T
AS.
01
PUSDI
KLATPE
GAWAI
KEMNAKE
RRI
PELATI
HANDAN
PRODUKTI
VITAS
pus
dikl
at.
kemna
ker
.go.
i
d
KATA PENGANTAR
Penyiapan SDM yang memiliki daya saing akan dapat membawa bangsa
ini keluar dari permasalahan ketenagakerjaan, yang diwarnai oleh masih
tingginya angka pengangguran, yang berdampak pada kemiskinan, kebodohan,
kriminalitas serta masalah sosial lainnya. SDM yang memiliki daya saing
merupakan salah satu kunci untuk memenangkan persaingan global. Untuk itu
maka penyiapan SDM yang berdaya saing yaitu SDM yang kompeten dan
profesional mutlak dilakukan oleh pemerintah dan seluruh komponen
masyarakat baik di pusat maupun daerah, khususnya melalui pelatihan kerja.
i
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Informasi Visual iii
Daftar Lampiran iii
ii
DAFTAR INFORMASI VISUAL
Daftar Gambar
Gambar 3. Celah (Gap) Kuantitas antara Demand dan Supply Tenaga Kerja
Nasional
Pemagangan)
Daftar Tabel
DAFTAR LAMPIRAN
- Nil
iii
BAB I
PENGENALAN SISLATKERNAS
A. Pendahuluan
INDUSTRI
KKNI
SKKNI
PELATIHAN
SERTIFIKASI
BERBASIS
LPK KOMPETENSI
KOMPETENSI BNSP
KERJA
(PBK) / LSP
1
Gambar 1. Tiga pilar pengembangan SDM berbasis
kompetensi
2. Tujuan Sislatkernas
2
Dari penjelasan tersebut diatas, Sislatkernas bertujuan untuk:
a. Mewujudkan pelatihan kerja nasional yang efektif dan efisien
dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga kerja.
b. Memberikan arah dan pedoman dalam penyelenggaraan,
pembinaan dan pengendalian pelatihan kerja.
c. Mengoptimalkan pendayagunaan dan pemberdayaan seluruh
sumber daya pelatihan kerja.
3
B. Kondisi Ketenagakerjaan di Indonesia
4
Gambar 3. Celah (Gap) Kuantitas Antara Demand dan Supply
Tenaga Kerja Nasional\
5
jabatan pekerjaan yang ada di Indonesia saat ini diisi oleh tenaga
kerja yang under-qualified. Hanya 37% yang well-matched antara
jabatan pekerjaan dengan latar belakang pendidikannya.
6
c. Evaluasi kinerja & kebijakan anggaran pelaksanaan
pelatihan berbasis kompetensi berdasarkan rasio
penempatan lulusan
d. Penguatan manajemen lembaga pelatihan melalui
akreditasi (Quality Assurance)
e. Penyelenggaraan sertifikasi yang terjangkau dan kredibel
(Quality Control)
7
Daftar regulasi inti terkait pelatihan kerja (vokasi) antara lain :
8
Gambar 5. Potensi dan Kondisi Pelatihan Vokasi di Indonesia
9
a. Balai Latihan Kerja Pemerintah
a. Pemerintah
10
c. Industri Penyelenggara Pemagangan
Evaluasi:
11
Jawaban:
INDUSTRI
KKNI
SKKNI
PELATIHAN SERTIFIKASI
BERBASIS KOMPETENSI BNSP
LPK KOMPETENSI KERJA / LSP
(PBK)
12
4. Prinsip dasar pelatihan kerja adalah bahwa pelatihan kerja harus
berorientasi pada kebutuhan pasar kerja dan pengembangan
sumber daya manusia (SDM), berbasis pada kompetensi kerja,
pelatihan kerja merupakan tanggung jawab bersama antara dunia
usaha, pemerintah dan masyarakat dan merupakan bagian dari
pengembangan profesionalisme sepanjang hayat serta
diselenggarakan secara berkeadilan dan tidak diskriminatif.
13
BAB II
A. Pendahuluan
14
B. Tahapan
C. Persiapan
15
Berikut ini alur pikir tentang bagaimana suatu perencanaan program
pelatihan.
Perencanaan Program
Pelatihan
Identifikasi Kebutuhan di
Analisa calon peserta
dunia industri (kualifikasi,
jabatan/okupasi, klater
/kebutuhan khusus)
Kebutuhan
Pelatihan
Penetapan
Program
Pelatihan
16
Gambar 10. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
17
Penentuan unit kompetensi dalam profil kompetensi
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan jabatan atau
identifikasi pekerjaan apa saja yang harus dipunyai calon
pekerja.
18
d. Skills Audit
e. Kebutuhan Pelatihan
Kompetensi Gap
yang
dibutuhkan
Kompetensi
industri/
yang dimiliki
pengguna
calon
peserta
19
2. Program Pelatihan
a. Pengertian
1) Nama Pelatihan
Nama pelatihan dapat mengacu ke jenjang/kualifikasi yang diakui
(KKNI), misal pelatihan metodologi level 4. Atau ke jabatan utuh
(okupasi), misal pelatihan Mekanik Mobil. Atau ke jenis pekerjaan/
klaster, misal pelatihan Spooring Mobil. Intinya nama pelatihan
disesuaikan dengan jenis pelatihan yang hendak diselenggarakan.
2) Kode Program
Dimaksudkan untuk memberi identifikasi kepada suatu program
pelatihan yang telah dibuat. Format kodefikasi program sudah
diatur dalam Panduan Penyusunan Program Pelatihan.
4) Tujuan Pelatihan
Merupakan sasaran pelatihan yang hendak dicapai. Menyangkut
pemberian dan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap peserta pelatihan agar mampu mengisi jabatan pekerjaan
tertentu srsuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
20
5) Unit Kompetensi yang ditempuh
Merupakan daftar unit-unit kompetensi dari SKKNI/Standar
Internasional/Standar Khusus yang akan diajarkan dalam
pelatihan beserta kode unitnya.
7) Persyaratan Peserta
Persyaratan peserta pelatihan berupa batasan tertentu, kualifikasi
serta ketentuan minimum yang sebelumnya harus dimiliki calon
peserta.
8) Persyaratan Instruktur
Merupakan persyaratan kemampuan minimal yang harus dimiliki
Instruktur yang akan menjadi pengajar/fasilitator dalam program
pelatihan yang bersangkutan.
21
3. Sumber Daya Pelatihan
a. Hardware
Didalam pelaksanaan program pelatihan, perangkat keras
(hardware) yang dibutuhkan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Gedung
Gedung dalam hal ini adalah suatu bangunan yang dikonstruksi
sedemikian rupa sehingga seluruh kegiatan dalam rangka
pelaksanaan program pelatihan dapat dilaksanakan dengan
aman, tertib dan menyenangkan.
Peralatan
Peralatan adalah suatu perangkat yang diperlukan oleh
personil yang melakukan kegiatan. Tanpa peralatan tersebut
tidak mungkin dicapai hasil kegiatan yang maksimal.
Mesin
Mesin adalah suatu perangkat yang berfungsi sebagai
simulator. Peserta pelatihan yang memiliki
kemampuan/kebiasaan dalam mengoperasikan suatu mesin,
maka tidak asing lagi apabila mengoperasikan mesin yang ada
di perusahaan/industri.
22
Alat Bantu Melatih
Alat Bantu melatih merupakan sarana untuk melatih sehingga
materi instruktusional yang disajikan selama proses belajar
mengajar dapat dimengerti dan dipahami semaksimal mungkin
oleh peserta pelatihan dalam rangka mencapai tujuan
pelatihan.
Modul Pelatihan
Modul pelatihan merupakan salah satu media pembelajaran
yang dapat digunakan sebagai media transformasi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja kepada peserta
pelatihan.
Modul pelatihan yang berorientasi pada sistem PBK
diformulasikan menjadi tiga buku; yaitu Buku Informasi, Buku
Kerja dan Buku Penilaian sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dalam penggunaannya. Sebagai referensi bagi
peserta pelatihan dan instruktur/pengajar.
Perabot Ruangan
Perabot ruangan merupakan perlengkapan yang ditetapkan
dalam suatu ruangan, sehingga kegiatan dapat dilaksanakan
dengan lancar, efektif dan efisien. Perabot ruangan tersebut
biasanya dirancang dengan bentuk, warna, konstruksi
sedemikian rupa dan ditata fungsional serta memperhatikan
estetika.
b. Software
o Pemagangan
Pemagangan lebih cocok bila dilakukan di lembaga pelatihan
kerja yang banyak industri sehingga dapat dilaksanakan di
tempat kerja yang sesungguhnya. Rasio teori dibandingkan
praktek = 25% : 75%. Waktu pelaksanaan disesuaikan dengan
jam kerja perusahaan. Peserta tidak diperbolehkan lembur atau
shift malam
23
o Institusional
Seluruh kegiatan pelatihannya diselenggarakan di lembaga
pelatihan kerja.
o Pelatihan Keliling
Pelatihan dilaksanakan berpindah-pindah dari suatu lokasi ke
lokasi lain. Terutama bagi masyarakat pedesaan yang jauh dari
lembaga pelatihan kerja. Umumnya tidak membutuhkan waktu
yang lama.
2) Metode pelatihan
Metode pelatihan adalah cara bagaimana materi pelatihan tersebut
disampaikan sesuai dengan karakteristik materi yang akan
disampaikan. Beberapa metode yang dapat dipilih antara lain:
ceramah, penugasan, diskusi, simulasi, demonstrasi, “role play”,
dsbnya.
24
3) Manajemen SDP
Agar pelaksanaan suatu kegiatan dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien, maka diperlukan manajemen
SDP.
Pada dasarnya fungsi manajemen secara umum adalah:
Perencanaan, Pengorganisasian, Penyusunan, Staff, Pengarahan dan
Pengamatan.
Sedangkan fungsi manajemen SDP pada dasarnya tidak berbeda
dengan fungsi manajemen secara umum. Secara substantif
manajemen SDP bersifat lebih spesifik berkaitan dengan sumber
daya di bidang pelatihan (Instruktur dan tenaga pelatihan), program,
fasilitas dan pendanaan pelatihan.
4) Pembiayaan
c. Brainware
Instruktur
Instruktur (latihan kerja) adalah personil yang berperan
menyampaikan atau menyajikan materi pelatihan kepada peserta
pelatihan baik dalam bentuk teori maupun praktek serta
mengevaluasi kemajuan belajar peserta pelatihan.
Instruktur harus memiliki dua kompetensi secara holistik, yaitu
kompetensi teknis dan kompetensi metodologi pelatihan.
25
Toolman
Toolman adalah personil yang mempunyai tugas membantu
instruktur mempersiapkan sarana pelatihan agar pelaksanaan
pelatihan dapat berlangsung dengan tertib, biasanya sebagian
besar kegiatannya bersifat teknis operasional pelatihan dan
manajemen pergudangan.
Tenaga Administrasi
Tenaga administrasi adalah personil yang bertugas
menyelenggarakan peñata usahaan dari seluruh kegiatan yang
dilakukan dalam pelaksanaan program pelatihan, sehingga
seluruh kegiatan tersebut tercatat dan didokumentasikan dengan
tertib.
Peserta Pelatihan
Peserta pelatihan adalah personil yang mempunyai kewajiban
untuk mengikuti kegiatan intra maupun ekstra kurikuler dengan
tekun, rajin dan bersungguh-sungguh, sehingga setelah selesai
mengikuti pelatihan mempunyai kualifikasi sesuai dengan
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang telah ditetapkan
dalam tujuan instruksional.
26
D. Pelaksanaan
1. Proses PBK
27
2. Proses kegiatan harian peserta
b. Pelaksanaan Pelatihan
1) Apel Pagi dan Sore
Apel dimaksudkan untuk memastikan kesiapan fisik dan mental
peserta serta memasukkan nilai-nilai softskill (etika, karakter, daya
juang dan lain-lain).
3) Bimbingan Konseling
Sore hari peserta bisa mendapatkan tambahan bimbingan
karir/konseling berkaitan dengan persiapannya dalam
menghadapi dunia kerja. Seperti cara menghadapi wawancara,
membuat CV dan lain-lain.
28
c. Paska Pelaksanaan Pelatihan
1) Sertifikat
Di hari terakhir pelatihan, sertifikat biasanya belum dibagikan.
Beberapa waktu kemudian peserta harus datang lagi ke LPK
untuk mengambil sertifikat.
E. Evaluasi
1. Asesmen
29
Evaluasi
30
Jawaban:
PBK Konvensional
Materi berdasar standar kompetensi Materi berdasar standar normatif
(fasilitas yang tersedia)
Kemampuan individual Kemampuan kelompok
Durasi tergantung kemampuan siswa Durasi terbatas/terikat
Awal mulai dan berakhirnya pelatihan Awal mulai dan berakhirnya pelatihan
tiap peserta berbeda-beda tergantung berlangsung serempak
kemampuan (multi entry multy exit)
Penilaian ditekankan pada pencapaian Penilaian ditekankan pada
kompetensi pengetahuan
Penilaian berupa kompeten/belum Penilaian berdasarkan skor
kompeten
Peserta mengikuti OJT Pelatihan tidak mengikuti OJT
Diakhiri dengan Uji Kompetensi Tidak ada Uji Kompetensi
31
BAB III
PEMBINAAN KEPELATIHAN
Jumlah LPK di Indonesia dewasa ini sudah meningkat banyak. LPK atau
BLK yang dimiliki oleh Kemnaker Pusat (UPTP) maupun Pemerintah daerah
(UPTD) sudah mencapai ratusan. Sedangkan LPK swasta berjumlah ribuan.
Kesemuanya membutuhkan pembinaan dan perhatian. Salah satu direktorat
jenderal di bawah Kemnaker yang mengurusi hal ini adalah Direktorat Jenderal
Pembinaan dan Produktivitas (Ditjen Binalattas).
32
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan
danProduktivitas.
2. Visi:
Terwujudnya Tenaga Kerja yang kompeten, Produktif dan Berdaya Saing.
3. Misi :
a. Meningkatkan kualitas lulusan dan relevansi lembaga pelatihan;
b. Meningkatkan kualitas layanan pelatihan dan produktivitas;
c. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penyelenggaraan dan lulusan
pemagangan;
d. Menguatkan kelembagaan pelatihan tenaga kerja dan produktivitas;
e. Meningkatkan gerakan produktivitas dan kewirausahaan.
4. Kebijakan :
a. Peningkatan daya saing lulusan pelatihan dan pemagangan;
b. Peningkatan peran dan kemampuan instruktur dan pengelola
pelatihan;
c. Peningkatan kapasitas dan kualitas lembaga pelatihan;
d. Peningkatan produktivitas dan pengembangan budaya produktif;
e. Peningkatan akses dan layanan pelatihan dan produktivitas;
f. Mewujudkan tatakelola manajemen penyelenggaraan pelatihan,
pemagangan dan produktivitas yang handal.
33
evaluasi di bidang akreditasi dan sistem informasi kelembagaan,
pengembangan sarana dan fasilitas pelatihan, pengembangan
standar mutu lembaga pelatihan, dan kerjasama antar lembaga.
d. Direktorat Bina Instruktur dan Tenaga Pelatihan (Intala)
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan
kebijakan, standardisasi serta pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi di Instruktur lembaga pelatihan pemerintah, Instruktur
lembaga pelatihan swasta, dan Tenaga Pelatihan, serta sistem
informasi Instruktur dan Tenaga Pelatihan.
34
B. Perizinan, Akreditasi dan Sertifikasi
1. Perizinan LPK
35
a. Pengertian akreditasi
Akreditasi adalah pengakuan status program pelatihan kerja berbasis
kompetensi yang diselenggarakan LPK melalui penilaian yang dilakukan
oleh LA-LPK (KEP: 225/MEN/2003).
c. Tujuan Akreditasi
1) Pengakuan kelayakan program dan kelambagaan
2) Peningkatan mutu dan akuntabilitas
3) Membina lembaga pelatihan agar sesuai dengan perkembangan
IPTEK
4) Perlindungan bagi masyarakat untuk menentukan pilihan
5) Terwujudnya sistem pelatihan kerja nasional
d. Sasaran Akreditasi
1) Terwujudnya lembaga pelatihan yang akuntabel dan kredibel
2) Terpenuhinya lulusan tenaga kerja yang berkualitas
3) Terlaksana sistem pelatihan kerja nasional yang efektif dan efisien
36
f) Jenis Rekomendasi
1) Terakreditasi
2) Tidak Terakreditasi
3. Sertifikasi
Sesuai dengan Sislatkernas Pasal 14, ayat 1, bahwa peserta
pelatihan yang telah menyelesaikan program pelatihan berhak
mendapatkan sertifikat pelatihan dan sertifikat kompetensi kerja. Pada
ayat 2, Sertifikat latihan kerja diberikan kepada peserta pelatihan yang
dinyatakan lulus sesuai dengan program pelatihan kerja yang diikuti. Dan
ayat 3, sertifikat kompetensi kerja diberikan oleh BNSP kepada peserta
pelatihan yang telah lulus uji kompetensi.
C. Pemagangan
1. Definisi Pemagangan
Salah satu sistem pelatihan vokasi yang dilaksanakan dengan
metode praktek langsung di perusahaan dengan skema 25% teori
dan 75% praktek. Program pemagangan diinisiasi oleh perusahaan,
dan dalam pelaksanaannya perusahaan dapat melakukan
37
kerjasama dengan LPK untuk memperkuat kompetensi peserta
bilamana dibutuhkan.
2. Kelebihan Pemagangan
Kelebihan pemagangan antara lain :
1. Pembiayaan sepenuhnya ditanggung oleh perusahaan
2. Perusahaan tidak lagi mengeluarkan biaya untuk pelatihan
pegawai baru
3. Program pemagangan menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai
4. Program peningkatan kompetensi SDM yang dilakukan di industri
langsung
5. Dibimbing oleh tenaga dari perusahaan yang kompeten
6. Peserta terlibat langsung dalam proses produksi
1. Urgensi
a. Membantu perusahaan dalam pemenuhan kebutuhan
tenaga kerja
b. Menyediakan pelatihan ketrampilan bagi kaum muda
untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja
2. Manfaat
a. Perusahaan : Menghasilkan tenaga kerja sesuai dengan
standar industri dan kebutuhan perusahaan
b. Peserta : Mendapat kesempatan untuk mengikuti
pelatihan sesuai dengan standar pelatihan
1. Persiapan
o Regulasi
Pelaksanaan pemagangan mengacu pada
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 36
Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Pemagangan Dalam Negeri, dimana terdapat
revisi dari peraturan sebelumnya yaitu :
38
Penurunan usia magang dari 18 tahun
menjadi 17 tahun, untuk mengakomodir
lulusan SMA/SMK yang belum bisa
bekerja karena terbatas usia kerja 18
tahun (UU 13 th 2003 tentang
Ketenagakerjaan)
Peserta pemagangan tidak diperbolehkan
lembur atau shift malam, untuk
meningkatkan persepsi bahwa
pemagangan adalah pelatihan vokasi dan
menghindari persepsi upah buruh murah
39
o Pengendalian pelaksanaan dilakukan menggunakan
Logbook peserta
Setiap hari diisi peserta pemagangan dan diberi
komentar oleh pembimbing
Penilaian dan evaluasi bulanan oleh HRD
Di akhir program pemagangan dilakukan
penilaian berdasarkan unit kompetensi
(Kompeten/Belum Kompeten)
5. Sertifikasi
o Penerapan sertifikasi kompetensi dengan skema yang
diatur BNSP diterapkan setelah tahun ke-3 revisi
Permen diundangkan, yaitu tahun 2019
o Pola yang dilakukan pada masa transisi adalah
menerapkan sertifikasi industri.
6. Penempatan
o Alumni pemagangan dapat direkrut sebagai pegawai
perusahaan bersangkutan
o Bagi alumni yang belum terekrut memanfaatkan sistem
informasi pasar kerja untuk memperoleh pekerjaan.
40
Evaluasi
1. Apa sajakah tugas Ditjen Binalattas?
2. Apa sajakah kebijakan yang harus dipenuhi Ditjen Binalattas?
3. Siapa sajakah yang dapat menyelenggarakan LPK?
4. Sebutkan 8 standar akreditasi ?
5. Apakah yang dimaksud dengan sertifikasi kompetensi kerja?
6. Apakah urgensi dan manfaat dari pemagangan?
41
Jawaban
1.
a. Perumusan kebijakan di bidang standardisasi kompetensi dan
program pelatihan, lembaga dan sarana pelatihan kerja, instruktur
dan tenaga pelatihan, pemagangan, produktivitas dan
kewirausahaan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang standardisasi kompetensi dan
program pelatihan, lembaga dan sarana pelatihan kerja, instruktur
dan tenaga pelatihan, pemagangan, produktivitas dan
kewirausahaan;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
standardisasi kompetensi dan program pelatihan, lembaga dan
sarana pelatihan kerja,instruktur dan tenaga pelatihan, pemagangan,
produktivitas dan kewirausahaan;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang standardisasi
kompetensi dan program pelatihan, lembaga dan sarana pelatihan
kerja, instruktur dan tenaga pelatihan, pemagangan, produktivitas
dan kewirausahaan; dan
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan
danProduktivitas.
2.
a. Peningkatan daya saing lulusan pelatihan dan pemagangan;
b. Peningkatan peran dan kemampuan instruktur, PSM dan pengelola
pelatihan;
c. Peningkatan kapasitas dan kualitas lembaga pelatihan;
d. Peningkatan produktivitas dan pengembangan budaya produktif;
e. Peningkatan akses dan layanan pelatihan dan produktivitas;
f. Mewujudkan tatakelola manajemen penyelenggaraan pelatihan,
pemagangan dan produktivitas yang handal.
3.
lembaga pelatihan kerja pemerintah
Lembaga pelatihan kerja swasta
LPK perusahaan
4.
1) Standar 1: SKKNI dan Standar Lainnya
2) Standar 2: Kurikulum yang Terstruktur
3) Standar 3: Bahan atau Materi Pelatihan
4) Standar 4: Asesmen
5) Standar 5: Kualifikasi Staf
6) Standar 6: Fasilitas dan Perlengkapan
42
7) Standar 7: Sistem Tata Kelola
8) Standar 8: Layak Keuangan
5. Sertifikat kompetensi kerja adalah bukti tertulis yang diterbitkan oleh lembaga
sertifikasi profesi terakreditasi yang menerangkan bahwa seseorang telah
menguasai kompetensi kerja tertentu sesuai dengan SKKNI
6.
1. Urgensi
a. Membantu perusahaan dalam pemenuhan kebutuhan tenaga
kerja
b. Menyediakan pelatihan ketrampilan bagi kaum muda untuk
mempersiapkan diri memasuki dunia kerja
2. Manfaat
a. Perusahaan : Menghasilkan tenaga kerja sesuai dengan
standar industri dan kebutuhan perusahaan
b. Peserta : Mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan
sesuai dengan standar pelatihan
43
BAB IV
PRODUKTIVITAS KERJA
A. Konsep Produktivitas
Berbicara mengenai produktivitas terdapat data bahwa selama periode
tahun 2011 - 2016, produktivitas tenaga kerja di Indonesia terus
mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan kualitas tenaga kerja di
Indonesia semakin baik. Meskipun berdasarkan laporan World Economic
Forum (WEF) 2016, posisi daya saing Indonesia masih lebih rendah dari
negara tetangga di Asia Tenggara, seperti Thailand, Malaysia, dan
Singapura. Dengan skor 4,52, Indonesia berada pada posisi nomor 41
diantara 138 negara. Namun dengan posisi tersebut, Indonesia masih
unggul dibandingkan dengan Filipina, Vietnam, Kamboja dan Laos.
85
79.66
80 78.18
74.73
75 72.33
67.84 68.68
70
65
60
2011 2012 2013 2014 2015 2016
(dalam Juta Rupiah)
44
1. Pengertian Produktivitas
45
jumlah produksi (output) dengan sumber daya yang digunakan
(input) (Toni Setiawan, 2012: 148)
P P = O/ I
Dimana : P = Produktivitas
O = Output
I = Input
Contoh:
Tahun 2016 produksi 600 unit dengan tenaga kerja 20 orang dan
tahun 2017 produksi meningkat menjadi 900 unit, tetapi tenaga
kerja menjadi 40 orang. Ini berarti ada peningkatan produksi dari
tahun 2016 ke tahun 2017 sebesar 900 – 600 unit = 300 unit,
akan tetapi produktivitas MENURUN dari 600/20 = 30 pada tahun
2016, menjadi 900/40 = 22,5 pada tahun 2017. Demikian juga
sebaliknya produksi dapat menurun, tetapi produktivitasnya naik.
46
Pengukuran efisiensi adalah penentuan outcome dan penentuan
jumlah sumber daya yang dipakai untuk menghasilkan outcome
dan penentuan jumlah sumber daya yang dipakai untuk
menghasilkan outcome tersebut. Di sektor swasta dan di banyak
kasus sektor publik, efisiensi dan produktivitas dianggap sinonim.
Selain efisiensi, produktivitas juga dikaitkan dengan kualitas
output yang diukur berdasarkan beberapa standar yang telah
ditetapkan sebelumnya
2. Manfaat Produktivitas
a. Tingkat Makro
1). Meningkatkan daya saing khususnya dalam perdagangan
internasional
untuk menambah pendapatan Negara.
2). Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sehingga meningkatkan
standar
hidup dan martabat bangsa.
3). Memperkokoh eksistensi dan potensi bangsa yang berarti
memantapkan ketahanan nasional.
4). Sebagai alat untuk membantu merumuskan kebijakan dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
5). Tumbuhnya dunia usaha yang membawa pengaruh
bertambahnya
lapangan kerja.
b. Tingkat Mikro
1). Memperkuat daya saing perusahaan, karena dapat
memproduksi.
dengan biaya produksi yang lebih rendah dan mutu produksi
lebih baik.
2). Menunjang kelestarian dan perkembangan perusahaan.
3). Menunjang terwujudnya hubungan industrial yang lebih baik.
4). Mendorong tercipnya perluasan lapangan kerja.
c. Tingkat Individu
1). Meningkatkan pendapatan dan jaminan sosial.
2). Meningkatkan harkat dan martabat serta pengakuan potensi
individu
3). Meningkatkan motivasi kerja dan keinginan berprestasi
47
3. Faktor faktor yang mempengaruhi produktivitas
b. Faktor mikro
1). Kondisi internal yang meliputi produk dan pegawai
2). Pabrik dan perlengkapannya
3). Organisasi dan sistem teknologi
4). Metode kerja , bahan dan energy
48
5). Manajemen, organisasi dan sistem
c. Faktor eksternal
1). Kebijakan pemerintah
2). Kondisi social politik
3). Ekonomi dan Hankam
4). Sumber daya alam lainnya
d. Faktor individu
1). Sikap mental (motivasi kerja, disiplin dan etika kerja)
2). Tingkat penghasilan
3). Gizi dan kesehatan
4). Jaminan social
5). Lingkungan dan iklim kerja
6). Pendidikan
7). Sarana produksi
8). Keterampilan
9). Teknologi
10).Kemampuan manajerial
11).Kesempatan berprestasi
49
D. Upaya Peningkatan Produktivitas
50
2. Pengembangan organisasi (organization development)
Merupakan alat untuk menganalisis situasi yang perlu diubah. Hal ini
memfasilitasi perubahan dalam organisasi dengan meminimalkan usaha
dengan gangguan.
Evaluasi:
51
Jawaban
P P = O/ I
Dimana : P = Produktivitas
O = Output
I = Input
52
4. 7 (tujuh) faktor individu yang mempengaruhi produktivitas (total
ada 11)
1). Sikap mental (motivasi kerja, disiplin dan etika kerja)
2). Tingkat penghasilan
3). Gizi dan kesehatan
4). Jaminan social
5). Lingkungan dan iklim kerja
6). Pendidikan
7). Sarana produksi
8). Keterampilan
9). Teknologi
10).Kemampuan manajerial
11).Kesempatan berprestasi
5. Maksud dilakukan program penyadaran produktivitas adalah
untuk menumbuhkan budaya produktif pada unsur pemerintah,
dunia usaha dan masyarakat, dalam pelaksanaan aktivitas
kehidupan senantiasa berorientasi kepada prinsip produktivitas
53
DAFTAR PUSTAKA
54
GLOSARI
55
PUS
DIKL
ATPE
GAWAI
KEMNAKE
RRI
J
l.Pus
dik
latDepna
ker
,KampungLembur,
Kel
./
Kec
.Maka
ssar
,Ja
kart
aTi
mur13570
Tel
p.:(
021)8090804/8090952 -Fax
.:(
021)8090739