Dosen Pengampu :
Nurul Latifah, S.A., M.A.
Disusun oleh kelompok 4:
Heny Puspita Sari (G72217061)
Meidi Atika Suri (G72217067)
Syarifah Syekha (G72217075)
Wahyu Indah Sari (G72217077)
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt berkat segala limpahan rahmat serta
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah berjudul
“Konsolidasi Dengan Akuisisi” yang ditujukkan sebagai tugas mata kuliah
Akuntansi Keuangan Lanjutan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nurul
Latifah, S.A., M.A selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Keuangan
Lanjutan yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas pembuatan
makalah ini. Disamping itu penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada
kedua orang tua, keluarga, serta sahabat-sahabat di kelas yang telah ikut serta
memberi dukungan dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini sangat jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangatlah penulis
harapkan. Akhir kata dengan keterbatasan yang penulis miliki semoga makalah ini
dapat memberi manfaat di dunia dan di akhirat serta dapat menambah wawasan
bagi penulis serta bagi para pembaca.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Konsolidasian dengan Akuisisi pada Nilai Tercatat
Ekuitas ................................................................................................. 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan ekonomi saat ini, banyak perusahaan yang melakukan
penggabungan perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan keuntungan mereka.
Penggabungan ini dapat berbentuk merger yang mengekor pada perusahaan pembeli,
konsolidasi yang mendirikan perusahaan baru, atau akuisisi saham, yaitu perusahaan
yang bergabung tapi masih melakukan operasi masing-masing.
Jika perusahaan bergabung dalam bentuk merger atau konsolidasi, maka
pencatatan akuntansinya akan lebih mudah dibandingkan dengan akuisisi saham, yaitu
hanya memindahkan semua akun aktiva bersih ke perusahaan yang masih berdiri atau
perusahaan yang didirikan, kemudian perusahaan lainnya yang bergabung dibubarkan.
Kondisi berbeda terjadi bila perusahaan-perusahaan yang bergabung ini masih
menjalankan operasinya masing-masing. Yang terjadi adalah akan muncul akun
resiprokal pada masing-masing perusahaan yang bergabung ini. Untuk itulah dibuat
laporan keuangan konsolidasi.
Walaupun disebut laporan keuangan konsolidasi, bukan berarti laporan ini
digunakan untuk penggabungan usaha bentuk konsolidasi. Dalam praktiknya, laporan ini
biasa digunakan untuk perusahaan induk dan perusahaan anak. Lebih lengkapnya,
laporan konsolidasi adalah model laporan keuangan untuk menunjukkan pengaruh
ekonomi dari penggabungan dua atau lebih perusahaan yang didasarkan atas pemilikan
dan pengendalian bersama meskipun peleburan secara hukum tidak dilakukan. Dalam
penyusunan neraca gabungan untuk kantor pusat dan cabang saldo aktiva dan kewajiban
masing-masing cabang digabungkan dengan saldo yang sama pada kantor pusat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah karakteristik konsolidasian dengan akuisisi pada nilai terdatat ekuitas
dan tidak pada nilai tercatat ekuitas?
2. Bagaimanakah perlakuan akuisisi tercatat penuh dan akuisisi sebagian?
3. Bagaimanakah isu tentang konsolidasian?
1.3 Rumusan Masalah
1. Mengetahui karakteristik konsolidasian dengan akuisisi pada nilai terdatat ekuitas
dan tidak pada nilai tercatat ekuitas
2. Memahami perlakuan akuisisi tercatat penuh dan akuisisi sebagian
3. Mengetahui isu tentang konsolidasian
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Contoh :
PT Nusantara membeli seluruh saham PT Andalas seharga Rp1.200.000.000. Pada saat
dilakukan akusisi, diketahui pula bahwa nilai wajar dari aset dan liabilitas PT Andalas
adalah sama dengan nilai tercatatnya. Nilai tercatat dari seluruh ekuitas PT Andalas
adalah Rp1.200.000.000 sehingga nilai investasi yang dikeluarkan oleh PT Nusantara
sama dengan nilai tercatat dari seluruh saham yang diperoleh.
Nilai Akuisisi dan Nilai Wajar KNP Rp 1.200.000.000
Nilai Tercatat Aset Bersih PT Andalas
Saham Biasa 800.000.000
Saldo Laba 400.000.000
Total Nilai Tercatat Aset Bersih (1.200.000.000)
Selisih (diferensial) Rp 0
6
1. Jurnal Eliminasi
Ayat jurnal eliminasi digunakan dalam kertas kerja konsolidasi untuk menyesuaikan
total saldo akun dari perusahaan yang dikonsolidasi untuk mencerminkan angka yang
akan menjadi perusahaan tunggal. Menghindari perhitungan ganda karena pendapatan
dan beban perusahaan induk dan anak digabungkan. Jurnal eliminasi hanya muncul di
kertas kerja konsolidasi dan tidak mempengaruhi pembukuan perusahaan terpisah.
Contoh akun investasi perlu di eliminasi, karena secara konsolidasi perusahaan tidak
dapat melakukan investasi pada dirinya sendiri.
2. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasi disusun setelah penyesuaian dan eliminasi, dari saldo
yang terdapat dalam kertas kerja konsolidas. Laporan posisi keuangan sesaat setelah
konsolidasian hanya menunjukkan posisi asset, liabilitas dan ekuitas. Sedangkan laporan
posisi keuangan setelah terjadinya akuisisi ditunjukkan sebagai berikut:
Neraca Saldo Jurnal Eliminasi Konsolidas
Nama Akun
Entitas Induk Entitas Anak Debit Kredit ian
Bagian Laporan Laba Rugi
Akun kredit:
Pendapatan
Keuntungan
Akun debit:
Beban
Kerugian
Laba/Rugi bersih
Bagian Laporan Saldo Laba
Saldo laba (awal)
+/- Laba/rugi bersih
+/- Dividen
Saldo laba (akhir)
Bagian Laporan Posisi Keuangan
Aset
Kontra aset
Liabilitas
Ekuitas
7
Saldo Laba
8
Bangunan dan Peralatan 3.000.000 400.000
Akumulasi Penyusutan (500.000) (100.000)
Merek Dagang 400.000 -
Total Aset 7.000.000 2.000.000
Liabilitas dan Ekuitas
Utang Usaha 1.000.000 300.000
Utang Obligasi 1.500.000 500.000
Saham Biasa 3.000.000 800.000
Saldo Laba 1.500.000 400.000
Total Liabilitas dan Ekuitas 7.000.000 2.000.000
Perlakuan sementara:
Mencatat pembelian saham PT Andalas
1/1/2015 Investasi pada PT Andalas 1.200.000.000
Kas 1.200.000.000
9
Saham Biasa 1.500.000 400.000
Saldo Laba 7.000.000 2.000.000
Total Liabilitas dan Ekuitas 7.000.000 600.000
10
PT Nusantara dan Entitas Anak
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Per 1 Januari 2015
(.000)
Aset Liabilitas
Kas dan Setara kas 1.000.000 Utang Usaha 1.300.000
Piutang usaha 850.000 Utang Obligasi 2.000.000
Persediaan 750.000
Tanah 2.000.000 Ekuitas
Bangunan dan 3.400.000 Saham Biasa 3.000.000
Peralatan
Akumulasi Penyusutan (600.000) 2.800.000 Saldo Laba 1.500.000
Merek Dagang 400.000
Total Aset 7.800.000 Total Liabilitas dan Ekuitas 7.800.000
11
Akumulasi Penyusutan 750.000 125.000
Akumulasi Amortisasi 50.000
Utang Usaha 1.200.000 300.000
Utang Obligasi 1.500.000 500.000
Saham Biasa 3.000.000 800.000
Saldo Laba 1.500.000 400.000
Penjualan 4.800.000 875.000
Penghasilan dari Anak Usaha 200.000 0
Beban Pokok Penjualan 3.000.000 550.000
Beban Operasi 900.000 100.000
Beban Penyusutan 250.000 25.000
Beban Amortisasi 50.000 0
Dividen 300.000 50.000
Total 13.000.000 13.000.000 3.000.000 3.000.000
Selama tahun berjalan terjadi:
- PT Nusantara mengumumkan dan membagikan dividen 300 juta
- PT Andalas mengumumkan dan membagikan dividen 50 juta
- PT Andalas melaporkan perolehan laba bersih 200 juta (pendapatan – beban)
Jurnal yang dibuat PT Nusantara atas kepemilikan PT Andalas:
31/12/2015 Kas 50.000.000
Investasi pada PT Andalas 50.000.000
Investasi pada PT Andalas 200.000.000
Bagian laba atas PT Andalas 200.000.000
12
Mengeliminasi pengakuan penghasilan dari PT Andalas
31/12/2015 Bagian laba atas PT Andalas 200.000.000
Dividen diumumkan 50.000.000
Investasi pada PT Andalas 150.000.000
Mengeliminasi saldo awal investasi
Januari 2015 Saham Biasa PT Andalas 800.000.000
Saldo Laba 400.000.000
Investasi pada PT Andalas 1.200.000.000
13
bersih
Dikurangi: dividen (300.000) (50.000) 50.000 (300.000)
Saldo laba akhir 2.000.000 550.000 600.000 50.000 2.000.000
Kas dan Setara kas 800.000 600.000 1.400.000
Piutang usaha 800.000 375.000 1.175.000
Persediaan 650.000 400.000 1.050.000
Tanah 1.500.000 500.000 2.000.000
Bangunan dan 3.000.000 400.000 3.400.000
Peralatan
Akumulasi (750.000) (125.000) (875.000)
Penyusutan
Merek Dagang 400.000 400.000
Akumulasi (50.000) (500.000)
Amortisasi
Investasi pada PT 1.350.000 150.000 -
Andalas 1.200.000
Total Aset 7.700.000 2.150.000 8.500.000
Utang Usaha 1.200.000 300.000 1.500.000
Utang Obligasi 1.500.000 500.000 2.000.000
Saham Biasa 3.000.000 800.000 800.000 3.000.000
Saldo Laba 2.000.000 550.000 600.000 50.000 2.000.000
Total Liabilitas dan 7.700.000 2.150.000 1.400.000 1.400.000 8.500.000
Ekuitas
14
PT Nusantara dan Entitas Anak
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Per 31 Januari 2016
(.000)
Aset Liabilitas
Kas dan Setara kas 1.400.000 Utang Usaha 1.500.000
Piutang usaha 1.175.000 Utang Obligasi 2.000.000
Persediaan 1.050.000
Tanah 2.000.000 Ekuitas
Bangunan dan 3.400.000 Saham Biasa 3.000.000
Peralatan
Akumulasi Penyusutan (875.000) Saldo Laba 2.000.000
Merek Dagang 400.000
Akumulasi Amortisasi (50.000) 350.000
Total Aset 8.500.000 Total Liabilitas dan Ekuitas 8.500.000
15
3. Memiliki hak pengendalian atas aktivitas relevan investee;
4. Ketereksposan investor atau dimilikinya hak atas imbal balik hasil variabel dari
keterlibatannya dengan investee;
5. Memiliki kemampuan dalam mengatur jumlah imbal hasil investor yang harus
dibagikan oleh investee.
Ketika suatu entitas tidak memiliki sepenuhnya hak atas entitas anak maka hal ini
menyebabkan adanya kepemilikan dari pihak lain yang disebut dengan kepentingan non-
pengendali (non-controlling interest). Kepentingan non pengendali adalah penguasaan
atas entitas anak secara tidak efektif karena adanya pihak lain yang juga memiliki hak
atas entitas tersebut (PSAK 65,2014). Berdasarkan PSAK 65 (2014), entitas induk
diwajibkan untuk menyajikan kepentingan non pengendali pada ekuitas dalam laporan
keuangan konsolidasian secara terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk. Hal tersebut
dimaksutkan agar menunjukkan kepada pengguna laporan keuangan tentang seberapa
besar bagian dari entitas anak yang tidak dimiliki oleh entitas induk. Bagian dari
laba/rugi serta penghasilan komperehensif ini nantinya akan di distribusikan secara
merata sesuai porsi kepemilikan kepada kepentingan non-pengendali.
Konsolidasi dengan kepemilikan sebagian sesaat setelah akuisisi
Ilustrasi:
PT Tembakau membeli saham dari PT Krakatau sebesar 75% dengan harga Rp.
900.000.000. berikut ini adalah posisi keuangan PT Krakatau ketika dilakukan akuisisi:
16
LAPORAN POSISI KEUANGAN PT TEMBAKAU DAN KRAKATU
PER 1 JAN 2018 SEBELUM KOMBINASI
PT TEMBAKAU PT KRAKATAU
ASET
kas dan setara kas Rp 1.600.000.000 Rp 600.000.000
piutag usaha Rp 600.000.000 Rp 250.000.000
persediaan Rp 400.000.000 Rp 350.000.000
tanah Rp 1.500.000.000 Rp 500.000.000
bangunan dan peralatan Rp 3.000.000.000 Rp 400.000.000
akumulasi peyusutan Rp (500.000.000) Rp (100.000.000)
merek dagang Rp 400.000.000 Rp -
TOTAL ASET Rp 7.000.000.000 Rp 2.000.000.000
Nilai tercatat ekuitas dari PT Krakatau adalah Rp. 1.200.000.000, sehingga bagian saham
milik PT Tembakau adalah sebagai berikut:
Nilai akuisisi dan nilai wajar KNP Rp 900.000.000
Nilai tercatat aset bersih PT KRAKATAU
saham biasa Rp 800.000.000
saldo laba Rp 400.000.000
Nilai tercatat aset bersih PT Krakatau Rp 1.200.000.000
porsi kepemilikan 75%
nilai tercatat atas kepemilikan diakuisisi Rp 900.000.000
selisih (diferensial) Rp -
17
LAPORAN POSISI KEUANGAN PT TEMBAKAU DAN KRAKATAU
PER 31 des 2018 SESUDAH KOMBINASI
PT TEMBAKAU PT KRAKATAU
ASET
kas dan setara kas Rp 700.000.000 Rp 600.000.000
piutag usaha Rp 600.000.000 Rp 250.000.000
persediaan Rp 400.000.000 Rp 350.000.000
tanah Rp 1.500.000.000 Rp 500.000.000
bangunan dan peralatan Rp 3.000.000.000 Rp 400.000.000
akumulasi peyusutan Rp (500.000.000) Rp (100.000.000)
merek dagang Rp 400.000.000 Rp -
investasi pada PT Krakatau Rp 900.000.000
TOTAL ASET Rp 7.000.000.000 Rp 2.000.000.000
18
KERTAS KERJA KONSOLIDASIAN SESAAT SETELAH AKUISISI UNTUK KEPEMILIKAN SEBAGIAN
19
Per 31 desember 2018 (kepemilikan sebagian)
PT TEMBAKAU PT KRAKATAU
Kas dan setara kas Rp 1.087.500.000 Rp 600.000.000
piutang usaha Rp 800.000.000 Rp 375.000.000
persediaan Rp 650.000.000 Rp 400.000.000
tanah Rp 1.500.000.000 Rp 500.000.000
bangunan dan peralatan Rp 3.000.000.000 Rp 400.000.000
merek dagang Rp 400.000.000 Rp -
investasi pada PT Krakatau Rp 1.012.500.000 Rp -
akumulasi penyusutan Rp 750.000.000 Rp 125.000.000
akumulasi amortisasi Rp 50.000.000
utang usaha Rp 1.200.000.000 Rp 300.000.000
utang obligasi Rp 1.500.000.000 Rp 500.000.000
saham biasa Rp 3.000.000.000 Rp 800.000.000
saldo laba Rp 1.500.000.000 Rp 400.000.000
penjualan Rp 4.800.000.000 Rp 875.000.000
penghasilan dari anak usaha Rp 150.000.000 Rp -
beban pokok penjualan Rp 3.000.000.000 Rp 550.000.000
beban operasi Rp 900.000.000 Rp 100.000.000
beban penyusutan Rp 250.000.000 Rp 25.000.000
beban amortisasi Rp 50.000.000 Rp -
dividen Rp 300.000.000 Rp 50.000.000
total Rp 12.950.000.000 Rp 12.950.000.000 Rp 3.000.000.000 Rp 3.000.000.000
PT Tembakau sebagai entitas induk dari PT Krakatau akan mmencatat jurnal terkait
pendapatan dividen sebagai berikut ini:
Jurnal i
31/12/2018
kas Rp 37.500.000
investasi pada PT Krakatau Rp 37.500.000
(Rp.50.000.000 x 75% = Rp. 37.500.000)
Selain itu, selama tahun berjalan, PT Krakatau melaporkan perolehan laba bersih sebesar
Rp. 200.000.000 yang kemudian diakui oleh PT Tembakau sebagai bagian laba atas
entitas anak sebesar porsi kepemilikan atas PT Krakatau berdasarkan metode ekuitas:
Jurnal ii
31/12/2018
investasi pada pt krakatau Rp 150.000.000
bagia laba atas pt krakatau Rp 150.000.000
mencatat pengakuan penghasilan dari PT Krakatau ( Rp. 200.000.000 x 75%)
Dalam hal ini PT Tembakau hanya memiliki porsi saham 75% sehingga dividen yang
diterimanya sesuai dengan porsinya. Adapun sisa dividen sebesar 25% diakui oleh pihak
20
no-afiliasi yang memiliki kepentingan dengan PT Krakatau. Pihak non-afiliasi dari sisi
PT Tembakau sebagai entitas induk, pihak tersebut disebut dengan kepentingan non-
pengendali.
Dalam pelaporan entitas yang konsolidasian baik kepemilikan secara penuh maupun
sebagian jurnal eliminasi perlu dibuat atas pengakuan penghasilan maupun dividen yang
diterima oleh perusahaan induk maupun oleh kepentingan pengendali.
PERHITUNGAN JURNAL ELIMINASI PER 31 DES 2015
21
17e saham biasa pt krakatau Rp 800.000.000
saldo laba Rp 400.000.000
investasi pada pt krakatau Rp 900.000.000
kepentingan non pengendali Rp 300.000.000
mengeliminasi saldo awal investasi
KERTAS KERJA KONSOLIDASIAN UNTUK LAPORAN KEUANGAN PT TEMBAKAU DAN ENTITAS ANAK (SEBAGIAN)
Dapat dilihat bahwa dalam penyiapan kertas kerja konsolidasian untuk akuisisi
sebagian kepemilikan tidaklah berbeda jauh dengan konsolidasian akuisisi penuh. Hanya
saja yang perlu diperhatikan adalah kepentingan non pengendali yang akaa muncul
dilaporan laba/rugi, perubahan saldo, maupun laporan perubahan posisi keuagan sebesar
22
porsi kepemilikannya. Berikut ini adalah laporan posisi keuangan PT Tembakau dan
entitas anak untuk kepemilikan 75% pada PT Krakatau per 31 desember 2018 :
ASET LIABILITAS
Kas da setara kas Rp 1.687.500.000 Utang usaha Rp 1.500.000.000
piutang usaha Rp 1.175.000.000 utang obligasi Rp 2.000.000.000
persediaan Rp 1.050.000.000
tanah Rp 2.000.000.000 EKUITAS
bangunan dan peralatan Rp 3.400.000.000 Saham biasa Rp 3.000.000.000
akumulasi penyusutan Rp 875.000.000 Rp 2.525.000.000 saldo laba Rp 1.950.000.000
merek dagang Rp 400.000.000 kepentingan nonpengendali Rp 337.500.000
akumulasi amortisasi Rp 50.000.000 Rp 350.000.000
total aset Rp 8.787.500.000 TOTAL L+E Rp 8.787.500.000
23
PT. Nusantara mencatat nilai investasi sebesar Rp. 1.550.000.000 yakni imbalan yang
dikeluarkan ditambah dengan biaya penerbitan dan pencatatan emisi efek. Biaya
lainnya dibebankan pada tahun itu dan akan muncul pada laba rugi komperehensif.
2. Konsolidasi dengan Metode Biaya
Pencatatan investasi pada entitas lainnya ada kalanya suatu entitas
menggunakan metode biaya. Metode biaya tidaklah akan membuat laporan keuangan
konsolidasian akan berbeda dengan antara dua metode. Metode biaya dan metode
ekuitas berbeda pada jurnal eliminasi yang dibuat kerena perbedaan pengakuan
penghasilan oleh entitas induk. Metode biaya tidak mengakui penghasilan yang
dilaporkan oleh entitas anak sebagai kenaikan atau nilai investasi yang dimiliki.
Contoh : PT. Nusantara membeli 75% saham PT. Andalas seharga Rp. 900.000.000.
saat pengakuisisian, diketahui nilai wajar dari aset dan liabilitas PT. Andalas sama
dengan nilai tercatat. Nilai tercatat dari seluruh aset bersih PT. Andalas sebesar Rp.
1.200.000 sehingga nilai investasi yang dikeluarkan PT. Nusantara sama dengan nilai
buku dari seluruh saham yang diperoleh PT. Nusantara menggunakan metode biaya
dalam mencatat transaksi terkait investasi pada perusahaan lain.
Jurnal: 1 jan 2015 Investasi pada PT. Andalas Rp. 900.000.000
Kas Rp. 900.000.000
Selama tahun 2005, PT. Amdalas mengumumkan dan membagikan dividen
sebesar Rp. 50.000.000. PT. Nusantara yang memiliki PT. Andalas mencatat transaksi
terkait penerimaan dividen dari entitas anak:
Jurnal: 31 Des 2015 Kas Rp. 37.500.000
Penghasilan dividen Rp. 37.500.000
Metode ekuitas mengakui dividen yang diterima sebagai pengurang dari nilai
investasi yang dimiliki entitas induk sedangkan metode biaya, dividen yang diterima
diakui langsung sebagai penghasilan yang dilaporkan sebagai bagian dari pendapatan
periode berjalan. Laba bersih yang dilaporkan oleh PT. Andalas senilai Rp.
200.000.000, PT. Nusantara tidak mengakui laba yang dilaporkan tersebut sebagai
kenaikan investasi. Perlakuan tersebut berbeda jika PT. Nusantara menggunakan
metode ekuitas yang mengakui transaksi sejenis sebagai kenaikan nilai investasi
seperti junal.
24
PT. Nusantara akan menyajikan jurnal eliminasi pada laporan keuangan
konsolidasian untuk periode 31 Des 2015, sebagai berikut:
(Mengeliminasi penghasilan dividen dari PT. Andalas)
Penghasilan Dividen Rp. 37.500.000
Dividen Diumumkan Rp. 37.500.000
(Mencatat penghasilan untuk nonpengendali)
Penghasilan untuk Nonpengendali Rp. 50.000.000
Dividen Diumumkan Rp. 12.500.000
Kepentingan Nonpengendali Rp. 37.500.000
(mengeliminasi saldo investasi awal PT. Andalas)
Modal saham Rp. 800.000.000
Saldo Laba Rp. 400.000.000
Investasi pada PT. Andalas Rp. 900.000.000
Kepentingan Nonpengendali Rp. 300.000.000
25
Penyajian dan Pengungkapan
Menurut PSAK 67 menyatakan bahwa pengungkapan kepentingan entitas lain
telah menetapkan beberapa prinsip terkait pengungkapan kepentingan entitas anak.
PSAK 67 menekankan pada informasi mengenai komposisi kelompok usaha dan
kepentingan yang dimiliki oleh kepentingan nonpengendali dalam aktivitas dan arus kas
kelompok usaha. Apabila entitas induk menganggap entitas anak memiliki kepentingan
nonpengendali yang dianggap material, maka yang diungkapkan:
1. Nama entitas anak
2. Lokasi utama kegiatan usaha
3. Proporsi bagian kepemilikan yang dimiliki oleh kepentingan nonpengendali
4. Proporsi hak suara yang dimiliki oleh kepentingan nonpengendali jika berbeda dari
proporsi bagian kepemilikan
5. Laba atau rugi yang didistribusikan kepada kepentingan nonpengendali
6. Akumulasi kepentingan nonpengendali dari entitas anak pada akhir periode pelaporan
7. Ringkasan informasi keuangan mengenai entitas anak
26
2.6 Karakteristik Konsolidasi dengan Akuisisi Melebihi Nilai Tercatat
1. Prosedur Konsolidasi
Perusahaan saat melakukan pengakuisisian akan melakukan uji kelayakan
bisnis untuk menilai apakah bisnis yang diakuisisi memiliki nilai yang lebih tinggi
atau rendah dari nilai bukunya. Hal tersebut dapat terjadi, karena beberapa faktor
antara lain prospek bisnis, kondisi industri secara umum, nilai strategis bisnis, kualitas
manajemen, dan nilai wajar dari aset atau liabilitas yang dilaporkan oleh perusahaan
yang diakuisisi.
Contoh : PT. Nusantara mengakuisisi PT. Andalas, pada tanggal 1 januari 2015, PT.
Nusantara mengeluarkan investasi senilai Rp. 1.500.000.000 untuk keseluruhan
kepemilikkan pada PT. Andalas. Nilai investasi Rp. 1.500.000.000 merupakan nilai
wajar konsiderasian hasil penilaian yang dilakukan oleh PT. Nusantara atas berbagai
faktor terkait PT. Andalas.
(Mencatat transaksi akuisisi PT. Andalas)
1 jan 2015
Investasi PT. Andalas Rp. 1.500.000.000
Kas Rp. 1.500.000.000
Skema Perhitungan:
Nilai Investasi Rp. 1.500.000.000
Nilai Buku
Saham Biasa Rp. 800.000.000
Saldo Laba Rp. 400.000.000
Total Nilai Buku Rp. 1.200.000.000
Selisih Nilai Investasi dan Nilai Buku Rp. 300.000.000
Jurnal :
Saham Biasa-PT. Andalas Rp. 800.000.000
Saldo Laba Rp. 400.000.000
Diferensial Rp. 300.000.000
Investasi PT. Nusantara Rp. 1.500.000.000
2. Diferensial
Menurut PSAK 22, Diferensial ini dialokasikan pada aset teridentifikasi yang
diperoleh dan/atau liabilitas yang diambil alih yang mengakibatkan nilai wajar dari
entitas anak dikonsolidasikan melebihi nilai buku atau dialokasikan ke goodwill.
27
2.7 Aset Teridentifikasi dan Liabilitas Diambil Lain
Aset teridentifikasi dan liabilitas diambil alih secara mudah disebabkan adanya
perbedaan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset atau liabilitas tersebut. Pengklasifikasian
aset teridentifikasi dan liabilitas yang diambil alih didasarkan pada: persyaratan
kontraktual, kondisi ekonomi, kebijakan operasional dan akuntansinya, serta kondisi
terkait lainnya yang ada pada tanggal terjadinya akuisisi.
Diferensial yang muncul membutuhkan jurnal eliminasi pada kertas kerja
konsolidasian untuk pengalokasian diferensial tersebut kepada aset teridentifikasi dan
liabilitas yang diambil alih. Jika dilakukan revaluasi atas aset dan liabilitas tersebut maka
nilai tercatatanya akan sama dengan nilai wajar konsiderasian sehingga diferensial tidak
akan muncul dan jurnal eliminasi tidak diperlukan.
Contoh : PT. Andalas diakuisisi oleh PT. Nusantara, diasumsikan perbedaan nilai
investasi dan nilai buku disebabkan nilai persediaan yang dinilai lebih tinggi Rp.
50.000.000 dan nilai tanah yang lebih tinggi Rp. 250.000.000, maka diferensial akan
dialokasikan pada persediaan dan tanah sejumlah nilai tersebut. Jurnal eliminasi:
Persediaan Rp. 50.000.000
Tanah Rp. 250.000.000
Diferensial Rp. 300.000.000
1. Goodwill
Diferensial dapat disebabkan oleh goodwill yang merupakan nilai selisih
antara nilai agregat dari imbalan yang dialihkan, jumlah kepentingan nonpengendali,
nilai wajar kepentingan ekuitas yang sebelumnya diakuisisi jika kombinasi bisnis
dilakukan bertahap, serta jumlah neto dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan
liabilitas yang diambil alih.
2. Pembelian dengan Diskon
Akuisisi dapat memiliki konsiderasi nilai wajar yang dikeluarkan investor
lebih rendah dari nilai wajar seluruh aset bersih yang dimiliki investor. Hal tersebut
dikarenakan terdapat goodwill negatif, pembelian terjadi saat harga diskon.
Keuntungan yang dihasilkan pada harga diskon haruslah diakui melalui laba atau rugi
pada tanggal akuisisi terjadi. Sebelum mengakui haruslah memastikan secara tepat
dan menyeluruh aset yang diperoleh atau liabilitas yang diambil alih dari pihak yang
diakuisisi.
28
Contoh : PT. Nusantara membeli PT. Andalas senilai Rp. 1.000.000.000. nilai
wajar dari persediaan dan tanah senilai Rp. 50.000.000 dan Rp. 150.000.000 dari nilai
bukunya (aset bersih senilai 1.400.000.000), maka terdapat selisih antara nilai wajar
aset bersih PT. Andalas dengan nilai wajar konsiderasi yang diserahkan PT.
Nusantara.
Jurnal :
1 Jan 2015 Investasi pada PT. Andalas Rp. 1.000.000.000
Kas Rp. 1.000.000.000
(jurnal eliminasi saat konsolidasi)
Saham Biasa-PT. Andalas Rp. 800.000.000
Saldo Laba Rp. 400.000.000
Diferensial Rp. 200.000.000
Investasi pada PT. andalas Rp. 1.000.000.000
(jurnal eliminasi saat mengalokasikan diferensial)
Persediaan Rp. 50.000.000
Tanah Rp. 150.000.000
Diferensial Rp. 200.000.000
Keuntungan pembelian aset Rp. 400.000.000
2.8 Konsolidasi Dengan Akuisisi Melebihi Nilai Tercatat Ekuitas
Soal:
PT. Nusantara membeli seluruh saham PT. Andalas seharga 1,5 M, pada saat dilakukan
akuisisi, diketahui nilai wajar aset bersih PT Andalas adalah 1,4 M dan nilai buku aset
bersih 1,2 M. Sehingga terdapat selisih sebesar 300 juta yang dialokasikan sebagai
goodwill 100 juta dan aset teridentifikasi 200 juta.
Laporan Posisi Keuangan PT Nusantara dan PT Andalas
Per 1 Januari 2015
(.000)
PT Nusantara PT Andalas
Nilai Buku Nilai Buku Nilai Wajar
Aset
Kas dan Setara kas 1.600.000 600.000 600.000
Piutang usaha 600.000 250.000 250.000
Persediaan 400.000 350.000 410.000
29
Tanah 1.500.000 500.000 700.000
Bangunan dan Peralatan 3.000.000 400.000 240.000
Akumulasi Penyusutan (500.000) (100.000) -
Merek Dagang 400.000 - -
Total Aset 7.000.000 2.000.000
Liabilitas dan Ekuitas
Utang Usaha 1.000.000 300.000 300.000
Utang Obligasi 1.500.000 500.000 500.000
Saham Biasa 3.000.000 800.000
Saldo Laba 1.500.000 400.000
Total Liabilitas dan Ekuitas 7.000.000 2.000.000
Perlakuan sementara:
Mencatat pembelian saham PT Andalas
1/1/2015 Investasi pada PT Andalas 1.500.000.000
Kas 1.500.000.000
30
Kertas Kerja Konsolidasian
Sesaat Setelah Kombinasi Binsis
(.000)
31
Aset Liabilitas
Kas dan Setara kas 700.000 Utang Usaha 1.300.000
Piutang usaha 850.000 Utang Obligasi 2.000.000
Persediaan 800.000
Tanah 2.210.000 Ekuitas
Bangunan dan 3.340.000 Saham Biasa 3.000.000
Peralatan
Akumulasi (600.000) 2.740.000 Saldo Laba 1.500.000
Penyusutan
Merek Dagang 400.000
Goodwill 100.000
Total Aset 7.800.000 Total Liabilitas dan Ekuitas 7.800.000
32
Penghasilan dari Anak Usaha 155.000 0
Beban Pokok Penjualan 3.000.000 550.000
Beban Operasi 900.000 100.000
Beban Penyusutan 250.000 25.000
Beban Amortisasi 50.000 0
Dividen 300.000 50.000
Total 12.955.000 12.955.000 3.000.000 3.000.000
Selama tahun berjalan terjadi:
- PT Nusantara mengumumkan dan membagikan dividen 300 juta
- PT Andalas mengumumkan dan membagikan dividen 50 juta
- PT Andalas melaporkan perolehan laba bersih 200 juta (pendapatan – beban)
33
Perhitungan kepemilikan PT Nusantara atas PT Andalas 31 desember 2015
(000.000)
Selisih
Rasio Investasi Non Modal Saldo Tanah Persediaan Banguna Akumulasi Goodwill
pengendali = saham laba n Penyusutan
bangunan
Saldo 1 Januari 100:00:00 1.500 800 400 210 50 -60 100
2015
Laba bersih 100:00:00 200 200
Dividen 100:00:00 -50 -50
Penyesuaian 100:00:00 -45 -50 5
Saldo 31 100:00:00 1.350 0 800 550 210 -60 5 100
Desember
2015
34
Kertas Kerja Konsolidasian
untuk Laporan Keuangan PT Nusantara
(.000)
35
Bangunan dan 3.000.000 400.000 60.000 3.340.000
Peralatan
36
PT Nusantara dan Entitas Anak
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Per 31 Januari 2016
(.000)
Aset Liabilitas
Kas dan Setara kas 1.100.000 Utang Usaha 1.500.000
Piutang usaha 1.175.000 Utang Obligasi 2.000.000
Persediaan 1.050.000
Tanah 2.210.000 Ekuitas
Bangunan dan 3.340.000 Saham Biasa 3.000.000
Peralatan
Akumulasi Penyusutan (870.000) 2.470.000 Saldo Laba 1.955.000
Merek Dagang 400.000
Akumulasi Amortisasi (50.000) 350.000
Goodwill 100.000
Total Aset 8.455.000 Total Liabilitas dan Ekuitas 8.455.000
37
Contoh konsolidasian dengan kepemilikan sebagian tidak pada nilai tercatat
ASET LIABILITAS
kas dan setara kas Rp 700.000.000 Utang usaha Rp 1.300.000.000
piutang usaha Rp 850.000.000 utang obligasi Rp 2.000.000.000
persediaan Rp 800.000.000
tanah Rp 2.210.000.000 EKUITAS
bangunan dan peralatan Rp 3.340.000.000 Saham biasa Rp 3.000.000.000
akumulasi penyusutan Rp (600.000.000) Rp 2.740.000.000 saldo laba Rp 1.500.000.000
merek dagang Rp 400.000.000
goodwill Rp 100.000.000
Total Aset Rp 7.800.000.000 Total Liabilitas dan Ekuitas Rp 7.800.000.000
PT Nusantara melakukan akuisisi saham PT Andalas sebesar 75% seharga Rp.
1.200.000.000. Ketika akuisisi dilakukan diketahui bahwa nilai wajar dari kepentingan
non pengendali adalah Rp. 300.000.000 sedangkan nilai wajar darri seluruh aset PT
Andalas adalah Rp. 1.400.000.000. Nilai buku dari seluruh ekuitas PT Andalas adalah
Rp. 1.200.000.000 sehingga terdapat diferensial akuisisi ini sebesar Rp. 300.000.000
yang dialokasikan kepada goodwill sebesar Rp. 100.000.000 dan aset teridentifikasi
lainnya sebesar Rp. 200.000.000. Berikut adalah ilustrasi transaksi keduanya:
38
untuk pengonsolidasian laporan keuangan sesaat setelah akuisisi jurnal eliminasi yang dibuat
adalah pengeliminasian ekuitas anak perusahaan
29e
saham biasa PT Andalas Rp 800.000.000
Saldo laba Rp 400.000.000
Diferensial Rp 300.000.000
Investasi pada PT Andalas Rp 1.200.000.000
Kepentingan nonpengendali Rp 300.000.000
mengeliminasi saldo awal investasi
ASET LIABILITAS
kas dan setara kas Rp 700.000.000 Utang usaha Rp 1.300.000.000
piutang usaha Rp 850.000.000 utang obligasi Rp 2.000.000.000
persediaan Rp 800.000.000 kepentingan non pengendali Rp 300.000.000
tanah Rp 2.210.000.000 EKUITAS
bangunan dan peralatan Rp 3.340.000.000 Saham biasa Rp 3.000.000.000
akumulasi penyusutan Rp (600.000.000) Rp 2.740.000.000 saldo laba Rp 1.200.000.000
merek dagang Rp 400.000.000
goodwill Rp 100.000.000
Total Aset Rp 7.800.000.000 Total Liabilitas dan Ekuitas Rp 7.800.000.000
39
Konsolidasian pada periode akuntansi
NERACA SALDO
Per 31 desember 2018 (kepemilikan sebagian)
PT NUSANTARA PT ANDALAS
Kas dan setara kas Rp 787.500.000 Rp 600.000.000
piutang usaha Rp 800.000.000 Rp 375.000.000
persediaan Rp 650.000.000 Rp 400.000.000
tanah Rp 1.500.000.000 Rp 500.000.000
bangunan dan peralatan Rp 3.000.000.000 Rp 400.000.000
merek dagang Rp 400.000.000 Rp -
investasi pada PT Krakatau Rp 1.267.500.000 Rp -
akumulasi penyusutan Rp 750.000.000 Rp 125.000.000
akumulasi amortisasi Rp 50.000.000
utang usaha Rp 1.200.000.000 Rp 300.000.000
utang obligasi Rp 1.500.000.000 Rp 500.000.000
saham biasa Rp 3.000.000.000 Rp 800.000.000
saldo laba Rp 1.500.000.000 Rp 400.000.000
penjualan Rp 4.800.000.000 Rp 875.000.000
penghasilan dari anak usaha Rp 105.000.000 Rp -
beban pokok penjualan Rp 3.000.000.000 Rp 550.000.000
beban operasi Rp 900.000.000 Rp 100.000.000
beban penyusutan Rp 250.000.000 Rp 25.000.000
beban amortisasi Rp 50.000.000 Rp -
dividen Rp 300.000.000 Rp 50.000.000
total Rp 12.905.000.000 Rp 12.905.000.000 Rp 3.000.000.000 Rp 3.000.000.000
Melanjutkan ilustrasi contoh kasus sebelumnya, berdasarkan data neraca saldo kedua
perusahaan diatas diketahui bahwa selama tahun berjalan PT Nusantara mengumumkan
dan membagikan dividen sebesar Rp. 300.000.000 sementara PT Andallas Rp.
50.000.000. PT Nusantara akan mencatat penerimaan dividen dari PT Andalas sebagai
anak perusahaan sebagai berikut:
31-Des-15
kas Rp 37.500.000
investasi pada PT Andalas Rp 37.500.000
mencatat penerimaan dividen dari PT Andalas (50jt x 75%)
40
31-Des-15
investasi pada PT Andalas Rp 150.000.000
bagian laba atas PT Andalas Rp 150.000.000
mencatat pengakuan penghasilan dari PT Andalas (200juta x 75%)
DIFERENSIAL
RASIO INVESTASI+ NONPENGENDALI = MODAL SAHAM+
saldo laba TANAH PERSEDIAAN BANGUNAN AKUM PENYUS BANGUNAN GOODWILL
SALDO 1
Jan-15 75/25 Rp 1.500.000.000 Rp 300.000.000 Rp 800.000.000 Rp 400.000.000 Rp 210.000.000 Rp 50.000.000 Rp (60.000.000) Rp 100.000.000
laba bersih 75/25 Rp 150.000.000 Rp 50.000.000 Rp 200.000.000
dividen 75/25 Rp (37.500.000) Rp (12.500.000) Rp (50.000.000)
penyesuaian 75/25 Rp (45.000.000) Rp (50.000.000) Rp 5.000.000
saldo 31 des 2015 75/25 Rp 1.267.500.000 Rp 33.750.000 Rp 800.000.000 Rp 550.000.000 Rp 210.000.000 Rp - Rp (60.000.000) Rp 5.000.000 Rp 100.000.000
Rp 1.605.000.000 Rp 1.605.000.000
Berikut adalah jurnal eliminasi yang dibuat mengeliminasi bagian dividen entitas induk
yang di umumkan oleh anak perusahaan selama periode berjalan:
35e bagian laba atas PT Andalas Rp 105.000.000
dividen diumumkan Rp 37.500.000
investasi pada PT Andalas Rp 67.500.000
mengeliminasi pengakuan penghasilan dari PT Andalas
Selain itu, dikarenakan kepemilikan tidak sepenuhnya milik PT Nusantara, maka atas
pengakuan kepentingan non pengendali perlu dibuat jurnal eliminasinya juga:
41
36e bagian laba kepentingan nonpengendalian Rp 50.000.000
dividen diumumkan Rp 12.500.000
kepentingan nonpengendali Rp 37.500.000
mengeliminasi bagian kepentingan non pengendali atas penghasilan dari PT Andalas
Jurnal eliminasi lain yang perlu dibuat adalah jurnal eliminasi untuk menghapus
kepemilikan PT Nusantara terhadap PT Andalas serta ekuitas dari PT Andalas pad awal
periode konsolidasi. Jurnal eliminasi ini juga diakui munculnya diferensial untuk
mengakui adanya perbedaan antara konsiderasi nilai wajar yang dikeluarkan oleh PT
Nusantara dengan nilai buku aset bersih PT Andalas pada saat melakukan investasi awal.
Selain itu, kepentingan nonpengendali mencerminkan hal milik PT Andalas yang
sahamnya tidak dikuasai oleh PT Nusantara.
37e saham biasa PT Andalas Rp 800.000.000
saldo laba Rp 400.000.000
diferensial Rp 300.000.000
investasi pada PT Andalas Rp 1.200.000.000
Kepentingan Nonpengendali Rp 300.000.000
mengeliminasi saldo awal investasi
Selanjutnya membuat jurnal eliminasi untuk pengalokasian diferensial yang ada pada
jurnal 37e.
38e beban pokok penjualan Rp 50.000.000
tanah Rp 210.000.000
goodwill Rp 100.000.000
bangunan dan peralatan Rp 60.000.000
diferensial Rp 300.000.000
mengalokasikan diferensial terhadap aset teridentifikasi
Untuk aset bangunan dan peralatan yang mengalami penyusutan perlu juga dilakukan
pencatatan akumulasi penyusutan:
39e akum penyus-banguna & peralatan Rp 5.000.000
beban penyusutan Rp 5.000.000
Berikut ini adalah kertas kerja konsolidasian untuk PT Nusantara dan entitas anak.
42
KERTAS KERJA KONSOLIDASIAN UNTUK LAPORAN KEUANGAN PT NUSANTARA DAN ENTITAS ANAK (SEBAGIAN)
Berdasarkan kerta kerja konsolidasian diatas, berikut adalah perhitungan laba bersih
konsolidasian untuk PT Nusantara dan anak perusahaan :
laba bersih PT Nusantara Rp 705.000.000
(-) penghasilan dari PT Andalas Rp (105.000.000)
(+) porsi milik PT Nusantara atas laba (rugi) PT Andalas Rp 150.000.000
(+) amortisasi diferensial terkait bangunan dan peralatan Rp 5.000.000
(-) penghapusan diferensial terkait persediaan Rp (50.000.000)
laba/rugi konsolidasian Rp 705.000.000
43
Sedangkan perhitungan saldo laba konsolidasian PT Nusantara dan entitas anak per 31
des 2018:
perhitungan saldo laba konsolidasian PT Nusantara dan entitas anak per 31 desember 2015
44
Sebagai contoh, PT Nusantara mengakuisisi seluruh kepemilikan pada PT Andalas
senilai Rp1.500.000.000. Atas transaksi pengakuisisian tersebut, PT Nusantara
mengeluarkan pula beberapa biaya yakni biaya jasa penilaian asset sebesar
Rp70.000.000; biaya hukum dan akuntansi sebesar Rp80.000.000; serta biaya penerbitan
dan pencatatan emisi efek sebesar Rp50.000.000. PT Nusantara menerbitkan saham
sebanyak 1.000.000 lembar saham, dengan nilai per Rp1.000, maka PT Nusantara akan
mencatat transaksi pengakuisisian sebagai berikut :
(40) Investasi pada PT Andalas Rp1.550.000.000
Kas Rp 200.000.000
45
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha yang
didalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas induk dan
entitas anak disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal. Konsolidasi laporan
keuangan merupakan proses menggabungkan dua atau lebih laporan keuangan yang
dimiliki oleh entitas berbeda sehingga menjadi sebuah laporan keuangan utuh dan
menyeluruh yang mencerminkan hasil operasional, arus kas, dan posisi keuangan entitas-
entitas tersebut seluruhnya.
1. Pada akuisisi sesuai dengan nilai tercatat maka nominal saham yang diakuisisi sesuai
dengan nilai aset yang dimiliki perusahaan anak, sedangkan pada akuisisi melebihi
nilai tercatat ekuitas maka nominal saham yang diakuisisi nilainya tidak sama dengan
nilai wajar aset dari perusahaan entitas.
2. Pada akuisisi penuh maka entitas induk memiliki hak pengendalian 100% atas entitas
anak, dan termasuk hak kepemilikan. Sedangkan akuisisi sebagian berarti terdapat hak
atau kepentingan non pengendali didalamnya, entitas induk bukan satu-satunya
pemilik entitas anak.
3. Isu Lain Seputar Konsolidasi, biaya transaksi terkait proses pengakuisian berupa biaya
makelar, biaya hukum dan konsultasi, biaya terkait akuntansi, biaya penilaian dan jasa
profesional lainnya, biaya administrasi umum, serta biaya pendaftaran maupun
penerbitan efek. Pencatatan investasi pada entitas lainnya ada kalanya suatu entitas
menggunakan metode biaya. Metode biaya tidak mengakui penghasilan yang
dilaporkan oleh entitas anak sebagai kenaikan atau nilai investasi yang dimiliki.
46
DAFTAR PUSTAKA
Karyawati, Golrida. 2011. Akuntansi Keuangan Lanjutan Edisi IFRS. Jakarta: Erlangga.
Martani, Dwi, dkk. (2016). Akuntansi Keuangan Lanjutan I Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba
Empat
47