menunjukkan arah putar kunci. (b) Kunci diputar ke depan

sesuai dengan arah pada tanda panah sampai tidak lagi dapat diputar. Hasilnya, screw akan

berputar satu perempat putaran, sesuai dengan arah putaran tanda panah.

Karet Elastik

Alat ini memerlukan kooperatif pasien dan ketepatan penggunaan dari pasien atau

orang tua atau wali pasien lebih dari skrup ekspansi.

Hingga saat ini, karet elastik jarang digunakan pada alat ortodontik lepasan rahang

atas (URA), selain untuk ekstrusi gigi (insisif) saat periode geligi campuran.

Bagaimanapun, alat ini efektif selama pasien mampu mengganti karet elastik

sehari-hari. Dorongan yang signifikan perlu diberikan kepada pasien, namun

kemunculan insisif rahang atas yang memerlukan ekstrusi biasanya tidak dapat

dilihat, pasien akan melakukan segala hal untuk meningkatkan penampilan.

12

Anda mungkin juga menyukai