Anda di halaman 1dari 20

DESIGN, INSERSI, DAN AKTIVASI

KELOMPOK B1

Faradiba Ratih - 22.52


Anastasya Stephani Putri - 22.53
Nanda Putri Yosan - 22.54
Julia Setia Dinata - 22.55
Feline Monica - 22.56
Chikita Jasmine - 22.57
Mecthildis Vianeys - 22.58
DESIGN PIRANTI
ORTODONTI
LEPASAN
INSERSI PIRANTI
ORTODONTI
LEPASAN
Persiapan Umum
●Menyelesaikan perawatan pendahuluan (yang menghalangi / memperburuk perawatan orto)

- Kontrol plak dan scalling agar jaringan periodontalnya sehat


- Pencabutan (tidak harus dilakukan diawal, bisa ditengah-tengah
perawatan)
- Tumpatan
- PSA

●Menghilangkan kebiasaan buruk (memberi edukasi kepada pasien bahwa ini akibat
dari kebiasaan buruk dengan memberi tahu pasien tentang penyebabnya)
●Pasien harus terkontro penyakit sistemiknya
Persiapan Piranti
●Siapkan peranti yang akan diinsersi
●Perhatikan apakah peranti sudah dibuat sesuai kasus desain yang diminta
●Tanggal mencetak tidak boleh berbeda terlalu jauh dari tanggal insersi (maksimal seminggu dari
waktu mencetak)
●Bagian yang mengenai mukosa diperiksa apakah sudah tidak ada bagian yang tajam
●Peranti harus tepat dengan model kerja (harus sesuai dengan komponen peranti)
●Perhatikan posisi komponen-komponen peranti (arrow head harus nempel di bawah lengkung
terbesar, tidak boleh di servikal karena kena gingiva dan sakit)
●Komponen aktif harus dapat bergerak bebas dan layak
●Piranti dicuci dengan sabun non deterjen
Persiapan Pasien
●Kondisi pasien (dalam keadaan sehat, rongga mulut px apakah bersih dari plak)
●Disesuaikan dengan kondisi klinis pasien (misalnya gigi pasien mengalami avulsi sebelum insersi,
piranti bisa disesuaikan lagi dengan klinis saat akan insersi)
●Perhatikan lempeng akriliknya, bagian yang menghalangi pergerakan gigi harus dibuang /
dibebaskan
●Pasang cobakan ke pasien (pasti tidak retentif, karena adams belum di adjust)
●Sesuaikan komponen retentif dan komponen aktif
-Oklusi tidak harus baik (karena pasti mengganjal akibat ada komponen piranti)
-Adjust adams clasp sampai retentifnya baik (cek dengan sonde pada bagian bridge, diangkat ke
arah oklusal, bila tidak mudah lepas berarti sudah retentif)
-Tanyakan kepada penderita apakah piranti sudah nyaman dipakai (apakah komponen ada yang
menekan gusi / tidak, ada yang melukai gusi / tidak)
●Bila ini merupakan kali pertama penderita memakai peranti, akan terasa asing dan mulut terasa
penuh tapi tidak menimbulkan rasa sakit
●Dapat dikatakan nyaman jika sudah dilakukan adjust
●Tunjukkan cara insersi dengan komponen-komponen dalam
●Posisi yang benar dan juga cara melepas peranti
Persiapan Insersi
(Adjust Cengkram Adam)
●Tang Adams untuk membuat Adams klamer retentif
●Membuat cangkolan Adams Retentif dengan meng adjust arrow head pada titik
sesuai.
Persiapan Insersi
(Adjust Cengkram Adam)
Adjust lengan Adams yang jauh dengan plat akrilik kemudian adjust lengan Adams yg
dekat dengan plat akrilik
KIE
●Tanyakan pada penderita dan ortu apa ada kesulitan dengan peranti selama ini
●Tanyakan kepada penderita berapa lama dia memakai peranti (sudah sesuai dengan instruksi atau tidak, bila
tidak mengapa)
●Bila pasien mengatakan bahwa ia tidak menggunakan sesuai instruksi, maka jangan lakukan aktivasi karena
bila pasien belum terbiasa maka akan menimbulkan nyeri sehingga pasien tidak akan menggunakan
pirantinya)
●Jangan pernah melakukan aktivasi bila adjust tidak retentif.
●Sesuaikan peranti lagi
●Bila peranti sudah diaktifkan pergerakan gigi harus diukur (pergerakan gigi sejauh 1-2 mm per bulan sudah
memuaskan)
●Pada waktu mendorong gigi posterior ke distal, jarak gigit dapat bertambah, ini menunjukkan bahwa ada
kehilangan penjangkaran
●Periksa kondisi mulut, apakah ada gingivitis marginalis terutama pada daerah palatal yang kontak dengan
lempeng akrilik, trauma karena lempeng ataupun komponen retentif maupun aktif. Bila ada perbaiki peranti
dan bila perlu diberi obat.
●Aktifkan peranti kembali atau bila pergerakan gigi sudah cukup, buat cetakan untuk pembuatan peranti
tahap selanjutnya.
●Katakan kepada penderita dan ortu tentang kemajuan perawatan
Kunjungan Berikutnya
●Tanyakan pada penderita dan ortu apa ada kesulitan dengan peranti selama ini
●Tanyakan kepada penderita berapa lama dia memakai peranti (sudah sesuai dengan instruksi atau
tidak, bila tidak mengapa)
●Bila pasien mengatakan bahwa ia tidak menggunakan sesuai instruksi, maka jangan lakukan
aktivasi karena bila pasien belum terbiasa maka akan menimbulkan nyeri sehingga pasien tidak akan
menggunakan pirantinya)
●Jangan pernah melakukan aktivasi bila adjust tidak retentif.
●Sesuaikan peranti lagi
●Bila peranti sudah diaktifkan pergerakan gigi harus diukur (pergerakan gigi sejauh 1-2 mm per bulan
sudah memuaskan)
●Pada waktu mendorong gigi posterior ke distal, jarak gigit dapat bertambah, ini menunjukkan
bahwa ada kehilangan penjangkaran
●Periksa kondisi mulut, apakah ada gingivitis marginalis terutama pada daerah palatal yang kontak
dengan lempeng akrilik, trauma karena lempeng ataupun komponen retentif maupun aktif. Bila ada
perbaiki peranti dan bila perlu diberi obat.
●Aktifkan peranti kembali atau bila pergerakan gigi sudah cukup, buat cetakan untuk pembuatan
peranti tahap selanjutnya.
●Katakan kepada penderita dan ortu tentang kemajuan perawatan
AKTIVASI
&
ADJUST
AKTIVASI SEKRUP EKSPANSI
●Sekrup ekspansi termasuk aktivasi yang lambat
●Aktivasi sekrup dilakukan dengan memutar sekrup seperempat
putaran
●Aktivasi dilakukan seminggu satu sampai dua kali
●Operator perlu mengedukasikan kepada pasien atau orang tuanya
bagaimana cara memutar sekrup dengan benar. Biasanya aktivasi
dilakukan seminggu sekali oleh pasien sendiri
●Untuk mengontrol apakah pasien memutar sekrup dengan benar,
operator dapat memutar sekrup ke posisi awal dan menghitung
apakah pemutaran sesuai dengan hitungan banyak putaran yang
seharusnya. Bila sekrup diputar setiap minggu tetapi pasien tidak mau
memakai piranti biasanya piranti tidak dapat dipakai karena peranti
lebih lebar atau lebih panjang daripada lengkung geligi.
●Untuk melihat pertambahan dari sekrup ekspansi, setiap kontrol
ukur jarak intercaninus
AKTIVASI KANTILEVER TUNGGAL
●Sebelum dilakukan aktivasi lakukan pengukuran
dari komponen aktif hingga ke penjangkaran yang
terdekat. Bila ada busur labial, ukur dengan
penggaris hingga lup U terdekat. Bila penjangkaran
terdekatnya cengkeram adam, ukur hingga
cengkeran adam
●Kemudian aktivasi dapat dilakukan. Aktivasi pegas
dapat dilakukan dengan memutar koil pegas ke
arah pergerakan gigi atau dengan memencet koil
sehingga lengan pegas bergerak ke arah pergerakan
gigi yang diinginkan
●Setelah diaktivasi ukur kembali jarak dari
komponen aktif ke penjangkaran terdekat untuk
menghitung kekuatan pegas
Aktivasi Cantilever Ganda
1. Besaran aktivasi kantilever ganda diperoleh dengan mengukur jarak antara lengan pegas yang jauh dari gigi dan
dekat dengan gigi menggunakan penggaris sebelum aktivasi dan setelah aktivasi.
2. Lengan pegas harus selebar mesiodistal insisif gigi yang digerakkan
3. Lengan pegas yang kontak dengan gigi terletak di tengah-tengah jarak serviko-insisal gigi.
4. Pegas harus tegak lurus pada permukaan palatal gigi yang didorong; agar tdk menyebabkan gigi intrusi. Pegas
harus pas di kontak gigi (di mesial atau distalnya).)
5. Besaran aktivasi maksimal 2 mm dilihat dari pengukuran selisih antara sebelum dan sesudah aktivasi dengan
menggunakan tang koil. Mula-mula koil yang jauh dari gigi, kemudian yang dekat dengan gigi.
6. Aktivasi dilakukan pada koil yang jauh dari gigi dengan cara diarahkan ke arah labial, kemudian koil yang dekat
dengan gigi dengan cara diarahkan ke arah labial. Bila terjadi boxed in, aktivasi dilakukan mengarah ke
lempengnya.
7. Setelah aktivasi lengan pegas menyentuh bagian lingual gigi.
8. Pegas kantilever ganda juga dapat digunakan untuk mendorong gigi posterior ke bukal, tetapi diameter kawatnya
harus diperbesar agar lebih rigid dan tidak lentur seperti pada gigi anterior.
Aktivasi Busur Labial Lup U

1. Tentukan gigi mana yang berkontak terlebih dahulu


2. Ukur terlebih dahulu sebelum dilakukan aktivasi dengan membuat beberapa titik
antara lengan horizontal busur labial dan pada plat.
3. Kemudian lakukan aktivasi menggunakan tang bird beak. Lup dipegang dengan
tang tekuk kaki depan lup atau sempitkan lup dengan tang. Dengan melakukan
ini kaki horizontal busur akan bergerak ke arah insisal. Kaki busur perlu dibetulkan
dengan menahan lup dan menempatkan kaki horizontal busur di tengah gigi.
4. Setelah aktivasi lakukan pengukuran kembali dari titik pada lengan horizontal dan
plat. Pastikan pertambahan jarak kedua titik tersebut sama di setiap titik.
Pegas T
Kekuatan yang diberikan oleh pegas mempunyai dua komponen, yaitu horizontal dan vertikal.

Aktivasi dilakukan dengan cara mengukur terlebih dahulu kemudian diaktivasi dengan
membuka lup pegasnya menjauhi lempeng akrilik. Aktivasinya 0,5-1 mm (maksimal 1mm).
Pegas ini kaku dan hanya perlu diaktivasi sedikit, pegas akan terletak dalam posisi yang benar
sewaktu pasien memasang peranti. Apabila gigi sudah bergerak agak banyak padahal belum
mencapai letak yang dinginkan, pegas dapat diperpanjang dengan cara membuka lup pegas.
Pegas Coffin
Sebelum pegas diaktivasi, lempeng akrilik perlu diberi tanda dengan memberi sedikit masing-masing
satu titik di samping belahan lempeng akrilik. Selanjutnya dengan divider diukur jarak dua titik
tersebut. Untuk mengaktivasi janganlah menggunakan tang, karena akan mudah distorsi. Sebaiknya
hanya menggunakan tangan untuk menarik kedua bagian akrilik anterior ke lateral.

Kemudian diukur jarak dua titik tersebut yang harus lebih lebar daripada sebelum diaktivasi, dengan
demikian banyaknya ekspansi dapat diketahui. Yang harus diperhatikan adalah waktu menarik, arah
kedua bagian lempeng akrilik harus betul-betul dalam satu bidang horizontal. Kalau sampai tertarik
ke arah vertikal, peranti menjadi tidak sesuai lagi dengan keadaan rongga mulut dan peranti tidak
akan stabil.
Busur labial dengan lup terbalik

Busur lup terbalik tidak boleh kontak dengan cangkolan pada molar pertama agar tidak
mengganggu aktivasi. Busur ini dapat menghalangi kaninus bergerak ke bukal pada waktu
diretraksi. Tetapi cara yang paling baik untuk mengontrol pergerakan kaninus adalah
aktivasi pegas dengan benar dan bukan dengan memasang busur untuk aktivasi yang
tidak benar. Busur ini agak kaku, oleh karena itu aktivasi tidak boleh lebih dari 1mm.
Aktivasi dilakukan dalam dua tahap, yaitu
1. Membuka lup vertikal dengan cara menekan ujung lup dengan tang. Ini akan
menyebabkan busur di daerah insisivi bergerak ke insisal.
2. Busur harus dibengkokan pada dasar lup agar tinggi busur kembali seperti semula.
Kelenturan busur dapat diperbaiki dengan menambah self-straightening wires
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai